BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 99% kematian ibu akibat
masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di
Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 51
negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin
Departemen kesehatan menargetkan angka kematian ibu pada tahun 2010 sekitar 226
orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang pertahun. Untuk mencapai target mellenium
Development Goal (MDGs) 2015 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. butuh upaya yang lebih keras serta partisipasi sebagai
AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian
ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak
178 kasus. terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus.
Penyumbang kematian terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus terbanyak adalah
eklampsia dan perdarahan, rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan (23%), eklampsi
33%, infeksi 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit lain 42%, (Dinkes Lampung,
2012).
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6
minggu (42 hari) setelah itu. Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi,
dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju ataupun
berkembang perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan
persalinan, sementara keadaannya yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena
resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan.
Beberapa masalah dalam masa nifas adalah putting susu lecet, payudara bengkak, saluran
ASI tersumbat, mastitis, abses payudara, ASI tidak keluar secara optimal sehingga bayi enggan
menyusu, dan bayi menjadi kembung. Umumnya putting susu lecet pada saat menyusui akan
menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh
posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.
Puting susu yang lecet dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada dan salah satu
penyebab kematian ibu di kota Bandar Lampung adalah infeksi. Berdasarkan hasil survey yang
telah dilakukan di BPS Nurhasanah Bandar Lampung terdapat ibu post partum primi yang
mengalami puting susu lecet dan sebagian juga terjadi pada ibu post partum multi. Pada bulan
April 2013 terdapat 29 Ibu Bersalin 16 ibu post partum primi dan 13 ibu post partum multi dan di
BPS Apin Sofia sebanyak 8 Ibu Bersalin 3 ibu post partum primi dan 5 ibu post partum multi
namun hasil dari wawancara dan observasi langsung yang dilakukan di BPS Nurhasanah pada
tanggal 19 Mei 2013, terdapat 3 ibu post partum dan seluruhnya mengalami puting susu lecet.
Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk menyusun Karya Tulis ilmiah dengan judul
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasan Teluk Betung
Bandar Lampung.
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun P1A0 Dengan
Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun
P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun 2013.
2.1 Dapat melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24
Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun 2013.
2.2 Dapat melaksanakan interprestasi data untuk menentukan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS
2.4 Dapat melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
Ny. N Usia 24 Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun
2013.
2.5 Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24
Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun 2013.
2.6 Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun P1A0
Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun 2013.
2.1 Dapat melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia 24 Tahun
P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah Teluk Betung Tahun 2013.
1. Sasaran
Obyek penelitian dalam Study Kasus ini adalah satu orang ibu nifas dengan puting susu lecet
2. Tempat
Study penelitian ini dilakukan di BPS Nurkhasanah Teluk Betung Barat tahun 2013.
3. Waktu
Stady kasus akan dilaksanakan pada tanggal 19 Mei – 23 Mei tahun 2013.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dapat menambah bahan bacaan dan memberikan informasi pada penelitian selanjutnya terutama
Sebagai bahan masukan bagi tempat penelitian untuk dapat mengoptimalkan sistem penyuluhan
Diharapkan pada ibu menyusui yang mempunyai bayi 0 – 11 bulan mengetahui bahwa
penenganan pada puting susu lecet sangat dianjurkan karena untuk mencegah terjadinya
penelitian dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat.
Metodologi Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus deskritif yaitu merupakan
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
1). Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
Wawancara yang dilakukan kepada keluarga atau orang lain mengenai penyakit klien
Adalah suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian pada proses
keperawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi,
yang prinsipnya menggunakan cara–cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu
b. Data Sekunder
Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang pasien yang ada
(Notoatmodjo, 2005; h. 63). Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang
relevan berdasarkan kasus yang dibahas yakni Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan puting
Adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada
dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan–catatan di dalam
Studi dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari data catatan Dokter, Bidan
maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan dan diagnosa sementara.
