2
Ind
P
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
ISBN 978-602-416-482-9
1. Judul
I.NUTRITION
II. PREGNANCY
III. NUTRITIONAL REQUIREMENTS
IV. FOOD SUPPLY
KATA PENGANTAR
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup
manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan
memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan
nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada
balita dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
QIH
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
DAFTAR SINGKATAN
Belanja
iv
TPG : Tenaga Pelaksana Gizi
Kesejahteraan Keluarga
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembangunan kesehatan
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional secara keseluruhan. Ibu
hamil dan balita merupakan kelompok rawan gizi
yang sangat perlu mendapat perhatian khusus
karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila
menderita kekurangan gizi.
1
Pendidikan gizi dalam pemberian makanan
tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita merupakan
salah satu strategi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun
2014 diketahui bahwa lebih dari separuh balita
(55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari
Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan.
Demikian pula pada kelompok ibu hamil baik di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya
mengalami defisit asupan energi dan protein.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mempersiapkan dan
menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi
seimbang untuk ibu hamil dan balita dalam
upaya membentuk keluarga sehat.
b. Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam mempersiapkan dan menyediakan
2
menu gizi seimbang makanan lokal untuk ibu
hamil dan balita
2. Meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan
balita melalui penyediaan konsumsi pangan
sesuai prinsip gizi seimbang melalui
pemanfaatan bahan pangan lokal.
3. Meningkatkan pendapatan keluarga melalui
keterlibatan masyarakat dalam menyediakan
pangan lokal.
4. Melakukan pendampingan melalui monitoring
dan evaluasi yang dilaksanakan secara
berjenjang.
C. Sasaran
Ibu hamil dan balita di 160 desa pada 16
Kabupaten lokus stunting terpilih.
D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI).
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
899/Menkes/SK/X/2009 tentang Spesifikasi
Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5
Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil
3
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41
tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
(PGS)
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51
Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 17
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2016
Tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan
Pemerintah Di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
10. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat
Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang
Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil,
PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah
E. Ketentuan Umum
4
3. Makanan Lengkap adalah menu makanan
lengkap sekali makan yang terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah.
5
BAB II
A. Pendidikan Gizi
Proses penyampaian pesan gizi yang berisi materi
gizi seimbang dan isi piringku melalui penyuluhan
dan demonstrasi kepada masyarakat di desa lokus
terpilih. Pendidikan merupakan salah satu strategi
dalam mengatasi masalah gizi melalui penyampaian
pesan gizi dan kesehatan yang terintegrasi dengan
kegiatan pemberian makanan tambahan lokal bagi
Ibu hamil dan balita.
6
b. Pemberian makanan tambahan lokal ini
sebagai contoh menu lengkap sekali makan
(makan siang) bagi ibu hamil dan balita yang
diharapkan dapat diterapkan dalam
penyediaan makanan sehari-hari di keluarga.
c. Bentuk makanan tambahan lokal adalah
makanan lengkap, sesuai dengan ”Isi
Piringku” dan Pedoman Gizi Seimbang
terdiri dari sumber Karbohidrat, Protein
Hewani dan Nabati, Lemak, Vitamin dan
Mineral.
d. Pemberian makanan tambahan lokal pada
sasaran harus disertai dengan penguatan
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi).
7
c. Mudah dibuat
Makanan bagi ibu hamil dan balita
hendaknya mudah dibuat dengan
menggunakan peralatan masak yang
tersedia di rumah tangga atau yang tersedia
di masyarakat, serta pembuatannya tidak
memerlukan waktu terlalu lama.
e. Terjangkau
Makanan dapat diolah dari bahan makanan
yang harganya terjangkau oleh masyarakat
ekonomi rendah dan tetap dapat memenuhi
kebutuhan gizi, keamanan pangan dan
selera sasaran. Bahan makanan yang
digunakan dapat dan mudah dibeli di daerah
setempat.
