Anda di halaman 1dari 23

Sistem Informasi Malaria (SISMAL)

“Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan”

NAMA KELOMPOK 2 :
1.HARTUTI PUJI LESTARI (205401446253)
2.IDA HANDAYANI (205401446255)
3. NOVA ZERANIKA (205401446254)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikan makalah ini, mengenai “Sistem
Informasi Malaria (SISMAL)” yang disajikan secara sistematis dan jelas. Tujuan penyusuan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Sistem Informasi Kesehatan. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan atau ketidak sempurnaan.
Semoga dengan adanya makalah ini, dalam menambah ilmu pengetahuan pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini.


Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada pembaca kami
mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
selanjutnya.

Jakarta

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................3
A. Pengertian Malaria.......................................................................................................3
B. Etiologi Malaria.............................................................................................................3
C. Siklus Hidup Parasit Malaria......................................................................................4
D. Patogenesis.....................................................................................................................6
E. Gejala Malaria...............................................................................................................7
F. Diagnosis Malaria..........................................................................................................8
G. Pengobatan Malaria......................................................................................................9
H. Komplikasi Malaria......................................................................................................9
I. Pencegahan Malaria......................................................................................................9
J. Sistem Informasi Malaria (SISMAL)........................................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
Bentuk Aplikasi SISMAL......................................................................................................13
A. Alur E-SISMAL..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas sumber
daya manusia ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya berbagai
masalah sosial dan ekonomi. Malaria masih menjadi  masalah  global, menurut World
Malaria Report 2017 pada tahun 2016 terdapat 216 juta kasus malaria  baru diseluruh
dunia dan diperkirakan angka kejadian malaria global telah menurunkan sebanyak 18
% dari tahun 2010 -2016. Di Indonesia sendiri diperkirakan 31 % penduduk Indonesia
tinggal di daerah dengan API yang beresiko tertular malaria. Dari 514 Kabupaten/kota
yang ada di Indonesia saat ini, 48 % masih merupakan wilayah endemis malaria.
Dimana terlihat adanya kecenderungan penurunan yang bermakna dari jumlah kasus
positif malaria dan API (Annual Paracite Incidence) yang dilaporkan tahun 2010-
2020. Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara
pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu. Tak hanya itu, penurunan kasus
malaria juga diikuti dengan penurunan Annual Parasite Incidence (API) yang pada
2010 mencapai 1,96 dan 2020 mencapai 0,87. Di sisi lain, jumlah wilayah di
Indonesia yang berhasil melakukan eliminasi malaria bertambah. Pada tahun 2019
kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria sebanyak 300, di tahun 2020
bertambah menjadi 318.
Pengendalian Malaria di Indonesia yang tertuang dalam keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April
2009 tentang Eliminasi malaria di Indonesia  bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap
sampai tahun 2030. Komitmen eliminasi malaria ini didukung oleh Kementerian
dalam Negeri melalui surat edaran Mendagri NO 443.41/465/SJ tahun 2010 tentang
pelaksanaan program  Eliminasi Malaria di Indonesia.
Untuk mencapai Indonesia Bebas Malaria 2030 atau Eliminasi Malaria
Nasional pemerintah pada tahun 2021 mentargetkan sebanyak 345 kabupaten/kota
yang mencapai eliminasi malaria. Untuk mencapai target ini, perlu dilakukan
intensifikasi pelaksanaan penanggulangan malaria secara terpadu dan menyeluruh.
Pencapaian Indonesia Bebas Malaria 2030 didahului dengan  pencapaian daerah bebas

1
malaria tingkat Provinsi dan sebelum itu seluruh kabupaten/kota di Indonesia harus
sudah mencapai bebas malaria. Pentahapan eliminasi terdiri dari tahap
pemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan. Pencatatan dan Pelaporan
merupakan salah satu hal penting untuk mendukung terselenggaranya sistem
Surveilans yang baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan validitas dan
kelengkapan dalam pelaporan data malaria, maka pada tahun 2010 dikembangkan
software e-SISMAL (Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria) dalam bentuk
file excel yang sudah distandarisasi, aplikasi eSISMAL tersebut telah disosialisasikan
dan diimplementasikan, seiring berjalannya waktu bertambah kebutuhan terhadap
data dan indikator baru oleh karena itu pada tahun 2016 dimulai pengembangan e-
SISMAL dengan merevisi file eSISMAL di fasyankes dan membuat sistem online di
kabupaten sampai dengan pusat.
Sistem Informasi Malaria (SISMAL) merupakan sistem infomasi malaria yang
dibuat oleh Kementrian Kesehatan. SISMAL mengalami perkembangan, dimana
Versi 1 belum online, kemudian berkembang menjadi SISMAL versi 2 yang sudah
online. E-Sismal adalah sistem pelaporan penderita malaria yang dikelola oleh
puskesmas dan rumah sakit kemudian dilaporkan ke kementrian kesehatan setiap
bulannya melalui website sismal.malaria.id. Tujuan adanya entry data tersebut adalah
untuk melaporkan kasus E-Sismal (Malaria) yang dilaporkan maksimal tanggal 10
setiap bulannya.

B. Tujuan
Tujuan Terbentuknya suatu sistem informasi Malaria yang sesuai dan mampu
menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kasus E-
Sismal (Malaria) yang dilaporkan maksimal tanggal 10 setiap bulannya. Juga untuk
meningkatkan kualitas pencatatan pelaporan program malaria dari tingkat Puskesmas
sampai di Pusat.

C. Manfaat
Memudahkan pembuatan laporan dengan indikator-indikator yang relevan
serta sebagai alat bantu sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa Malaria

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan
nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Malaria
adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat
terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Penyakit ini paling banyak terjadi di
daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik
begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan
Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria
tertinggi.

D. Etiologi Malaria
Penyebab penyakit malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa dari Genus
Plasmodium.Parasit tersebut menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk
Anopheles, yang disebut vektor malaria. Sampai saat ini dikenal 5 jenis spesies
plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu (CDC, 2013):
1. Plasmodium falciparum, adalah parasit malaria yang ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di dunia. Diperkirakan setiap tahunnya ada 1 juta
orang yang terbunuh akibat parasit ini, terutama di Afrika. Plasmodium
falciparum adalah penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria yang berat, karena memiliki kemampuan melipat ganda secara
cepat dalam darah sehingga dapat menyebabkan anemia. Selain itu
Plasmodium falciparum dapatmenyumbat pembuluhdarah kecil. Ketika ini
terjadidi otak akanmenyebabkan malaria serebral dengankomplikasiyang
dapatberakibat fatal (kematian).

3
2. Plasmodium vivax, adalah parasit malaria penyebab malaria tertiana yang
kebanyakan ditemukandi Asia, Amerika Latin, dan beberapabagian di
Afrika. Karena padatnya penduduk terutama di Asia menyebabkan
Plasmodium vivax merupakan parasit malariayang paling umumditemukan
pada manusia.Plasmodium vivax memiliki tahapan dormansi dalam
hati(hypnozoites) yang dapataktif dan menyerang darah(relapse) dalam
beberapa bulan atau tahun setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
3. Plasmodium malariae, adalah penyebab malaria quartana yang ditemukan
di seluruh dunia. Plasmodium malariae adalah satu-satunya spesies parasit
malaria pada manusia yang memiliki siklus quartan (siklus tiga hari),
sedangkan tiga spesies lainnya memiliki siklus tertiana(siklus dua hari).
Infeksi Plasmodium malariae mampu bertahan dalam waktu yang lama
jika tidak diobati. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis dapat berlangsung
seumur hidup. Pada beberapa pasien kronis yang terinfeksi.
4. Plasmodium ovale dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti
sindrom nefrotik. Plasmodium ovale, adalah parasit malaria yang
menyebabkan malaria ovale tetapi jenis ini jarang dijumpai. Plasmodium
ovale banyak ditemukandi Afrika(terutama Afrika Barat) dan pulau-pulau
di Pasifik Barat. Plasmodium ovale secara biologis danmorfologis sangat
mirip dengan Plasmodium vivax. Plasmodium ovale dapat menginfeksi
individu yang negatif untuk golongan darahduffy (salah satu penggolongan
darah selain ABO dan Rh) sedangkan Plasmodium vivax tidak. Golongan
darah duffy banyak ditemukan pada penduduk Sub-Sahara Afrika. Hal ini
menjelaskan prevalensi infeksi Plasmodium ovale banyak terjadi di
sebagian besar Afrika.
5. Plasmodium knowlesi merupakan parasit malaria baru yang bisa
menginfeksi manusia. Plasmodium knowlesi ditemukandi seluruh Asia
Tenggara sebagai pathogen alami dari kera ekor panjang dan babi. Baru-
baru ini Plasmodium knowlesi terbukti menjadi penyebab signifikan
malaria zoonosis, terutama di Malaysia. Plasmodium knowlesi memiliki
siklus replikasi 24 jam dan begitu cepat dapat berkembang menjadi
infeksi yang parah.

