Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BEBER
Jl. Jenderal Sudirman No. 53 Desa Beber Km. 13 Cirebon.Telp. 0232-8895252, SMS : 087713313312
Website: www.pkmbeber.cirebonkab.go.id. E-mail: pkm.beber@cirebonkab.go.id.
BEBER – 45172

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada masa pandemi COVID-19, upaya kesehatan masyarakat tetap


dilaksanakan dengan memperhatikan skala prioritas. Puskesmas tetap
melaksanakan pelayanan dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan dan dalam rangka pencapaian SPM kab/kota
bidang kesehatan sebagaimana diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Permenkes Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang sudah


terjadwal sebaiknya dilihat kembali apakah tetap dapat dilaksanakan seperti
biasa, dilaksanakan dengan metode atau teknik yang berbeda, ditunda
pelaksanaannya, atau sama sekali tidak dapat dilaksanakan, tentunya
dengan memperhatikan kaidah-kaidah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan physical distancing guna memutus mata rantai penularan.

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


mengamanatkan bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses
dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan
dan prioritas pembangunan nasional.
Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2020 - 2024 adalah
percepatanperbaikan gizi masyarakat dengan menurunkan prevalensi pendek
(stunting) menjadi 14%, dan menurunkan prevalensi gizi kurang (wasting)
pada balita menjadi 7%.

Dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2020- 2024,telah


ditetapkan sebanyak (empat) indikator yang salah satunyamerupakan
Indikator Kinerja Program (IKP) Kesehatan Masyarakat, yaitupersentase ibu
hamil Kurang Energi Kronik (KEK). Seluruh indikatorkinerja program gizi
lainnya harus dilaksanakan dan diupayakan dapatmencapai target yang telah
ditetapkan. Untuk melakukan monitoringdan evaluasi terhadap pencapaian
target tersebut diperlukanpelaksanaan surveilans gizi yang optimal.

Pedoman Kerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan upaya


percepatan pencapaian sasaran Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan melalui penajaman prioritas dan strategi penggerakan yang
dikembangkan berdasarkan kecenderungan capaian dan hambatan
pelaksanaan pembinaan gizi selama ini. Adanya inisiatif baru seperti
pencegahan stunting, penerapan pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik
untuk mencegah penyakit tidak menular memerlukan penyesuaian terhadap
strategi yang ada. Di sisi lain, adanya terobosan baru di bidang pembiayaan
kesehatan khususnya dengan diluncurkannya dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), Jaminan Persalinan (Jampersal), Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan berbagai inisiatif pembiayaan lain perlu
dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.

Dalam penanganan masalah kesehatan dibutuhkan pelayanan terpadu


secara lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan, perencanaan
dan penganggaran kesehatan terpadu sebagai masukan perencanaan usulan
kesehatan Puskesmas. Dalam menyusun anggaran tahun 2022 Puskesmas
Beber mencoba menggunakan pendekatan perencanaan kesehatan dengan
harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membangun
kesehatan dan penanganan masalah kesehatan secara terpadu melalui
kegiatan lintas program dan lintas sektoral.
Sesuai dengan visi UPTD Puskesmas Beber yakni “Terwujudnya
Puskesmas Beber sebagai Puskesmas unggulan dalam kualitas dan
profesional pelayanan kepada masyarakat untuk kesehatan mandiri”.

B. TUJUAN PEDOMAN

a. Tujuan Umum

Tujuan dibuatnya pedoman kerja program perbaikan gizi masyarakat


di UPTD Puskesmas Beber adalah untuk meningkatkan keberhasilan
kegiatan program perbaikan gizi masyarakat.

b. Tujuan Khusus
 Melaksanakan Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek )
pada balita
 Melaksanakan Prevalensi Wasting (kurus dan sangat kurus) pada
balita
 Jumlah balita yang mendapat suplementasi gizi mikro
 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan surveilans gizi
 Persentase puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada balita
 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
 Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
 Persentase balita underweight
 Persentase ibu hamil anemia
 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BB<2500 gr)
 Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
 Persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat
makanan tambahan
 Persentase balita gizi kurang yang mendapat makanan tambahan
 Persentase remaja puteri mendapat TTD
 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD
 Persentase balita yang ditimbang berat badannya (D)
 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS (K)
 Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N)
 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
 Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
ATAU Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi
buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas pada dasarnya dibagi tiga


kegiatan, yaitu :

