Nomor Revisi :
Tanggal Terbit : 4 Agustus 2022
Jumlah Halaman :
PEDOMAN
PELAYANAN DAN PROGRAM KESEHATAN IBU
PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan pedoman pelayanan dan program Kesehatan Ibu (KI)
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Pedoman ini disusun sebagai salah satu upaya
untuk memberikan acuan bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan dan
program kesehatan ibu di wilayah Kecamatan Tanah Abang.
Pedoman ini berisi tentang acuan pelayanan dan program kesehatan ibu yang
dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Oleh karena itu, setelah
berbagai masukan dan saran penyempurnaan dokumen ini dilakukan, maka pedoman
ini hendaknya dijadikan pedoman bagi pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan terkait kesehatan ibu di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang ke
masyarakat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. TUJUAN PEDOMAN........................................................................................2
1. Tujuan Umum.............................................................................................2
2. Tujuan Khusus............................................................................................2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN.....................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN..................................................................................10
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.......................................................10
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN............................................................................10
C. JADWAL KEGIATAN........................................................................................10
BAB III STANDAR FASILITAS........................................................................................11
A. DENAH RUANG...............................................................................................11
B. STANDAR FASILITAS.....................................................................................11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..........................................................................12
A. ANTENATAL CARE.........................................................................................12
B. POSTNATAL CARE.........................................................................................15
BAB V LOGISTIK............................................................................................................17
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM........................................18
BAB VII KESELAMATAN KERJA....................................................................................19
A. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA..........................................................19
B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI.......................................................19
BAB VIII PENGENALAN MUTU......................................................................................20
BAB IX PENUTUP...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil yang kemudian disebut pelayanan
antenatal (ANC) terpadu adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses
persalinan yang komprehensif dan berkualitas. Pelayanan ini bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil untuk memperoleh pelayanan antenatal yang
komprehensif dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan
persalinan dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang
sehat dan berkualitas. Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang
menyenangkan dan memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil
dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, istri dan ibu.
Secara nasional, akses masyarakat Indonesia terhadap pelayanan
kesehatan ibu cenderung semakin membaik. Dimana tren Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari 359 / 100.000 kelahiran
hidup (data SDKI tahun 2012) menjadi 305 / 100.000 kelahiran hidup (data
SUPAS tahun 2015). Namun demikian, jika dibandingkan dengan target
Millenium Development Goals (MDG) 5 pada tahun 2015 sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup, sehingga Indonesia masih memerlukan upaya dan kerja
keras untuk mencapainya.
Di Provinsi DKI Jakarta juga terjadi tren penurunan Angka kematian Ibu
(AKI) dari tahun ke tahun. menurut Renstra DKI Jakarta tahun 2018-2022
didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai berikut : 61.67 (2013), 59.07
(2014), 56.54 (2015), 53.22 (2016), 41.56(2017). walaupun terjadi tren
penurunan, namun angkar tersebut belum mencapai target yang di tetapkan.
dimana target tersebut adalah 55.00 (2013), 50.00 (2014), 40.00(2013),
35.00(2014), 30.00 (2015).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu,secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan,
preeklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan
terlalu dekat jarak kelahiran). Sedangkan menurut data SUPAS tahun 2015
penyebab langsung kematian ibu adalah Akibat gangguan hipertensi sebanyak
33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric 15.7%,
komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06% dan penyebab
lainnya 4.81%. SDGs menargetkan pada tahun 2030 diharapkan Angka
Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran
Untuk Angka Kematian neonatal (AKN) didapat 15 / 1000 Kelahiran Hidup
(KH) menurut SDKI tahun 2017 yang disebabkan oleh komplikasi kejadian
intraparum tercatat 283%, akibat gangguan respiratori dan kardiovaskular 21.3%,
BBLR dan premature 19%, kelhiran kongenital 14, 8%, akibat tetanus
neonatorum 1,2%, infeksi 7.3% dan akibat lainnya 8.2%. SDGs menargetkan
pada tahun 2030 mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir
dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian
neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian
balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran.
AKI yang belum dapat mencapai target sebagaimana yang telah
ditetapkan disebabkan pula dari pencapaian indikator-indikator kegiatan pada
Renstra DKI Jakarta yang belum maksimal seperti “Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil (K4)”, “Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidah/Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan”, dan “Cakupan Pelayanan Ibu Nifas”.