E. Siklus Hidup Parasit Malaria

4
Parasit malaria membutuhkan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu
manusia dan nyamuk Anopheles betina.
a. Siklus pada manusia
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia,
sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam
peredaran darah manusia selama kurang lebih setengah jam. Setelah itu
sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati,
kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000
merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut dengan siklus ekso-
eritrositer yang berlangsung selama lebih kurang dua minggu.Pada
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sebagian tropozoit hati tidak
langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk
dorman yang disebut hipnozoit.Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam
sel hati selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Pada suatu saat bila
imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif kembali sehingga dapat
menimbulkan relaps (kambuh).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit menjadi skizon
(8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini
disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan
merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini
disebut siklus eritrositer.Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian
merozoit yang menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium
seksual (gatosit jantan dan betina).
b. Siklus pada nyamuk Anopheles betina
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung
gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan
pembuahan menjadi zigot.Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk
ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit.
Sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia (Depkes RI,
2008).

5
F. Patogenesis
Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit
infeksi pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan.
Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi
klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat, yaitu malaria dengan
komplikasi gagal organ, malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan,
yaitu infeksi asimtomatik (Harijanto, 2000).
Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada
berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis
plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting
adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat
mendorong timbulnya resistensi.Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan
diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih
untuk daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite
Incidence–nya rendah (Depkes RI, 2009).
Gejala klinis penyakit malaria sangat khas dengan adanya serangan
demam yang intermiten, anemia sekunder dan splenomegali.Gejala didahului oleh
keluhanprodromal berupa malaise, sakit kepala, nyeri pada tulang atau otot,
anoreksia, mual, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di
punggung.Keluhan ini sering terjadi pada Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale, sedangkan Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae keluhan
prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak (Harijanto, 2000).
Demam periodik berkaitan dengan saat pecahnya schizon matang
(sporolasi). Pada malaria tertiana (Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale),
pematangan schizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan malaria kuartana (Plasmodium malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Gejala klasik malaria biasanya terdiri atas
3 (tiga) stadium yang berurutan, yaitu (Depkes RI, 2009):
a. Stadium dingin (Cold stage)
Penderita akan merasakan dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat
dan lemah, sianosis, kulit kering, pucat, kadang muntah. Periode ini

6
berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
b. Stadium demam (Hot stage)
Muka penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan
panas badan tetap tinggi dapat sampai 40°C atau lebih, dapat terjadi syok
(tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih.
c. Stadium berkeringat (Sweating stage)
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali.Hal ini berlangsung
2-4 jam.Meskipun demikian, pada dasarnya gejala tersebut tidak dapat
dijadikan rujukan mutlak, karena dalam kenyataannya gejala sangat
bervariasi antar manusia dan antar Plasmodium. Anemia merupakan gejala
yang sering dijumpai pada infeksi malaria, dan
lebih sering dijumpai pada penderita daerah endemik terutama pada anak-
anak dan ibu hamil.Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab,
yang paling berat adalah anemia karena Plasmodium falcifarum.Anemia di
sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan.eritrosit normal
tidak dapat hidup lama (reduced survival time) dan gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang
(Mansjoer, 2001 dalam Zupriwidani, 2013). Splenomegali adalah pembesaran
limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa merupakan organ
penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria. Limpa akan teraba
setelah 3 hari dari serangan infeksi akut dimana akan terjadi bengkak, nyeri
dan hiperemis. Pembesaran terjadi akibat timbunan pigmen eritrosit parasit
dan jaringan ikat bertambah.Hampir semua kematian akibat penyakit malaria
disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Pada infeksi Plasmodium
falciparum dapat menimbulkan malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi Plasmodium falciprum stadium aseksual
dengan satu atau lebih komplikasi (Harijanto, 2000).

