Anda di halaman 1dari 63

613.

2
Ind
P
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

613.2 Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat


Ind Jenderal Kesehatan Masyarakat
p Petunjuk Teknis Pendidikan Gizi dalam pemberian
Makanan tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita---
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2018

ISBN 978-602-416-482-9

1. Judul
I.NUTRITION
II. PREGNANCY
III. NUTRITIONAL REQUIREMENTS
IV. FOOD SUPPLY
KATA PENGANTAR
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup
manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan
memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan
nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada
balita dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Upaya perbaikan gizi bagi kelompok rawan gizi di Indonesia


terus digalakkan, terutama pada bumil dan balita. Kelompok bumil
dan balita merupakan kelompok yang cukup rawan untuk
mengalami kekurangan gizi, karena itu perlu mendapat perhatian
besar guna melahirkan generasi yang berkualitas di masa yang
akan datang.

Pendidikan gizi dalam pemberian makanan tambahan lokal


bagi burnil dan balita merupakan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat desa dalam
menyediakan asupan gizi bumil dan balita dalam masa 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK) untuk melahirkan generasi yang
berkualitas. Asupan gizi dari makanan dengan bahan makanan
lokal merupakan bentuk pendidikan dan intervensi gizi pada bumil
dan balita sekaligus sebagai upaya peningkatan ekonomi
masyarakat.

Untuk dapat terlaksananya pendidikan gizi dalam pemberian


makanan tambahan lokal bagi burnil dan balita secara efektif dan
efisien diperlukan adanya Petunjuk Teknis bagi pelaksana kegiatan
dan semua pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan prinsip, penyelenggaraan
serta pemantauan dan evaluasi pemberian makanan berbasis
pangan lokal.

Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini masih memiliki


kekurangan, sehingga sekiranya ada masukan untuk perbaikan
akan kami terima untuk penyempurnaan pada masa yang akan
datang.

Jakarta, September 2018


Kesehatan Masyarakat

QIH
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................. iii
DAFTAR SINGKATAN ............................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................... 1


A. Latar Belakang ........................................ 1
B. Tujuan ..................................................... 2
C. Sasaran .................................................. 3
D. Dasar Hukum .......................................... 3
E..KetentuanUmum ..................................... 4
BAB II PENDIDIKAN GIZI DALAM PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN LOKAL BAGI
IBU HAMIL DAN BALITA ........................... 6
A. Pendidikan Gizi ..................................... 6
B. Prinsip dan Persyaratan
MakananTambahan Lokal ..................... 6
BAB III PENYELENGGARAAN MAKANAN
TAMBAHAN LOKAL .................................. 12
A. Persiapan .............................................. 12
B. Pelaksanaan ......................................... 17
BAB IV PEMANTAUAN PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN LOKAL .................................. 22
A. Pemantauan .......................................... 22
B. Pencatatan dan Pelaporan .................... 23
BAB V PENDANAAN .............................................. 26
A. Sumber Dana ........................................... 26
B. Komponen Penggunaan Dana ................. 26
C. Mekanisme Penggunaan Anggaran ......... 27
D. Kelengkapan Pertanggungjawaban .......... 28
BAB V PENUTUP .................................................... 29

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Contoh Menu Makanan Tambahan


Lokal Untuk Ibu Hamil dan Balita
Lampiran 2 : Formulir Pemantauan Pendidikan
Gizi Dalam PMT Lokal Bagi Ibu Hamil
Dan Balita
Lampiran 3 : Formulir Pemantauan Pendidikan
Gizi Dalam PMT Lokal Bagi Ibu Hamil

Lampiran 4 : Formulir Pemantauan Pendidikan


Gizi Dalam PMT Lokal Bagi
Balita
Lampiran 5 : Catatan Pemberian Makanan
Lampiran 6 : Form Pelaporan Tingkat Kecamatan
Lampiran 7 : Form Pelaporan Tingkat Kabupaten
Lampiran 8 : Alur Mekanisme Penggunaan Dana
Lampiran 9 : Contoh Pertanggungjawaban
Keuangan
Lampiran 9 : Desa Sasaran Kegiatan

iii
DAFTAR SINGKATAN

AKE : Angka Kecukupan Energi (AKE)

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BALITA : Bawah Lima Tahun

BUMIL : Ibu Hamil

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

KPPN : Kantor PelayananPerbendaharaan Negara

KEK : Kurang Energi Kronis

PSG : Pemantauan Status Gizi

OPD : Organisasi Perangkat Daerah

1000 HPK : 1000 Hari Pertama Kehidupan

SDT : Survei Diet Total

SPM : Surat Perintah Membayar

SPP : Surat Perintah Pembayaran

PKS : Surat Perjanjian Kerjasama

SPTB : Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Belanja

SPJ : Surat Pertanggungjawaban

iv
TPG : Tenaga Pelaksana Gizi

TP PKK : Tim Penggerak Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembangunan kesehatan
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional secara keseluruhan. Ibu
hamil dan balita merupakan kelompok rawan gizi
yang sangat perlu mendapat perhatian khusus
karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila
menderita kekurangan gizi.

Masalah kekurangan gizi khususnya pada ibu hamil


dan balita masih cukup tinggi di Indonesia,
berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa
prevalensi balita kurus sebesar 12,1 % dan balita
stunting 37,2 %, sedangkan prevalensi ibu hamil
risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2%.
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017
menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita
sebesar 29,6 % dan balita kurus sebanyak 9,5 %.

Gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak


usia di bawah 2 tahun (baduta) perlu mendapat
perhatian serius, karena usia di bawah dua tahun
merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik
maupun kecerdasan. Selain itu ibu hamil yang
kekurangan gizi atau dengan kondisi Kurang Energi
Kronis (KEK) juga akan berdampak pada
pertumbuhan dan kesehatan janin dalam kandungan
dan bayi yang akan dilahirkannya.

1
Pendidikan gizi dalam pemberian makanan
tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita merupakan
salah satu strategi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun
2014 diketahui bahwa lebih dari separuh balita
(55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari
Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan.
Demikian pula pada kelompok ibu hamil baik di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya
mengalami defisit asupan energi dan protein.

Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018 akan


melaksanakan kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu
Hamil dan Balita untuk memperoleh pemahaman
yang sama dalam melaksanakan kegiatan
dimaksud, maka perlu disusun Petunjuk Teknis
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita sebagai
acuan dan pedoman kerja bagi para pelaksana,
kelompok masyarakat serta pihak terkait dalam
penyelenggaraan kegiatan tersebut.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mempersiapkan dan
menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi
seimbang untuk ibu hamil dan balita dalam
upaya membentuk keluarga sehat.

b. Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam mempersiapkan dan menyediakan

2
menu gizi seimbang makanan lokal untuk ibu
hamil dan balita
2. Meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan
balita melalui penyediaan konsumsi pangan
sesuai prinsip gizi seimbang melalui
pemanfaatan bahan pangan lokal.
3. Meningkatkan pendapatan keluarga melalui
keterlibatan masyarakat dalam menyediakan
pangan lokal.
4. Melakukan pendampingan melalui monitoring
dan evaluasi yang dilaksanakan secara
berjenjang.

C. Sasaran
Ibu hamil dan balita di 160 desa pada 16
Kabupaten lokus stunting terpilih.

D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI).
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
899/Menkes/SK/X/2009 tentang Spesifikasi
Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5
Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil

3
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41
tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
(PGS)
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51
Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 17
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2016
Tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan
Pemerintah Di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
10. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat
Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang
Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil,
PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah

E. Ketentuan Umum

1. Pendidikan Gizi adalah proses penyampaian


pesan gizi yang berisi materi gizi seimbang dan
isi piringku melalui penyuluhan dan demonstrasi
kepada masyarakat di desa lokus terpilih.

2. Pemberian Makanan Lokal adalah pemberian


makanan lengkap sekali makan untuk ibu hamil
dan balita yang berasal dari bahan pangan atau
makanan yang tersedia dan mudah diperoleh di
wilayah setempat dengan harga yang
terjangkau.

4
3. Makanan Lengkap adalah menu makanan
lengkap sekali makan yang terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah.

4. Makanan Lokal Untuk Balita berupa makanan


lengkap yang terbuat dari bahan makanan lokal
dengan kandungan zat gizi yang sesuai untuk
diberikan kepada balita usia 6-59 bulan untuk
mencukupi kebutuhan gizi.

5. Makanan Lokal Untuk Ibu Hamil berupa


makanan lengkap yang terbuat dari bahan
makanan lokal dengan kandungan zat gizi yang
sesuai untuk diberikan kepada ibu hamil.

5
BAB II

PENDIDIKAN GIZI DALAM PEMBERIAN MAKANAN


TAMBAHAN LOKAL BAGI IBU HAMIL DAN BALITA

A. Pendidikan Gizi
Proses penyampaian pesan gizi yang berisi materi
gizi seimbang dan isi piringku melalui penyuluhan
dan demonstrasi kepada masyarakat di desa lokus
terpilih. Pendidikan merupakan salah satu strategi
dalam mengatasi masalah gizi melalui penyampaian
pesan gizi dan kesehatan yang terintegrasi dengan
kegiatan pemberian makanan tambahan lokal bagi
Ibu hamil dan balita.

Melalui kegiatan pendidikan gizi diharapkan akan


dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mempersiapkan dan
menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi
seimbang bagi Ibu hamil dan balita. Pendidikan gizi
dilakukan oleh tim puskesmas, Bidan di desa dan
kader Posyandu dengan menggunakan media KIE
(poster, leaflet, lembar balik dll) yang ada di lokasi
kegiatan.

B. Prinsip dan Persyaratan Makanan Tambahan


Lokal
1. Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Lokal
adalah sebagai berikut :
a. Pemberian makanan tambahan lokal
merupakan kegiatan di luar gedung
Puskesmas dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat
diintegrasikan dengan kegiatan lintas
program dan sektor terkait lainnya.

6
b. Pemberian makanan tambahan lokal ini
sebagai contoh menu lengkap sekali makan
(makan siang) bagi ibu hamil dan balita yang
diharapkan dapat diterapkan dalam
penyediaan makanan sehari-hari di keluarga.
c. Bentuk makanan tambahan lokal adalah
makanan lengkap, sesuai dengan ”Isi
Piringku” dan Pedoman Gizi Seimbang
terdiri dari sumber Karbohidrat, Protein
Hewani dan Nabati, Lemak, Vitamin dan
Mineral.
d. Pemberian makanan tambahan lokal pada
sasaran harus disertai dengan penguatan
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi).

2. Persyaratan Makanan Tambahan Lokal


Pemberian makanan tambahan lokal harus
memenuhi persyaratan antara lain:
a. Dapat diterima
Makanan untuk ibu hamil dan balita
diharapkan dapat diterima dalam hal bentuk,
rasa dan biasa dikonsumsi sehari-hari.
Bentuk dan rasa makanan dibuat bervariasi
dan disesuaikan dengan selera sasaran
sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Makanan yang berbau tajam, pedas, terlalu
asam, manis, asin kurang baik bagi
kesehatan.

b. Sesuai dengan Norma dan Agama


Pemberian makanan tambahan lokal
mempertimbangkan norma dan keyakinan
yang berlaku pada masyarakat setempat.

7
c. Mudah dibuat
Makanan bagi ibu hamil dan balita
hendaknya mudah dibuat dengan
menggunakan peralatan masak yang
tersedia di rumah tangga atau yang tersedia
di masyarakat, serta pembuatannya tidak
memerlukan waktu terlalu lama.

d. Memenuhi kebutuhan zat gizi


Makanan hendaknya memenuhi kebutuhan
zat gizi sasaran dan memiliki daya cerna
baik. Daya cerna yang baik dapat dicapai
dengan teknik pengolahan makanan yang
benar. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih
besar dibandingkan dengan kelompok
sasaran lainnya.

e. Terjangkau
Makanan dapat diolah dari bahan makanan
yang harganya terjangkau oleh masyarakat
ekonomi rendah dan tetap dapat memenuhi
kebutuhan gizi, keamanan pangan dan
selera sasaran. Bahan makanan yang
digunakan dapat dan mudah dibeli di daerah
setempat.

f. Mudah didapat
Bahan makanan yang digunakan mudah
didapat sepanjang tahun, sebaiknya bahan
makanan setempat yang diproduksi dan
dijual di wilayah tersebut. Dengan
menggunakan bahan makanan setempat
diharapkan meningkatkan perekonomian
masyarakat di pedesaan melalui

8
pengembangan dan pendayagunaan potensi
wilayah.

g. Aman
Makanan harus aman, tidak mengandung
bahan pengawet, zat pewarna dan zat aditif
lainnya. Makanan yang aman adalah
makanan yang bebas dari kuman dan bahan
kimia yang berbahaya serta tidak
bertentangan dengan keyakinan masyarakat
(halal).
Cara penanganan makanan yang baik
meliputi cara: mempersiapkan, menyimpan,
mencuci, mengolah atau memasak,
menyimpan makanan matang yang baik dan
benar. Dengan penanganan makanan yang
baik maka makanan akan terhindar dari
kemungkinan tercemar kuman dan bahan
kimia yang membahayakan kesehatan.
Tanda-tanda umum makanan yang tidak
aman bagi kesehatan antara lain: berlendir,
berjamur, aroma dan rasa makanan
berubah.
Tanda lain dari makanan yang tidak
memenuhi syarat aman adalah bila dalam
pengolahannya ditambahkan bahan
tambahan berbahaya seperti asam borax/
bleng, formalin, zat pewarna rhodamine A
dan methanil yellow.

h. Kandungan Gizi
Pemberian makanan tambahan lokal bagi
ibu hamil dan balita dalam bentuk makanan
lengkap dari bahan makanan lokal sesuai
jenis, karakteristik dan kandungan gizi untuk

9
masing-masing sasaran. Makanan yang
diberikan kaya zat gizi berupa sumber
karbohidrat (nasi, jagung, sagu, kentang,
singkong dll), sumber protein hewani (telur,
ikan, ayam, daging dll) maupun protein
nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan atau
hasil olahan lainnya) serta vitamin dan
mineral yang berasal dari sayuran buah-
buahan. Menu makanan tambahan dibuat
sederhana yang berasal dari makanan
keluarga dan disesuaikan dengan selera
serta mudah dikenal atau sudah biasa
dikonsumsi.
Sebagai acuan standar porsi makanan lokal
untuk ibu hamil dan balita untuk satu kali
makan adalah sebagai berikut :

Makanan Balita
Porsi sekali makan untuk Balita usia 12-
59 bulan dapat dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: ½ piring (100 gram)
- Lauk Hewani:1 potong sedang (40
gram)
- Lauk Nabati : 1 potong sedang (50
gram)
- Sayuran: 50 gram (1/2 mangkok)
- Buah : 50 gram (1 potong sedang)
Untuk Bayi usia 6-11 bulan makanan
yang diberikan disesuaikan dengan usia,
frekuensi, jumlah dan tekstur (lumat /
lembik)

10
Makanan Ibu Hamil
Porsi sekali makan untuk ibu hamil dapat
dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: 1 piring (200 gram)
- Lauk Hewani: 2 potong sedang (100
gram)
- Lauk Nabati :1 potong sedang (50
gram)
- Sayuran: 11/2 mangkok (150 gram)
- Buah : 2 potong sedang (100 gram)
Sumber: AKG, 2013

11
BAB III

PENYELENGGARAAN MAKANAN TAMBAHAN


LOKAL

A. PERSIAPAN

1. Pengorganisasian
Tim pelaksana kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu
Hamil dan Balita berasal dari organisasi
masyarakat yang sudah ada di Kabupaten,
Kecamatan dan Desa dengan pemberdayaan
masyarakat setempat. Adapun susunan tim
pelaksana kegiatan sebagai berikut :

Jabatan Unsur
1. Pembina 1. TP PKK Provinsi
2. Dinas Kesehatan Provinsi
3. Dinas Kesehatan
Kabupaten
4. Dinas Pemberdayaan
Masyarakat
5. Dinas Pertanian &
Ketahanan Pangan
6. Dinas Peternakan
7. Dinas Perikanan dan
Kelautan
2. Pendamping 1. TP PKK Kabupaten
2. Puskesmas (Tenaga
Pelaksana Gizi)
3. Bidan Di Desa
3. Penanggungja TP PKK Kecamatan
wab
4. Ketua Ketua PKK Desa
5. Anggota 1. PKK Desa
2. Kader Posyandu

12
Peran masing-masing unsur tim pelaksana adalah
sebagai berikut :

Pembina
1) Bertanggungjawab pada keseluruhan
kegiatan pelaksanaan pendidikan gizi dalam
pemberian makanan tambahan lokal bagi
ibu hamil dan balita yang meliputi
pendidikan gizi dan pemberian makanan
tambahan lokal;
2) Berkoordinasi dengan Instansi/Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Pendamping
1) Melakukan pendampingan pelaksanaan
pemberian makanan tambahan lokal;
2) Melaksanakan supervisi dan pemantauan
penyuluhan gizi dan pemberian makanan
tambahan lokal;
3) Bertanggungjawab terhadap pemantauan
pengolahan dan penyajian dan keamanan
pangan.

Penanggungjawab
Penanggungjawab adalah Ketua TP PKK
Kecamatan atau yang ditunjuk dan bertanggung
jawab terhadap :
1) Sasaran penerima makanan tambahan lokal;
2) Perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan;
3) Perencanaan menu, keamanan bahan
makanan dan;
4) Kandungan zat gizi makanan tambahan lokal.

13
Ketua Pelaksana :
1) Memastikan jumlah sasaran penerima
makanan tambahan lokal;
2) Menyusun menu dibantu oleh Tenaga
Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas dan Kader
Posyandu;
3) Menyusun anggaran belanja bersama kader
untuk pembelanjaan bahan;
4) Membentuk kelompok masak;
5) Membuat jadwal memasak;
6) Menyusun jadwal pelaksanaan pemberian
makanan tambahan lokal;
7) Menentukan tempat pelaksanaan pemberian
makanan tambahan lokal;
8) Membuat laporan pelaksanaan.

Anggota
1) Memastikan jumlah sasaran penerima
makanan tambahan lokal;
2) Menerima dana untuk belanja bahan;
3) Mendata jumlah bahan yang akan dibeli;
4) Memastikan bahan yang akan dibeli
memenuhi kriteria yang ditetapkan;
5) Mengecek kebersihan dan kelengkapan
peralatan masak yang digunakan;
6) Membantu menyiapkan makanan yang akan
di bagi pada sasaran;
7) Membantu membagi makanan pada sasaran;
8) Memastikan semua sasaran menerima
makanan tambahan lokal;
9) Membuat laporan pelaksanaan.

14
2. Langkah – Langkah Persiapan

a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi dilaksanakan di Tingkat
Pusat, dengan tujuan:
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan yang mencakup tempat, waktu,
jadwal, petugas dll.
2) Diperolehnya data sasaran penerima
makanan tambahan lokal (ibu hamil dan
balita);
3) Meningkatkan pemahaman dalam
pelaksanaan kegiatan.
4) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama
antara Direktorat Gizi Masyarakat dengan
TP PKK Kabupaten.
Peserta rapat koordinasi kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita
adalah Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Pemda/Kabupaten,
TP PKK Kabupaten.

b. Sosialisasi dan Orientasi


Sosialisasi dilaksanakan di tingkat kabupaten
untuk menyampaikan:
1) maksud dan tujuan kegiatan pendidikan
gizi melalui pemberian makanan
tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita;
2) mekanisme penyelenggaran kegiatan;
3) tugas dan peran Tim penyelenggara
kegiatan di tingkat Kabupaten,
Kecamatan dan Desa.

15
Peserta sosialisasi adalah Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, TP
PKK Kabupaten, Pemda, Perangkat
Kabupaten terkait (Dinas Pertanian, Badan
Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan
Kelautan, Dinas Peternakan), TP PKK
Kecamatan dan TP PKK Desa lokus.

c. Merencanakan pelaksanaan kegiatan yang


meliputi jadwal, lokasi, jenis dan bentuk
pemberian makanan tambahan lokal,
alternatif pemberian, penanggung jawab dan
pelaksana kegiatan.

d. Pendataan sasaran penerima makanan


tambahan lokal oleh TP PKK Kecamatan dan
Desa berdasarkan surveilans dengan e-
PPGBM :
1) Balita
Seluruh balita yang terdaftar di
Posyandu/menyesuaikan dengan dana
yang tersedia.
2) Ibu hamil
Seluruh ibu hamil yang terdaftar di
desa/menyesuaikan dengan dana yang
tersedia.

e. Penyediaan Peralatan Masak, Makan, dan


Minum
Peralatan masak, peralatan makan dan
minum untuk penerima makanan tambahan
lokal disiapkan sebelum kegiatan
pelaksanaan oleh TP PKK desa secara
swadaya.

16
f. Penyusunan Rencana Kegiatan
TP-PKK Kecamatan menyusun rencana
kegiatan di wilayahnya, dan diajukan kepada
TP-PKK Kabupaten untuk mendapatkan
jumlah anggaran yang tersedia.

B. PELAKSANAAN

1. Pendidikan Gizi
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan ibu hamil dan
orang tua balita dalam penerapan gizi
seimbang/isi piringku dan pemanfaatan bahan
pangan lokal dalam konsumsi makanan sehari
hari.
Pendidikan gizi dilakukan oleh Tim Puskesmas,
Bidan di desa dan Kader Posyandu dengan cara:
a. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan kelompok dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan pemberian
makan tambahan, setelah kegiatan posyandu
atau saat diselenggarakan kelas ibu (15 – 30
menit). Materi penyuluhan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan terkait gizi dan kesehatan
ibu hamil dan balita dengan memanfaatkan
media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) dalam bentuk cetak dan elektronik,
seperti: poster, leaflet, games, lagu, jingle,
video, dan lain-lain yang tersedia di
Puskesmas.

17
b. Demonstrasi Pembuatan Makanan Tambahan
Lokal
Kegiatan demonstrasi pembuatan makanan
Tambahan lokal yang dilakukan Tim
Puskesmas, TP PKK, Bidan di Desa dan
Kader Posyandu. Melalui kegiatan ini
diharapkan sasaran (Ibu ibu hamil dan balita)
ataupun masyarakat mau dan mampu
menyediakan makanan bergizi bagi keluarga
dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

2. Pemberian makan
a. Pemberian makanan tambahan lokal minimal
8 (delapan) kali pemberian.
b. Tempat memasak dilaksanakan di rumah
salah satu warga atau di tempat yang
disepakati bersama seperti posyandu, rumah
kader atau lainnya.
c. Kegiatan pemberian makanan tambahan lokal
dapat dilaksanakan di rumah salah satu
warga atau di tempat yang disepakati
bersama seperti posyandu, rumah kader,
kelas ibu dan lainnya
d. Makanan tambahan lokal dihidangkan dalam
satu piring yang terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk (hewani dan nabati), sayuran dan
buah disesuaikan dengan usia kehamilan ibu
dan usia balita

18
e. Pada saat sasaran sedang makan, ibu PKK
dan kader Posyandu dibawah bimbingan
petugas kesehatan dapat memberikan
penyuluhan tentang gizi dan kesehatan.
f. Contoh menu makanan tambahan lokal untuk
ibu hamil dan balita (terlampir).

3. Cara Pengolahan
Pengolahan makanan dilakukan sesuai dengan
cara pengolahan yang biasa dilakukan sehari-
hari dengan memperhatikan aspek higiene dan
sanitasi. Dalam hal ini, bahan makanan harus
dicuci sampai bersih, air yang digunakan juga
air bersih yang layak minum. Selain itu,
peralatan yang digunakan harus bersih dan
orang yang mengolah makanan juga harus
menjaga kebersihan diri.

Prinsip-prinsip dalam pengolahan bahan


makanan perlu diperhatikan untuk
mempertahankan zat gizi yang terkandung
dalam bahan makanan serta meningkatkan
daya cerna makanan. Teknis pengolahan
makanan tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Teknik Pengolahan Makanan

Cara
No. Prinsip
Pengolahan
 Gunakan air bersih secukupnya
 Semua bahan terendam
1. Merebus
 Air mendidih (suhu 100º C)
 Lama perebusan sampai tingkat

19
Cara
No. Prinsip
Pengolahan
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
 Gunakan air bersih secukupnya
 Lama pengukusan sampai tingkat
2. Mengukus kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
 Panaskan alat panggang (oven)
sampai panas yang dikehendaki
sebelum bahan dimasukkan
3. Memanggang  Lama pemanggangan sampai tingkat
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
 Siapkan bahan pembakar
(arang/kayu) sampai terbentuk bara
api sebelum bahan makanan dibakar
 Lama pembakaran sampai tingkat
4. Membakar
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan

 Gunakan minyak goreng secukupnya


 Panaskan minyak goreng sampai
panas dikehendaki sebelum bahan
dimasukkan
 Lama penggorengan sampai tingkat
5. Menggoreng kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
 Dianjurkan menggunakan minyak
goreng yang sama tidak lebih dari 2
kali penggorengan
Sumber: Fellows. P.J, 2000. Food Processing Technology,
Principles and Practice. Ellis Horood, New York

20
21
BAB IV

PEMANTAUAN PEMBERIAN MAKANAN


TAMBAHAN LOKAL

A. Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk melihat pelaksanaaan
kegiatan dan mengidentifikasi masalah yang ditemukan
serta upaya pemecahan masalah tersebut pada setiap
tingkat administrasi. Pelaksana pemantauan adalah
Kementerian Kesehatan, TP-PKK Pusat, Dinas
Kesehatan Provinsi, TP-PKK Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten, TP-PKK Kabupaten, TP-PKK Kecamatan
dan Puskesmas. Pemantauan dilakukan terhadap
kegiatan penyelenggaraan dan terhadap sasaran
kegiatan (Ibu Balita dan Ibu Hamil) dengan
menggunakan formulir sebagaimana terlampir.

Mekanisme Pemantauan dan Pendampingan:


1. Pemantauan dan pendampingan dilakukan secara
berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten,
kecamatan/puskesmas dan desa.
2. Tim Kabupaten (TP PKK, Dinas Kesehatan) dan tim
Kecamatan ( TP.PKK, Kepala Puskesmas, TPG atau
tenaga kesehatan atau Bidan Desa melakukan
pendampingan dan pembinaan kegiatan pendidikan
gizi dalam pemberian makanan lokal bagi ibu hamil
dan balita setiap bulan, dan bila ada masalah segera
melakukan koordinasi dan tindakan perbaikan.
3. Tim Pusat dan Provinsi melakukan pemantauan
penyelenggaraan kegiatan pendidikan gizi dalam

22
pemberian makanan lokal bagi ibu hamil dan balita
pada awal dan akhir kegiatan.