1. Kegiatan Promotif
Kegiatan promotif adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan pelihara masyarakat di bidang Gizi masyarakat dalam rangka
tercapainya perilaku hidup sehat, misalnya dengan memberikan
penyuluhan dan konseling gizi mengenai pedoman gizi seimbang dengan
media penyuluhan leaflet, lembar balik, food model dan poster.
2. Kegiatan Preventif
Kegiatan preventif yaitu suatu usaha kegiatan untuk mencegah suatu
masalah kesehatan/ penyakit masyarakat di bidang Gizi seperti pemberian
makanan tambahan-pemulihan (PMT-P) dan konseling gizi pada balita gizi
kurang supaya status balita yang diberi PMT-P meningkat dan pemberian
tablet Fe kepada ibu hamil untuk mengurangi anemia gizi besi yang
diberikan kepada ibu hamil.
3. Kegiatan Kuratif
Kegiatan kuratif adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengobati
orang sakit seperti dalam program gizi yaitu TFC (Therapeutic Feeding
Centre ) adalah pusat pemulihan balita yang status gizinya sangat kurus
mendapatkan perawatan sampai status gizinya baik dan apabila balita
yang sudah mendapatkan perawatan kondisinya tidak mengalami
peningkatan atau memburuk maka balita tersebut akan dirujuk di Rumah
Sakit.
D. BATASAN OPERASIONAL

1. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu


mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.
Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik
yang dicirikan minimal dengan :
 Menimbang berat badan secara teratur.
 Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur 6 bulan (ASI eksklusif).
 Makan beraneka ragam.
 Menggunakan garam beryodium.
 Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi)
2. Balita ditimbang berat badannya (D/S) Balita ditimbang berat badannya
adalah jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah balita yang ada di
wilayah posyandu (D/S x 100 %) hasilnya minimal harus mencapai 85%.
3. Balita (6-59 bln) mendapat kapsul vitamin Adalah suatu kegiatan
pemberian Kapsul vitamin A biru (100.000 SI) bagi bayi (6-11bln) dan bagi
balita (12-59 bln) secara periodik pada bulan Februari dan Agustus setiap
tahunnya. pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak2 kali
setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatanyang
berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan
kebutaan.
4. Ibu hamil mendapat tablet Fe 90 tablet adalah suatu kegiatan Pemberian
Tablet Tambah Darah untuk mengurangi anemia gizi besi yang diberikan
kepada ibu hamil. Suplementasi tablet besi merupakan salah satu upaya
penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia, karena jenis
anemia terbanyak di Indonesia adalah anemia akibat kekurangan besi.
Sebaiknya ibu hamil mulai minum tablet besi begitu mengetahui hamil dan
setiap hari satu tablet paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilannya.
Lebih baik bila lebih dari 90 hari sampai melahirkan.
5. Ibu Nifas mendapat 2 kapsul vitamin A Adalah suatua kegiatan pemberian
2 kapsul vitamin A merah (200.000 SI) kepada ibu yang baru melahirkan
sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi (0- 42 hari). Ibu nifas harus
diberikan kapsul VitaminA dosis tinggi karena:
 Pemberian 1 kapsul Vitamin A merah cukup untuk meningkatkan
kandungan Vitamin A dalam ASI selama 60 hari
 Pemberian 2 kapsul Vitamin A merah diharapkan cukup menambah
kandungan Vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan.
 Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
 Mencegah infeksi pada ibu nifas
6. Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium adalah jumlah rumah
tangga yang mengonsumsi garam cukup yodium (> 30 ppm) dibagi
dengan jumlah seluruh rumah tangga yang diperiksa di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Garam beryodium adalah garam Natrium
Chlorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi yang memenuhi
standar nasional Indonesia (SNI) mengandung kalium iodat (KIO3) > 30
ppm.
7. Gizi buruk mendapat perawatan Balita adalah anak usia dibawah 5 tahun
(anak usia 0 s/d 59 bulan) yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
 Gizi buruk adalah status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB)
menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dengan nilai Z-
score < -3 SD dengan atau tanpa gejala klinis
 Ditangani/dirawat adalah tindakan yang diberikan kepada balita gizi
buruk yang ditemukan mulai dari rujukan, klarifikasi dan konfirmasi,
pengobatan dan pemberian makanan tambahan yang disertai dengan
penyuluhan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
8. Bayi (0-6 bln) mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang sejak lahir sampai
usia 6 bulan hanya mendapatkan ASI saja tanpa pemberian makanan dan
minuman lain. bayi usia 0 – 6 bulan mendapat ASI Eksklusif adalah jumlah
bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan29 hari yang diberikan ASI saja
selama sehari sebelumdilakukan pencatatan (recall 24 jam) dibagi
denganjumlah bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hariyang ada
pada saat dilakukan pencatatan di wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
9. Pasien yang dirawat mendapatkan pelayanan gizi sesuai dengan penyakit
yang diderita Pasien rawat inap adalah orang sakit yang dirawat di
puskesmas dan mendapat pelayanan makanan oleh ahli gizi dan petugas
pelayanan makanan. Pelayanan gizi rawat inap adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui
makanan sesuai penyakit yang diderita.

E. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN

1. PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN PUSKESMAS PADA MASA


PANDEMI COVID – 19
“ Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan 2020”
2. PEDOMAN PELAKSANAAN TEKNIS SURVEILANS GIZI
“Direktorat Jendral Bina Gizi Masyarakat Tahun 2021 ”
3. Undang – Undang No.36 tahun 2009 Pasal 141
 Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat
 Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi
seimbang
 Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan
 Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi
 Peningkatan sistem kewaspadaan pangan gizi (SKPG)
4. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025
“Pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas
sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan
dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin
keamanannya”.
5. UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
“Arah perbaikan gizi adalah MENINGKATNYA MUTU GIZI perorangan
dan masyarakat. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
bersama-sama menjamin tersedianya bahan makanan yang bergizi
secara merata dan terjangkau”
6. Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
“Upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan
secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada
1000 hari pertama kehidupan”.
7. Permenkes No 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
“Pelayanan Gizi dalam siklus kehidupan, Pendidikan gizi, suplementasi
gizi, tatalaksana gizi, pelayanan gizi baik di faskes, diluar faskes dan di
masyarakat serta SURVEILANS GIZI”.
8. Permenkes 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans
Gizi
“Pelaksanaan Surveilans Gizi melalui Tahapan Pengumpulan data,
pengolahan dan analisis serta Aksi”.
9. BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
“Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina
Gizi Tahun 2011”
10. PEDOMAN PGRS
“Pelayanan Gizi Rumah Sakit Kementrian Kesehatan RI 2013”
11. PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS
“Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina
Gizi dan KIA Tahun 2014 ”
12. PEDOMAN GIZI SEIMBANG
“Kementrian Kesehatan RI Tahun 2015”
13. PENYELENGGARAAN MAKANAN
“Manajemen Sistem Pelayanan Gizi Swakelola & Jasa Boga Di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Tahun 2014”
14. PENUNTUN DIET
“Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia Tahun 2013”
15. STRATEGI PENINGKATAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
“Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina
Gizi Tahun 2014 ”
16. PEDOMAN KERJA BAGI TENAGA PELAKSANA GIZI PUSKESMAS
“Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010”
17. SURAT EDARAN DARI DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON
Nomor : 443.8/533/Kesga
Tanggal : 1 Januari 2017

INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

TAHUN 2021-2024

Target (%)
No Indikator

2021 2022 2023 2024


1 Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek)
<7.8 <7.8
pada balita
2 Prevalensi Wasting (kurus dan sangat kurus)
<3.3 <3.3
pada balita
3 Jumlah balita yang mendapat suplementasi gizi
100 100
mikro
4 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
10.5 10.5
(KEK)
5 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan
100 100
surveilans gizi
6 Persentase puskesmas mampu tatalaksana gizi
20 20
buruk pada balita
7 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
45 45
mendapat ASI Ekslusif
8 Persentase balita yang dipantau pertumbuhan
65 65
dan perkembangannya

9 Persentase balita underweight <7.4 <7.4


10 Persentase ibu hamil anemia <7.8 <7.8

11 Persentase bayi dengan berat badan lahir


2.8 2.8
rendah (BB<2500 gr)
12 Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI 53 53
Ekslusif
13 Persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD
78 78
minimal 90 tablet selama masa kehamilan
14 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis
76 76
(KEK) yang mendapat makanan tambahan
15 Persentase balita gizi kurang yang mendapat
74 74
makanan tambahan
16 Persentase remaja puteri mendapat TTD 52 52
17 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 58 58

18 Persentase balita yang ditimbang berat


81 81
badannya (D)
19 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS (K) 83 83

20 Persentase balita ditimbang yang naik berat


82 82
badannya (N)
21 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul
87 87
vitamin A
22 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 79 79
23 Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam 90 90
beryodium
24 Persentase kasus balita gizi buruk yang 90 90
mendapat perawatan ATAU Persentase anak
berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk
yang mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
BAB II
STANDAR KETENAGAAN GIZI

A. KEDUDUKAN
Berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada kepala UPT
Puskesmas DTP Beber

B. TUGAS
Membantu Kepala Puskemas dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya di bidang gizi

C. FUNGSI
Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, memantau, menganalisis dan
mengevaluasi program Pembinaan Gizi Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas

D. URAIAN TUGAS
1. Membuat perencanaan kegiatan program gizi
2. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan program gizi
3. Melaksanakan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
4. Melaksanakan Konseling Gizi
5. Melaksanakan penyelenggaraan makanan pasien khusus untuk
Puskesmas Dengan Tempat Perawatan.
6. Melaksanakan Surveilans Gizi
7. Melaksanakan pemantauan pertumbuhan balita
8. Melaksanakan pemberian suplementasi gizi
9. Penatalaksanaan balita gizi buruk di rumah tangga
10. Melaksanakan Bulan Penimbangan Balita ( BPB )
11. Melaksanakan pelacakan dan penanganan kasus gizi
12. Melaksanakan deteksi dini masalah gizi
13. Melaksanakan pemantauan konsumsi garam beryodium di masyarakat
E. TANGGUNG JAWAB
1. Menjaga Kerahasiaan data klien/pasien
2. Menjaga Kebersihan dn perlengkapan kerja
3. Mengutamakan kualitas dan kuantitas hasil kerja
4. Mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap SPO dan
penugasan pimpinan

F. WEWENANG
1. Menilai kelangkapan data/informasi/bahan kerja yang diterima
2. Menggunakan perangkat kerja yang tersedia

G. KUALIFIKASI
1. D III Gizi
2. Menguasai aplikasi office dan internet
3. Menguasai peralatan dan perlengkapan nutrisionis
A. JADWAL KEGIATAN

