TAHUN 2022
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
ii
KATA PENGANTAR
iii
Energi Kronis (KEK), Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet
Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering,
Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku ini, saran dan kritik kami nantikan guna
penyempurnaan buku petunjuk teknis ini.
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kekurangan asupan protein (<80% angka kecukupan protein)
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Faktor risiko ibu hamil
kurang energi kronis dapat disebabkan asupan pangan yang
tidak adekuat, penyakit yang diderita, tidak memadainya akses
ke fasilitas pelayanan kesehatan, aktivitas fisik yang berlebih,
air bersih dan higiene sanitasi yang buruk atau kombinasi
diantaranya.
Besaran masalah gizi pada balita berdasarkan Survey Status
Gizi Indonesia (SSGI) 2021: prevalensi balita gizi kurang 7,1%
dan prevalensi balita stunting 24,4%. Berdasarkan sumber
yang sama, proporsi makan beragam pada baduta sebesar
52,5% dengan proporsi mulai konsumsi MPASI <6 bulan
sebesar 55,3%, balita menderita diare sebesar 9,8% dan ISPA
sebesar 24,1% (SSGI, 2021). Faktor lain yang turut
berkontribusi masalah gizi kurang pada balita adalah pola asuh
yang kurang baik, kurangnya pengetahuan, penyakit infeksi
berulang, rendahnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan,
serta kondisi sosial ekonomi yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap akses makan makanan bergizi
seimbang.
Perlu penanganan yang komprehensif dan terintegrasi untuk
menangani masalah gizi kurang baik pada ibu hamil maupun
balita. Pelayanan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care
terpadu, terutama pada kunjungan di trimester pertama yang
dilakukan oleh dokter, akan mendeteksi sedini mungkin faktor
risiko kehamilan. Bilamana ditemukan ibu hamil dengan kurang
energi kronis (Lingkar Lengan Atas <23,5 cm) maka harus
diidentifikasi penyebabnya dan ditangani sesuai dengan
kondisi ibu hamil. Selain itu juga diberikan makanan tambahan
disertai edukasi bahwa ibu hamil harus mengonsumsi
makanan bergizi sesuai kebutuhannya selama kehamilan dan
saat menyusui.
Rekomendasi WHO untuk memastikan pemenuhan gizi
selama kehamilan, yaitu dengan mendorong ibu hamil
mendapatkan makanan bergizi seimbang dan pemenuhan
2
kebutuhan protein, bersama itu dilakukan pemberian tablet
tambah darah dan penguatan melalui pendidikan gizi serta
konseling (WHO, 2013).
Demikian pula bilamana ditemukan balita dengan kenaikan
berat badan tidak adekuat/weight faltering, berat badan kurang
dan gizi kurang baik di Posyandu ataupun di fasilitas
kesehatan, maka perlu dilakukan tatalaksana dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk
mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya
serta kondisi yang memperberat.
Weight faltering, berat badan kurang, dan gizi kurang dapat
disebabkan rendahnya protein energy ratio (PER) pada
makanan yang dikonsumsi. Studi Kekalih A, dkk (2015) yang
menganalisis data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa
konsumsi pangan hewani pada anak usia 6-24 bulan hanya
38,2%. Data Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa angka
balita dengan berat badan kurang adalah 17,9% dan gizi
kurang 7,3%. Hal ini merupakan landasan perlunya asupan
protein hewani yang cukup untuk balita. Oleh karena itu,
pencegahan weight faltering, berat badan kurang, dan gizi
kurang harus menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan
protein hewani pada balita sesuai dengan ketersediaan
sumber protein hewani lokal. Sebagai contoh, telur, ikan, ayam,
dan sebagainya.
Hasil penelitian Aksi Cegah Stunting di 14 lokus stunting
menunjukkan bahwa status gizi anak dengan gagal tumbuh
(weight faltering), berat badan kurang, dan gizi kurang
mengalami perbaikan dalam dua minggu (9 – 11,2 hari) setelah
penggunaan Pangan Olahan Diet Khusus sebagai terapi gizi
(Laporan Evaluasi Aksi Cegah Stunting 14 Kabupaten Kota
pada bulan Maret - Mei 2022).
Kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi
dengan memanfaatkan potensi pangan lokal dan edukasi pola
konsumsi makanan bergizi diharapkan akan mendorong
3
keluarga dan masyarakat agar mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang dan berlangsung secara berkelanjutan.
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam
keragaman hayati. Setidaknya terdapat 77 jenis sumber
karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-
buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-
bumbuan (Badan Ketahanan Pangan, 2020). Terdapat juga 7
kelompok pangan hewani yaitu ikan laut, udang, ikan air tawar,
ikan asin, daging, telur, dan susu. Hal tersebut menunjukkan
bahwa potensi pemanfaatan pangan lokal sangat terbuka luas
untuk penyediaan pangan keluarga, termasuk untuk perbaikan
gizi balita dan ibu hamil. Dari hasil studi, PMT berbasis kearifan
lokal lebih efektif dengan konseling gizi dan pendampingan
(Amalia, 2021).
