A. Pendahuluan
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status
gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan
nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita dan anak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang akan dicapai dalam rangka pencapaian
sasaran RPJMN 2015-2019, telah menetapkan 6 sasaran dan indikator kinerja yaitu : 1)
Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan, 2) Persentase ibu hamil yang
mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama masa kehamilan, 3) Persentase bayi
usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, 4) Persentase bayi baru lahir
mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5) Persentase balita kurus yang mendapat makanan
tambahan, 6) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD).
Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat
pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program
suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu Pemberian Makanan
Tambahan pada balita dan ibu hamil.
Oleh karena itu, Puskesmas Haji Pemanggilan melaksanakan salah satu kegiatan
program perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat yaitu pendistribusian makanan
tambahan pada Balita dan Ibu Hamil agar dapat diterima sasaran (balita dan ibu hamil)
secara efektif, efisien dan tepat sasaran sesuai Visi, Misi,dan Tata Nilai Puskesmas Haji
Pemanggilan, sebagai berikut :
Visi :
Menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu menuju masyarakat sehat dan
mandiri
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang professional
2. Meningkatkan kapasitas SDM, sarana dan prasarana
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector secara terpadu dan
berkesinambungan
Tata Nilai :
S : semangat untuk berubah
E : enak dipandang mata
N : netral
Y : yakin bekerja sesuai SOP
U : utamakan keselamatan pasien
M : mengutamakan mutu pelayanan
B. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan
kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan
kelompok rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif
yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus dan
prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %, sedangkan prevalensi
ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2% dan prevalensi anemia sebesar
37,1 %. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang gizi pada
anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena berbagai hal diantaranya tidak
sarapan pagi dan lebih suka makanan yang tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status
Gizi (PSG) Kemenkes tahun 2017 menunjukkan prevalensi Balita Stunting sebesar 29,6%;
Balita Kurus : 6,7%; Sangat Kurus (gizi buruk) : 2,8% dan Risiko Kurus : 20,6%.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun
(baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius. Usia di bawah dua
tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh
kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus dan stunting pada usia sekolah akan
berdampak pada performa belajar di sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kualitas Sumber Daya Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Pemberian makanan tambahan
khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam
mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun
perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein. 6 Berdasarkan
hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro maupun
zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek (stunting).
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada sasaran tentang :
a. Cara mengkonsumsi MP-ASI Biskuit
b. Penyimpanan dan penyuluhan label kemasan MP-ASI Biskuit
c. Pemantauan dan Evaluasi
F. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah Balita kurus dan Ibu Hamil KEK
G. Jadwal Pelaksanaan
Bulan September Tahun 2020
I. Penutup
Pelaksanaan Pendistribusian MP-ASI pada Balita kurus dan Ibu hamil KEK ini akan lebih
berhasil dengan cara kerjasama yang baik antar Lintas Program dan Lintas Sektor.
Mengetahui,