f. Mudah didapat
Bahan makanan yang digunakan mudah
didapat sepanjang tahun, sebaiknya bahan
makanan setempat yang diproduksi dan
dijual di wilayah tersebut. Dengan
menggunakan bahan makanan setempat
diharapkan meningkatkan perekonomian
masyarakat di pedesaan melalui
8
pengembangan dan pendayagunaan potensi
wilayah.
g. Aman
Makanan harus aman, tidak mengandung
bahan pengawet, zat pewarna dan zat aditif
lainnya. Makanan yang aman adalah
makanan yang bebas dari kuman dan bahan
kimia yang berbahaya serta tidak
bertentangan dengan keyakinan masyarakat
(halal).
Cara penanganan makanan yang baik
meliputi cara: mempersiapkan, menyimpan,
mencuci, mengolah atau memasak,
menyimpan makanan matang yang baik dan
benar. Dengan penanganan makanan yang
baik maka makanan akan terhindar dari
kemungkinan tercemar kuman dan bahan
kimia yang membahayakan kesehatan.
Tanda-tanda umum makanan yang tidak
aman bagi kesehatan antara lain: berlendir,
berjamur, aroma dan rasa makanan
berubah.
Tanda lain dari makanan yang tidak
memenuhi syarat aman adalah bila dalam
pengolahannya ditambahkan bahan
tambahan berbahaya seperti asam borax/
bleng, formalin, zat pewarna rhodamine A
dan methanil yellow.
h. Kandungan Gizi
Pemberian makanan tambahan lokal bagi
ibu hamil dan balita dalam bentuk makanan
lengkap dari bahan makanan lokal sesuai
jenis, karakteristik dan kandungan gizi untuk
9
masing-masing sasaran. Makanan yang
diberikan kaya zat gizi berupa sumber
karbohidrat (nasi, jagung, sagu, kentang,
singkong dll), sumber protein hewani (telur,
ikan, ayam, daging dll) maupun protein
nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan atau
hasil olahan lainnya) serta vitamin dan
mineral yang berasal dari sayuran buah-
buahan. Menu makanan tambahan dibuat
sederhana yang berasal dari makanan
keluarga dan disesuaikan dengan selera
serta mudah dikenal atau sudah biasa
dikonsumsi.
Sebagai acuan standar porsi makanan lokal
untuk ibu hamil dan balita untuk satu kali
makan adalah sebagai berikut :
Makanan Balita
Porsi sekali makan untuk Balita usia 12-
59 bulan dapat dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: ½ piring (100 gram)
- Lauk Hewani:1 potong sedang (40
gram)
- Lauk Nabati : 1 potong sedang (50
gram)
- Sayuran: 50 gram (1/2 mangkok)
- Buah : 50 gram (1 potong sedang)
Untuk Bayi usia 6-11 bulan makanan
yang diberikan disesuaikan dengan usia,
frekuensi, jumlah dan tekstur (lumat /
lembik)
10
Makanan Ibu Hamil
Porsi sekali makan untuk ibu hamil dapat
dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: 1 piring (200 gram)
- Lauk Hewani: 2 potong sedang (100
gram)
- Lauk Nabati :1 potong sedang (50
gram)
- Sayuran: 11/2 mangkok (150 gram)
- Buah : 2 potong sedang (100 gram)
Sumber: AKG, 2013
11
BAB III
A. PERSIAPAN
1. Pengorganisasian
Tim pelaksana kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu
Hamil dan Balita berasal dari organisasi
masyarakat yang sudah ada di Kabupaten,
Kecamatan dan Desa dengan pemberdayaan
masyarakat setempat. Adapun susunan tim
pelaksana kegiatan sebagai berikut :
Jabatan Unsur
1. Pembina 1. TP PKK Provinsi
2. Dinas Kesehatan Provinsi
3. Dinas Kesehatan
Kabupaten
4. Dinas Pemberdayaan
Masyarakat
5. Dinas Pertanian &
Ketahanan Pangan
6. Dinas Peternakan
7. Dinas Perikanan dan
Kelautan
2. Pendamping 1. TP PKK Kabupaten
2. Puskesmas (Tenaga
Pelaksana Gizi)
3. Bidan Di Desa
3. Penanggungja TP PKK Kecamatan
wab
4. Ketua Ketua PKK Desa
5. Anggota 1. PKK Desa
2. Kader Posyandu
12
Peran masing-masing unsur tim pelaksana adalah
sebagai berikut :
Pembina
1) Bertanggungjawab pada keseluruhan
kegiatan pelaksanaan pendidikan gizi dalam
pemberian makanan tambahan lokal bagi
ibu hamil dan balita yang meliputi
pendidikan gizi dan pemberian makanan
tambahan lokal;
2) Berkoordinasi dengan Instansi/Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Pendamping
1) Melakukan pendampingan pelaksanaan
pemberian makanan tambahan lokal;
2) Melaksanakan supervisi dan pemantauan
penyuluhan gizi dan pemberian makanan
tambahan lokal;
3) Bertanggungjawab terhadap pemantauan
pengolahan dan penyajian dan keamanan
pangan.