B. Pencatatan dan Pelaporan


Untuk memperoleh informasi pelaksanaan kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita yang
telah dilaksanakan maka diperlukan pencatatan dan
pelaporan secara berjenjang dari tingkat PKK Desa,
TP-PKK Kecamatan, TP-PKK Kabupaten. Hasil
rekap tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan
Provinsi, TP PKK Provinsi dan TP PKK Pusat .
(Form terlampir)

23
Bagan pencatatan dan pelaporan

Kementerian Kesehatan
Direktorat Gizi Masyarakat
TP-PKK Pusat

Dinkes Provinsi
TP-PKK Provinsi

Dinkes Kabupaten
TP-PKK Kabupaten

Puskesmas/
TP-PKK Kecamatan

PKK Desa
Kelurahan

Keterangan:
Alur Pelaporan Umpan Balik
Koordinasi
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
dalam melakukan pemantauan sebagai berikut :
1. Pemantauan dilakukan secara berjenjang
mulai dari pusat, provinsi, kabupaten dan
kecamatan.
2. Tim PKK Kabupaten dan Tim Kecamatan
(melakukan pemantauan penyelenggaraan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita

24
setiap bulan, dan berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas
3. Jumlah sasaran yang mendapat makanan
lokal.
4. Jumlah hari makan sasaran selama
pelaksanaan pemberian makanan tambahan
lokal. .

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1. Tim Pelaksana mencatat hasil kegiatan melalui
pencatatan di puskesmas dan juga mencatat di
kartu pemantauan balita/ibu hamil sebagai self
pemantauan agar Ibu Hamil dan balita dapat ikut
memantau setiap kali mendapat makanan
tambahan lokal.
2. Ketua Pelaksana melaporkan pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten secara berkala setiap
bulan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten melaporkan
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraaan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita
kepada Dinas Kesehatan Provinsi secara
berkala setiap bulan.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten melaporkan
pelaksanaan kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu
Hamil Dan Balita kepada Kementerian
Kesehatan melalui Direktorat Gizi Masyarakat
secara lengkap pada akhir kegiatan.

25
BAB V

PENDANAAN

A. Sumber Dana
Anggaran yang digunakan untuk kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita tahun
2018 bersumber dari APBN DIPA Satuan Kerja
Direktorat Gizi Masyarakat Tahun Anggaran 2018
untuk 160 desa di 16 Kabupaten lokus stunting.

B. Komponen Penggunaan Dana


Dana dipergunakan untuk paket kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita sebesar
Rp 625.000.000.- per kabupaten untuk minimal 8
kali penyelenggaraan kegiatan. Dana dialokasikan
untuk pembelian bahan makanan, biaya
operasional dan jasa pengolahan makanan dengan
rincian sebagai berikut :
a. Biaya bahan makanan dan operasional
digunakan untuk pembelian bahan makanan,
transport kader ke pasar dan bahan bakar
memasak minimal 65% dari alokasi dana.
b. Biaya jasa pengolah makanan digunakan untuk
jasa penyelenggaraan makan (persiapan,
pengolahan, penyajian) sebesar 30% dari
alokasi dana.
c. Biaya operasional yang ada di Kabupaten untuk
dukungan administrasi (ATK, fotocopy dan
penggandaan juknis serta surat menyurat) dan
monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan
maksimal sebanyak 5% dari alokasi dana.

26
Catatan :
- Alat makan dan memasak yang sangat
diperlukan dan tidak tersedia di masyarakat
dapat dibeli apabila kebutuhan biaya bahan
makanan dan operasional telah terpenuhi dan
masih terdapat sisa dana
- Biaya operasional di Kabupaten dapat juga
digunakan untuk tambahan Biaya Bahan
Makanan dan Operasional Pelaksanaan
Kegiatan (jika diperlukan)
- Dana tersebut tidak untuk melaksanakan
kegiatan sosialisasi di kabupaten. Untuk
kegiatan sosialisasi di kabupaten diharapkan
menggunakan sumber dana lain.

C. Mekanisme Pencairan dan Penggunaan Dana


1. Pengajuan Proposal Kegiatan
TP-PKK Kabupaten mengajukan proposal
kegiatan kepada Direktorat Gizi Masyarakat dan
melakukan pencairan sesuai permintaan.
2. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama
(PKS) antara Direktur Gizi Masyarakat dengan 16
TP-PKK Kabupaten lokus stunting.
3. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat
Perintah Pembayaran (SPP) ke Pejabat
Penandatangan SPM (Surat Perintah Membayar),
selanjutnya Pejabat Penandatangan SPM
menerbitkan SPM pencairan dana ke TP-PKK
Kabupaten.
4. KPPN Jakarta VII akan mentransfer dana ke
rekening TP-PKK Kabupaten sesuai dengan SPM
yang diajukan.

27
5. TP-PKK Kabupaten menyalurkan dana yang telah
diterima ke TP-PKK Kecamatan menggunakan
kuitansi seperti terlampir.
6. TP-PKK Kecamatan memberikan dana ke PKK
Desa menggunakan kuitansi seperti terlampir.
7. PKK Desa atau kader posyandu memanfaatkan
dana yang telah diterima sesuai dengan Petunjuk
Teknis (format pertanggungjawaban/SPJ
terlampir) dan membuat laporan kegiatan yang
disertai dengan foto dan atau video.
8. Dokumen Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dan
laporan kegiatan yang telah selesai dikirimkan ke
TP-PKK Kecamatan untuk diteruskan ke TP-PKK
Kabupaten.
9. TP-PKK Kabupaten menyimpan dan
mendokumentasikan SPJ yang diterima dari TP-
PKK Kecamatan.
10. TP-PKK Kabupaten membuat Laporan kegiatan
serta bukti dokumentasi pelaksanaan kegiatan di
Kecamatan dalam bentuk foto dan atau video
dari kegiatan persiapan, pelaksanaan dan
pemantauan kemudian dikirimkan ke Direktorat
Gizi Masyarakat.
11. TP-PKK Kabupaten membuat Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Belanja (SPTB) yang
merupakan rekapitulasi pertanggungjawaban
SPJ dari TP-PKK Kecamatan sesuai dengan
format terlampir kemudian dikirimkan ke
Direktorat Gizi Masyarakat sebagai bentuk
pertanggungjawaban keuangan.

28
D. Kelengkapan Pertanggungjawaban yang di
simpan di TP-PKK Kab
1. Bukti nota pembelian barang dan bahan
makanan diketahui oleh Ketua PKK Desa
2. Form Pelaporan Tk. Kecamatan dan Kabupaten
3. Rekapitulasi pertanggungjawaban dari TP PKK
Kecamatan
4. Laporan hasil kegiatan pelaksanaan Pendidikan
Gizi Dalam Pemberian Makanan Tambahan Bagi
Ibu Hamil Dan Balita disertai dokumentasi dalam
bentuk foto dan atau video

29
BAB VI

PENUTUP

Pendidikan gizi dalam pemberian makanan


tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita pada
dasarnya bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat dalam mempersiapkan
dan menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi
seimbang untuk ibu hamil dan balita dalam upaya
membentuk keluarga sehat. Peran serta semua
pihak sangat diharapkan dalam mendukung
keberhasilan kegiatan ini.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan


disertai dengan kegiatan pendidikan gizi
masyarakat akan memberikan pemahaman tentang
pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi yang terjadi di
masyarakat sebagai bagian dari pembangunan
sumberdaya manusia.