Situasi pengendalian penyakit menular menunjukkan kondisi yang optimal
melalui upaya-upaya preventif dan promotif yang baik dengan tercapainya target
i
indikator “Persentase Cakupan Universal Child Immunization (UCI)” dan
“Investigasi Rumor KLB/KLB kurang atau sama dengan 24 Jam”. Pengendalian
penyakit Tuberkulosis (TB) juga menunjukkan kinerja yang baik melalui tercapai
“Persentase Penemuan kasus kasus baru TB paru BTA Positif”. Namun, masih
harus meningkatkan upaya preventif dan promotif terkait pengendalian penyakit
HIV, terutama pada remaja, dikarenakan masih rendahnya capaian indikator
“Proporsi jumlah penduduk usia 15 sampai 24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentan HIV/AIDS.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan
antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik
perorangan/kelompokperlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu,
mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang
meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi,
HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular seksual), penanganan penyakit tidak
menular serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan
kebutuhan program.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
2. Tujuan khusus
a. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu (KI) di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu (KI)
c. Menjadi acuan pengembangan pelayanan upaya kesehatan masyarakat di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
i
penyakit penyerta pada ibu hamil termasuk didalamnya pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Pelayanan ANC oleh dokter pada trimester 3 (tiga)
dilakukan perencanaan persalinan, termasuk pemeriksaan ultrasonografi
(USG) dan rujukan terencana bila diperlukan.
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi dan kewenangan. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
harus dilakukan sesuai standar dan dicatat dalam buku KIA. Standar
pelayanan antenatal meliputi 10T, yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri
(Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa
kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan
darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B,) malaria pada
daerah endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti
gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA),
kusta, malaria daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk
kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini talasemia dan
pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.
10. Temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa. Informasi yang
disampaikan saat konseling minimal meliputi hasil pemeriksaan,
perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu hamil, kesiapan
mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas,
persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan, perawatan bayi baru
lahir, inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif.
Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki vaksin tetanus
difteri dan/atau pemeriksaan laboratorium, fasilitas pelayanan kesehatan dapat
berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas untuk
penyediaan dan/atau pemeriksaan, atau merujuk ibu hamil ke Puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang dapat melakukan pemeriksaan
tersebut.
Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan komprehensif dan
berkualitas yang dilakukan secara terintegrasi dengan program pelayanan
kesehatan lainnya. Tujuan khusus ANC terpadu adalah:
1. Memberikan pelayanan antenatal terpadu, termasuk konseling kesehatan, dan
gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2. Pemberian dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan keadaan ibu hamil
pada setiap kontak dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis
dan interpersonal yang baik.
3. Menyediakan kesempatan bagi seluruh ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu minimal 6 kali selama masa kehamilan.
4. Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.
5. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
6. Melakukan tata laksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin atau melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang ada.
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus mampu
melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko, komplikasi kebidanan,
gangguan jiwa, penyakit menular dan tidak menular yang dialami ibu hamil serta
melakukan tata laksana secara adekuat (termasuk rujukan apabila diperlukan)
sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan bersih dan aman.
Masalah yang mungkin dialami ibu hamil antara lain:
i
1. Masalah gizi: anemia, KEK, obesitas, kenaikan berat badan tidak sesuai
standar
2. Faktor risiko: usia ibu ≤16 tahun, usia ibu ≥35 tahun, anak terkecil ≤2 tahun,
hamil pertama ≥4 tahun, interval kehamilan >10 tahun, persalinan ≥4 kali,
gemeli/kehamilan ganda, kelainan letak dan posisi janin, kelainan besar janin,
riwayat obstetrik jelek (keguguran/gagal kehamilan), komplikasi pada
persalinan yang lalu (riwayat vakum/forsep, riwayat perdarahan
pascapersalinan dan atau transfusi), riwayat bedah sesar, hipertensi,
kehamilan lebih dari 40 minggu.
3. Komplikasi kebidanan: ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, hipertensi
dalam kehamilan/preeklampsia/eklampsia, ancaman persalinan prematur,
distosia, plasenta previa,dll.
4. Penyakit tidak menular: hipertensi, diabetes mellitus, kelainan jantung, ginjal,
asma, kanker, epilepsi, gangguan autoimun, dll.
5. Penyakit menular: HIV, sifilis, hepatitis, malaria, TB, demam berdarah, tifus
abdominalis, dll.