4
menyusun Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah dalam rangka
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis Pangan Lokal
Untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK), Pangan Lokal
dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak
Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan
Gizi Kurang Tahun 2022.
C. Sasaran
Sasaran buku Petunjuk Teknis adalah :
• Pengelola program gizi dan KIA di tingkat Dinas Kesehatan
Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas dan Desa.
• Semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis Pangan
Lokal Untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK), Pangan
Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi
Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat Badan
Kurang dan Gizi Kurang yang berada di Kab/Kota terpilih.
D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa
5
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang
Kebijakan Strategi Pangan dan Gizi
6. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden Nomor. 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024
8. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173 /PMK.05 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 168/PMK.05 Tahun 2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05 Tahun
2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 168/PMK.05 Tahun 2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga
11. Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
RI Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Pedoman Swakelola
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 tahun 2014
tentang Pedoman Gizi Seimbang
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2021
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontra-sepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2021
tentang Perubahan ke-4 atas Permenkes Nomor 79 tahun
2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kesehatan
6
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 tahun 2022
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2020-2024
7
2. Persyaratan Khusus
Penerima Bantuan Pemerintah pada kegiatan PMT
berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan
Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi
Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat
Badan Kurang dan Gizi Kurang ini adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terpilih.
8
BAB II
MEKANISME PENCAIRAN DANA
9
Gambar 1. Skema Perhitungan Anggaran Biaya
Keterangan:
1. Biaya bahan makanan dan operasional digunakan untuk
pembelian bahan makanan, alat makan sekali pakai, transport,
dan bahan bakar memasak minimal 80% dari alokasi dana.
2. Biaya jasa penyelenggaraan makan sebesar maksimal 15%
dari alokasi dana.
3. Biaya operasional untuk dukungan administrasi maksimal
sebanyak 5% dari alokasi.
Catatan :
Komposisi pembiayaan di atas tidak berlaku untuk Pangan
Olahan Diet Khusus (PDK), unit cost Rp 13.500,- seluruhnya
untuk pembelian PDK. Pembelian PDK melalui pembelian
langsung sesuai dengan hasil assessment dan rekomendasi
dokter.
10
B. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
1. Pola Penyelenggaraan
Pelaksanaan kegiatan PMT berbasis Pangan Lokal Untuk
Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan
Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/
Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang
tahun 2022 merujuk pada Permenkeu Nomor 173/PMK.05/
2016 tentang perubahan atas Permenkeu Nomor 168/
PMK.05/2015 tentang mekanisme pelaksanaan anggaran
bantuan pemerintah pada kementerian negara/lembaga.
Pola penyelenggaraan kegiatan yang digunakan adalah
bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan
pemerintah (Banper) yang ditetapkan oleh pengguna
anggaran (PA) dengan penerima bantuan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
11
yang ditunjuk dari Penerima Bantuan kepada PPK;
i. Secara keseluruhan keterlibatan masyarakat dalam
edukasi dan implementasi sasaran didampingi oleh
Penanggung jawab Kegiatan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas, Tenaga
Kesehatan/Tenaga Gizi di Puskesmas dan jajarannya
dalam penyusunan rencana kegiatan dan
pelaksanaannya.
12
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, yaitu
sebagai berikut:
1) Kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama ditandatangani
oleh PPK Unit Kerja Direktorat Gizi dan KIA dengan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pejabat yang
Ditunjuk. Adapun isi kontrak kerja atau Perjanjian
kerjasama yang dimaksud akan memuat hal-hal sebagai
berikut:
a) Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b) Jumlah bantuan yang diberikan;
c) Tata cara dan syarat penyaluran;
d) Pernyataan kesanggupan penerima bantuan
pemerintah untuk menggunakan bantuan sesuai
rencana yang telah disepakati;
e) Pernyataan kesanggupan penerima bantuan
pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak
digunakan ke kas Negara;
f) Sanksi;
g) Bersedia melaksanakan kegiatan secara transparan
dan akuntabel;
h) Penyampaian laporan penggunaan dana secara
berkala kepada PPK; dan
i) Penyampaian laporan penyelesaian pekerjaan kepada
PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun
anggaran.
13
nomor rekening merupakan rekening aktif dengan saldo
minimal aktivasi Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) pada
Bank yang memiliki kredibilitas akses yang cepat merespon
aplikasi keuangan pemerintah.
4) Buku Tabungan dibuat atas nama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ditandatangani (spesimen) oleh 2 orang
(Ketua Tim Pelaksana dan Pengelola Keuangan yang
ditunjuk).
5) Setiap penarikan dana harus mendapatkan persetujuan
dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak diperbolehkan
memindahbukukan dana bantuan ke rekening pribadi
maupun rekening lainnya.
7) Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah
a) Tahap I sebesar 70% dari total nilai kontrak dana
bantuan
14
Progress yang harus dicapai/Output Tahap I
NO OUTPUT TAHAP I
15
b) Tahap II sebesar 30% dari total nilai kontrak dana bantuan
NO PERSYARATAN PENGAJUAN
16
Progress yang harus dicapai/Output Tahap II
NO OUTPUT TAHAP II
17
8) Berkas penyaluran dana yang disiapkan oleh Unit Kerja
Direktorat Gizi dan KIA antara lain:
a) Kontrak kerja atau perjanjian kerjasama PPK Unit Kerja
Direktorat Gizi dan KIA dengan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pejabat yang
Ditunjuk;
b) Berita Acara Pembayaran Tahap I dan Tahap II;
c) Kwitansi Pembayaran/kwitansi bukti penerimaan uang
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
d) Kwitansi Tahap I disampaikan saat pengajuan
penarikan dana Tahap II;
e) Kwitansi Tahap II disampaikan saat laporan serah
terima pekerjaan;
f) dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Penggunaan Materai
Bukti pembayaran dibubuhi materai sesuai ketentuan Undang
Undang No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai dan Besarnya
Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea
Materai. Pembiayaan untuk materai dapat diambil dari biaya
pada komponen administrasi, besarnya pengenaan harga
adalah sebagai berikut: Tarif bea materai berlaku satu tarif yaitu
Rp.10.000,- dengan batasan nilai dokumen yang memuat
jumlah uang di atas Rp. 5.000.000,
18
3. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah
19
Seluruh rangkaian pengelolaan dana dalam melakukan
kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota baik dalam menyusun dana
pencairan, proses pencairan dari bank, penggunaan
dana, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan
yang dibiayai oleh dana kegiatan PMT berbasis Pangan
Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau
Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak
Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat Badan
Kurang dan Gizi Kurang, dalam pelaksanaannya harus
dilakukan sesuai prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
yang berlaku.
20
PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK,
Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet
Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/
Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi
Kurang dari tim pelaksana tingkat puskesmas
kepada tim pelaksana tingkat kabupaten/kota dan
disahkan oleh pimpinan penerima bantuan;
c) Laporan dan dokumentasi foto kegiatan di tiap
lokasi;
d) Rekapitulasi hasil penimbangan berat badan
sasaran setiap 1 (satu) minggu selama
pelaksanaan kegiatan;
e) Laporan pelaksanaan edukasi dan demo memasak
selama pelaksanaan PMT berbasis Pangan Lokal
Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau
Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak
Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat Badan
Kurang dan Gizi Kurang.
c. Pelaporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban bantuan pemerintah dalam
rangka kegiatan PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu
Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet
Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight
Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang
disampaikan kepada PPK dengan rincian sebagai berikut:
a) Berita Acara Serah Terima Penyelesaian Pekerjaan
PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK,
Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus
(PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Fal-
tering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pejabat yang
Ditunjuk dan diketahui Pimpinan penerima bantuan dan
disahkan oleh PPK yang memuat:
i. Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan
sisa dana
21
ii. Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan
Perjanjian Kerja Sama
iii. Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah
disimpan
b) Laporan dan dokumentasi foto kegiatan di tiap lokasi;
d. Sisa Anggaran
Dalam hal terdapat sisa anggaran harus disetor ke Kas
Negara pada tahun berjalan. Kode satuan kerja 465909
(Sekretariat Ditjen Kesehatan Masyarakat) penyetoran
dengan akun 526321.
Mekanisme penyetoran ke Kas Negara:
1) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merekap jumlah
pengembalian belanja dari masing-masing Desa,
kemudian menginformasikan ke Direktorat Gizi dan KIA
untuk pembuatan e-billing.
2) Direktorat Gizi dan KIA akan menginformasikan kembali
ke masing-masing Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan mengirimkan bukti e-billing yang sudah dibuat
untuk segera disetorkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (paling lambat 3 hari setelah tanggal
terbit e-billing).
3) Penyetoran e-billing wajib melalui Himpunan Bank
Pemerintah (Himbara) yaitu BRI, BTN, BNI dan Mandiri.
4) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera
menginformasikan ke Direktorat Gizi dan KIA apabila
sudah disetor dengan mengirimkan bukti setor melalui
email banperMTLokal22@gmail.com.
5) Bukti setor pengembalian belanja yang sudah diterima
oleh Direktorat Gizi dan KIA disampaikan ke Pengelola
Keuangan Pengeluaran Satker Setditjen Kesehatan
Masyarakat paling lambat tanggal 27 Desember 2022.
e. Ketentuan Perpajakan
Bantuan kegiatan PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu
Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet
Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight
22
Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang pada
kelompok akun belanja barang untuk bantuan lainnya yang
memiliki karakteristik bantuan pemerintah dalam bentuk
uang sesuai dengan pasal 38 ayat (1), 132/PMK.05/2021
tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga mengacu pada:
1) Pasal 4a ayat (2) huruf d, Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 tentang Perubahan ketiga atas Undang-
Undang Nomor 08 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, bahwa jenis barang
yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah
barang tertentu dalam kelompok barang: uang, emas
batangan, dan surat berharga.
2) Pasal 4 ayat (3) huruf a, Undang-Undang PPh tahun
2008, bahwa yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
Bantuan atau sumbangan termasuk zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat
yang berhak atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan
yang dibentuk atau yang disahkan oleh Pemerintah dan
yang diterima oleh penerima sumbangan, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.