Buku petunjuk teknis ini diharapkan dapat


menjadi panduan bagi semua pihak terkait dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan gizi dalam
pemberian makanan tambahan lokal bagi ibu hamil
dan balita agar mencapai tujuan yang diharapkan
secara efektif dan efisien.

30
LAMPIRAN 1 : Contoh Menu Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil
dan balita

A. Anak Balita

a. Contoh Menu Makanan Tambahan Lokal Untuk


Bayi Usia 6 – 8 Bulan
Makanan keluarga yang disaring atau diblender
dengan tekstur kental
 Bubur saring ayam, tahu dan bayam
 Bubur saring ikan, kacang merah dan
wortel
 Bubur saring hati ayam, tahu dan buncis

b. Contoh Menu Makanan Tambahan Lokal Untuk


Bayi Usia 9 – 12 Bulan
Makanan keluarga dengan tekstur lebih kental
atau makanan yang dicincang halus kental
 Nasi tim, tempe dan sawi hijau
 Nasi tim, ayam kecap cincang dan
kangkung
 Bubur pure, tumis hati ayam, tahu dan cah
buncis
Mulai usia 1 sampai dengan 5 tahun anak balita
diberikan makanan keluarga dengan porsi lebih
kecil

c. Contoh Menu Makanan Tambahan Lokal Untuk


Bayi Usia 12 – 59 Bulan
Contoh Menu sekali makan :

31
a. Menu 1 :
 Nasi = ½ piring (100 gr)
 Ikan tongkol bumbu kuning = 1 potong
sedang (75 gr)
 Tempe goreng = 2 potong sedang (50 gr)
 Tumis sayuran (buncis, wortel, kembang
kol) = 1 mangkuk (100 gr)
 Pisang Ambon = 1 buah sedang (75 gr)

b. Menu 2:
 Nasi = ½ piring (100 gr)
 Ayam goreng tepung = 1 potong sedang
(40 gr)
 Tahu goreng = 2 potong sedang (100 gr)
 Sayur capcay (wortel, sawi putih dan sawi
hijau) = 1 mangkuk (100 gr)
 Melon = 1 potong sedang (100 gr)

B. Ibu Hamil

1. KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA HAMIL

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya


ditambah sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini
dikarenakan adanya perkembangan dan
pertumbuhan janin. Berikut merupakan jumlah
penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:

JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN


Merupakan suatu ukuran atau takaran makan
yang dimakan tiap kali makan

32
Katagori Berat Setara dengan

Nasi/pengganti 200 gram 1 piring


Lauk pauk hewani (ayam/ 40 gram Ikan : 1/3 ekor
/daging/ikan) sedang
Ayam : 1 potong
sedang
Daging : 2 potong
sedang
Lauk Nabati Tempe : 50 gram Tempe : 2 potong
(tempe/tahu/kacang- Tahu : 100 gram sedang
kacangan) Kacang-kacangan : Tahu : 2 potong
25 gram sedang
Kacang-kacangan :
2 sendok makan
Sayuran 100 gram 1 gelas/1 piring/1
mangkok (
setelah masak
ditiriskan)
Buah-buahan (potong) 100 gram 1 potong sedang

2. CONTOH MENU IBU HAMIL SEKALI MAKAN


Contoh Menu A :
 Nasi = 1 piring (200 gr)
 Ikan tongkol bumbu kuning = 1 potong
sedang (75 gr)
 Rempeyek teri = 1 keping sedang (25 gr)
 Tempe goreng = 2 potong sedang (50 gr)
 Tumis sayuran (buncis, wortel, kembang kol)
= 1 1/2 mangkok sedang (150 gr)
 Pisang Ambon = 1 buah sedang (75 gr)

Contoh Menu B :
 Nasi = 1 piring (200 gr)
 Daging semur = 2 potong sedang (40 gr)
 Ikan goreng = 1 potong sedang (75 gr)
 Tahu goreng = 1 1/2 potong sedang (110 gr)

33
 Sayur capcay (wortel, sawi putih dan sawi
hijau) = 1 mangkok sedang (150 gr)
 Semangka = 2 potong sedang (180 gr)

Catatan :
Buah untuk dibawa pulang sebaiknya buah seperti
pisang, jeruk, alpukat dll, sedangkan untuk dimakan
ditempat berupa pepaya, semangka, melon dan
sejenisnya.

34
LAMPIRAN 2
FORMULIR PEMANTAUAN PENDIDIKAN GIZI DALAM
PMT LOKAL BAGI IBU HAMIL DAN BALITA

Provinsi : ………................
Kabupaten : ………................
Kecamatan : ………................
Puskesmas : ………................
Desa : ………................
Posyandu : ………................

Keterangan
(Bila
No. Pertanyaan Ya Tidak
Tidak,sebutkan
alasan)
A. PENDIDIKAN GIZI
Apakah kegiatan pendidikan gizi
1. dilakukan pada setiap pemberian
makanan tambahan pada sasaran ?
Siapa yang melaksanakan kegiatan
2.
pendidikan gizi
Metode atau cara apakah yang
digunakan oleh petugas/kader pada
3. kegiatan pendidikan gizi
(penyuluhan, konseling,
demonstrasi)
Materi apa yang disampaikan oleh
petugas/kader pada saat
4.
melaksanakan pendidikan gizi pada
sasaran
Media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) apa yang digunakan
5.
pada saat pelaksanaan pendidikan
gizi

Apakah ada hambatan dalam


6.
pelaksanaan pendidikan gizi

35
B. PEMBERIAN PMT
1 Apakah tenaga pelaksana
penyelenggaraan makanan
tambahan sehat dan tidak
menderita penyakit menular serta
berperilaku hidup sehat serta PHBS
2. Apakah bahan makanan yang
tersedia sesuai menu dan
memenuhi syarat higiene sanitasi
makanan
3. Apakah tersedia peralatan masak
yang cukup
4. Apakah tersedia daftar menu
5. Apakah tersedia data sasaran
penerima makanan tambahan
6. Apakah tenaga pengolahan
makanan menggunakan alat
hygiene sanitasi(penutup kepala,
celemek, masker dan sarung
tangan)
7. Apakah porsi penyajian makanan
sesuai dengan kebutuhan gizi
sasaran
8. Apakah alat masak dan penyajian
sesuai dengan persyaratan
kesehatan
9. Bila ada sasaran yang tidak hadir,
apakah makanan didistribusikan ke
tempat sasaran tersebut
10. Apakah ada hambatan dalam
pelaksanaan pemberian makanan
tambahan

……….,…………..,2018
Petugas Pemantau

(………………………….)