G. Gejala Malaria
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk.
Munculnya gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan
sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh

7
kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu
3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).

H. Diagnosis Malaria
Bila seseorang mengalami gejala malaria, dokter akan menanyakan apakah ia
tinggal atau baru saja bepergian ke daerah yang banyak kasus malaria. Setelah itu,
dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat
malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah penderita di bawah mikroskop. Tujuan
pemeriksaan darah di bawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit
penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu diketahui, pengambilan
sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu demam muncul.
CDC (2013) menyebutkan bahwa ada 2 hal yang menyebabkan diagnosis
malaria menjadi sulit, yaitu:
a. Di daerah yang bukan endemik malaria, petugas kesehatan mungkin
tidak begitu akrab dengan malaria. Di daerah seperti ini dokter sering
salah mempertimbangkan diagnosis malaria. Laboratorian juga
terkadang gagal mendeteksi parasit malaria karena kurangnya
pengalaman dengan malaria.
b. Didaerah endemis malaria, penularan malaria begitu sering, terkadang
sebagianbesarpenduduk terinfeksitetapi tidakmuncul gejala-gejala
klinisnya. Orang yang terinfeksi tersebut telah memiliki kekebalan
terhadap malaria, namun tidak dari infeksi malaria. Dalam kasus ini,
menemukan parasit malaria pada orang yang sakit tidak begitu berarti.
Diagnostik malaria sebagaimana penyakit pada umumnya didasarkan pada
gejala klinis, penemuan fisik, pemeriksaan laboratorium darah dan uji
imunoserologis. Ada 2 cara diagnostik yang diperlukan untuk menentukan seseorang
itu positif malaria atau tidak yaitu pemeriksaan darah tepi (tipis/tebal) dengan
mikroskop dan deteksi antigen (Harijanto, 2000). Meskipun sangat sederhana
pemeriksaan darah tepi dengan mikroskop merupakan gold standard dan menjadi
pemeriksaan terpenting yang tidak boleh dilupakan. Interpretasi yang didapat dari
hasil pemeriksaan darah tepi adalah jenis dan kepadatan parasit (Guerin, 2002 dalam
Zupriwidani, 2013). Deteksi antigen digunakan apabila tidak tersedia mikroskop
untuk memeriksa preparat darah tepi atau pada daerah yang sulit dijangkau dan

8
keadaan darurat yang perlu diagnosis segera. Teknik yang digunakan untuk deteksi
antigen adalah immunokromatografi dengan kertas dipstick yang dikenal dengan
Rapid Diagnostic Test (RDT). Alat ini dapat mendeteksi antigen dari Plasmodium
falciparum dan non falciparum terutama Plasmodium vivax (Harijanto, 2000).

I. Pengobatan Malaria
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang
berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria.
Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat
keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali penderita. Penyakit
malaria pada anak-anak bisa ditangani oleh dokter anak konsultan penyakit infeksi
tropis

J. Komplikasi Malaria
Beberapa komplikasi serius yang disebabkan oleh malaria, di antaranya
anemia berat, hipoglikemia, kerusakan otak, dan banyak organ gagal berfungsi.
Komplikasi tersebut dapat berakibat fatal dan lebih rentan dialami oleh balita serta
lansia

K. Pencegahan Malaria
Agar dapat terhindar dari penyakit malaria, maka kita dapatmelakukan
pencegahan sebagai berikut:
1. Berbasis masyarakat
a. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus selalu
ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan,pendidikan kesehatan,
diskusi kelompok maupun melalui kampanye masal untuk mengurangi
tempat serangan nyamuk (pemberantasan serangan nyamuk/ PSN).
Kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor,di antaranya
dengan mengalirkan air atau menimbun ataumengeringkan barang atau
wadah yang memungkinkan sebagian tempat air tergenangan.
b. Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkinakan sangat
membantu mencegah penularan.