23
barang kepada pihak ke-3 yang dilakukan dengan
mekanisme Pembayaran Langsung (LS) oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau PPSPN
yang diberi delegasi oleh KPA sebesar 1,5% dari
harga pembelian tidak termasuk PPN.
1) Larangan
Dana bantuan PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu
Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau Pangan Olahan Diet
Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight
Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang dilarang
digunakan untuk membiayai kegiatan lain selain untuk
kegiatan tersebut.
2) Sanksi
Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan PMT
berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan
Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi
Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat
Badan Kurang dan Gizi Kurang yang tidak sesuai dengan
ketentuan akan dberikan sanksi menurut peraturan
perundang-undangan dan hukum yang berlaku. Sanksi
terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat
merugikan Negara dan/atau pemerintah dan masyarakat
akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang.
Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat
diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya sebagai berikut:
24
tahun berikutnya kepada kabupaten/kota, bilamana
terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja
dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi,
kelompok, atau golongan.
25
BAB III
TAHAPAN KEGIATAN
A. Tahap Persiapan
Kegiatan pada tahap persiapan meliputi:
1. Penetapan Kabupaten/Kota Penerima
Penetapan Kabupaten/Kota penerima bantuan pemerintah
dengan Surat Keputusan PPK yang disahkan oleh KPA
Satker Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
3. Pemberitahuan Kegiatan
Pemberitahuan kegiatan pemberian makanan tambahan
berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan
Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi
Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat
Badan Kurang dan Gizi Kurang oleh Direktorat Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kabupaten/Kota serta kepada Bupati/ Walikota wilayah
daerah Intervensi.
4. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan oleh Direktorat Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian
Kesehatan bersama-sama dengan memanfaatkan
26
kegiatan yang dilakukan oleh Pusat kepada pelaksana
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas
dimana selanjutnya akan diteruskan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada puskesmas dan Desa/kelurahan
untuk menyebarluaskan informasi tentang kegiatan
pemberian makanan tambahan berbasis Pangan Lokal
Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau Pangan
Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat
Badan/Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi
Kurang.
B. Tahap Perencanaan
1. Penyusunan Proposal Kegiatan
Proposal Kegiatan merupakan dokumen rencana kegiatan
PMT berbasis Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan
Lokal dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi
Balita Tidak Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat
Badan Kurang dan Gizi Kurang yang disusun secara
partisipatif sebagai dasar untuk penyaluran dana bantuan
pemerintah. Dokumen ini disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Proposal yang telah tersusun serta
ditandatangani oleh Kepala Dinkes Kabupaten/Kota
diajukan ke Unit Kerja Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu
27
dan Anak. Proposal yang sudah diverifikasi oleh Unit Kerja
Pusat maka dapat dilakukan penandatanganan Perjanjian
Kerjasama (PKS) antara PPK pada Unit Kerja Direktorat
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dengan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pejabat yang ditunjuk.
28
di tingkat Desa. Penetapan Tim Pelaksana ditandatangani oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
C. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis
Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan atau
Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak Naik Berat
Badan/Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan Gizi Kurang
dilaksanakan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun Menu sesuai Standar
2. Melakukan re-assessment sasaran terpilih untuk
mendapatkan rekomendasi dokter sebelum pemberian
PDK
3. Pembelian Bahan Makanan dan atau PDK
4. Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal
siap santap dan atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK)
5. Pelaksanaan Edukasi Gizi dan Demo Memasak secara
Berkala
6. Pendampingan
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaksana Provinsi melakukan pendampingan teknis dan
monitoring pelaksanaan tingkat kabupaten/kota dan
puskesmas daerah prioritas sasaran intervensi serta
memantau kinerja.
29
d) Memastikan bahwa kualitas Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal dan atau
Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) sesuai standar
yang telah ditetapkan dan diterima oleh sasaran;
e) Memastikan agar setiap pelaksana kegiatan dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik sesuai dengan fungsinya masing-masing; dan
f) Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal
pelaksanaan yang telah ditentukan.
2. Pemantauan
Pemantauan merupakan bagian dari pengendalian
kegiatan di lapangan yang dilakukan oleh Tim secara
berjenjang. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi serta data pelaksanaan kegiatan untuk bahan
pengambilan keputusan dalam proses menjaga dan
perbaikan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pemantauan
akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis
Pangan Lokal Untuk Ibu Hamil KEK, Pangan Lokal dan
atau Pangan Olahan Diet Khusus (PDK) bagi Balita Tidak
Naik Berat Badan/Weight Faltering, Berat Badan Kurang
dan Gizi Kurang yang bisa dilihat dari aspek input, proses,
dan output dari pelaksanaan kegiatan ini.