6. Masalah kejiwaan: depresi, gangguan kecemasan, psikosis, skizofrenia.
i
d. Program pengendalian Malaria dengan pelayanan ibu hamil untuk daerah
endemis tinggi malaria, pada kunjungan pertama (K1) ANC semua ibu hamil
dilakukan:
e. Pemberian kelambu berinsektisida
f. Skrining darah malaria (RDT/mikroskopis)
g. Pemberian terapi pada ibu hamil positif malaria
i
g. Perencanaan ketersediaan logistik (obat dan reagen) dilaksanakan secara
berjenjang mulai dari Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota sampai Provinsi dan berkoordinasi dengan Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
h. Pencatatan valid berdasarkan nomor induk kependudukan (NIK).
i. Monitoring, evaluasi, pembinaan dan pengawasan teknis serta umpan balik
PPIA sebagai upaya kesehatan masyarakat
i
melahirkan, bayinya, masa kanak dan masa remaja. Beberapa masalah dan
gangguan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat terjadi antara lain:
a. Stres
b. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
c. Gangguan Panik
d. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
e. Gangguan Bipolar
f. Gangguan Somatoform
g. Gangguan Stres Paska Trauma
h. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
i. Gangguan Depresi
j. Gangguan Skizofrenia
Pemeriksaan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat dilaksanakan
saat melaksanakan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan primer
sebagai berikut:
a. Melaksanakan skrining (deteksi dini) masalah kesehatan jiwa pada ibu hamil
saat pemeriksaan kehamilan melalui wawancara klinis. Jangan lupa
menanyakan faktor risiko gangguan kesehatan jiwa, riwayat masalah
kesehatan jiwa yang pernah dialami dan penggunaan NAPZA. Pemeriksaan
kesehatan jiwa pada ibu hamil minimal dilakukan pada trimester pertama
dan trimester ketiga. Apabila pada trimester pertama ditemukan
masalah/gangguan jiwa, maka akan dievaluasi setiap kunjungan.
b. Jika gangguan jiwa tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan
primer, segera merujuk ke RS atau ahli jiwa di wilayah kerja fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
c. Kelola stres dengan baik dengan cara: rekreasi, senam ibu hamil, jalan
sehat, relaksasi, curhat dengan orang yang tepat, makanan berserat,
berpikir positif, kurangi tuntutan diri sendiri, ekspresikan stres, duduk santai,
tidak membandingkan diri dengan orang lain, menghitung anugrah, melatih
pernafasan, mendengarkan musik dan sebagainya.
d. Mempromosikan gaya hidup Ceria yaitu cerdas intelektual, emosional dan
spiritual, empati dalam berkomunikasi yang efektif, rajin beribadah sesuai
agama dan keyakinan, interaksi yang bermanfaat bagi kehidupan, asih,
asah dan asuh tumbuh kembang dalam keluarga dan masyarakat. Dengan
demikian fasilitas pelayanan kesehatan primer sedini mungkin
mempersiapkan kondisi kejiwaan ibu hamil agar tetap sehat selama masa
kehamilan, melahirkan bayi dan ibu yang sehat paska melahirkan.
7. Pelayanan Keguguran
Keguguran merupakan kematian janin dalam kandungan sebelum usia
kehamilan mencapai 20 minggu. Ibu yang mengalami keguguran wajib
mendapat pelayanan kesehatan asuhan pascakeguguran yang berupa
pelayanan konseling dan pelayanan medis. Konseling dalam asuhan pasca
keguguran dilakukan setidaknya untuk 3 (tiga) tujuan, yaitu:
a. Membantu perempuan mengambil keputusan terkait tatalaksana klinis yang
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Memberikan dukungan psikososial kepada perempuan dan mengidentifikasi
adanya kebutuhan layanan psikososial lebih lanjut
c. Membantu perempuan merencanakan kehamilan selanjutnya dan
mengambil keputusan terkait penggunaan kontrasepsi pasca keguguran
sesuai kebutuhannya
Pelayanan konseling harus dilakukan baik sebelum dan sesudah pelayanan
medis, meliputi:
a. Konseling dukungan psikososial
Selama konseling, petugas kesehatan perlu:
1. Melakukan penapisan masalah psikologis, seperti depresi dan ansietas
2. Mengidentifikasi perempuan dengan kondisi psikososial khusus
i
3. Menggali suasana perasaan perempuan, khususnya rasa berduka,
kecemasan, dan rasa tertekan
4. Mengidentifikasi rencana tindak lanjut yang dibutuhkan (termasuk
pemberian obat dan rujukan)
5. Memberikan dukungan emosional
6. Meminta persetujuan (informed consent) untuk pemberian layanan atau
rujukan.
