A. PENDAHULUAN
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan
yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program
perbaikan gizi harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal ini
dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan
masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan starategi intervensi yang tepat
sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi
yang berperan di berbagai tingkat administrasi.
B. LATAR BELAKANG
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat , antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi.
Hasil pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015,2016 dan 2017 menunjukkan
tidak terjadi banyak perubahan prevalensi balita gizi kurang maupun balita
pendek (stunting). Pada tahun 2015, 2016 dan 2017 prevalensi balita gizi kurang
(underweight) secara berturut-turut adalah 18,8%, 17,8% dan 17,8% Sedangkan
prevalensi balita pendek berturut-turut sebesar 29,0%, 27,5% dan 29,6%.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 terjadi
penurunan prevalensi balita gizi kurang dari 19,6% menjadi 17,7%, penurunan
prevalensi balita pendek dari 37,2% menjadi 30,8% dan penurunan prevalensi
balita gizi kurang (wasting) dari 12,1% menjadi 10,2%. Riskesdas juga
menunjukkan capaian kinerja gizi yang masih kurang optimal seperti persentase
ibu hamil yang mendapat TTD sebesar 73,2%, persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif sebesar 37,3% dan persentase balita mendapat vitamin
A mencapai 82,4%.
Berdasarkan hal tersebut , untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja
perbaikan gizi masyarkat secara tepat, akurat, teratur berkelanjutan dan dapat
dipertanggung jawabkan perlu dilakukan kegiatan surveilans gizi oleh
Pemerintah.
Kegiatan-kegiatan program gizi dilaksanakan sesuai dengan tata nilai di
Puskesmas Poopo dalam memecahkan dan meningkatkan analisis dampak atau
masalah gizi yang terjadi sehingga tercapai target yang diharapkan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur, berkelanjutan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang dimonitor dan
dievaluasi melalui kegiatan surveilans gizi, antara lain :
1. Indikator Masalah Gizi :
a. Persentase balita berat badan kurang (underweight)
b. Persentase balita pendek (stunting)
c. Persentase balita gizi kurang (wasting)
d. Persentase remaja putri anemia
e. Persentase ibu hamil anemia
f. Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi Kronik (KEK) dan
g. Persentase Berat Bdan Lahir rendah (BBLR)
2. Indikator Kinerja Program Gizi :
a. Cakupan bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
b. Cakupan bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
c. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah minimal
90 tablet selama masa kehamilan
d. Cakupan ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan
e. Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan
f. Cakupan remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah
g. Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
h. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
i. Cakupan balita mempunyai buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Kartu
Menuju Sehat (KMS)
j. Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D)
k. Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T)
l. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
m. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
n. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dan
o. Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3, yaitu:
a. Pendidikan Gizi
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Peningkatan gizi masyarakat
2. RincianKegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh petugas gizi, diantaranya:
a. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu
b. Pemberian Vitamin A untuk balita 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium
d. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang
serta ibu hamil KEK
e. Penyuluhan Gizi
f. Pelacakan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk
g. Kunjungan rumah pendampingan balita gizi kurang dan gizi buruk
h. Membina kader posyandu melalui kegiatan refreshing kader
i. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri
j. Pemberian suplemen taburia
k. Pemantauan status gizi anak sekolah
9. Operasi Timbang
Kegiatan Operasi timbang dilakukan satu tahun sekali untuk
memaksimalkan capaian penimbangan balita. Dalam kegiatan ini
melibatkan kader posyandu dalam melakukan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan serta menanyakan identitas yang
diperlukan di posyandu maupun di rumah warga dengan harapan
semua sasaran balita yang ada di wilayah Puskesmas Poopo dapat
diketahui status gizinya.
F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Pemantauan status gizi balita :
Bayi dan balita usia 0-59 bulan.
b. Pemberian Vitamin A :
Balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium :
Siswa SD kelas 4 dan atau 5 sebanyak 26 orang di masing-masing
sekolah yang telah ditentukan.
d. Pemberian Makanan Tambahan :
- Balita usia 6-59 bulan dengan indeks BB/PB atau BB/TB kurang dari
-2 SD
- Ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm dan Hb 11gr%
e. Penyuluhan Gizi :
Ibu hamil, Ibu Nifas, Ibu yang memiliki anak balita 0-59 bulan, anak
sekolah, remaja putri.
f. Pelacakan kasus Balita KEP :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) di wilayah kerja Puskesmas Poopo
g. Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) yang telah diintervensi dan mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja Puskesmas Poopo
h. Refreshing Kader :
Kader Posyandu Balita
i. Pemberian Tablet Tambah Darah :
Remaja putri usia 12-18 tahun atau siswa SMP dan SMA di wilayah
puskesmas Poopo
j. Pemantauan status gizi anak sekolah :
Semua siswa sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas Poopo
k. Operasi Timbang
Semua bayi dan balita usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Poopo
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
Lintas sektor terkait, yaitu Kelurahan, Sekolah (TK/PAUD,SD,SMP,SMA)
Agts
Sept
Juni
Nov
Des
Feb
Mar
Jan
Juli
Kegiatan
Okt
Mei
Pemantaua
n Status
1
Gizi Balita
di Posyandu
Pemberian
2
Vitamin A
Pemberian
3
PMT
Penyuluhan
4
Gizi
Pelacakan
5 Kasus
Balita KEP
Kunjungan
6 rumah balita
KEP
Refreshing
7
Kader
Pemberian
Tablet
Tambah
8
Darah
Remaja
Putri
Pemberian
9
PMT
Mengetahui
Kepala Puskesmas Poopo
Penanggung Jawab Program