30
a. Laporan Lengkap kegiatan termasuk dokumentasi
b. Laporan Pertanggungjawaban penggunaan dana
c. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran
penerima bantuan telah disimpan dengan baik
31
BAB IV
PENUTUP
32
DAFTAR LAMPIRAN
33
Lampiran 20. Contoh Format Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan
Lampiran 21. Contoh Dokumentasi Fisik
Lampiran 22. Contoh Surat Berita Acara Serah Terima dari
DinasKesehatan Kabupaten/Kota ke Unit Kerja Dit
Gizi dan KIA
Lampiran 23. Contoh Surat Pernyataan Pekerjaan telah Selesai
Dilaksanakan dan Bukti-Bukti Pembelian telah
Disimpan dengan Baik Tahap I
Lampiran 24. Contoh Surat Pernyataan Pekerjaan telah Selesai
Dilaksanakan dan Bukti-Bukti Pembelian telah
Disimpan dengan Baik Tahap II
Lampiran 1. Contoh Surat Pernyataan Dukungan dari
Bupati/Walikota
34
Lampiran 1. Surat Pernyataan Dukungan dari Bupati/Walikota
35
Lampiran 2. Contoh Perjanjian Kerja Sama antara Sekretaris
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dengan
Pada hari ini …… tanggal ……. Bulan …….. tahun DUA RIBU DUA
PULUH DUA, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : dr. Ario Baskoro, M.Sc (IHM)
NIP : 197708202009121002
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Unit Kerja Direktorat Gizi dan KIA
Alamat : Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 – 9
Jakarta Selatan 12950
36
Berdasarkan Keputusan Sekretaris Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat selaku Kuasa Pengguna Anggaran
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Nomor
: HK.02.03/3/1306/2022 tanggal 21 April 2022 tentang
Perubahan atas Keputusan KPA Setditjen Kesmas Nomor:
HK.02.03/3/996/2022 tentang Penetapan Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
dan Pengelola Keuangan Pengeluaran Satuan Kerja
Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Dalam
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah R.I yang selanjutnya dalam kontrak ini disebut
sebagai PIHAK KESATU.
2. Nama :
NIP :
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana
Alamat :
37
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang gizi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. PIHAK KEDUA adalah Ketua Tim Pelaksana yang mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan PMT berbasis pangan lokal
bagi…. tahun 2022.
4. PIHAK KESATU telah mengidentifikasi kebutuhan kerjasama
di bidang gizi masyarakat untuk kegiatan PMT berbasis pangan
lokal bagi…. tahun 2022.
5. PIHAK KEDUA telah memiliki kualifikasi dan pengalaman
dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan kegiatan
PMT berbasis pangan lokal bagi…. tahun 2022.
6. PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi
dalam kegiatan PMT berbasis pangan lokal bagi…. tahun 2022
PASAL 1
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan kegiatan PMT berbasis pangan lokal
bagi…. tahun 2022 adalah kegiatan penyediaan makanan
tambahan bagi Balita Weight Faltering, Berat Badan Kurang dan
Gizi Kurang atau Ibu Hamil KEK sesuai standar termasuk kegiatan
edukasi gizi dan demo masak yang telah ditetapkan yang disepakati
oleh PARA PIHAK.
PASAL 2
TUJUAN
Tujuan kerjasama ini yaitu melakukan pemberian makanan
tambahan berbasis pangan lokal dan atau pemberian PDK dan
edukasi gizi serta demo masak kepada sasaran dalam rangka
meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita
38
PASAL 3
NILAI KONTRAK
PASAL 4
JENIS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 5
PELAKSANAAN
39
dituangkan dalam Rencana Kerja/Rencana Penggunaan
Anggaran (RPA) sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
PARA PIHAK berkewajiban untuk melaksanakan dan
menyerahkan kepada PIHAK KESATU pekerjaan
sebagaimana tersebut dengan jangka waktu …. (……) hari
kalender, dari tanggal …… s/d ………. mulai Perjanjian Kerja
Sama Operasional (Kontrak) ditandatangani.
(2) PARA PIHAK tidak diperkenankan untuk mengalihkan
sebagian maupun seluruh hak dan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian Kerja Sama Operasional (Kontrak) ini kepada
PIHAK lain, tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis
sebelumnya dari PIHAK lainnya.
PASAL 6
JANGKA WAKTU
40
PASAL 7
HAK DAN KEWAJIBAN
41
(2) Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA:
a. PIHAK KEDUA berhak untuk:
1) Mendapatkan informasi tentang prosedur dan tata
laksana pelaksanaan kegiatan pemberian makanan
tambahan untuk …. (sasaran) tahun 2022;
2) Mendapatkan biaya pelaksanaan kegiatan pemberian
makanan tambahan untuk …. (sasaran) tahun 2022
sesuai aturan yang berlaku dan jenis dan ruang lingkup
yang disepakati PARA PIHAK; dan
3) Mendapatkan pencairan biaya kegiatan sesuai yang
disepakati dalam Perjanjian Kerja sama Operasional
(Kontrak) ini.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:
1) Membuat Proposal/Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
termasuk Jadwal Kegiatan dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) sesuai dengan ketentuan Standar Biaya
Masukan (SBM) Tahun 2022 serta Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana Penarikan
Dana (RPD) sesuai dengan DIPA Satuan Kerja
Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat;
2) Melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan Petunjuk
Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ….