b. Konseling Pelayanan Medis
Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui dan diputuskan oleh
pasien terkait asuhan pasca keguguran yang akan ia terima. Hal yang
pertama berkaitan dengan tata laksana klinis, khususnya evakuasi hasil
konsepsi. Untuk itu, selama konseling diberikan, petugas kesehatan perlu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan tatalaksana medis berdasarkan kondisi medis
pasien
2. Menjelaskan berbagai pilihan tatalaksana medis yang dapat dilakukan
beserta manfaat/keunggulan dan risiko/kekurangannya
3. Mengidentifikasi kebutuhan rujukan untuk tatalaksana medis lebih lanjut
4. Meminta persetujuan (informed consent) untuk dilakukannya tatalaksana
medis atau rujukan
Pasien akan lebih dapat menerima tata laksana klinis yang diberikan
ketika itu datang dari pilihannya sendiri. Dengan demikian, informasi yang
perlu dijelaskan terkait hal ini meliputi:
1. Pilihan metode atau prosedur klinis yang diperlukan untuk
menatalaksana masalah pasien
2. Apa yang akan dilakukan selama dan setelah prosedur berlangsung
3. Apa yang mungkin akan dirasakan oleh pasien (kram seperti menstruasi,
nyeri, dan perdarahan)
4. Lama berlangsungnya proses tersebut
5. Berbagai pilihan pengelolaan nyeri, risiko dan komplikasi terkait prosedur
yang dilakukan
6. Kapan pasien dapat kembali melakukan aktivitas, termasuk berhubungan
seksual
7. Perawatan Lanjutan
Petugas Kesehatan kemudian memberikan rekomendasi tata laksana
yang paling sesuai berdasarkan usia kehamilan dan kondisi medis pasien,
serta keuntungan serta kerugian dari berbagai pilihan prosedur yang ada.
i
1. tindakan pengeluaran hasil konsepsi secara farmakologis dan/atau
operatif; (termasuk pematangan serviks, pemberian antibiotika profilaksis,
dan pencegahan infeksi)
2. tata laksana nyeri; dan
3. tata laksana pascatindakan pengeluaran sisa hasil konsepsi:
pemeriksaan jaringan dan tatalaksana komplikasi.
Ketentuan mengenai pelayanan medis pascakeguguran mengacu
pada standar pelayanan kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
i
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pendidikan Sertifikasi
No. Jenis Tenaga Jumlah
Formal yang dimiliki
Koordinator pelayanan
S1
1. dan program Kesehatan STR aktif 1 Orang
Kedokteran
Ibu dan Anak (KI)
Dokter pelaksana
S1
2. pelayanan kesehatan ibu STR aktif 1 Orang
Kedokteran
(KI)
Bidan pelaksana
Minimal D3
3. pelayanan dan program STR aktif 4 Orang
Kebidanan
Kesehatan Ibu (KI)
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
i
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
Seluruh staf bekerja dari hari Senin-Jumat dari jam 08.00 – 16.00 (Senin –
Kamis), 08.00 - 16.30 (Senin – Jumat), area kerja meliputi internal
puskesmas dan eksternal puskesmas di wilayah Kecamatan Tanah Abang.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
1. Kondisi Bangunan dan Prasarana Fisik
NO. JENIS KELENGKAPAN KETERANGAN
1. Gedung Unit Kesehatan Ibu
2. Ventilasi Terdapat Jendela yang bisa dibuka lebar
3. Penerangan (Lampu) Secukupnya
4. Air Mengalir Bersih Secukupnya
5. Daya Listrik Secukupnya
6. Terdiri dari 2 ruangan, 1 ruangan untuk
Tata Ruang pemeriksaan ibu hamil, 1 ruangan untuk
pemeriksaan ibu nifas.
7. Tempat Penampungan Tidak Membutuhkan
8. Tempat Penampungan /
Tempat sampah domestik, tempat sampah
Pengolahan Limbah
infeksius, tempat sampah benda tajam
Padat
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
9. Tatalaksana/penanganan Kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
i
kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah
darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular. Setiap ibu hamil harus tahu
mengenai gejala-gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular
karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konseling di daerah Epidemi
meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah
epidemic rendah. Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV
dan segera diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu
ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan
konseling Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Bagi
ibu hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV
negatif diberikan penjelasan untuk menjaga HIV negative selama hamil,
menyusui dan seterusnya.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif Setiap ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi
lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB paska persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang
pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan
dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.
j. Imunisasi Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang
masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi
mengalami tetanus neonatorum.