9
c. Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalamtentang bionomik
Anopheles seperti waktu kebiasaanmenggigit, jarak terbang dan
resistensi terhadap insektisida (Widoyono, 2011).
2. Berbasis pribadi
a. Pencegahan gigitan nyamuk, antara lain:
1) Tidak keluar rumah antara senja dan malam hari, bilaterpaksa
keluar sebaiknya mengenakan kemeja dancelana panjang
berwarna terang karena nyamuk lebihmenyukai warna gelap.
2) Menggunakan obat anti nyamuk yang dapat dioleskan di tangan
dan di kaki.
3) Memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi pintu danjendela.
4) Menggunakan kelambu, obat nyamuk bakar/
semprot(Irianto,2013 dalam Nurmaulina 2017).
b. Penggunaan profilaksis bila akan memasuki daerah endemik, meliputi:
1) Pada daerah di mana plasmodiumnya masih sensitiveterhadap
klorokuin, diberikan klorokuin 300 mg basaatau 500 mg
klorokuin fosfat untuk orang dewasa,seminggu 1 tablet, dimulai
1 minggu sebelum masuk daerah sampai 4 minggu setelah
meninggalkan tempat tersebut.
2) Pada daerah dengan resistensi klorokuin, pasien memerlukan
pengobatan supresif yaitu dengan meflokuin 5 mg/ kgBB/
minggu atau doksisiklin 100mg/ hari atau sulfadoksin 500 mg/
hari atau pirimetamin 25 mg (3 tablet sekali minum) (Soedarmo
dkk, 2010 dalam Nurmaulina 2017).
3) Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita
hamil,meliputi:
a) Kolrokuin, bukan kontraindikasi.
b) Profilaksis dengan klorokuin 5 mg/ kgBB/ minggu dan
proguanil 3 mg/kg BB/ hari untuk daerah yang masih
sensitif klorokuin.
c) Meflokuin 5 mg/ kgBB/ minggu diberikan pada
bulan keempat kehamilan untuk daerah di
manaplasmodiumnya resisten klorokuin.

10
d) Profilaksis dengan doksisiklin tidak
diperbolehkan(Harijanto dkk, 2012 dalam Nurmaulina
2017).
e) Informasi tentang donor darah. Calon donor yang
datangke daerah endemik dan berasal dari daerah non
endemik serta tidak menunjukkan keluhan dan gejala
klinis malaria,boleh mendonorkan darahnya selama 6
bulan sejak dia datang. Calon donor tersebut apabila
telah diberipengobatan profilaksis malaria dan telah
menetap didaerah itu 6 bulan atau lebih serta tidak
menunjukkangejala klinis, maka diperbolehkan menjadi
donor selama 3tahun. Banyak penelitian melaporkan
bahwa donor dari daerah endemik malaria merupakan
sumber infeksi (Widoyono, 2011 dalam Nurmaulina,
2017).

L. Sistem Informasi Malaria (SISMAL)


Sistem Informasi Kesehatan (SIK) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyampaian informasi
yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan yang juga untuk
penelitian dan pendidikan
E-Sismal adalah sistem pencatatan dan pelaporan surveilans malaria
berdasarkan elektronik. Sistem ini menggunakan MS Excel yang sudah diperkaya
dengan visual basic. Input data dilakukan di tingkat puskesmas atau rumah sakit dan
pada tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat dilakukan rekapitulasi.
Manajamen data malaria adalah bagian dari manajemen sumber daya
informasi mengenai malaria yang mencakup semua kegiatan pengendalian malaria
untuk memastikan bahwa data tersebut adalah akurat, mutakhir, aman dan tersedia
untuk pengguna/provider, pemerintah, stakeholder dan masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan validitas dan kelengkapan dalam
pelaporan data malaria, dengan Pelatihan Elektronik Sistem Informasi Surveilans
Malaria (E-SISMAL)Mobile Berbasis Android, yang merupakan pengembangan dari
E-SISMAL berbasis PC yang dikelola oleh subdit malaria direktorat jenderal
pencegahan dan pengendalian penyakit kementerian kesehatan kemenkes RI, Rencana