36
LAMPIRAN 3
FORMULIR PEMANTAUAN PENDIDIKAN GIZI DALAM
PMT LOKAL BAGI IBU HAMIL

Provinsi : ………......... Nama Ibu : …………………..


Kabupaten : ………......... Umur : .......tahun
Kecamatan : ………......... Umur kehamilan : …... bulan
Puskesmas : ……………..
Desa : ……….........
Posyandu : ……………..

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah ibu mendapat MT ? Ya/Tidak


2. Sejak kapan ibu menerima MT? Sebutkan

3. Jenis MT apa yang ibu terima ? Sebutkan


 Makanan lengkap
 Makanan selingan (snack)
4. Dimana tempat ibu diberi MT? Sebutkan
5. Berapa kali MT diberikan dalam satu hari Sebutkan
6. Apakah ibu menyukai MT yang diberikan ? Dinilai dari habis atau
tidaknya makanan
dimakan
7. Apakah ada keluhan ibu pada saat dan Ada/Tidak
setelah mengonsumsi MT dan Jika ada sebutkan
Bagaimana cara mengatasinya? misalnya: muntah,
diare, sembelit, dll.
8. Apakah ibu mendapat penyuluhan gizi
seimbang pada saat pemberian MT
9 Pesan penyuluhan gizi apa yang saja yang
diberikan petugas/kader
Apakah ibu mengerti tentang pesan
10. penyuluhan gizi yang disampaikan
Apakah ibu dapat mempraktekkan pesan
11. penyuluhan gizi tersebut di rumah.
……….,…………..,2018
Petugas Pemantau

(………………………….)

37
LAMPIRAN 4

FORMULIR PEMANTAUAN PENDIDIKAN GIZI DALAM


PMT LOKAL BAGI BALITA

Provinsi : ………... Nama Anak : ……………


Kabupaten : ………... Umur Anak : …………bln
Kecamatan : ………...
Puskesmas : …………
Desa : …………
Posyandu : …………

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah anak ibu mendapat MT ? Ya/Tidak


2. Sejak kapan anak ibu menerima MT? Sebutkan

3. Jenis MT apa yang diberikan pada anak Sebutkan


ibu ?
 Makanan lengkap
 Makanan selingan (snack)
4. Dimana tempat anak ibu diberi MT? Sebutkan
5. Berapa kali MT diberikan dalam satu hari Sebutkan
6. Apakah anak ibu menyukai MT yang DInilai dari habis atau
diberikan ? tidak habis dimakan
7. Apakah ada keluhan anak ibu pada saat Ada/Tidak
dan setelah mengonsumsi MT dan Jika ada sebutkan
Bagaimana cara mengatasinya? misalnya: muntah,
diare, sembelit, dll.
8. Apakah ibu mendapat penyuluhan gizi
seimbang pada saat pemberian MT
9 Pesan penyuluhan gizi apa yang saja
yang diberikan petugas/kader
Apakah ibu mengerti tentang pesan
10. penyuluhan gizi yang disampaikan
Apakah ibu dapat mempraktekkan pesan
11. penyuluhan gizi tersebut di rumah.
……….,…………..,2018
Petugas Pemantau

(………………………….)

38
LAMPIRAN 5
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN
PEMBERIAN KE- KET
NO NAMA ALAMAT NIK
1 2 3 4 5 6 7 8

39
LAMPIRAN 6
FORM PELAPORAN TINGKAT KECAMATAN

MENDAPAT PMT KETERANGAN


NO NAMA DESA Jumlah IBU
BALITA
HAMIL

LAMPIRAN 7
FORM PELAPORAN TINGKAT KABUPATEN
NAMA MENDAPAT PMT KETERANGAN
NO Jumlah
KECAMATAN BALITA IBU HAMIL

40
LAMPIRAN 8 :
ALUR MEKANISME PENGGUNAAN DANA

41
LAMPIRAN 9
CONTOH PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

CONTOH KWITANSI PERSEKOT DARI PKK KABUPATEN KE PKK KECAMATAN

KWITANSI

Sudah terima dari : Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten .................................


Persekot

Jumlah *) : Rp.

Terbilang **) :

Untuk pembayaran : Persekot untuk pelaksanaan kegiatan Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan ............................. Pada
tanggal .......................... 2018

Kota/Kab ............................., .................................. 2018


Penerima
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan ................................

(cap dan stempel)

KETERANGAN :
*) = ISI DENGAN ANGKA
**) = ISI DENGAN HURUF

42
CONTOH KWITANSI PEMBAYARAN TENAGA PENGOLAH MAKANAN

KWITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG

Tahun Anggaran : 2018


Nomor Bukti :
Mata Anggaran :

KWITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima dari : Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten ...............................

Jumlah uang : Rp.

Terbilang :

Untuk pembayaran : Jasa tenaga Pengolah Makanan dalam rangka Kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita di Desa ..............
Kecamatan ................... , pada tanggal .................. 2018 sebanyak ...... Orang

Desa ......................, ............................... 2018


Mengetahui, Ketua PKK Desa/Pelaksana,
Ketua TP-PKK Kecamatan.....

(cap dan stempel) Materai Rp.6000

43
LAMPIRAN 10

DESA SASARAN KEGIATAN PENDIDIKAN GIZI


DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
LOKAL BAGI IBU HAMIL DAN BALITA TAHUN
2018

NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA

1. Sumatera Pasaman 1.Bonjol 1.Koto Kaciak


Barat 2.Ganggo Hilia
2.Panti 3.Panti
3.Dua Koto 4.Simpang Tonang
5.Cubadak
4.Tigo Nagari 6.Malampah
7.Ladang Panjang
8.Binjai
5.Mapat Tunggul
Selatan 9.Muaro Sei Lolo
6.Rao Utara 10.Koto Rajo

2. Riau Rokan Hulu 1.Rambah 1.Menaming


2.Suka Maju
2.Tambusai 3.Tambusai Timur
3.Kepenuhan 4.Kepenuhan Hilir
5.Ulak Patian
4.Rambah Samo 6.Rambah Samo
7.Marga Mulya
8.Teluk Aur
9.Bangun Purba
5.Bangun Purba Barat
6.Kepenuhan Hulu 10.Kepayang

3. Lampung Lampung 1.Gunung Sugih 1.Buyut Udik


Tengah 2.Seputih Surabaya 2.Mataram Ilir

45
3.Gunung Batin
3.Terusan Nunyai Udik
4.Bumi Ratu Nuban 4.Tulung Kakan
5.Bandar Mataram 5.Mataram Udik
6.Pubian 6.Riau Periangan
7.Tanjung Rejo
7.Bandar Surabaya 8.Cabang
8.Anak Ratu Aji 9.Gedung Ratu
10.Bandar Putih Tua