Penanggungjawab
Penanggungjawab adalah Ketua TP PKK
Kecamatan atau yang ditunjuk dan bertanggung
jawab terhadap :
1) Sasaran penerima makanan tambahan lokal;
2) Perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan;
3) Perencanaan menu, keamanan bahan
makanan dan;
4) Kandungan zat gizi makanan tambahan lokal.
13
Ketua Pelaksana :
1) Memastikan jumlah sasaran penerima
makanan tambahan lokal;
2) Menyusun menu dibantu oleh Tenaga
Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas dan Kader
Posyandu;
3) Menyusun anggaran belanja bersama kader
untuk pembelanjaan bahan;
4) Membentuk kelompok masak;
5) Membuat jadwal memasak;
6) Menyusun jadwal pelaksanaan pemberian
makanan tambahan lokal;
7) Menentukan tempat pelaksanaan pemberian
makanan tambahan lokal;
8) Membuat laporan pelaksanaan.
Anggota
1) Memastikan jumlah sasaran penerima
makanan tambahan lokal;
2) Menerima dana untuk belanja bahan;
3) Mendata jumlah bahan yang akan dibeli;
4) Memastikan bahan yang akan dibeli
memenuhi kriteria yang ditetapkan;
5) Mengecek kebersihan dan kelengkapan
peralatan masak yang digunakan;
6) Membantu menyiapkan makanan yang akan
di bagi pada sasaran;
7) Membantu membagi makanan pada sasaran;
8) Memastikan semua sasaran menerima
makanan tambahan lokal;
9) Membuat laporan pelaksanaan.
14
2. Langkah – Langkah Persiapan
a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi dilaksanakan di Tingkat
Pusat, dengan tujuan:
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan yang mencakup tempat, waktu,
jadwal, petugas dll.
2) Diperolehnya data sasaran penerima
makanan tambahan lokal (ibu hamil dan
balita);
3) Meningkatkan pemahaman dalam
pelaksanaan kegiatan.
4) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama
antara Direktorat Gizi Masyarakat dengan
TP PKK Kabupaten.
Peserta rapat koordinasi kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita
adalah Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Pemda/Kabupaten,
TP PKK Kabupaten.
15
Peserta sosialisasi adalah Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, TP
PKK Kabupaten, Pemda, Perangkat
Kabupaten terkait (Dinas Pertanian, Badan
Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan
Kelautan, Dinas Peternakan), TP PKK
Kecamatan dan TP PKK Desa lokus.
16
f. Penyusunan Rencana Kegiatan
TP-PKK Kecamatan menyusun rencana
kegiatan di wilayahnya, dan diajukan kepada
TP-PKK Kabupaten untuk mendapatkan
jumlah anggaran yang tersedia.
B. PELAKSANAAN
1. Pendidikan Gizi
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan ibu hamil dan
orang tua balita dalam penerapan gizi
seimbang/isi piringku dan pemanfaatan bahan
pangan lokal dalam konsumsi makanan sehari
hari.
Pendidikan gizi dilakukan oleh Tim Puskesmas,
Bidan di desa dan Kader Posyandu dengan cara:
a. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan kelompok dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan pemberian
makan tambahan, setelah kegiatan posyandu
atau saat diselenggarakan kelas ibu (15 – 30
menit). Materi penyuluhan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan terkait gizi dan kesehatan
ibu hamil dan balita dengan memanfaatkan
media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) dalam bentuk cetak dan elektronik,
seperti: poster, leaflet, games, lagu, jingle,
video, dan lain-lain yang tersedia di
Puskesmas.
17
b. Demonstrasi Pembuatan Makanan Tambahan
Lokal
Kegiatan demonstrasi pembuatan makanan
Tambahan lokal yang dilakukan Tim
Puskesmas, TP PKK, Bidan di Desa dan
Kader Posyandu. Melalui kegiatan ini
diharapkan sasaran (Ibu ibu hamil dan balita)
ataupun masyarakat mau dan mampu
menyediakan makanan bergizi bagi keluarga
dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
2. Pemberian makan
a. Pemberian makanan tambahan lokal minimal
8 (delapan) kali pemberian.
b. Tempat memasak dilaksanakan di rumah
salah satu warga atau di tempat yang
disepakati bersama seperti posyandu, rumah
kader atau lainnya.
c. Kegiatan pemberian makanan tambahan lokal
dapat dilaksanakan di rumah salah satu
warga atau di tempat yang disepakati
bersama seperti posyandu, rumah kader,
kelas ibu dan lainnya
d. Makanan tambahan lokal dihidangkan dalam
satu piring yang terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk (hewani dan nabati), sayuran dan
buah disesuaikan dengan usia kehamilan ibu
dan usia balita
18
e. Pada saat sasaran sedang makan, ibu PKK
dan kader Posyandu dibawah bimbingan
petugas kesehatan dapat memberikan
penyuluhan tentang gizi dan kesehatan.
f. Contoh menu makanan tambahan lokal untuk
ibu hamil dan balita (terlampir).
3. Cara Pengolahan
Pengolahan makanan dilakukan sesuai dengan
cara pengolahan yang biasa dilakukan sehari-
hari dengan memperhatikan aspek higiene dan
sanitasi. Dalam hal ini, bahan makanan harus
dicuci sampai bersih, air yang digunakan juga
air bersih yang layak minum. Selain itu,
peralatan yang digunakan harus bersih dan
orang yang mengolah makanan juga harus
menjaga kebersihan diri.
Cara
No. Prinsip
Pengolahan
Gunakan air bersih secukupnya
Semua bahan terendam
1. Merebus
Air mendidih (suhu 100º C)
Lama perebusan sampai tingkat
19
Cara
No. Prinsip
Pengolahan
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
Gunakan air bersih secukupnya
Lama pengukusan sampai tingkat
2. Mengukus kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
Panaskan alat panggang (oven)
sampai panas yang dikehendaki
sebelum bahan dimasukkan
3. Memanggang Lama pemanggangan sampai tingkat
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
Siapkan bahan pembakar
(arang/kayu) sampai terbentuk bara
api sebelum bahan makanan dibakar
Lama pembakaran sampai tingkat
4. Membakar
kematangan yang dikehendaki
termasuk bagian dalam bahan
makanan
20
21
BAB IV
A. Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk melihat pelaksanaaan
kegiatan dan mengidentifikasi masalah yang ditemukan
serta upaya pemecahan masalah tersebut pada setiap
tingkat administrasi. Pelaksana pemantauan adalah
Kementerian Kesehatan, TP-PKK Pusat, Dinas
Kesehatan Provinsi, TP-PKK Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten, TP-PKK Kabupaten, TP-PKK Kecamatan
dan Puskesmas. Pemantauan dilakukan terhadap
kegiatan penyelenggaraan dan terhadap sasaran
kegiatan (Ibu Balita dan Ibu Hamil) dengan
menggunakan formulir sebagaimana terlampir.
22
pemberian makanan lokal bagi ibu hamil dan balita
pada awal dan akhir kegiatan.
23
Bagan pencatatan dan pelaporan
Kementerian Kesehatan
Direktorat Gizi Masyarakat
TP-PKK Pusat
Dinkes Provinsi
TP-PKK Provinsi
Dinkes Kabupaten
TP-PKK Kabupaten
Puskesmas/
TP-PKK Kecamatan
PKK Desa
Kelurahan
Keterangan:
Alur Pelaporan Umpan Balik
Koordinasi
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
dalam melakukan pemantauan sebagai berikut :
1. Pemantauan dilakukan secara berjenjang
mulai dari pusat, provinsi, kabupaten dan
kecamatan.
2. Tim PKK Kabupaten dan Tim Kecamatan
(melakukan pemantauan penyelenggaraan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita
24
setiap bulan, dan berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas
3. Jumlah sasaran yang mendapat makanan
lokal.
4. Jumlah hari makan sasaran selama
pelaksanaan pemberian makanan tambahan
lokal. .
25
BAB V
PENDANAAN
A. Sumber Dana
Anggaran yang digunakan untuk kegiatan
Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil Dan Balita tahun
2018 bersumber dari APBN DIPA Satuan Kerja
Direktorat Gizi Masyarakat Tahun Anggaran 2018
untuk 160 desa di 16 Kabupaten lokus stunting.
26
Catatan :
- Alat makan dan memasak yang sangat
diperlukan dan tidak tersedia di masyarakat
dapat dibeli apabila kebutuhan biaya bahan
makanan dan operasional telah terpenuhi dan
masih terdapat sisa dana
- Biaya operasional di Kabupaten dapat juga
digunakan untuk tambahan Biaya Bahan
Makanan dan Operasional Pelaksanaan
Kegiatan (jika diperlukan)
- Dana tersebut tidak untuk melaksanakan
kegiatan sosialisasi di kabupaten. Untuk
kegiatan sosialisasi di kabupaten diharapkan
menggunakan sumber dana lain.
27
5. TP-PKK Kabupaten menyalurkan dana yang telah
diterima ke TP-PKK Kecamatan menggunakan
kuitansi seperti terlampir.
6. TP-PKK Kecamatan memberikan dana ke PKK
Desa menggunakan kuitansi seperti terlampir.
7. PKK Desa atau kader posyandu memanfaatkan
dana yang telah diterima sesuai dengan Petunjuk
Teknis (format pertanggungjawaban/SPJ
terlampir) dan membuat laporan kegiatan yang
disertai dengan foto dan atau video.
8. Dokumen Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dan
laporan kegiatan yang telah selesai dikirimkan ke
TP-PKK Kecamatan untuk diteruskan ke TP-PKK
Kabupaten.
9. TP-PKK Kabupaten menyimpan dan
mendokumentasikan SPJ yang diterima dari TP-
PKK Kecamatan.
10. TP-PKK Kabupaten membuat Laporan kegiatan
serta bukti dokumentasi pelaksanaan kegiatan di
Kecamatan dalam bentuk foto dan atau video
dari kegiatan persiapan, pelaksanaan dan
pemantauan kemudian dikirimkan ke Direktorat
Gizi Masyarakat.
11. TP-PKK Kabupaten membuat Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Belanja (SPTB) yang
merupakan rekapitulasi pertanggungjawaban
SPJ dari TP-PKK Kecamatan sesuai dengan
format terlampir kemudian dikirimkan ke
Direktorat Gizi Masyarakat sebagai bentuk
pertanggungjawaban keuangan.
