Anda di halaman 1dari 4

UPT PUSKESMAS HAJI PEMANGGILAN

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

No. Dokumen : 440/ /A.KAK/P.1805013201/ /2020


PROGRAM Revisi :0
UKM Tgl Berlaku :
Halaman : 1/4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENDISTRIBUSIAN MAKANAN PENDAMPING-ASI

A. Pendahuluan
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status
gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan
nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita dan anak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang akan dicapai dalam rangka pencapaian
sasaran RPJMN 2015-2019, telah menetapkan 6 sasaran dan indikator kinerja yaitu : 1)
Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan, 2) Persentase ibu hamil yang
mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama masa kehamilan, 3) Persentase bayi
usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, 4) Persentase bayi baru lahir
mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5) Persentase balita kurus yang mendapat makanan
tambahan, 6) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD).

Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat
pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program
suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu Pemberian Makanan
Tambahan pada balita dan ibu hamil.

Oleh karena itu, Puskesmas Haji Pemanggilan melaksanakan salah satu kegiatan
program perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat yaitu pendistribusian makanan
tambahan pada Balita dan Ibu Hamil agar dapat diterima sasaran (balita dan ibu hamil)
secara efektif, efisien dan tepat sasaran sesuai Visi, Misi,dan Tata Nilai Puskesmas Haji
Pemanggilan, sebagai berikut :
Visi :
Menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu menuju masyarakat sehat dan
mandiri

Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang professional
2. Meningkatkan kapasitas SDM, sarana dan prasarana
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector secara terpadu dan
berkesinambungan

Tata Nilai :
S : semangat untuk berubah
E : enak dipandang mata
N : netral
Y : yakin bekerja sesuai SOP
U : utamakan keselamatan pasien
M : mengutamakan mutu pelayanan

B. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan
kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan
kelompok rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif
yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus dan
prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %, sedangkan prevalensi
ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2% dan prevalensi anemia sebesar
37,1 %. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang gizi pada
anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena berbagai hal diantaranya tidak
sarapan pagi dan lebih suka makanan yang tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status
Gizi (PSG) Kemenkes tahun 2017 menunjukkan prevalensi Balita Stunting sebesar 29,6%;
Balita Kurus : 6,7%; Sangat Kurus (gizi buruk) : 2,8% dan Risiko Kurus : 20,6%.

Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun
(baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius. Usia di bawah dua
tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh
kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus dan stunting pada usia sekolah akan
berdampak pada performa belajar di sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kualitas Sumber Daya Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Pemberian makanan tambahan
khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam
mengatasi masalah gizi.

Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun
perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein. 6 Berdasarkan
hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro maupun
zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek (stunting).

Pemberian makanan tambahan diprioritaskan untuk sasaran kelompok rawan gizi


yang meliputi balita kurus 6-59 bulan dengan kategori kurus dan ibu hamil risiko Kurang
Energi Kronis (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
lebih kecil dari 23,5 cm.

Makanan tambahan penyuluhan dapat diberikan kepada seluruh sasaran yang


memiliki status gizi normal untuk pencegahan risiko Ibu hamil KEK, balita kurus dan kurang
gizi pada anak sekolah dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan. Penelitian
Elisabeth Kristiansson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis data dari 31 negara
memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya kenaikan berat badan pada
keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak usia 6 – 23 bulan yang diberikan
makanan tambahan selama 6 bulan menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika
MT diberikan bersama edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan
berat badan menjadi lebih besar.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi balita kurus dan ibu hamil KEK

2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada sasaran tentang :
a. Cara mengkonsumsi MP-ASI Biskuit
b. Penyimpanan dan penyuluhan label kemasan MP-ASI Biskuit
c. Pemantauan dan Evaluasi

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Pendistribusian MP-ASI di 9 kampung wilayah kerja Puskesmas Haji Pemanggilan
dengan 34 posyandu.
2. Rincian Kegiatan
a. Menghubungi Bidan desa/kader Posyandu untuk menyediakan tempat penyimpanan
MP-ASI
b. Distribusi MP-ASI ke bidan desa/kader posyandu
c. Menyerahkan SBBK MP-ASI

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Merencanakan Kebutuhan MP-ASI untuk kelompok sasaran balita kurus dan ibu hamil
KEK
2. Pendistribusian MP-ASI ke bidan desa/kader posyandu

F. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah Balita kurus dan Ibu Hamil KEK

G. Jadwal Pelaksanaan
Bulan September Tahun 2020

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan, untuk melihat kekurangan yang
ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai
dilakukan.

I. Penutup
Pelaksanaan Pendistribusian MP-ASI pada Balita kurus dan Ibu hamil KEK ini akan lebih
berhasil dengan cara kerjasama yang baik antar Lintas Program dan Lintas Sektor.

Mengetahui,

Kepala UPT Puskesmas Pelaksana


Haji Pemanggilan

Cipto Maryono, SKM Rirind Chusnul Khasanah,S.Gz


NIP. 19770718 200604 1 009 NIP. 19920406 201903 2 008

Anda mungkin juga menyukai