4. Sukabumi 1.Pelabuhan Ratu 1.Pasir Suren


2.Bantar Gadung 2.Bantar Gadung
3.Mangun Jaya
4.Bojong Galing
5.Limus Nunggal
6.Bantar Gebang
7.Boyong Sari
8.Pondok Kaso
Tengah
3.Cidahu 9.Cidahu

Jawa Barat 4.Kebon Pedes 10.Kebon Pedes

Cianjur 1.Cikalong Kulon 1.Kamurang


2.Sukaresmi 2.Cikancana
3.Ciwalen
4.Rawa Belut
3.Pagelaran 5.Kerta Raharja
4.Sindang Barang 6.Kerta Mukti
5.Cidaun 7.Cibuluh
6.Campaka Mulya 8.Suka Bungah
7.Leles 9.Puncak Wangi
8.Pasir Kuda 10.Pusaka Jaya

46
5. Jawa Tengah Pemalang 1.Moga 1.Mandiraja

2.Wangkelang
2.Bodeh 3.Longkeyang
4.Parunggalih
5.Kebandungan
3.Bantar Bolang 6.Purana
4.Pemalang 7.Tambakrejo
5.Petarukan 8.Kalirandu
6.Ampel Gading 9.Losari
7.Comal 10.Tumbal
Brebes
1.Bumiayu 1.Jatisawit
2.Kalilangkap
3.Kalinusu
4.Pruwatan
2.Jatibarang 5.Janegara
3.Wanasari 6.Glonggong
7.Wanasari
4..Songgom 8.Dukuhmaja
5.Bulakamba 9.Grinting
6.Banjarharjo 10..Cigadung

6. Jawa Timur Nganjuk 1.Ngetos 1.Mojoduwur


2.Berbek 2.Patranrejo
3.Sumber Urip
3.Pace 4.Bodor
4.Ngronggot 5.Cengkok
6.Mojokendil
5.Tanjunganom 7.Sumberkepuh

47
6.Wilangan 8.Sukoharjo
7.Jatikalen 9.Perning
10. Lumpang Kuwik

7. Banten Pandeglang 1.Saketi 1.Langensari


2.Cipeucang 2.Koncang
3.Kadugadung
3.Kaduhejo 4.Bayumundu
4.Banjar 5.Kadumaneuh
5.Sindangresmi 6.Pasirdurung
6.Koroncong 7.Koroncong
8.Pakuluran
9.Pasirkarag
10.Tegalongok

8. NTB Lombok Tengah 1.Batukliang 1.Mantang


2.Pujut 2.Sukadana
3.Mertak
3.Praya Barat 4.Banyu Urip
5.Selong Belanak
6.Mekar Sari
4.Praya Timur 7.Sukaraja
8.Marong
5.Praya Tengah 9.Dakung
6.Batukliang Utara 10.Teratak

9. Kalimantan Ketapang 1.Sandai 1.Muara Jekak


Barat 2.Alam Pakuan
2.Tumbang Titi 3.Mahawa
4.Batu Tajam
5.Serengkah Kanan
3.Jelai Hulu 6.Rangga Intan

48
4.Delta Pawan 7.Sukabangun
5.Muara Pawan 8.Ulak Medang
6.Benua Kayong 9.Sungai Kinjil
7.Simpang Dua 10.Mekar Raya

10. Kalimantan Hulu Sungai 1.Danau Panggang 1.Baru


Selatan Utara 2.Babirik 2.Hambuku Lima
3.Sungai Papuyu
3.Sungai Pandan 4.Tambalang
5.Pondok Babaris
6.Murung Asam
7.Padang Bangkal
4.Amuntai Selatan 8.Simpang Empat
5.Banjang 9.Baruh Tabing
6.Haur Gading 10.Jingah Bujur

11. Gorontalo Gorontalo 1.Bongomeme 1.Liyodu


2.Kayumerah
2.Pulubala 3.Bakti
3.Limboto Barat 4.Haya-Haya
5.Huidu Utara
4.Tilango 6.Tabumela
5.Biluhu 7.Biluhu Barat
8.Lobuto
5.Bilato 9.Bumela
6.Dungaliyo 10.Ambara

12. Sulawesi Mamuju 1.Tapalang 1.Kopeang


Barat 2.Kalukku 2.K e a n g
3.Kalumpang 3.Sandapang
4.Tapalang Barat 4.Lebani
5.Labuang Rano

49
6.Pangasaan
5.Bonehau 7.Salutiwo
8.Mappu
9.Banuada
10.Hinua

13. Maluku Maluku Tengah 1.Teon Nila Serua 1.Trana


2.Seram Utara 2.Roho
3.Banda 3.Pulau Hatta
4.Waer
4.Tehoru 5.Mosso
6.Piliana
5.Saparua 7.Haria
6.Seram Utara
Timur 7.Seti 8.Seti
9.Tihuana
8.Seram Utara
Timur 9.Kobi 10.Maneo Rendah

14. Papua Lanny Jaya 1.Melagineri 1.Ganume


2.Tiomneri 2.Kuabaga
3.Milinggame
4.Muleme
5.Arungwi
6.Gubo
3.Tiom Ollo 7.Kukepake
8.Kotorambur
4.Gupura 9.Kimbo
5.Kelulome 10.Ilunggijime

50
Daftar Pustaka:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia.
2. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Ibu Hamil Bahan Pangan
Lokal dan Pabrikan, Kementerian Kesehatan,
2015.
3. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan, Kementerian Kesehatan, 2017.
4. Permenkes no 17 tahun 2018 tentang Pedoman
Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kemkes RI

51
TIM PENYUSUN

Pengarah : Ir. Doddy Izwardy, MA

Penanggung jawab :

Dyah Yuniar Setiawati, SKM,MPS

Kontributor :

Galopong Sianturi, R. Giri Wurjandaru, Suroto, Yetty


MP. Silitonga, Iwan Halwani, Eko Prihastono,
Mursalim, Nur Nasiruddin, Mukti, Windu Kusumo,
Munir, Junus Sangaoli, Julina, Dahlan, Windu
Kusumo, Bimo, Yaya, Hera, Tito Achmad Satori ,
Awaludin, Andri Mursita, Evi Fatimah, Rini Suhartini,
Riski Ekananda, Roy Berridge, Abdullahlatif Ali, Izra
Haflinda, Sri Nurhayati, Della Rosa, Evarini Ruslina,
Khairunnisa Nurulfirdausi, Heny Purbaningsih,
Akhadiyah Kurniasih, Kartika Wahyu D.P.

Editor: Umaryono, Jenno Amran.

52

Anda mungkin juga menyukai