(sasaran);
3) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan disampaikan
kepada PIHAK KESATU secara berkala;
4) Membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Surat
Pertanggungjawaban serta laporan kegiatan mengacu
pada KAK/RAB yang disusun oleh PIHAK KEDUA yang
disampaikan ke PIHAK KESATU berdasarkan output
yang disepakati PARA PIHAK; dan
5) Membayar pajak sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 8
PEMBIAYAAN DAN MEKANISME PEMBAYARAN
42
dilaksanakan oleh PIHAK KESATU melalui KPPN Jakarta VII
kepada PIHAK KEDUA dan akan dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Biaya kegiatan pemberian makanan tambahan untuk ….
(sasaran) tahun 2022 ditetapkan oleh PIHAK KESATU dapat
dibayarkan secara langsung kepada PIHAK KEDUA dengan
nilai kontrak sebesar Rp …… (……..)
(2) Mekanisme Pembayaran dilakukan secara bertahap meliputi:
a. Pembayaran Tahap I (satu) 70% (tujuh puluh persen) atau
sebesar Rp. …… (………) sesuai dengan Rencana
Penarikan Dana yang telah disepakati antara PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA dan diajukan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK KESATU, dilampiri Perjanjian Kerja
sama Operasional (Kontrak) yang ditandatangani oleh
PARA PIHAK dan dokumen pengajuan LS rencana
pelaksanaan kegiatan Tahap I;
b. Pembayaran Tahap II (dua) sebesar 30% (tiga puluh
persen) atau sebesar Rp. ……. (……………), sesuai
Rencana Penarikan Dana yang telah disepakati, diajukan
dan dapat dibayarkan pada saat penggunaan anggaran
Tahap I yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA telah
selesai dilaksanakan (mencapai 50%), yang dibuktikan
dengan laporan kemajuan pekerjaan dan pertanggung-
jawaban keuangan (SPJ) yang diserahkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK KESATU;
(3) PIHAK KESATU tidak dapat melakukan pembayaran
kepada PIHAK KEDUA apabila tidak memenuhi
persyaratan seperti pada ayat (2) dan atau melebihi batas
waktu Anggaran Tahun 2022.
(4) PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pembayaran
kepada PIHAK KESATU atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dengan menyerahkan dokumen persyaratan
seperti pada ayat (2).
(5) PIHAK KESATU memvalidasi permohonan pembayaran
dan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
dan Surat Perintah Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan
PerPengelola Keuanganan Negara (KPPN) mitra
43
Kementerian Kesehatan RI.
(6) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) mitra
Kementerian Kesehatan RI akan menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebagai bukti pencairan
anggaran, pajak-pajak yang timbul sehubungan dengan
Surat Perjanjian ini akan menjadi beban PIHAK KEDUA.
PASAL 9
PEMBATALAN PERJANJIAN
(1) Pembatalan Perjanjian Kerja sama Operasional (Kontrak) ini
dapat dilakukan atas perintah salah satu PIHAK berdasarkan
persetujuan PARA PIHAK.
(2) Surat permintaan pembatalan sesuai ayat (1) di atas harus
dibuat secara tertulis oleh PIHAK lainnya dan diterima paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal pembatalan perjanjian.
(3) PIHAK KESATU mempunyai hak untuk membatalkan/
memutuskan Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA cidera janji
dan/tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam kontrak ini.
(4) PIHAK KEDUA telah menyerahkan atau melimpahkan
seluruhnya tugas pekerjaan tersebut kepada PIHAK LAIN
tanpa persetujuan PIHAK KESATU.
(5) Dengan membatalkan/memutuskan Perjanjian Kerja sama
Operasional (Kontrak) ini, maka semua pekerjaan yang telah
selesai yang berada di lokasi pekerjaan menjadi milik PIHAK
KESATU.
PASAL 10
FORCE MAJEURE
(1) Masing-masing PIHAK dibebaskan dari tanggungjawab atas
keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban
yang tercantum dalam perjanjian ini yang disebabkan atau
diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan masing-masing
PIHAK yang digolongkan force majeure.
(2) Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure antara lain
adanya bencana alam (gempa bumi, taufan, banjir dan lain-
lain), wabah penyakit, perang, peledakan, revolusi, huru-hara,
44
perubahan kebijakan yang menyangkut anggaran dan
kekacauan ekonomi/moneter, politik dan sosial yang
berpengaruh pada perjanjian ini.
(3) Apabila terjadi force majeure maka PIHAK yang lebih dahulu
mengetahui wajib memberitahukan kepada PIHAK lainnya
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah terjadinya
force majeure.
(4) Bila dalam waktu melaksanakan pekerjaan terjadinya suatu
yang dapat dianggap sebagai force majeure sehingga dapat
menimbulkan kerugian bagi PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA harus segera melaporkan secara tertulis kepada
PIHAK KESATU selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah
terjadinya force majeure.