28
D. Kelengkapan Pertanggungjawaban yang di
simpan di TP-PKK Kab
1. Bukti nota pembelian barang dan bahan
makanan diketahui oleh Ketua PKK Desa
2. Form Pelaporan Tk. Kecamatan dan Kabupaten
3. Rekapitulasi pertanggungjawaban dari TP PKK
Kecamatan
4. Laporan hasil kegiatan pelaksanaan Pendidikan
Gizi Dalam Pemberian Makanan Tambahan Bagi
Ibu Hamil Dan Balita disertai dokumentasi dalam
bentuk foto dan atau video
29
BAB VI
PENUTUP
30
LAMPIRAN 1 : Contoh Menu Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil
dan balita
A. Anak Balita
31
a. Menu 1 :
Nasi = ½ piring (100 gr)
Ikan tongkol bumbu kuning = 1 potong
sedang (75 gr)
Tempe goreng = 2 potong sedang (50 gr)
Tumis sayuran (buncis, wortel, kembang
kol) = 1 mangkuk (100 gr)
Pisang Ambon = 1 buah sedang (75 gr)
b. Menu 2:
Nasi = ½ piring (100 gr)
Ayam goreng tepung = 1 potong sedang
(40 gr)
Tahu goreng = 2 potong sedang (100 gr)
Sayur capcay (wortel, sawi putih dan sawi
hijau) = 1 mangkuk (100 gr)
Melon = 1 potong sedang (100 gr)
B. Ibu Hamil
32
Katagori Berat Setara dengan
Contoh Menu B :
Nasi = 1 piring (200 gr)
Daging semur = 2 potong sedang (40 gr)
Ikan goreng = 1 potong sedang (75 gr)
Tahu goreng = 1 1/2 potong sedang (110 gr)
33
Sayur capcay (wortel, sawi putih dan sawi
hijau) = 1 mangkok sedang (150 gr)
Semangka = 2 potong sedang (180 gr)
Catatan :
Buah untuk dibawa pulang sebaiknya buah seperti
pisang, jeruk, alpukat dll, sedangkan untuk dimakan
ditempat berupa pepaya, semangka, melon dan
sejenisnya.
34
LAMPIRAN 2
FORMULIR PEMANTAUAN PENDIDIKAN GIZI DALAM
PMT LOKAL BAGI IBU HAMIL DAN BALITA
Provinsi : ………................
Kabupaten : ………................
Kecamatan : ………................
Puskesmas : ………................
Desa : ………................
Posyandu : ………................
Keterangan
(Bila
No. Pertanyaan Ya Tidak
Tidak,sebutkan
alasan)
A. PENDIDIKAN GIZI
Apakah kegiatan pendidikan gizi
1. dilakukan pada setiap pemberian
makanan tambahan pada sasaran ?
Siapa yang melaksanakan kegiatan
2.
pendidikan gizi
Metode atau cara apakah yang
digunakan oleh petugas/kader pada
3. kegiatan pendidikan gizi
(penyuluhan, konseling,
demonstrasi)
Materi apa yang disampaikan oleh
petugas/kader pada saat
4.
melaksanakan pendidikan gizi pada
sasaran
Media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) apa yang digunakan
5.
pada saat pelaksanaan pendidikan
gizi
35
B. PEMBERIAN PMT
1 Apakah tenaga pelaksana
penyelenggaraan makanan
tambahan sehat dan tidak
menderita penyakit menular serta
berperilaku hidup sehat serta PHBS
2. Apakah bahan makanan yang
tersedia sesuai menu dan
memenuhi syarat higiene sanitasi
makanan
3. Apakah tersedia peralatan masak
yang cukup
4. Apakah tersedia daftar menu
5. Apakah tersedia data sasaran
penerima makanan tambahan
6. Apakah tenaga pengolahan
makanan menggunakan alat
hygiene sanitasi(penutup kepala,
celemek, masker dan sarung
tangan)
7. Apakah porsi penyajian makanan
sesuai dengan kebutuhan gizi
sasaran
8. Apakah alat masak dan penyajian
sesuai dengan persyaratan
kesehatan
9. Bila ada sasaran yang tidak hadir,
apakah makanan didistribusikan ke
tempat sasaran tersebut
10. Apakah ada hambatan dalam
pelaksanaan pemberian makanan
tambahan
……….,…………..,2018
Petugas Pemantau
(………………………….)