JADWAL PELAKSANAAN DALAM SATU TAHUN KET


NO JENIS KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PELAYANAN
Advokasi Gizi Pendampingan pemantauan Pemantauan hasil
pertumbuhan di Posyandu melalui penimbangan rutin di
1
ePPGBM posyandu melalui E-
PPGBM
Pertemuan analisis pemantauan Mensosialisasikan
pertumbuhan tingkat puskesma hasil analisis
2
pemantauan
pertumbuhan balita
Pertemuan advokasi LP/LS terkait Mensosialisasikan
hasil pemantauan pertumbuhan hasil analisis
3 pemantauan
pertumbuhan balita
kepada LP/LS terkait
Pemantauan Tumbuh Kembang Melaksanakan
Balita (Bulan Penimbangan Balita) kegiatan Pemantauan
4
pertumbuhan balita di
posyandu
5 Konvergensi LP/LS dalam upaya Advokasi kegiatan
percepatan perbaikan gizi konvergensi
masyarakat (Pertemuan LP/LSpercepatan
pemberdayaan masyarakat (kader, perbaikan gizi
tokoh masyarakat, tokoh agama) masyarakat
dalam upaya percepatan perbaikan (Pertemuan
gizi masyarakat di tingkat pemberdayaan
masyarakat) masyarakat (kader,
tokoh masyarakat,
tokoh agama) dalam
upaya percepatan
perbaikan gizi
masyarakat di tingkat
masyarakat)
Pelacakan dan pendampingan Untuk melacak dan
Bumil KEK mendapat mendampingi kasus
PMT/intervensi gizi lainnya anak balita yang
4
memiliki gangguan
pertumbuhan/bermasa
lah status gizinya
Intervensi gizi
Pelacakan dan pendampingan Untuk melacak kasus
Balita yang memiliki gangguan Bumil KEK dan
pertumbuhan/bermasalah status mendampingi serta
5
gizinya mendapat PMT/intervensi memberikan
gizi lainnya PMT/intervensi gizi
lainnya
6 Edukasi Gizi Edukasi/penyuluhan kepada Memberikan advokasi
masyarakat pentingnya terkait pentingnya
pemantauan pertumbuhan dan pemantauan
peningkatan ketahanan pangan pertumbuhan dan
peningkatan
ketahanan pangan
Konseling PMBA, ASI Eksklusif Melaksanakan
dan Gizi Seimbang kegiatan Konseling
7
PMBA, ASI Eksklusif
dan Gizi Seimbang
Pemberian dan Pengawasan Memberikan dan
Tablet tambah darah bagi Remaja mengawasi remaja
8 Putri putri untuk
mengkonsumsi tablet
tambah darah
Pemberian dan pengawasan tablet Memberikan dan
tambah darah bagi ibu hamil mengawasi bumil
9 untuk mengkonsumsi
tablet tambah darah
bagi ibu hamil
10 Sweeping balita yang tidak datang Melaksanakan
Pelayanan
ke posyandu kegiatan sweeping
Posyandu
kepada balita yang
tidak datang ke
posyandu
11 Validasi hasil BPB Melaksanakan
kegiatan validasi data
hasil BPB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG DALAM GEDUNG


B. DENAH RUANG LUAR GEDUNG
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN PERBAIKAN GIZI


MASYARAKAT
Kegiatan yang termasuk dalam lingkup pelayanan Gizi yaitu :
1. Kegiatan dalam gedung, yaitu kegiatan yang dilaksanakan adalah koseling
gizi kepada pasien rawat jalan yang mempunyai penyakit tertentu
kemudian diberikan terapi diet yang sesuai dengan penyakitnya dan
skrining gizi kepada pasien rawat inap dan poned yang bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan makan pasien dan memberikan terapin diet sesuai
dengan penyakit yang diderita.
2. Kegiatan luar gedung yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat seperti posyandu,
penyuluhan (Preventif dan Promotif)
 Jadwal Posyandu

NO HARI, TANGGAL DESA POSYANDU


METATI 1
MELATI 2
1 MG KE 1 PATAPAN ANGGREK
MAWAR
DAHLIA
WR DUWET

HIMALAYA
CIREMAI
GALUNGGUNG
SEMERU I
SEMERU II
2 MG KE 1 – 3 KONDANGSARI
SLAMET
KERINCCI
MERAPI (VILA)
RINJANI 1
RINJANI 2
AL MUTAQIN