BAB II
LANDASAN TEORI
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau peurpurium di mulai sejak 2
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari). (Dewi dkk, 2011; h. 1)
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganaya
secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju maupun negara berkembang,
perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan,
sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko
kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan
ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidaktersediaan pelayanan atau
rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup
berkualitas. Rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan
yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan.
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang
mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan kehidupan
yang sangat bermakna selama hidupnya. Keadaan ini di tandai dengan perubahan emosional,
perubahan fisik secara dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian terhadap aturan
yang baru. Termasuk di dalamnya perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu di
samping masa pascapersalinan mungkin menjadi masa perubahan dan penyesuaian sosial
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus diberikan oleh penolong
persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh. Bidan mengajarkan kepada
ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air . Pastikan bahwa ia
mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang
dan baru membersihkan daerah disekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk menghindari / tidak menyentuh daerah luka.
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada hal ini seorang bidan bertugas untuk
pengawasan PPV, pengwasan konsistensi rahim, dan pengawasan keadaan umum ibu. Bila
ditemukan permasalahan, maka harus segera melakukan tindakan sesuai dengan standar
Memberikan pelayanan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat. Ibu-ibu postpartum harus diberikan
pendidikan mengenai pentingnya gizi antara lain kebutuhan gizi ibu menyusui, yaitu sebagai
berikut.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum sebelum menyusui).
d. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai laktasi dan perawatan payudara, yaitu sebagai
berikut.
3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolosterum atau asi yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan mulai dari puting susu yang tidak lecet
a) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan.
b) Biasanya wanita akan menghasilkan ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya setelah
persalinan. Oleh karena itu, penggunaan KB dibutuhkan sebelum haid pertama untuk mencegah
kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah persalinan
c) Sebelum menggunakan KB sebaiknya dijelaskan efektivitasnya, efek samping, untung ruginya,
d) Jika ibu dan pasangan telah memilih metode KB tertentu, dalam 2 minggu ibu dianjurkan untuk
kembali. Hal ini untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik. (Dewi dkk, 2011; h.
2-3)
Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas Dari Berbagai Macam Sumber.
a. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas menurut. Ambarwati dkk (2008; h. 3)
adalah :
2) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan
,mengenal tanda bahaya,menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman
3) Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
b. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas menurut. Sulistyawati (2009; h. 4-5) adalah :
1) Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
Pada awal masa nifas, ibu mengalami masa-masa sulit. Saat itulah, ibu sangat membutuhkan
teman terdekat yang dapat ia andalkan dalam mengatasi kesulitan yang ia alami.
2) Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga. Masa nifas
merupakan masa yang paling efektif bagi bidan untuk menjalankan perannya sebagai pendidik,
dalam hal ini, tidak hanya ibu yang akan mendapatkan materi pendidikan kesehatan, tapi juga
3) Pelaksanaan asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawaatan, pemantauan, penanganan
masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas. Dalam menjalankan peran dan
tanggung jawabnya, bidan sangat di tuntut kemampuannya dalam menerapkan teori yang telah
Masa nifas di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu peurperium dini, peurperium intermedial, dan
remote peurperium.
Peurperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,di anggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
Remote peurperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
5)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa nifas ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karna itu bidan dengan teratur
harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokea, tekanan darah, dan suhu.
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini bertujuan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani
masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan masa nifas dibagi menjadi 4 kali kunjungan:
berlanjut
3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Jika bidan menolong persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus tidak
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca persalinan
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali pusat serta menjaga bayi
c. Dua minggu setelah persalinan sama seperti di atas (enam hari setelah persalinan)
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang di alaminya atau bayinya
Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan
dan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena Air
Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan bayi.
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada. Fungsi dari payudara
adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia yang mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat menyusui 800
gram.
1) Letak : setiap payudara terletak pada sternum yang meluas setinggi kosta kedua dan keenam.
Payudara ini terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada yang disangga oleh
ligamentum sospensorium
2) Bentuk : bentuk masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai
3) Ukuran : ukuran payudara berbeda pada setiap individu, juga tergantung pada stadium
perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada
yang lain.
