Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN


PUSKESMAS POOPO
Jl. Desa Poopo Utara Kec. Ranoyapo, Kab. Minahasa Selatan, email : pkm_poopo@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


GIZI

A. PENDAHULUAN
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan
yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program
perbaikan gizi harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal ini
dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan
masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan starategi intervensi yang tepat
sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi
yang berperan di berbagai tingkat administrasi.

B. LATAR BELAKANG
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat , antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi.
Hasil pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015,2016 dan 2017 menunjukkan
tidak terjadi banyak perubahan prevalensi balita gizi kurang maupun balita
pendek (stunting). Pada tahun 2015, 2016 dan 2017 prevalensi balita gizi kurang
(underweight) secara berturut-turut adalah 18,8%, 17,8% dan 17,8% Sedangkan
prevalensi balita pendek berturut-turut sebesar 29,0%, 27,5% dan 29,6%.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 terjadi
penurunan prevalensi balita gizi kurang dari 19,6% menjadi 17,7%, penurunan
prevalensi balita pendek dari 37,2% menjadi 30,8% dan penurunan prevalensi
balita gizi kurang (wasting) dari 12,1% menjadi 10,2%. Riskesdas juga
menunjukkan capaian kinerja gizi yang masih kurang optimal seperti persentase
ibu hamil yang mendapat TTD sebesar 73,2%, persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif sebesar 37,3% dan persentase balita mendapat vitamin
A mencapai 82,4%.
Berdasarkan hal tersebut , untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja
perbaikan gizi masyarkat secara tepat, akurat, teratur berkelanjutan dan dapat
dipertanggung jawabkan perlu dilakukan kegiatan surveilans gizi oleh
Pemerintah.
Kegiatan-kegiatan program gizi dilaksanakan sesuai dengan tata nilai di
Puskesmas Poopo dalam memecahkan dan meningkatkan analisis dampak atau
masalah gizi yang terjadi sehingga tercapai target yang diharapkan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur, berkelanjutan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan Khusus
Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang dimonitor dan
dievaluasi melalui kegiatan surveilans gizi, antara lain :
1. Indikator Masalah Gizi :
a. Persentase balita berat badan kurang (underweight)
b. Persentase balita pendek (stunting)
c. Persentase balita gizi kurang (wasting)
d. Persentase remaja putri anemia
e. Persentase ibu hamil anemia
f. Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi Kronik (KEK) dan
g. Persentase Berat Bdan Lahir rendah (BBLR)
2. Indikator Kinerja Program Gizi :
a. Cakupan bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
b. Cakupan bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
c. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah minimal
90 tablet selama masa kehamilan
d. Cakupan ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan
e. Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan
f. Cakupan remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah
g. Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
h. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
i. Cakupan balita mempunyai buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Kartu
Menuju Sehat (KMS)
j. Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D)
k. Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T)
l. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
m. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
n. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dan
o. Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3, yaitu:
a. Pendidikan Gizi
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Peningkatan gizi masyarakat
2. RincianKegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh petugas gizi, diantaranya:
a. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu
b. Pemberian Vitamin A untuk balita 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium
d. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang
serta ibu hamil KEK
e. Penyuluhan Gizi
f. Pelacakan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk
g. Kunjungan rumah pendampingan balita gizi kurang dan gizi buruk
h. Membina kader posyandu melalui kegiatan refreshing kader
i. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri
j. Pemberian suplemen taburia
k. Pemantauan status gizi anak sekolah

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemantauan Pertumbuhan Balita di posyandu
Kegiatan yang bersifat monitoring status gizi balita di posyandu wilayah
puskemas poopo untuk mengetahu status gizi balita di wilayah tersebut
dan menjaring apabila ada balita yang beresiko memiliki gangguan
pertumbuhan seperti berat badan kurang dan berat badan tidak naik
selama dua kali berturut-turut sehingga selanjutnya dilakukan intervensi
pada balita yang mengalami gangguan pertumbuhan agar tidak menjadi
masalah gizi yang lebih berat.
2. Pemberian vitamin A untuk balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas.
Kegiatan berupa distribusi vitamin A untuk bayi dan balita usia 6-59 di
wilayah kerja baik di posuandu, PAUD/TK maupun di puskesmas.
Pemberian vitamin A untuk ibu nifas dilakukan bekerjasama dengan
lintas program yaitu program KIA memberi vitamin A untuk ibu nifas baik
di puskesmas maupun pada saat kunjungan rumah ibu nifas. Dalam
kegiatan ini juga melibatkan peran lintas sektor yaitu bekerjasama
dengan kader memberi vitamin A di posyandu untuk balita dan ibu nifas
di willayah setempat.
Kegiatan pemberian vitamin A untuk balita 6-59 bulan dilakukan 2 kali
dalam setahun yaitu setiap bulan Februari dan Agustus, sedangkan
untuk ibu nifas diberikan jika ada ibu nifas dalam rentang waktu (0-40
hari).
3. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang dan gizi buruk
serta ibu hamil KEK
Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang dengan kategori
usia 6-59 bulan dengan indeks berat badan menurut panjang
badan/tinggi badan (BB/PB dan BB/TB) dengan z-score kurang dari -
2SD. Makanan tambahan yang diberikan berupa biskuit MP ASI yang
bersumber dari Provinsi/ Kemenkes RI maupun PMT lokal yang berasal
dari dana APBD
Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil KEK dengan indikator
LILA <23,5 cm dan Hb <11,5 gr dengan usia kehamilan trimester 1 dan
2. Mkanan tambahan yang diberikan berupa biskuit ibu hamil yang
berasal dari provinsi/Kemenkes RI maupun berupa PMT lokal yang
berasal dari dana APBD
Kegiatan ini bekerja sama dengan lintas program yaitu program KIA .
4. Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi dilakukan di luar gedung yaitu di posyandu dan sekolah
dengan tema dan sasaran yang berbeda di setiap penyuluhan antara
lain ibu balita, ibu hamil, ibu nifas, anak sekolah dan remaja putri.
Sebelum melaksanakan penyuluhan petugas berkoordinasi dengan
kader, Ketua RT, maupun guru yang bersangkutan mengenai rencana
pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat, serta jumlah sasaran
penyuluhan.
5. Pelacakan kasus Balita KEP
Pelacakan Kasus Balita KEP adalah suatu cara untuk melakukan
pencarian informasi berkaitan adanya balita gizi bermasalah diwilayah
kerja, yang dilakukan dengan menggali data hasil laporan kader
posyandu ataupun masyarakat sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahuhi benar tidaknya informasi tentang adanya balita kasus gizi
bermasalah yang didapatkan agar semua balita gizi bermasalah dapat
ditangani secara cepat dan tepat. Kegiatan ini bersifat kunjungan rumah
,petugas menerima informasi adanya balita gizi bermasalah yang
ditemukan langsung atau berdasarkan laporan kader posyandu.
Kemudian dilakukan penimbangan dan pengukuran dengan alat
antropometri dan memeriksa hasil pengukuran menggunakan buku
standar antropometri untuk mengetahui status gizi balita . Dalam
kegiatan ini petugas akan memberikan konseling dan penanganan lebih
lanjut seperti diberikan PMT jika anak tersebut dinyatakan berstatus
gizi bermasalah.
Kegiatan ini melibatkan peran lintas sektor yaitu kader posyandu, ketua
RT setempat dan kelurahan.
6. Kunjungan rumah pemantauan balita gizi kurang dan gizi buruk
Kegiatan ini bersifat pembinaan yaitu mengunjungi rumah balita gizi
kurang maupun gizi buruk untuk dipantau perkembangan status gizi dan
asupan makanannya. Dalam kegiatan ini melibatkan peran lintas sektor
yaitu kader posyandu dan ketua RT setempat.
7. Refreshing Kader
Refreshing Kader Posyandu Balita adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan memberikan ilmu atau informasi penyegaran kembali
kepada kader posyandu yang berhubungan dengan kegiatan posyandu.
Dalam kegiatan ini bekerja sama dengan lintas program antara lain
KIA,Imunisasi, Promosi Kesehatan dalam memberikan materi yang
disampaikan kepada kader. Kerjasama lintas sektor yaitu berkoordinasi
dengan kelurahan untuk menentukan jadwal kegiatan, waktu dan tempat
serta sasaran dan jumlah kader yang diundang .
8. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan melibatkan peran lintas program yaitu Pengelola
Obat di Puskesmas menyediakan obat tambah darah sesuai sasaran
yang ditentukan, petugas Promosi Kesehatan dalam kegiatan
penyuluhan dan pemegang program UKS dalam menentukan lokasi dan
jumlah sasaran remaja putri di sekolah, serta petugas laboratorium
untuk memeriksa Hb siswi. Kegitan ini juga melibatkan peran lintas
sektor yaitu sekolah menengah SMP dan SMA sederajat di wilayah
kerja Puskesmas Poopo
Kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan Hb siswi sekolah yang telah
ditentukan untuk mengetahui kadar Hbnya sehingga diketahui data
persentase siswi yang menderita anemia. Kemudian dilakukan
penyuluhan oleh petugas tentang anemia gizi besi dan cara meminum
tablet tambah darah. Kemudian petugas dibantu oleh guru UKS
memantau kepatuhan minum obat secara rutin dan melaporkan hasil
pemantauan kepada petugas. Setelah 3 bulan kemudian siswa diperiksa
lagi Hbnya untuk mengetahui ada atau tidak perubahan kadar Hb.