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.
i
a. Pemeriksaan dan tata laksana terpadu masa
nifas
b. Identifikasi risiko dan komplikasi;
c. Penanganan risiko dan komplikasi,
d. Konseling; dan
e. Pencatatan pada Buku KIA dan Kartu Ibu/Rekam medis
i
3. Frekuensi kunjungan masa nifas
a. 6-8 jam setelah persalinan
1) Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk
jika perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypothermia
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan.
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal tidak ada
bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam.
3) Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. 2 minggu setelah persalinan Sama seperti 6 hari setelah persalinan
d. 6 minggu setelah persalinan
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami.
2) Memberikan konseling KB secara dini.
i
BAB V
LOGISTIK
i
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
i
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
i
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Kalibrasi Alat
Setiap alat medis yang digunakan oleh unit Kesehatan Ibu harus dilakukan kalibrasi
agar hasil yang diberikan sesuai standar. Selain kalibrasi dilakukan perbaikan jika ada
Adapun jadwal kalibrasi adalah:
i
sesuai standar
Denominator Jumlah semua ibu hamil di wilayah dalam satu tahun
Kriteria Inklusi Seluruh ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar
Kriteria Eksklusi Selain ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar di wilayah Kecamatan Tanah Abang
Metodelogi Observasi
Pengumpulan Data
Tipe pengukuran Outcome
Sumber data Kohort ibu
Waktu Pelaporan Maksimal tanggal 25 setiap bulan
Frekuensi Pelaporan Setiap bulan
Target Kinerja 100%
Jumlah Sampel Total ibu hamil
Area Monitoring Wilayah Kecamatan Tanah Abang
Rencana Komunikasi Sosialisasi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayana Kontrasepsi, dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendaliaan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2010
i
Kriteria Inklusi Semua ibu hamil K1 mendapatkan pemeriksaan triple
eliminasi di Pukesmas Tanah Abang
Kriteria Eksklusi Selain Ibu hamil K1 mendapatkan pemeriksaan triple
eliminasi di Pukesmas Tanah Abang
Metodelogi Observasi
Pengumpulan Data
Tipe pengukuran Outcome
Sumber data Kohort ibu, register antenatal
Waktu Pelaporan Maksimal tanggal 30 setiap bulan
Frekuensi Pelaporan Setiap bulan
Target Kinerja 100%
Jumlah Sampel Total ibu hamil K1 di Puskesmas Tanah Abang
Area Monitoring Wilayah Kecamatan Tanah Abang
Rencana Komunikasi Sosialisasi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayana
Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendaliaan Coronavirus Disease
2019 (COVID-19)
3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010
2.
Definisi Operasional Melakukan identifikasi pasien ibu hamil di Puskesmas Tanah
Abang
Bagian/ Unit UKP
Pesron In charge Pelaksana pelayanan kesehatan ibu
Kebijakan Mutu Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang No 17 Tahun 2021 Tentang Penetapan Indikator
Mutu Kinerja dan Perilaku Serta Sasaran Keselamatan
Pasien Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Rasionalisasi Melakukan identifikasi pasien ibu hamil di Puskesmas Tanah
Abang
Formula Kalkulasi Melakukan identifikasi pasien ibu hamil di Puskesmas Tanah
Abang x 100 %
Jumlah pasien ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di
Puskesmas Tanah Abang
Numerator Melakukan identifikasi pasien ibu hamil di Puskesmas Tanah
Abang
Denominator Jumlah pasien ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di
Puskesmas Tanah Abang
Kriteria Inklusi Melakukan identifikasi pasien ibu hamil di Puskesmas Tanah
Abang
i
Kriteria Eksklusi Selain Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di
Puskesmas Tanah Abang
Metodelogi Observasi
Pengumpulan Data
Tipe pengukuran Outcome
Sumber data Kohort ibu, register antenatal
Waktu Pelaporan Maksimal tanggal 30 setiap bulan
Frekuensi Pelaporan Setiap bulan
Target Kinerja 100%
Jumlah Sampel Total ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Tanah Abang
Area Monitoring Wilayah Kecamatan Tanah Abang
Rencana Komunikasi Sosialisasi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayana Kontrasepsi, dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendaliaan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2010
3.
i
BAB IX
PENUTUP
i
DAFTAR PUSTAKA
i
Keterangan :
1. Jenis text isi : Arial
2. Teks judul BAB : Bold/cetak tebal, Kapital
3. Line Spacing isi :1
4. Text Alignment : Justify
5. Ukuran Kertas : F4
6. Margin atas : 1,5 cm
7. Margin kiri : 2 cm
8. Margin kanan : 3 cm
9. Margin bawah : 2 cm