Anda di halaman 1dari 12

1

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KALA III



Untuk Melengkapi Mata Kuliah Semester 3 Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir
Disusun oleh:
Asri Lestari
Nely Apec Cilviya
Retno Budiyanti
Sevrina
Vanny Suciana

TINGKAT 2 A
Dosen Pembimbing :
Erlin Puspita SST, M.Keb

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
JURUSAN KEBIDANAN
2

JL.R.S. FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATAN
2013/2014
PRAKATA







Segala puji hanya milik Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada Allah kami
mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan akhirat. Segala keselamatan dan
kesejahteraan tetap tercurahkan kepada penghulu semua utusan dan pemimpin kita
Nabi Muhammad saw dan kepada keluarga, para sahabat yang mengikuti beliau.
Ammaa badu.


Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas ini
walaupun masih sangat sederhana.


Penulis menyadari dengan tersusun dan selesai tugas yang berjudul
Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Kala III, karena bimbingan dan bantuan semua
pihak.


Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membimbing dan membantu menyusun tugas ini sampai selesai.


Jakarta, 13 September 2013
Penulis.









3




DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang. 4
1.2 Rumusan Masalah.. 4
1.3 Tujuan....................... 5
Bab II Tinjauan Teori. 6
2.1.1 Perubahan Fisiologi Kala III 6
2.1.2 Fase Pengeluaran Plasenta 6
a. Macam Pelepasan Plasenta... 7
b. Tanda- Tanda Pengeluaran 7
c. Prasat Untuk Mengetahui Plasenta Lepas.. 8
dari Tempat Implantasinya
2.2.1 Perubahan Psikologi Kala III 9
Bab III Penutup.......... 10
3.1 Kesimpulan. 11
3.2 Saran. 12












4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dapat
diwujudkan dengan memberikan asuhan pada ibu bersalin secara
tepat. Periode kala III persalinan dimulai saat proses lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta. Komplikasi utama yang terkait dengan
periode ini adalah perdarahan pasca persalinan, yang merupakan
penyebab paling umum dari morbiditas dan mortalitas ibu di negara-
negara berkembang. Bahkan di negara maju, meskipun angka kematian
ibu jauh lebih rendah, Perdarahan pasca persalinan tetap menjadi
perhatian utama.
Peristiwa ini dilatarbelakangi kejadian tromboemboli dan penyakit
hipertensi sebagai penyebab umum kematian ibu pada wanita yang
kehamilannya berlanjut setelah 20 minggu. Selama kala ini, fokus dan
perasaan emosional serta keadaan fisik ibu sering kali berubah secara
spontan. Untuk memfasilitasi diperolehnya hasil akhir yang aman dan
sehat untuk ibu dan bayinya, kesehatan antenatal dan juga persiapan
intrapartum, keterampilan, ketekunan, dan keahlian bidan merupakan
faktor yang sangat penting.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka kami membuat makalah ini.
Dengan maksud agar para bidan dapat memahami Perubahan Fisiologi
dan Psikologi yang terjadi pada Kala III dengan tepat sehingga
menngurangi perdarahan postpartum, menekan angka kematian ibu, dan
akhirnya dapat meningkatkan derajat hidup masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud kala III dalam persalinan?
Bagaimana perubahan fisiologi dalam kala III?
Bagaimana perubahan psikologi ibu dalam kala III?
Bagaimana penanganan yang baik pada kala III?
5

1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui perubaha
perubahan yang terjadi pada kala III persalinan, yaitu perubahan fisiologi
dan perubahan psikologi.




























6

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1.1 Perubahan Fisiologi Kala III

Kala III persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta/uri.
Rata rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun
multipara. Setelah kelahiran plasenta dan selaput janin, pesalinan aktif
selesai. Tempat implantasi palsenta sering pada dinding depan dan
belakang korpus uteri atau dinding lateral. Sangat jarang tedapat pada
fundus uteri. Bila terletak pada segmen bawah Rahim, keadaan ini disebut
plasenta previa.


2.1.2 Fase Pengeluaran Plasenta
Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi
uterus ( spontan atau dengan stimulus ) setelah kala dua selesai. Berat
plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas
dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan
pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan
dengan penonjolan bagian ibu atau bagian janin.

Pada kala III, otot uterus ( miometrium ) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

7






Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan
penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantasi plasenta. Akibatnya,
plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.


a. Macam Pelepasan Plasenta
1) Metode Ekspulsi Schultze
Pelepasan ini dimulai dari tengah ( sentral ) sehingga terjadi
bekuan retroplacenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali
pusat dari vagina ( tanda ini dikemukakan oleh Ahfled ). Cara
pelepasan ini paling sering terjadi. Tanda pelepasan dari tengah ini
mengakibatkan perdarahan tidak terjadi sebelum plasenta lahir.
Perdarahan banyak terjadi segera setelah plasenta lahir.
2) Metode Ekspulsi Matthew-Duncan
Pelepasan ini terjadi dari pinggir atau bersamaan dari pinggir dan
tengah plasenta. Hal ini mengakibatkan terjadi semburan darah
sebelum plasenta lahir. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400
ml. Bila lebih hal ini patologik. Lebih besar kemungkinan pada
implantasi lateral.

Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus
segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan
perdarahan segera berhenti.

Pada keadaan normal menurut
Caldeyro-Barcia akan lahir spontan dalam waktu kurang lebih 6
menit setelah anak lahir lengkap.
b. Tanda Tanda Pelepasan Plasenta
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah
8

pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke
bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau
alpukat dan fundus berada di atas pusat ( seingkali mengarah ke
sisi kanan ).

2) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.

3) Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah ( retroplasental pooling ) dalam ruang di antara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas.
Tanda ini kadang kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah
bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.
c. Prasat Untuk Mengetahui Plasenta Lepas Dari Tempat Implantasinya

1) Prasat Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.
Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis.
Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta lepas dari dinding uterus.
Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya
sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.
2) Prasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.
Tangan kiri mengetuk fundus uteri.
9

Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Bila tidak terasa getaran, maka plasenta telah lepas.
3) Prasat Klein
Ibu diminta untuk mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah.

Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke


dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

Bila pengedanan dihentikan dan tali pusat menetap, maka


plasenta telah terlepas.

Karena usaha usaha untuk mengeluarkan plasenta sebelum terlepas
sia sia saja dan mungkin berbahaya, yang paling penting adalah
mengenali tanda tanda pelepasan plasenta.

2.2.1 Perubahan Psikologi Kala III
Perubahan peubahan psikologis ibu yang terjadi pada kala III :
1) Ibu sudah tidak memperlihatkan ketakutan dan kecemasan karena bayi
telah lahir
2) Ibu lebih tenang karena pikiran terfokus pada bayi, dan sudah tidak
menghiraukan rasa sakit pasca melahirkan janin
3) Ibu mengikuti instruksi tenaga kesehatan yang menolong persalinan
dengan baik, ketika diminta untuk mengejan pada saat proses
pengeluaran plasenta
4) Ibu merasa letih dan merasa nyaman saat melakukan IMD ( Inisiasi
Menyusui Dini )
5) Ibu memperlihatkan rasa bahagia karena telah selesai melalui tahap
persalinan aktif dan bayi dapat terlahir dengan selamat.





10


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kala III persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya
plasenta/uri. Rata rata lama kala III berkisa 15-30 menit, baik primipara
maupun multipara. Setelah kelahiran plasenta dan selaput janin, pesalinan
aktif selesai.
Kala III terdiri dari 2 fase, yaitu fase pelepasan plasenta dan fase
pengeluaran plasenta.
Penyebab terlepasnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi
uterus ( spontan atau dengan stimulus ) setelah kala dua selesai. Berat
plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas
dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan
pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan
dengan penonjolan bagian ibu atau bagian janin.
Pada fase pengeluaran plasenta, terdapat metode metode untuk
mengeluarkan plasenta, dan pula prasat prasat untuk mengetahui dan
memastikan apakah plasenta sudah terlepas atau belum dari tempat
implantasinya. Hal tersebut dilakukan setelah terdapat tanda tanda
bahwa plasenta sudah terlepas.
Di dalam Kala III persalinan terdapat metode macam macam
pelepasan plasenta, tanda tanda plasenta telah terlepas, serta caa
cara pengeluaran plasenta.
Pada Kala III, psikologis ibu membaik dibandingkan dengan Kala I
dan Kala II. Karena, pada Kala III, ibu lebih rileks, perasaan tenang dan
nyaman, serta bahagia karena telah berhasil melahirkan janin. Sehingga,
dalam proses pengeluaran plasenta, emosi ibu bisa dikendalikan karena
ibu lebih terfokus pada janin yang baru dilahirkan.


11

3.2 Saran

Tugas ini dibuat untuk melengkapi mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Tugas ini berisi informasi mengenai
perubahan fisiologi dan psikologi yang terjadi pada persalinan kala III.
Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
sehingga pembaca mendapatkan informasi baru tentang kebidanan.
Penyusun juga memohon maaf apabila di dalam tugas ini masih banyak
kekurangan.
Penyusun bersedia menerima kritik dan saran yang membangun,
agar dikemudian hari kami dapat menyelesaikan tugas lebih baik lagi.
Terima kasih kepada para pembaca yang bersedia menerima informasi
yang kami berikan melalui tugas ini.




















12

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohadjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka.

Sumarah, dkk. Perawatan Ibu Bersalin. Jakarta : Fitramaya

JNPKKR Depatemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Asuhan
Pesalinan Normal.

Anda mungkin juga menyukai