9. Operasi Timbang
Kegiatan Operasi timbang dilakukan satu tahun sekali untuk
memaksimalkan capaian penimbangan balita. Dalam kegiatan ini
melibatkan kader posyandu dalam melakukan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan serta menanyakan identitas yang
diperlukan di posyandu maupun di rumah warga dengan harapan
semua sasaran balita yang ada di wilayah Puskesmas Poopo dapat
diketahui status gizinya.

F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Pemantauan status gizi balita :
Bayi dan balita usia 0-59 bulan.
b. Pemberian Vitamin A :
Balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium :
Siswa SD kelas 4 dan atau 5 sebanyak 26 orang di masing-masing
sekolah yang telah ditentukan.
d. Pemberian Makanan Tambahan :
- Balita usia 6-59 bulan dengan indeks BB/PB atau BB/TB kurang dari
-2 SD
- Ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm dan Hb 11gr%
e. Penyuluhan Gizi :
Ibu hamil, Ibu Nifas, Ibu yang memiliki anak balita 0-59 bulan, anak
sekolah, remaja putri.
f. Pelacakan kasus Balita KEP :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) di wilayah kerja Puskesmas Poopo
g. Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) yang telah diintervensi dan mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja Puskesmas Poopo
h. Refreshing Kader :
Kader Posyandu Balita
i. Pemberian Tablet Tambah Darah :
Remaja putri usia 12-18 tahun atau siswa SMP dan SMA di wilayah
puskesmas Poopo
j. Pemantauan status gizi anak sekolah :
Semua siswa sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas Poopo

k. Operasi Timbang
Semua bayi dan balita usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Poopo
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
Lintas sektor terkait, yaitu Kelurahan, Sekolah (TK/PAUD,SD,SMP,SMA)

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Kegiatan
Nama
No
April

Agts

Sept
Juni

Nov

Des
Feb

Mar
Jan

Juli

Kegiatan

Okt
Mei

Pemantaua
n Status
1
Gizi Balita
di Posyandu
Pemberian
2
Vitamin A
Pemberian
3
PMT
Penyuluhan
4
Gizi
Pelacakan
5 Kasus
Balita KEP
Kunjungan
6 rumah balita
KEP
Refreshing
7
Kader
Pemberian
Tablet
Tambah
8
Darah
Remaja
Putri
Pemberian
9
PMT

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN


MONITORING
Evaluasi dilakukan setiap kali kegiatan selesai dilaksanakan, pencatatan
pelaporan dilakukan satu bulan sekali (laporan bulanan) atau setelah kegiatan
selesai dilaksanakan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan. Monitoring dapat dilakukan satu bulan
sekali melalui laporan bulanan atau 1 bulan sekali untuk kegiatan yang
memerlukan waktu lebih lama untuk monitoringnya.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Poopo
Penanggung Jawab Program

Dr. Fanda F. F. Wuisan


Pembina Tkt. I/ IV B Rio Y. Supardi, A.Md.G
NIP. 19770530 200903 2 001 NIP.19900501 201903 1 009

Anda mungkin juga menyukai