dari Krida yang ada pada Saka Bakti Husada. Krida bina gizi ini merupakan krida yang mengatur masalah tentang kegizian. Krida bina gizi ini juga dapat dipaparkan sebagai krida umum karena beberapa masyarakat atau golongan anak pramuka mengenal dengan yang namanya dengan gizi. Akan tetapi ada poin lebih tersendiri untuk anggota dari Saka Bakti Husada yang telah mengikuti kegiatan kesakaan dan mengambil jurusan pada Krida Bina Gizi ini. Ilmugizi adalah suatu cabang pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh. Selain mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi dalam tubuh, keadaan-keadaan yang ditimbulkan oleh masuknya makanan kedalam tubuh, juga dipelajari hal-hal yang lain, baik yang menyangkut cara untuk mencegah makanan maupun faktor-faktor yang dapat menyebabkan seorang tidak cukup memperoleh zat-zat makanan yang diperlukan tubuh. Krida Bina Gizi ini mempelajari segala ilmu mengenai kegizian, dari pola makan yang bergizi, makanan dan minuman yang bergizi serta zat-zat yang bergizi yang sangat perlu diperuntukkan untuk tubuh sebagai pengganti energy yang telah berkurang. krida ini juga akan sangat berguna untuk diri sendiri setidaknya jika dapat memberi informasi berguna untuk masyarakat atau teman sebaya lebih bagus lagi. 1. Kecakapan Khusus Perencanaan Menu 2. Kecakapan Khusus Dapur Umum Makanan/Darurat 3. Kecakapan Khusus UPGK dalam Pos Layanan Terpadu 4. Kecakapan Khusus Penyuluh Gizi 5. Kecakapan Khusus Mengenal Keadaan Gizi Empat masalah gizi utama yang banyak ditemukan di berbagai wilayah bahkan di berbagai negaraberkembang yaitu KKP, kekurangan Vitamin A, anemia gizi dan gondok endemik, pada umumnya menyerang kelompok penduduk yang tergolong rawan (winerable) yaitu : bayi, anak usia di bawah lima tahun (balita), Ibu Hamil dan Ibu menyusui. Usaha perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu di bawah koordinasi yang baik, yang bertujuan menurunkan jumlah penderita gangguan gizi, bahkan jika mungkin menghilangkan bahaya gangguan gizi pada kelompok penduduk yang rawan itu. a) Mempertinggi tingkat gizi penduduk, terutama golongan Rawan melalui berbagai kegiatan yang bertujuan memperbaiki kualitas makanan keluarga, pemanfaatan air susu ibu (ASI) secara tepat, menanamkan rasa sadar gizi pada setiap anggota keluarga dan sebagainya. b) Memberikan perlindungan khusus terhadap kemungkinan terjadinya gangguan gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, anemia gizi, penyakit gondok. Kepada semua anak di bawah usia 5 tahun diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi sekali setiap 6 bulan guna melindungi anak terhadap kemungkinan menderita defisiensi vitamin A, memberikan suntikan larutan Iodium kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik penyakit gondok, memberikan tablet besi kepada setiap ibu hamil. c) Melakukan pengamatan dini terhadap penyakit gangguan gizi dan melakukan usaha penanggulangan secara cepat dan tepat. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala berupa pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan berat badan sekali sebulan dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS). d) Mengatasi akibat yang mungkin timbul dengan jalan memberikan perawatan yang intensif. Penderita gangguan gizi yang dalam keadaan berat harus segera dikirim ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik sehingga akibat yang ditimbulkan gangguan gizi itu dapat dibatasi seminimal mungkin. a) Pengawasan gizi anak Balita melalui penimbangan berat badan secara teratur dan terus menerus setiap bulan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). b) Pemberian bimbingan dan nasihat pada Ibu sangat penting dalam usaha menumbuhkan perilaku gizi yang positif yang diperlukan dalam UPGK. Dalam memberikan bimbingan dan nasihat, ada enam pesan gizi pokok yang menjadi titik berat penyuluhan 1. “Anak yang sehat, berat badannya akan selalu bertambah” 2. “Sampai usia 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja” 3. “Mulai usia bulan ke-6 anak harus sudah mulai diberi makanan pendamping ASI” 4. “Memasuki usia tahun ke-2, anak dapat diberi makanan biasa. Susuilah anak selama mungkin selagi ASI masih ada.” 5. “Ibu hamil harus makan lebih banyak dari biasanya” 6. “Ibu menyusui harus minum air 8 gelas sehari.” untukmenanggulangi penderita gangguan gizi terutama penderita difisiensi vitamin A. Penderita anemia gizi dan pencegahan terjadinya dehidrasipada anak yang menderita diare. Akan tetapi memberikan pertolongan gizi juga diberikan kepada mereka yang tidak memperlihatkan tanda- tanda defisiensi vitamin A atau anemia gizi. Pemberian kapsul vitamin A dan tablet besilebih berfungsi sebagai upaya pencegahan dan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya defisiensi. kanak-kanak penderita KKP dilakukan dengan jalan memberikan makanan tambahan guna memenuhi kebutuhan anak akan zat gizi, terutama kalori dan protein. Pemberian makanan tambahan makanan dengan mengutamakan penggunaan bahan makanan yang tinggi kadar kalori dan proteinnya, terutama dari jenis kacang atau hasil olahannya (kacang hijau, kacang merah, tahu, tempe, dan sebagainya). Kanak-kanak penderita KKP tersebut akan mendapatkan tambahan makanan dalam jangka waktu antara 60 hari sampai 90 hari, tergantung pada berat ringannya KKP yang diderita. a) Penyiapan masyarakat dan sarana pelaksanaan kegiatan b)Tata cara pelaksanaan kegiatan di panti gizi desa atau pos penimbangan . c) Pelayanan kesehatan Terpadu program pelayanan kesehatan selain ditujukan bagi sasaran yang sama yaitu anak balita dan ibu, juga mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesehatan anak dan menurunnya angka kematian bayi dan anak. Program-program pelayanan kesehatan itu antara lain : program kebaikan gizi (UPGK), program pemeliharaan kesehatan ibu dan anak (KIA), program imunisasi, program penanggulangan diare pada anak- anak, program keluarga berencana (KB), dan sebagainya. Apabila program-program pelayanan kesehatan yang ditujukan pada sasaran yang sama tersebut dapat dilakukan secara serentak bersama- sama di suatu wilayah atau desa, maka setiap anak balita yang menjadi sasaran program pelayanan akan mendapatkan beberapa macam pelayanan kesehatan sekaligus. Jadi seorang anak yang dibawa oleh ibunya ke panti gizi atau pos penimbangan selain memperoleh pelayanan gizi (penimbangan, penyuluhan, pemberian-pemberian pertolongan gizi, makanan tambahan) juga sekaligus dapat memperoleh layanan imunisasi, pemeriksaan kesehatan, jika anak mencret maka kepada anak tersebut akan diberikan oralit dan obat, dan Ibu akan memperoleh mengenai cara perawatan kesehatan keluarga. Selain itu Ibu yang memerlukan layanan KB juga sekaligus dapat dilayani di pos penimbangan atau panti gizi. Pelayanan seperti inilah yang disebut pelayanan kesehatan terpadu yang dikembangkan oleh departemen kesehatan di desa-desa di seluruh Indonesia. TERIMA KASIH SALAM SEHAT