Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

WORKSHOP SISMAL VERSI 2


DI PALANGKA RAYA, 17 – 19 FEBRUARI 2020

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah;
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ MENKES
/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 /MENKES/
SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia;
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 275/ MENKES
/III/IV/2007 tentang Surveilans Malaria;
f. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 19 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di
Kalimantan Tengah.

2. Gambaran Umum
Malaria masih menjadi masalah global, menurut World
Malaria Report 2017 pada tahun 2016 terdapat 216 juta kasus
malaria baru diseluruh dunia dan diperkirakan angka kejadian
malaria global telah menurun sebanyak 18% dari tahun 2010-
2016. Di Indonesia sendiri diperkirakan 31% penduduk Indonesia
tinggal di daerah dengan API yang berisiko tertular malaria.
Dari 514 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia saat ini, 48%
masih merupakan wilayah endemis malaria.
Secara nasional berdasarkan laporan rutin kasus malaria
selama tahun 2009 – 2016, cenderung menurun yaitu pada
tahun 2009 kasus sebanyak 418.439 dengan API sebesar 1,85
per 1000 penduduk menurun menjadi 218.450 dengan API
sebesar 0,84 per 1000 penduduk pada tahun 2016, walaupun
telah terjadi penurunan kasus secara nasional, di daerah yang
kasus malaria tinggi angka API masih sangat tinggi
dibandingkan angka nasional, sedangkan pada daerah dengan
kasus malaria yang rendah sering terjadi KLB (Kejadian Luar
Biasa) sebagai akibat adanya kasus impor.
Kalimantan Tengah salah satu provinsi yang mempunyai
kontribusi dalam peningkatan angka kesakitan malaria. Angka
kesakitan malaria (API / Annual Malaria Incidence) per seribu
penduduk di Kalimantan Tengah selama tujuh tahun berturut-
turut sebagai berikut pada tahun 2010 sebesar 4,47 menurun
pada tahun 2011 sebesar 4,06, pada tahun 2012 sebesar 3,93,
tahun 2013 menjadi 2,36, tahun 2014 sebesar 1,04, tahun 2015
sebesar 0,56 dan tahun 2016 sebesar 0,1.
Pengendalian malaria di Indonesia yang tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang
Eliminasi Malaria di Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas
dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030.
Komitmen eliminasi malaria ini didukung oleh Kementerian
Dalam Negeri melalui Surat Edaran Mendagri No.
443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Program
Eliminasi Malaria di Indonesia.
Indonesia diharapkan mencapai eliminasi malaria pada
tahun 2030. Sedangkan, Kalimantan Tengah diharapkan
mencapai eliminasi malaria pada tahun 2018. Hal ini sesuai
dengan deklarasi percepatan eliminasi malaria oleh seluruh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kota
yang disampaikan pada saat Puncak Peringatan Hari Malaria
Sedunia ke 5 tahun 2012. Pada Peringatan Hari Malaria Sedunia
tahun 2014 sebanyak 212 kabupaten / kota di Indonesia telah
mendapatkan sertifikat eliminasi malaria. Tiga diantara
kabupaten tersebut adalah kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah yaitu Kotawaringin Barat, Barito Timur dan Barito
Selatan. Masih terdapat 11 kabupaten kota lagi yang belum
mendapatkan sertifikasi eliminasi malaria. Kemudian, pada
tahun 2015 Kabupaten Sukamara juga telah mendapatkan
sertifikasi eliminasi malaria. Tahun 2016, Kabupaten Lamandau
yang mendapatkan dan Tahun 2017 adalah Kabupaten Seruyan.
Sehingga, sampai dengan tahun 2017, jumlah kabupaten yang
telah mendapat seritifikasi eliminasi malaria adalah sebanyak
enam kabupaten.
Surveilans merupakan kegiatan penting dalam upaya
eliminasi, karena salah satu syarat eliminasi adalah
pelaksanaan surveilans yang baik. Pencatatan dan Pelaporan
merupakan salah satu hal penting untuk mendukung
terselenggaranya sistem Surveilans yang baik. Salah satu upaya
untuk meningkatkan validitas dan kelengkapan dalam pelaporan
data malaria maka pada tahun 2010 dikembangkan software e-
SISMAL Versi 1 yang berupa aplikasi excel based, sistem
pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan e-SISMAL excel
memerlukan banyak penyesuaian karena masih terdapat
beberapa kekurangan oleh karena itu perlu dikembangkan e-
SISMAL excel based menjadi online sistem, hal tersebut
merupakan cara untuk meningkatkan fungsi e-sismal sebagai
sistem pencatatan dan pelaporan data malaria. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan workshop e-SISMAL terbaru
yang telah dikembangkan dengan menggunakan sistem online.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari workshop ini adalah melakukan refreshing
penggunaan SISMAL kepada pengelola program malaria di
Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Selatan dan Barito
Utara.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari workshop ini, antara lain:
a. Melakukan sosialisasi pedoman penggunaan SISMAL bagi
pengelola baru.
b. Melakukan input dan upload data tahun 2019 – 2020.
c. Mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan yang akan
melaporkan kasus malaria.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Workshop SISMAL Versi 2 akan diselenggarakan pada tanggal
17 – 19 Februari 2020 di Hotel Neo Palangka Raya, dengan jadwal
dan tata tertib peserta terlampir.

D. PESERTA

1. Peserta
Peserta pertemuan ini terdiri atas:
1. Peserta Kabupaten
No Kabupaten Kab PKM RS Total
1 Kotawaringin Timur 1 21 2 24
2 Kapuas 1 26 1 29
3 Barito Selatan 1 12 1 14
4 Barito Utara 1 - - -

2. Peserta Provinsi sebanyak 7 orang


2. Narasumber
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
2. Kepala Bidang P2P
3. Entomolog Provinsi Kalimantan Tengah
4. Pengelola Program Malaria Provinsi Kalimantan Tengah
3. Moderator
Moderator sebanyak 1 orang

D. SUMBER PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan bersumber dari dana GF ATM Komponen
Malaria Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai