I. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Hal itu berarti terciptanya masyarakat, bangsa, dan
negara Indonesia yang penduduknya, di seluruh wilayah Republik lndonesia, hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada
tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka
kematian ibu, dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Salah satu dari 12 strategi pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 meliputi
Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat. Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagai mana
disebutkan dalam Undang Undang no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang
kesehatan tahun 2015-2019 kegiatan gizi dimonitor dan dievaluasi melalui kegiatan
surveilance gizi untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan surveilance gizi untuk memberikan gambaran perubahan
pencapaiakan kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator khusus lainnya yang
diperlukan secara akurat, teratur dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan
tindakan segera, perencanaan jangka pendek, menengah serta perumusan kebijakan
B. TujuanKhusus
Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratus dan berkelanjutan mengenai
perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi:
1. Persentase kasus balita gizi buruk mendapat perawatan,
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya,
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI Ekslusif,
4. Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium,
5. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A,
6. Persentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan,
7. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan tambahan,
8. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan,
9. Persentase remaja puteri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD),
10. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A,
11. Persentase bayi baru lahir mendapat IMD,
12. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) <2500 gram,
13. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS,
14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya,
15. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya,
16. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut
(2T),
17. Persentase balita dibawah garis merah (BGM)
18. Persentase ibu hamil anemia.
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tata Nilai
C : Cermat dalam melakukan pelayanan gizi pada masyarakat.
E : Empati terhadap sasaran dalam menjalankan pelayanan gizi
P : Profesional dalam memberikan pelayanan gizi
A : Aman dalam memberikan pelayanan gizi sesuai dengan SOP
T : Terpercaya dalam memberikan pelayanan gizi dengan memegang prinsip
kejujuran dan amanah
VI. SASARAN
a. Ibu Hamil
b. Ibu Nifas
c. Bayi
d. Balita
e. Remaja