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 12
ADDENDUM
45
PASAL 13
PENUTUP
46
Lampiran 3 Contoh Surat Keputusan (SK) tentang pembentukan
Tim Pelaksana
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN UNTUK BALITA WEIGHT FALTERING,
BERAT BADAN KURANG DAN GIZI KURANG SERTA IBU
HAMIL KEK
KABUPATEN/KOTA ……………………
TAHUN ANGGARAN ……………………
MEMUTUSKAN
47
Kedua : Tim Pelaksana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu
keputusan ini bertugas: Bertanggung jawab atas
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk
Balita Weight Faltering, Berat Badan Kurang Dan
Gizi Kurang Serta Ibu Hamil KEK dari mulai
persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pelaporan/pertanggungjawaban,
hingga kegiatan dimaksud dinyatakan selesai;
Ditetapkan di : ……………
Pada Tanggal : ……………
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Stempel Basah
(nama lengkap)
NIP……………………….
Tembusan:
1. Direktur Gizi dan KIA
48
Lampiran 4. Contoh Susunan Tim Pelaksana
Nomor : ……………………
Tanggal : ……………………
6 Puskesmas A Anggota
7 Puskesmas B Anggota
49
Lampiran 5. Contoh Outline Proposal Kegiatan
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan
B. LANGKAH PELAKSANAAN
C. LOKASI DAN SASARAN
50
D. TIMELINE KEGIATAN
51
No Nama NIP Instansi Jabatan
dalam tim
9 Posyandu Yasmin Anggota
10 Posyandu Yasmin Anggota
dst Puskesmas Jagalempeni Anggota
G. PENUTUP
Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.........
(………………………..…….)
52
Lampiran 6. Contoh Daftar Hadir Sasaran
Desa…. Kabupaten…..
Tanggal, Bulan, 2022
Mengetahui,
( ) ( )
53
Lampiran 7. Contoh Rencana Penarikan Dana Tahap I
Kabupaten :.......................................
54
Lampiran 8. Contoh Rencana Penarikan Dana Tahap II
Kabupaten :.......................................
55
Lampiran 9. Contoh Surat Perrmohonan Pembayaran Tahap I
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen
Unit Kerja Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Jl. HR Rasuna Said Blok X-4 Kav 5-9 Gd. Adyatma 701
Jakarta Selatan
56
Demikian disampaikan Surat Permohonan Pembayaran Tahap
I ini dibuat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
TTD
…………………………(9)
57
Lampiran 10. Contoh Permohonan Pembayaran Dana Tahap II
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen
Unit Kerja Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Jl. HR Rasuna Said Blok X-4 Kav 5-9 Gd.Adyatma 701
Jakarta Selatan
58
Demikian disampaikan Surat Permohonan Pembayaran Tahap
II ini dibuat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota……..(8)
TTD
…………………………(9)
59
Lampiran 11. Petunjuk Pengisian Surat Permohonan Pembayaran
Tahap I dan II
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERMOHONAN PEMBAYARAN Tahap I DAN II
No Uraian Isian
1 Diisi dengan nomor dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Diisi dengan nama kabupaten/kota lokasi bantuan
3 Diisi dengan nama kabupaten/kota lokasi bantuan
4 Diisi dengan nomor surat perjanjian kerjasama antara
pejabat pembuat komitmen
5 Diisi dengan tanggal surat perjanjian kerjasama antara
pejabat pembuat komitmen
6 Diisi dengan jumlah bantuan yang terdapat pada Perjanjian
Kerja Sama
7 Diisi dengan 70%/30% dari jumlah bantuan
8 Diisi dengan nama kabupaten/kota lokasi bantuan
9 Diisi dengan nama Kepala Dinas Kesehatan/Kota penerima
bantuan
60
Lampiran 12 Contoh Kwitansi Pembayaran Langsung Tahap I
61
Lampiran 13. Contoh Kwitansi Pembayaran Langsung Tahap II
62
Lampiran 14. Petunjuk Pengisian Kwitansi Pembayaran Tahap I
dan II
PETUNJUK PENGISIAN
KWITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG TAHAP I DAN II
No Uraian Isian
(1) Diisi dengan nomor bukti kwitansi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
(2) Diisi dengan jumlah uang 70% atau 30% dari total bantuan
(3) Diisi dengan nominal jumlah uang 70% atau 30% dari total
bantuan
(4) Diisi dengan nomor surat perjanjian kerjasama antara
pejabat pembuat komitmen Direktorat Gizi dan KIA dengan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(5) Diisi dengan tanggal bulan dan tahun surat perjanjian
kerjasama
(6) Diisi dengan lokasi kota/kabupaten penerima
(7) Diisi dengan tanggal bulan dan tahun kwitansi
(8) Diisi dengan nama kabupaten/kota penerima bantuan
(9) Diisi dengan nama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota
63
Lampiran 15. Contoh Surat Permohonan Penarikan Dana dari Bank
KOP SURAT
SURAT PERMOHONAN PENARIKAN DANA DARI BANK
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pimpinan Bank ………
Kabupaten, Tanggal/Bulan/2022
Penanggung Jawab Gizi KIA
Dinkes Kab/Kota
Hormat saya,
(……………..……………………..)
Tembusan:
1. Unit Kerja Dit. Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Kepala Puskesmas/Nutrisionis Puskesmas
3. Arsip
64
Lampiran 16. Contoh Buku Kas Umum
Saldo
akhir
Kabupaten/Kota , Tanggal/Bulan/2022
Diverifikasi Oleh, Disusun Oleh,
Ketua Tim Pelaksana Pengelola Keuangan
(……………………) (…………..…………)
65
Lampiran 17. Contoh Format Laporan Penggunaan Dana (LPD)
Tahap I dan II
Kabupaten/Kota , Tanggal/Bulan/2022
Diverifikasi Oleh, Disusun Oleh,
Kepala Dinkes Ketua Tim Pelaksana
Kabupaten/Kota
(………..…………) (………..………………)
66
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD)
67
Lampiran 18 Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
68
6. Apabila di kemudian hari, pernyataan yang saya buat ini
mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut
penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hormat Kami,
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota…….(13)
Materai 10.000
…………………………(14)
69
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
No Uraian Isian
1 Diisi dengan nama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Diisi dengan nama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota
3 Diisi dengan alamat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4 Diisi dengan Nomor SK Kepengurusan Tim Pelaksana
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
5 Diisi dengan nomor surat perjanjian kerjasama antara
pejabat pembuat komitmenDirektorat Gizi dan KIA dengan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
6 Diisi dengan nominal total bantuan
7 Diisi dengan bulan dan tahun
8 Diisi dengan total bantuan pada perjanjian kerja sama
9 Diisi dengan jumlah dana yang telah diterima
10 Diisi dengan jumlah dana yang telah dipergunakan
11 Diisi dengan jumlah dana yang belum dipergunakan
12 Diisi dengan persentase bantuan yang belum dipergunakan
(jumlah pada angka 10 dibagi jumlah pada angka 9 dikali
100%)
13 Diisi dengan nama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
14 Diisi dengan nama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota
70
Lampiran 19. Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban
Bantuan Pemerintah
KOP SURAT
71
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas
fungsional.
…………………………………………… (18)
Meterai
Rp.10.000,-
…………………………………………… (19)
72
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH
NO URAIAN ISIAN
1 Diisi dengan nama lembaga penerimaan bantuan
pemerintah
2 Diisi dengan nama pimpinan lembaga penerima bantuan
pemerintah
3 Disi dengan alamat lembaga penerima bantuan pemerintah
4 Diisi dengan nama bantuan pemerintah
5 Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Keputusan
Penetapan Penerima Bantuan pemerintah
6 Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Kerja Sama
7 Diisi dengan nama bantuan pemerintah
8 Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan pemerintah
yang telah diterima
9 Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan pemerintah
yang telah diterima
10 Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan pemerintah
yang telah dipergunakan
11 Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan pemerintah
yang belum di pergunakan
12 Diisi dengan nama bantuan pemerintah
13 Diisi dengan nama bantuan pemerintah
14 Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan pemerintah
yang telah di pergunakan
15 Diisi dengan sisa jumlah angka dan huruf bantuan
pemerintah yang telah disetor ke Kas Negara(jumlah sama
seperti angka 11)
16 Diisi dengan nama bantuan pemerintah
17 Diisi dengan nama kota, tanggal dan tahun laporan
pertanggungjawaban Bantuan Pemerintahditandatangani
18 Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
19 Diisi dengan nama pimpinan lembaga penerima bantuan
pemerintah
73
Lampiran 20. Contoh Format Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan
KOP SURAT
74
PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
NO URAIAN ISIAN
75
(14) Diisi dengan tanggal pembuatan Laporan Kemajuan
Penyelesaian Pekerjaan
(15) Diisi dengan bentuk bantuan yang diterima
(pembangunan ruang kelas baru, pembangunan saluran
irigasi, pengadaan bibit/ pupuk, atau lainnya)
(16) Diisi dengan persentase kemajuan penyelesaian
pekerjaan
(17) Diisi dengan kota dan tanggal pembuatan Laporan
Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
(18) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan
(19) Diisi dengan nama pimpinan penerima bantuan
76
Lampiran 21. Contoh Dokumentasi Fisik
DOKUMENTASI FOTO
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBASIS PANGAN
LOKAL UNTUK (SASARAN) LOKASI DESA .......
TAHUN ANGGARAN 2022
DST
77
Lampiran 22. Contoh Surat Berita Acara Serah Terima dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota ke Unit Kerja Dit Gizi dan KIA
78
4. Makanan Tambahan untuk balita gizi kurang selama (….) hari
senilai Rp..
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP NIP
79
Lampiran 23. Contoh Surat Pernyataan Pekerjaan Telah Selesai
Dilaksanakan dan Bukti-Bukti Pembelian Telah Disimpan dengan
Baik Tahap I
Nama Lengkap
80
Lampiran 24. Contoh Surat Pernyataan Pekerjaan Telah Selesai
Dilaksanakan dan Bukti-Bukti Pembelian Telah Disimpan dengan
Baik Tahap II
Nama Lengkap
81
PETUNJUK PENGISIAN
Surat Pernyataan Pekerjaan Telah Selesai Dilaksanakan
dan Bukti-bukti Pembelian Telah Disimpan dengan Baik
Tahap I dan II
82