36
LAMPIRAN 3
FORMULIR PEMANTAUAN PENDIDIKAN GIZI DALAM
PMT LOKAL BAGI IBU HAMIL
NO PERTANYAAN JAWABAN
(………………………….)
37
LAMPIRAN 4
NO PERTANYAAN JAWABAN
(………………………….)
38
LAMPIRAN 5
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN
PEMBERIAN KE- KET
NO NAMA ALAMAT NIK
1 2 3 4 5 6 7 8
39
LAMPIRAN 6
FORM PELAPORAN TINGKAT KECAMATAN
LAMPIRAN 7
FORM PELAPORAN TINGKAT KABUPATEN
NAMA MENDAPAT PMT KETERANGAN
NO Jumlah
KECAMATAN BALITA IBU HAMIL
40
LAMPIRAN 8 :
ALUR MEKANISME PENGGUNAAN DANA
41
LAMPIRAN 9
CONTOH PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
KWITANSI
Jumlah *) : Rp.
Terbilang **) :
Untuk pembayaran : Persekot untuk pelaksanaan kegiatan Pendidikan Gizi Dalam Pemberian Makanan
Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan ............................. Pada
tanggal .......................... 2018
KETERANGAN :
*) = ISI DENGAN ANGKA
**) = ISI DENGAN HURUF
42
CONTOH KWITANSI PEMBAYARAN TENAGA PENGOLAH MAKANAN
KWITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Terbilang :
Untuk pembayaran : Jasa tenaga Pengolah Makanan dalam rangka Kegiatan Pendidikan Gizi Dalam
Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita di Desa ..............
Kecamatan ................... , pada tanggal .................. 2018 sebanyak ...... Orang
43
LAMPIRAN 10
45
3.Gunung Batin
3.Terusan Nunyai Udik
4.Bumi Ratu Nuban 4.Tulung Kakan
5.Bandar Mataram 5.Mataram Udik
6.Pubian 6.Riau Periangan
7.Tanjung Rejo
7.Bandar Surabaya 8.Cabang
8.Anak Ratu Aji 9.Gedung Ratu
10.Bandar Putih Tua
46
5. Jawa Tengah Pemalang 1.Moga 1.Mandiraja
2.Wangkelang
2.Bodeh 3.Longkeyang
4.Parunggalih
5.Kebandungan
3.Bantar Bolang 6.Purana
4.Pemalang 7.Tambakrejo
5.Petarukan 8.Kalirandu
6.Ampel Gading 9.Losari
7.Comal 10.Tumbal
Brebes
1.Bumiayu 1.Jatisawit
2.Kalilangkap
3.Kalinusu
4.Pruwatan
2.Jatibarang 5.Janegara
3.Wanasari 6.Glonggong
7.Wanasari
4..Songgom 8.Dukuhmaja
5.Bulakamba 9.Grinting
6.Banjarharjo 10..Cigadung
47
6.Wilangan 8.Sukoharjo
7.Jatikalen 9.Perning
10. Lumpang Kuwik
48
4.Delta Pawan 7.Sukabangun
5.Muara Pawan 8.Ulak Medang
6.Benua Kayong 9.Sungai Kinjil
7.Simpang Dua 10.Mekar Raya
49
6.Pangasaan
5.Bonehau 7.Salutiwo
8.Mappu
9.Banuada
10.Hinua
50
Daftar Pustaka:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia.
2. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Ibu Hamil Bahan Pangan
Lokal dan Pabrikan, Kementerian Kesehatan,
2015.
3. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan, Kementerian Kesehatan, 2017.
4. Permenkes no 17 tahun 2018 tentang Pedoman
Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kemkes RI
51
TIM PENYUSUN
Penanggung jawab :
Kontributor :
52