2. Areola
Adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi. Areola
pada masing-masing payudara memiliki garis tengah kira-kira 2.5 cm. Letaknya mengelilingi
puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulitnya.
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara,
maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan
muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening,
serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus laktiferus
akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi , sedangkan otot-otot yang Longitudinal
akan menarik kembali puting susu tersebut. Bentuk puting ada 4 macam yaitu bentuk yang
Struktur Makroskopis
Gambar. 2.1 Jenis-jenis puting susu
2. Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactiferus
3. Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air
4. Lanjutan setiap duktus laktiferus : meluas dari ampula sampai muara papilla mammae. (Dewi
dkk, 2011; h. 9)
Gambar. 2.2 Struktur Mikroskopis
Proses ini timbul setelah plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin
(hormon plasenta) yang menghambat pembentukan ASI setelah plasenta lepas, hormon plasenta
Hormon hormon yang terlibat dalam pembentukan ASI adalah sebagai berikut:
1) Progesterone
Mempengaruhi tumbuh dan ukuran alveoli. Kadar progesterone dan estrogen menurun sesaat
2) Estrogen
Menstimulus sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat
melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui
3) Prolaktin
4) Oksitosin
Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga
dalam organisme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli
untuk memeras ASI menuju saluaran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu (let-
Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, putting dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI juga bisa diproduksi tanpa kehamilan
1) Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase laktogenesis. Saat ini payudara
memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron tinggi mencegah produksi ASI yang sebenarnya. Namun, hal ini bukan merupakan
masalah medis. Apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolustrum sebelum bayi lahir, hal ini
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
2) Laktogenesis II
esterogen dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase laktogenesis II. Apabila payudara
dirangsang, jumlah prolaktin dalam darah meningkat dan mencapai puncaknya dalam periode 45
menit, kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon
prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar
dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa jumlah prolaktin dalam susu lebih
tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 02.00 dini hari hingga 06.00 pagi,
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol otokrin dimulai. Fase
ini dinamakan laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan
memproduksi ASI banyak pula. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering payudara dikosongkan. (Saleha,
2009; h.13-15)
Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing-masing berperan dalam
pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu: refleks prolaktin dan refleks let down.
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah
kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
masih tinggi. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang fungsinya membuat air susu. Kadar
prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal kembali tiga bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofisis, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi ada yang dilanjutkan neurohipofisis yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelin. Kontraksi dari sel akan
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus yang
Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh ASI:
a) Refleks rooting : refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu
b) Refleks menghisap : yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu sampai kelangit-langit
dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah dan pipi.
c) Refleks menelan : yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan aerola, sehingga refleks ini
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan
saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini
menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk
dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh
reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin
ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
35)
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perleketan dan
b) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola
sekitarnya
c) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan
d) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
e) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
f) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
h) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian
atas areola
i) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada
a) Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut
l) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan
b) Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai
bayi bersendawa.
c) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
d) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
e) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
g) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi
h) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
bagian dalam
a) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang di bawah (bentuk C) atau
dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), di belakang
c) Posisikan putting susu di atas “bibir atas” bayi dan berhadapan dengan hidung bayi.
d) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi.
e) Setelah bayi menyusu/menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu di pegang atau
disangga lagi.
f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi.
c) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (bagian bawah)
d) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.
4) Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
berikut :
e) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
h) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik
masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan
menyusui sering diangap masalah pada anak saja. Dan hal ini akan menjadi masalah menyusui
sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatan pun
masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat
a)Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering sehingga dikatan bayi mengalami
diare dan sering kali petugas kesehatan meminta untuk menghentikan menyusui. Padahal sifat
defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai
b) Asi belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain,
padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan
yang dapat mempertahankanya tanpa minuman selama beberapa hari. Di samping itu, pemberian
minum sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi karena bayi menjadi
c)Payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak
menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran ditentukan oleh banyaknya
lemak pada payudara, sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara
kecil dan produksi ASI dapat tetap tercukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan
d) Informasi yang perlu duberikan kepada ibu hamil/ menyusui antara lain meliputi:
Puting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Oleh
karena itu sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. Segera setelah pasca
c)Apabila puting benar-benar tidak bisa muncul, dapat “ditarik” dengan pompa puting susu (nipple
puller)
d) Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada
aerola mammae
e)Bila terlalu penuh ASI, dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang
setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera
hilang. Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar dan akan menjadi lecet.
Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Putting susu
lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush
Putting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi
retak dan pembentukan celah-celah. beberapa penyebab puting susu lecet adalah :
puting susu
c. Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu lecet adalah:
b. Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan
e. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu 1x24 jam
f. Cuci payudara sekali sehari tidak dibenarkan untuk mengunakan sabun
h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering
j. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
Jika puting susu melesak diketahui sejak hamil, hendaknya puting susu ditari-tarik dengan
menggunakan minyak kelapa setiap mandi 2-3 kali sehari. Jika puting susu melesak diketahui
setelah melahirkan, dapat dibantu dengan tudung puting (nipple hoot). (Dewi dkk, 2011; h. 38-
40)
bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi dalam jumlah
banyak.
Penyebab bengkak :
1) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
2) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif
3) Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadang kala
diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam terasa ada masa padat (lump), dan
diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah
persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Tindakan yang dapat
dilakukan :
d. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri.
e. Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan bedah.
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3
minngu pertama
2) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada hari
3) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali perhari
5) Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis
6) Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal
7) Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan
8) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motorik sesuai dengan rentang usianya)
9) Bayi kelihatan puas, sewaktu waktu saat lapar akan bangun dan tidur dengan cukup
10) Bayi menyusu dengan kuat (rakus) kemudian melemah dan tertidur puas. (Dewi dkk, 2011; h.
24)
1. Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-
ototnya.Uterus secara berangsur kembali kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti
hamil.
a) Involusi
1) Pengertian
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira – kira 2 cm dibawah umbilicus
dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira –
kira sama dengan berat uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram.
Peningkatan kadar estrogen dan progesterone bertanggung jawab untuk pertumbuhan massif
uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus pada masa prenatal tergantung pada hyperplasia,
penigkatan jumlah sel – sel otot dan hipertropi, yaitu pembesaran sel – sel yang sudah ada. Pada
masa postpartum penurunan kadar hormone – hormone ini menyebabkan terjadi autolysis. Proses
a) Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterine. Enzim
proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali
panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan. Sitoplasma sel yang
berlebihan akan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibro elastis dalam jumlah renik
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami
atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
Selain perubahan atrofi pada otot – otot uterus, lapisan desidua akan mengalami atrofi dan
terlepas dengan meninggalkan lapisan basal yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang
baru.
Hormon oksitosin yang terlepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostatis. Kontraksi dan retraksi
otot uterus akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi
suplai darah keuterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi
plasenta serta mengurangi pendarahan. Luka bekas perlekatan plasenta memerlukan waktu 8
a) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 5 cm, permukaan kasar,
b) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan thrombosis disamping pembuluh darah tertutup
d) Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochea.
e) Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal
Involusi uteri dari luar dapat diamati yitu dengan memeriksa fundus uteri dengan cara:
1) Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1
2) Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4
tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simpisis.
partus, setelah janin lahir, berangsur – angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendur yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena
ligament, fasia, dan jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendur. (Dewi dkk, 2011; h.
57)
b. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. lochia mempunyai bau amis meskipun
tidak terlalu menyengat dan volume nya berbeda-beda pada setiap wanita. (Dewi dkk, 2011; h.
58)
Berikut Ini Adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa nifas yaitu :
1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa – sisa selaput
kebutuhan, sel – sel desidua verniks caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca
persalinan. Inilah lokia yang akan keluar selama dua sampai tiga hari Post partum.
2) Lokia sanguilenta berwarna merah kunig bersih darah dan lender yang keluar pada hari ke-3
3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya, Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra.
Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidah
4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir, Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan
desidua, leukosit, dan eritrosit. Dimulai dari hari ke-14 sampai satu atau dua minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua.
Perubahan pada endometrium adalah timbulnua trombosis degenerasi dan nekrosi padatempat
implantasi plasenta,hari pertama tebalnya 2,2 mm pada hari ketiga mulai ratasehingga tidak ada
pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta. (Saleha, 2009; h. 57)
d. Servik
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. warnanya merah kehitaman, karena
berisi pembuluh darah. konsistensi lunak biasanya terdapat laserasi karena terjadi robekan kecil
selama dilatasi, dan serviks tidak pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Jannah, 2011;
h. 71)
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
pesalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu). (Jannah, 2011; h. 71)
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makanan dua jam setelah persalinan.
Pada ibu nifas lama dan terlantar mudah terjad inileus paralitikus, yaitu adanya obstruksi usus
akibat tidak adanya peristaltik usus. Penyebabnya adalah penekanan buah dada dalam kehamilan
dan partus lama, sehingga membatasi gerak peristaltik usus, serta bisa juga terjadi karena
pengaruh psikis takut BAB karena ada luka perineum. (Saleha, 2009; h. 58-59)
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilaan kembali normal pada
akhir minggu keempat setelah melahirkan. Disamping itu, kandung kemih pada puerpurium
mempunyai kapasitas yang meningkat secara relatif. Oleh karena itu distensi yang berlebihan,
urine residual yang berlebihan. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali
Ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. (Saleha,
2009; h. 59)
Selama proses kehamilan dan persalinan pada sistem endokrin terutama pada hormon-hormon
Oksitosin
Oksitosin disekresi dari kelenjar otak bagian belakang, selama persalinan, hormon oksitosin
berperan dalam pelepasan plasentadan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, hal tersebut membantu uterus kembali
kebentuk semula.
Prolaktin
untuk mengluarkan prolaktin horrmon ini berperan dalam pembesaran payudara dan produksi
ASI.
dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkan esterogen yang tinngi memperbesar hormon antidiuretik
yang meningkatkan volume darah. Dan progesteron mempengaruhi otot-otot halus yang
mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dasar panggul, peruneum dan vulva serta vagina.
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. sesudah partus dapat naik kurang dari 0,5 °C
dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8°C. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu ibu lebih dari 38°C, mungkin terjadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/meni setelah partus, dan suhu
tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita.
Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan
pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula.
dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit – penyakit lain yang menyertai dalam ½ bulan
tanpa pengobatan.
melahirkan keadaan tersebut akan meningkat lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah
biasanya melintasi utero/plasentatiba- tiba kembali kesirkulasi umum. Nilai curah jantung
mencapai puncak selama awal puerpurium 2-3 minggu setelah melahirkan curah jantung berada
a. Perineum
Setelah persalinan perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala yang bergerak
maju. pulihnya otot perineum terjadi sekitar 5-6 minggu post partum. (Jannah, 2011; h. 71)
8. Eliminasi
a. BAK
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan
kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam
untuk kateterisasi.
b. BAB
Ibu postpartum diharapkan buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar peroral atau per
rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma
( huknah ).
a. Perawatan perineum
Apabila telah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya
dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada
kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau
dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar.
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet
yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut ini yaitu :
1. Taking in : Periode ini terjadi 1-2 hari setelah persalinan,ibu masih pasif dan sangat bergantung
pada orang lain,fokus perhatian terhadap tubuhnya,ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan
dan persalinan yang dialami,serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat
2. Taking Hold : Periode ini berlangsung pada hari 3-4 hari postpartum,ibu lebih berkonsentrasi
pada kemampuanya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.pada
masa ini ibu menjadi sangat sensitif,sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat
3. Letting Go : Periode ini dialami setelah ibu dan bayi pulang ke rumah,ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi
Infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan, biasanya dari
Jika terjadi infeksi parametrium, timbulkan pembengkakan yang mula-mula lunak, tetapi
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini dihubungkan dengan
hipotomi kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan, pemeriksaan dalam
yang terlalu sering, kotaminasi kuman dari perineum, atau kateterisasi yang sering.
Berikut ini adalah masalah-masalah yang biasanya terjadi dalam pemberian ASI:
a) Tekanan jari ibu yang terlalu kuat pada waktu menyusui
c) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu terkumpul tidak segera dikeluarkan, sehingga
terbentuklah sumbatan.
1) Pada wanita yang kurus, gejalanya terlihat dengan jelas dan lunak pada perabaan
2) Payudara pada daerah yang mengalami penyumbatan terasa nyeri dan bengkak yang terlokasir
1. Pengertian
Rupture adalah luka pada perinium yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture
biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Rukiyah dkk,
2010; h. 361)
a) Tingkat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit perinium
b) Tingkat II
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium, dan otot
perinium
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium, otot perinium,
d) Tingkat IV
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium, otot perinium,
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang
disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu
maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan
maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. (Rukiyah dkk,
a) Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada
perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. (Rukiyah dkk, 2010; h.
362)
b) Obat-obatan
1) Steroid
2) Antikoagulan
Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi
bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular. (Rukiyah
c). Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka.Salah satu
sifat genetic yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat di hambat,
sehingga dapat menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan
antiseptik.
telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
3) Pispot
8) Bengkok
c) Tindakan
dengan selimut. Kaji lochea, buang pembalut kedalam ember sampah basah
12) Biarkan sejenak sampai luka mongering, lalu tutup dengan kassa steril
14) Melepas sarung tangan, masukan dalam larutan klorin. Membereskan alat-alat
16) Mengucapkan trimakasih kepada pasien atas kerja samanya dalam prosedur tindakan
d) Evaluasi
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :
a) Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
b) Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post
partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah. (Rukiyah dkk, 2010; h. 363)
2) Perdaraha vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
6) Rasa nyeri, merah, bengkak, kemerahan, lunak disertai demam
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu
metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebgaai metode
keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambiln suatu keputusan yang
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney
dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen
asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik.
Pada langkah pertama di kumpulkan semua informasi data yang akurat dan lengkap dari semua
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
e. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingakat
Berdasarkan jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi dibagi dalam 3 kategori yakni
rendah/dasar ( SD dan SMP sederajat), sedang atau menengah (SMA sederajat), dan tinggi
f. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingat sosial ekonominya, karena ini juga
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
nifas, misalnya pasien merasa nyeri pada sat menyusui karna puting susu lecet.
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis
seperti jantung, DM, hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa hamil ini.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
d) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama,
adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. (Sulistyawati, 2012; h.
167)
a. Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun.
b. Siklus
Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari,
c. Volume
d. Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di rasakan ketika mengalami menstruasi misalnya
sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu. (Sulistyawati, 2012; h.
167)
Leukorea (fluor albus) atau keputihan adalah pengeluaran cairan dari jalan lahir yang bukan
darah. Leukorea fisiologis terjadi mendekati ovulasi (karena rangsangan seksual), menjelang dan
sesudah menstruasi atau pengaruh hormone pada kehamilan.Terdiri dari cairan yang kadang-
kadang berupa mucus yang mengantongi banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Ciri-cirinya
adalah: berwarna putih dan menjadi kekuningan bila kontak dengan udara karena prosesokside;
candida albicans, keganasan reproduksi ataupun adanya benda asing dalam jalan lahir. Terdapat
banyak leukosit. Ciri-ciri adalah: terjadi peningkatan volume (membasahi celana dalam);
terdapat bau yang khas; perubahan konsistensi dan warna; penyebab infeksi Trikomoniasis,
a) Nutrisi
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan
karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
1. Kebutuhan kalori ibu rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama
dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu
harus mengkonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi perlu
memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan pengawet, dan
pewarna.
2. Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui jumlah ini
hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan
3. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh.
Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post partum, apabila setelah 8 jam post partum
ibu belum dapat berkemih maka ibu hendaknya dilakukan kateterisasi.Untuk pola buang air
besar, setelah 2 hari ibu diharapkan sudah dapat buang air besar, jika pada hari ke 3 ibu belum
dapat buang air besar maka ibu diberi obat peroral atau perektal.
Dalam kasus ini ibu sudah dalam 8 jam postpartum dan ibu belum BAB sampai hari kedua
postpartum. Menurut teori biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pecernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
colon menjadi kosong. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan
yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. (Ambarwati, 2009; h. 80)
Usus besar cenderung seret/tidak lancar setelah melahirkan karena masih adanya efek
progesterone yang tertinggal dan penurunan tonus otot abdomen (Maryunani, 2009; h. 20)
b. Istirahat
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan terasa lebih lelah bila partus
berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merasa anaknya atau
tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur, alasan lainnya adalah terjadi
gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki,
atau mengganti popok yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. (Dewi dkk, 2011; h. 76)
Ibu yang menyusui dalam masa nifas memerlukan istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari,
diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur,
dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. (Saleha, 2009; h. 73)
d. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas
terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-
alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan
bantuan atau sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi. (Ambarwati dkk, 2008; h.
137)
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Secara fisik
aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak
perubahan emosi/psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan
ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklampsi postpartum. Tekanan Darah <140/90 dikatakan normal pada ibu post
2) Nadi
Nadi berkisar antara 60-80x/menit denyut nadi diatas 100x/menit pada masa nifas adalah
mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan. (Ambarwati dkk, 2009; h. 138)
3) Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30x/menit. (Ambarwati
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan
oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa
juga disebabkan karena istirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi
pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang
mencapai >38°C adalah mengarah ke tanda-tanda infeksi. (Dewi dkk, 2011; h. 60)
3. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
pemeriksaan khusus ( terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) dan pemeriksaan
penunjang yaitu laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya ( Soepardan, 2008; h.
97-98).
epala : Bentuk simetris atau tidak, keadaan rambut, kebersihan kepala, terdapat rasa nyeri atau tidak
Muka : Terdapat oedema atau tidak, kebersihan muka dan nyeri tekan atau tidak
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopouse.
pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan
Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan
Selama kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar
karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. (Ambarwati dkk, 2009; h. 7)
rut : Bekas operasi, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri ketuk, bising
usus ekstermitas, TFU segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam
kemudian kembali 1 cm diatas pusat menurun kira-kira 1 cm setiap hari. Pada hari kedua setelah
persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm
dibawah pusat. Pada hari ke 5 sampai 7 tinggi fundus uteri setengah pusat simpisis. Pada hari ke
Lokia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi/ alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lokhea rubra muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. (Priharjo, 2007; h.
50-154)
Ekstermitas : Varices, oedema dan reflek patella (Ambarwati dkk, 2009; h.141)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data tersebut diinterpretasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. (Soepardan, 2008; h. 99)
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data tersebut di interpretasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. (Soepardan, 2008; h. 99)
2) Masalah
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
Hal-hal yang berkaitan dengan pengamatan klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
Pada langkah ketiga mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
1V. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera
bersama anggota tim kesehatan lainya sesuai dengan kondisi klien, melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi
pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman
antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati dkk, 2009; h.
143)
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu lecet adalah:
b. Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan
e. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu 1x24 jam
f. Cuci payudara sekali sehari tidak dibenarkan untuk mengunakan sabun
h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering
j. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efesien dan aman.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau
merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana. (Dewi dkk, 2011; h. 125)
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:
2) Kewenangan:
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifasFasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini
c. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
2) Kewenangan
a. perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id)
No comments:
Post a Comment
Blog Archive
▼ 2013 (5)
o ▼ July (5)
LANJUTAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
PU...
LANJUTAN
LANJUTAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
PU...
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING
SUSU...
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING
SUSU...
About Me
Ranti Novia Roza
View my complete profile
Picture Window template. Powered by Blogger.