MERPATI 1
MERPATI 2
3 MG KE 1 CIKANCAS NURI
KETILANG 1
KETILANG 2

NURI
GELATIK
4 MG KE 1 SINDANGKASIH RAJAWALI
MURAY
MERPATI

PADANG BULAN
5 MG KE 2 SINDANGHAYU PADANG FAJAR
MEKAR JAYA

DAHLIA
6 DELIMA
MG KE 2 CIPINANG CEMPAKA
MAWAR
MELATI

NUSA INDAH
MAWAR
MELATI I
7 MG KE 2 CIAWIGAJAH MELATI II
DAHLIA
ROSE
ANGGREK

KENANGA
MAWAR
MELATI I
MELATI 2
MG KE 1 – 3 SEDAP MALAM
8 BEBER FLAMBOYAN
ANGGREK
TERATAI
PAGEDANGAN
DAHLIA 1
DAHLIA 2
TEGAL PILANG

ANGGREK
9 MG KE 2 WANAYASA MELATI
MAWAR
DAHLIA
10 KUNTUM MEKAR
MG KE 3 HALIMPU MAWAR
MELATI

B. LANGKAH KEGIATAN
1. Perencanaan Kegiatan yang dituangkan dalam rencana kegiatan tahunan
yaitu membuat rencana usulan gizi selama satu tahun meliputi kegiatan
yang ingin dilaksanakan dalam satu tahun dan rencana bulanan yaitu
kegiatan yang dilaksanakan pada bulan tertentu seperti :
a. Rencana Usulan Program Gizi Tahun 2021
 Sweeping :Sweeping vitamin A
Sweeping BPB
Validasi hasil BPB
 Pelayanan Posyandu :Transport Kader Posyandu pelaksnaan
BPB (Bulan Penimbangan Balita)
Pemberian PMT-P balita gizi kurang/kurus
 PMT Pendampingan :Kader dalam Pemberian PMT-P Balita gizi
kurang
Pendampingan Petugas dalam pemberian
PMT-P Balita gizi kurang

Pemberian PMT Bumil KEK

Pendampingan Kader dalam Pemberian

PMT-P Bumil KEK ( LILA < 20 cm )

Pendampingan Petugas dalam pemberian

PMT-P

 PENDATAAN :Pendataan KADARZI


Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium
tingkat masyarakat
 EDUKASI :Pemberian Suplementasi Tablet Fe
kepada remaja putri
Konseling gizi
Penyuluhan ASI Eksklusif

b. Rencanna bulanan Gizi di Puskesmas


Rencana Kerja/Kegiatan Petugas UPTD Puskesmas Beber Bulan
Januari 2022
 Asuhan gizi
 Surveilans Gizi
 Penimbangan balita, konseling Asi Eksklusif, konseling pemberian
tablet Fe bumil
 Konseling Gizi
 Analisa dan evaluasi program gizi
 RR laporan program gizi
2. Pelaksanaan didalam gedung untuk pelayanan seperti :
 Konseling gizi adalah memberikn konseling atau membantu klien
dalam mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, sehingga
status gizi klien menjadi lebih baik.
 Asuhan gizi adalah upaya pemenuhan zat gizi pasien secara
optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat
maupum pada pasien rawat jalan.
 TFC (Therapeutic Feeding Centre) adalah pusat pemulihan balita
dengan status gizi sangat kurus baik dengan komplikasi maupun
tidak akan di tangani oleh dokter di puskesmas sampai dengan
status gizinya membaik.
3. Pelaksanaan diluar gedung seperti kegiatan :
 Pemantauan penimbangan Balita melalui posyandu setiap bulan
adalah untuk memantau berat badan dan tinggi badan balita.
 Penyuluhan Gizi yaitu adalah memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai perilaku hidup sehat dan pedoman gizi
seimbang yang bertujuan agar masyarakat dapat mengubah
perilaku dan dapat menerapkan perilaku hidup sehat.
 Pemantauan KADARZI adalah suatu keluarga yang mampu
mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap
anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah
berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :
 Menimbang berat badan secara teratur.
 Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir
sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).
 Makan beraneka ragam.
 Menggunakan garam beryodium.
 Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi)
 Rumah tangga mengkonsumsi Garam Beryodium adalah jumlah rumah
tangga yang mengonsumsi garam cukup yodium (> 30 ppm) dibagi
dengan jumlah seluruh rumah tangga yang diperiksa di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Garam beryodium adalah garam
Natrium Chlorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi yang
memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) mengandung kalium iodat
(KIO3) > 30 ppm.
 Kegiatan tersebut yang dilakukan diluar gedung sudah sesuai dengan
SPO (Standar Prosedur Oprasional) Puskesmas Beber.
4. Pembuatan laporan bulanan yaitu merekap semua hasil laporan yang
terdapat pada bidan desa setelah atau KIA.
5. Rekapan laporan tahunan yaitu merekap semua laporan bulanan yang
sudah dikerjakan setiap bulannya.
6. Evaluasi hasil kegiatan bulanan dan tahunan yaitu mengevaluasi program
yang sudah dijalankan setiap bulannya seperti ada hambatan atau
kendala disetiap pelaksanaan kegiatan.
7. Rencana Tindak Lanjut adalah rencana yang akan dilakukan untuk
kegiatan yang akan mendatang.
BAB V