11
Aksi Nasional Percepatan Eliminasi Malaria 2020-2024 merupakan dokumen
perencanaan penting yang telah berhasil dirangkum oleh tim penyusun dari seluruh
stakeholders dan aktor yang relevan terhadap upaya penanggulangan malaria di
Indonesia.
Berbagai upaya dan aksi dalam penanggulangan malaria selama periode 2020-
2024 telah diidentifikasi dan dirangkum dalam rangka mencapai tujuan bebas malaria
Tahun 2030.
Aplikasi E-SISMAL Mobile Berbasis Android merupakan tools yang
digunakan oleh puskesmas untuk memasukkan data yang dibutuhkan oleh E-SISMAL
yang mencakup 5 jenis data yaitu Data Dasar Desa Cakupan Puskesmas (Info Kunci),
Register Pasien Malaria, (Regmal 1), Data Logistik dan Program Malaria (Regmal 2),
Data Pengendalian Vektor Malaria (Vektor), dan Data Pengendalian Fokus Malaria
(Fokus). Hal ini bertujuan agar proses memasukkan data yang dilakukan oleh petugas
dapat dilakukan dengan lebih cepat. Selain itu, petugas yang bekerja pada lokasi
puskesmas dengan keterbatasan akses internet, tetap dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Setelah petugas memasukkan semua data dalam satu
periode memasukkan data, petugas dapat memilih menu upload data ke server E-
SISMAL untuk mengirimkan data secara langsung ke basis data E-SISMAL yang ada
di Pusdatin Kemenkes. Hanya untuk proses ini, barulah petugas membutuhkan akses
internet agar data yang telah dimasukkan sebelumnya dapat terkirim dengan lancar.
Data yang telah dikumpulkan, untuk kemudian dapat dilihat melalui aplikasi web E
SISMAL dimana petugas tingkat kabupaten/kota dan provinsi dapat melihat rekap
data yang telah dimasukkan oleh seluruh puskesmas di tiap daerah.

12
BAB III
Bentuk Aplikasi SISMAL

A. Alur E-SISMAL

13
14
15
16
17
Reseptivita : diisi reseptivitas per dedesa
 NIK
 NKK
 Bulan dilakukan survai : diisi bulan terakhir dilakukannya survai reseptivitas
berdasarkan hasil dikolom reseptivitas.
 Jumlah penduduk fokus aktif diisi jumlah penduduk hanya di wilayah fokus aktif
pada tahun berjalan
 Kolom luar wilayah akan otomatis terisi
 Jenis Kegiatan Penemuan
 Pilih luar wilayah jika pasien berasal dari luar wilayah
 Bulan Kunjungan dipilih bulan kunjungan kasus rekap bulanan
 Pengobatan jumah tablet/ampul yg dipakai, Non ACT Pilih Ya jika menggunakan
obat non-AC
 Pengobatan ACT Otomatis jika DHP, Artesunat/artemeter diisi Asal penemuan kasus
yang diobati di Pustu, KKP, Klinik atau praktek swasta
 PE Wajib diisi pada daerah tahap eliminasi & Pemeliharaan Klasifikasi Indg, Impor,
Relaps, Induceed Tempat terjadinya penularan desa tempat terjadinya penularan jika
impor isi luar wilayah dan diisi pada kolom nama dusun/desa/kec/kab/prov asal
penularan.
 Pemantauan pengobatan (H3, H14, H28). Primaquin 14 hari apabila pasien meminum
obat primaquin selama 14 hari, diisi jika pasien datang.
 Suspek hanya kegiatan PCD
 Sediaan darah negative per kegiatan penemuan diisi di regmal 2

18
DAFTAR PUSTAKA

https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/penguatan-surveilans-dan-sistem-informasi-
malaria.

http://p2p.kemkes.go.id/hari-malaria-sedunia-tahun-2021/

Kemenkes. 23 april 2021. Tren Kasus Malaria Menurun. Diakses pada


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210423/3337549/tren-kasus-malaria-
menurun/rokom.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Tahun 2013. Diakses pada


https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/182/mengenal-penyakit-malaria

dr. Tjin Willy. 13 Mei 2019. Pengertian Malaria . https://www.alodokter.com/malaria


http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/512/4/6.%20BAB%20II.pdf

KEMENKES. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Dan System Informasi Malaria.


Jakarta. DIRJEN PP dan PL

Hamzah Hasyim, dkk. Pelatihan E-Sismal Mobile Berbasis Android Bagi Petugas
Puskesmas Di Daerah Endemik Malaria. Jurnal Pengabdian Sriwijaya

19
20

Anda mungkin juga menyukai