LOGISTIK

Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan konseling


gizi rawat inap atau poned tergantung kebutuhannya. untuk pelayanan Gizi
Masyarakat bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dengan sumber
dana dari bantuan opersional kesehatan (BOK) maupun dukungan dana opersional
kapitasi BPJS Kesehatan. Dalam hal pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
melalui sebuah POA. Adapun daftar logistik yang dibutuhkan untuk program gizi
adalah seperti timbangan, baby length board, dacin, microtoice, medline, pita LLA,
leaflet, poster, lembar balik, food model, jenis RR dll.

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


skrining gizi perlu adanya keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat penentuan status gizi dan
kesalahan terapi diet. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran dilakukan setiap
kegiatan asuhan gizi dilakukan pengkajian ulang dengan memperhatikan keadaan
umum pasien, umur pasien, dan kebiasaan makan.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan Gizi


masyarakat, klinik gizi rawat inap, dan TFC ( Terapetic Feeding Centre) perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan distribusi makanan. Upaya pencegahan
resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu
dalam setiap kegiatan penyelenggaraan menggunakan makanan khususnya pada
saat pengolahan makanan sampai pendistribusian makanan petugas masak harus
menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri), berupa sarung tangan, masker,
celemek masak dll.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Pelayanan Gizi Masyarakat harus di monitor dan di


evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Pelayanan dilakukan sesuai dengan SPO yaitu :


 SOP KONSELING GIZI
 SOP PERENCANAAN PROGRAM GIZI
 SOP PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
 SOP PEMBERIAN SUPLEMENTASI GIZI
 SOP GANGGUAN KEKURANGAN YODIUM
 SOP PEMANTAUAN GARAM YODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT
 SOP PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL
 SOP PEMBERIAN KAPSUL VIT A PADA IBU NIFAS
 SOP PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BAYI, BALITA
 SOP PENDATAAN KADARZI
 SOP PENYELENGGARAAN MAKANAN
 SOP MANAJEMEN LAKTASI
 SOP PELAYANAN KLINIK GIZI RAWAT INAP
 SOP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
 SOP TATA LAKSANA BALITA GIZI BURUK
 SOP PMT-P (PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN)
 SOP BPB (BULAN PENIMBANGAN BALITA)
 SOP ASUHAN GIZI
 SOP DISTRIBUSI MAKANAN
 SOP PEMESANAN BAHAN MAKANAN
 SOP PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
 SOP PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
 SOP DISTRIBUSI TTD REMATRI
 SOP VALIDASI GIZI BURUK
 SOP PELACAKAN GIZI BURUK
 SOP PMT IBU HAMIL KEK
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan (Tupoksi)
3. Semua kegiatan pelayanan didasarkan pada aspek kebutuhan pasien.

BAB IX

PENUTUP

Penyusunan Pedoman Kerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat ini adalah


sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan program perbaikan gizi masyarakat di
UPTD Puskesmas Beber sebagai upaya pencapaian target indikator program
perbaikan gizi masyarakat yang telah ditetapkan.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Beber Petugas Pelaksana Gizi

Drs. Haeria, SKM., MKM Rina Andriani, SKM


NIP.19641213198803 1 006 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai