A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor :38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif
d. Peraturan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten dan Kota
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi.
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 985)
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 567);
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1490);
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
1
m. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang
Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
Ibu Hamil KEK adalah ibu hamil Kekurangan Energi Kronikyang diketahui dari hasil
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm.
Balita kurus adalah balita yang berdasarkan hasil pengukuran berat badan menurut
panjang badan/tinggi badan < - 2 SD (Standar Deviasi)
Balita Stunting adalah balita yang berdasarkan hasil pengukuran panjang badan atau
tinggi badan menurut umur < -2 SD (Standar Deviasi)
Balita buruk adalah balita yang berdasarkan hasil pengukuran berat badan menurut
panjang badan/tinggi badan < - 3 SD (Standar Deviasi) dan atau disertai gejala klinis
(kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwashiorkor)
Makanan Tambahan (MT) Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan
kepada seluruh sasaran dan sekaligus dapat memberikan edukasi kepada kelompok
sasaran agar dapat menyajikan dan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai
kelompok usia untuk pencegahan risiko Ibu hamil KEK dan balita kurus dengan waktu
pemberian maksimal selama 1 bulan.
Makanan Tambahan (MT) Pemulihan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk
meningkatkan status gizi pada sasaran
Makanan Tambahan (MT) Balita adalah suplementasi gizi berupa makanantambahan
dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada anak balita usia 6-59 bulan, dan prioritas dengan
kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Makanan Tambahan (MT) Ibu hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang
dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada ibu hamil, dan prioritas dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan terorganisir/trestruktur untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Edukasi gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan
kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan
lingkungannnya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) merekomendasikan 4 hal penting yaitu :
1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2) Pemberian ASI Eksklusif
3) Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) mulai bayi usia 2
bulan
4) Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih
2
Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus
terhadap status gizi masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat melalui pengamatan secara terus menerus, tepat
waktu dan teratur terhadap keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Surveilans gizi melalui e-PPGBM adalah kegiatan surveilans gizi dengan
memanfaatkan aplikasi pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang berisi data
indikatorprogram gizi berbasis individu
Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas adalah setiap orang yang memberikan pelayanan
gizi berupa upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan makanan, dietetik
masyarakat, kelompok atau klien yang merupakan suatu rangkaian yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisa, simpulan, anjuran implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakit
b. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan investasi berharga bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif untuk
mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Masalah gangguan gizi pada ibu hamil
dan pada bayi dan anak usia di bawah 5 (lima) tahun (balita) merupakan masalah yang
perlu ditanggulangi dengan serius. Seribu Hari Pertama Kehidupan adalah fase
kehidupan emas yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan sampai anak
berusia dua tahun. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Kekurangan zat gizi mako dan
mikro pada Ibu hamil dan anak berdampak pada kualitas kehidupan selanjutnya dan
kemakmuran suatu bangsa.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan bahwa sejak tahun 2007-
2013, angka kejadian masalah gizi masih tinggi dan terjadi lintas kelompok sosial
ekonomi. Pada tahun 2018 menunjukkan terjadi penurunan prevalensi masalah gizi
namun demikian secara cut off point menjadi masalah kesehatan, angkanya masih
tergolong tinggi. Balita kurus 12,1 % pada tahun 2013 menjadi 10,2 % pada tahun 2018
dan prevalensi balita stunting sebesar 37,2% ditahun 2013 menjadi 30,8 % ditahun 2018,
sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2% (2013)
mengalami penurunan menjadi 17,3 (2018). Namun disisi lain prevalensi kekurangan zat
gizi mikro seperti anemia mengalami peningkatan sebesar 11,8 % dari 37,1 % (2013)
menjadi 48,9 % tahun 2018, dengan proposi terbesar dialami oleh wanita usia subur 15 -
24 tahun. Survei konsumsi pangan nasional yang dilaksanakan tahun 2016- 2017
memperlihatkan bahwa 1 dari lima ibu hamil di Indonesia mengalami kekurangan gizi,
dimana konsumsi kalori dan proteinnya tidak mencukupi kebutuhan. Demikian pula pada
anak balita 7 dari sepuluh kekurangan kalori dan 5 dari 10 kekurangan protein.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018, untuk Provinsi Sulawesi
tengah menunjukkan tren penurunan prevalennsi balita gizi kurang (underweigth) dari
24,0% menjadi 19,6%, penurunan prevalensi balita pendek (stunting) dari 42,1% menjadi
32,2%, sedangkan prevalensi balita kurus (wasting) mengalami tren kenaikan dari 9,4%
menjadi 12,2%.
B. PENERIMA MANFAAT
1. Penerima manfaat dari pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Balita (PMBA) adalah :
- Pengelola Program Gizi Puskesmas di Kabupaten Parigi Moutong dan Morowali
- Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong dan Morowali
3
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Direktorat Gizi Masyarakat
2. Penerima manfaat dari pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Balita
adalah :
- Tim asuhan gizi puskesmas Sigi, Parigi Moutoung, Morowali dan Banggai
- Tim asuhan gizi rumah sakit Parigi Moutoung, Donggala dan Banggai
- Tim asuhan gizi rumah sakit provinsi
- Direktorat Gizi Masyarakat
3. Penerima manfaat dari Orientasi Proses Asuhan Gizi Terstandar di Puskesmas
adalah :
- Pengelola Program Gizi Puskesmas di Kabupaten Parigi Moutoung, Banggai
Kepulauan dan Tojo Unauna
- Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutoung, Banggai
Kepulauan dan Tojo Unauna
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Direktorat Gizi Masyarakat
4. Penerima manfaat dari kegiatan konvergensi LP/LS untuk penurunan stunting adalah :
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Pemda Kabupaten/Kota
- Pemda Provinsi
5. Penerima manfaat dari kegiatan Orientasi Analisis dan Pemanfataan Data Surveilans Gizi
dan Desiminiasi Hasil Surveilans Gizi adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Pemda Kabupaten/Kota
- Pemda Provinsi
- Kementerian Kesehatan
6. Penerima manfaat dari kegiatan bimtek penguatan surveilans gizi adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
7. Penerima manfaat dari kegiatan bimtek monev tim penanggulangan stunting
adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Pemda Kabupaten/Kota
- Pemda Provinsi
- Kementerian Kesehatan
8. Penerima manfaat dari kegiatan monev fasilitatif pasca pelatihan/orientasi program gizi
adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Kementerian Kesehatan
4
Tujan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
tenaga pelaksana gizi puskesmas dalam pelaksanaan pembinaan dan pemberian
Makanan pada Bayi dan anak di masyarakat agar MP ASI yang diberikan kepada Balita
adalah MP-ASI yang adekuat yang mencukupi kebutuhan gizi, baik jumlah, jenis, tekstur
maupun frekuensi yang sesuai dengan usianya
d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
.
e. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pembinaan dalam peningkatan pengetahuan gizi masyarakat melalui Pelatihan
Pemantauan Pertumbuhan Balita dan PMBA, dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dan akan dilaksanakan di ibu kota Propinsi.
5
Mei
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
Jadwal
Kategori
Kagiatan Jenis Belanja Pelaksanaan Penarikan
(U/P)
Bulan Minggu Bulan Minggu
Pelatihan Belanja bahan U Mei III Mei III
Pemantauan Belanja Jasa U Mei III Mei III
Pertumbuhan Profesi
Balita dan Belanja U Mei III Mei III
PMBA akomodasi dan
transportasi
c. Narasumber dan fasilitator Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada
Balita:
1) Pejabat Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah
2) Fasilitator dari Direktorat Gizi Masyarakat
3) Fasilitator dari IDAI
4) Fasilitator dari RSUD Madani Palu
5) Fasilitator dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah
6) MOT dari UPT Bapelkes Provinsi Sulawesi
Tengah
7) Quality Control dari UPT Bapelkes Provinsi
Sulawesi Tengah
Maret
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
7
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
April
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
Kegiatan peningkatan surveilans gizi dalam bentuk Orientasi Analisis dan Pemanfataan
Data Surveilans Gizi dilaksanakan selama 3 hari.
Adapun hal yang dibahas pada kegiatan mencakup :
- Evaluasi pencatatan pelaporan melalui ePPGBM tahun 2019
- Pemuktahiran data sasaran program gizi dan aplikasi e-PPGBM
9
- Informasi kebijakan inovasi daerah dalam penanggulangan stunting
- Komitmen lintas sektor dalam upaya penanggulangan stunting
3) Narasumber :
1) Direktorat gizi masyarakat
2) Bappeda Provinsi
3) Dinas Kesehatan Provinsi
4) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Provinsi
5) Poltekkes Kemenkes Palu
4) Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
.
5) Metode Pelaksanaan
Kegiatan peningkatan surveilans gizi dalam bentuk Orientasi Analisis dan Pemanfataan
Data Surveilans Gizi, dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan Propinsi
Sulawesi Tengah dan akan dilaksanakan di ibu kota Propinsi.
Februari
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
10
6. Desiminiasi Hasil Surveilans Gizi
a. Tujuan
Kegiatan peningkatan surveilans gizi bertujuan agar tersedia informasi status gizi by name
by adress di seluruh wilayah sebagai monitoring dan evaluasi program gizi serta dasar
perencanaan intervensi gizi
Kegiatan peningkatan surveilans gizi dalam bentuk Desiminasi Hasil Surveilans Gizi
dilaksanakan selama 3 hari.
Adapun hal yang dibahas pada kegiatan mencakup :
1) Evaluasi pencatatan pelaporan melalui ePPGBM
2) Analisa situasi masalah gizi dan kinerja gizi
3) Meningkatkan kapasitas pengelola program gizi dalam mengolah dan menganalisis
hasil kegiatan surveilans
4) Rencana intervensi bersama lintas program dan lintas sektor terkait
c. Narasumber :
1) Direktorat gizi masyarakat
2) Dinas Kesehatan Provinsi
3) Badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah
desa provinsi
4) Badan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
5) Badan Pusat Statistik provinsi
d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
.
e. Metode Pelaksanaan
Kegiatan peningkatan surveilans gizi dalam bentuk pertemuan/Desiminasi Hasil surveilans
gizi, dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dan
akan dilaksanakan di ibu kota Propinsi.
November
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
11
Pendalaman Strategi Pencapaian/Metode Pelaksanaan sebagai berikut :
Jadwal
Kategori
Kegiatan) Akun Belanja Pelaksanaan Penarikan
(U/P)
Bulan Minggu Bulan Minggu
Pelaksanaan Belanja U Nov II Nov II
surveilans Gizi bahan
emnggunakan Belanja Jasa U Nov III Nov III
e-PPGBM Profesi
Belanja U Nov III Nov III
akomodasi
dan
transportasi
d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
.
e. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Bimtek Penguatan Surveilans Gizi dalam bentuk pertemuan dilaksanakan secara
swakelola oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dan akan dilaksanakan di ibu
kota Propinsi.
Maret
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
b. Pelaksana kegiatan :
Kegiatan bimtek monev pelacakan dan konfirmasi masalah stunting ini dilakukan secara
terpadu oleh tim penanggulangan stunting Provinsi Sulaesi Tengah sesuai Surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah
c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan bimtek monev ini, dilaksanakan dalam bentuk investigasi kasus, pembinaan
teknis, monitoring evaluasi dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan Propinsi
Sulawesi Tengah dan akan dilaksanakan secara terpadu bersama tim penanggulangan
stunting di kabupaten/kota, puskesmas.
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agt sep Okt Nov Des
Bimtek
monev X X
penangg
ulangan
stunting
b. Pelaksana kegiatan :
Kegiatan monev fasilitatif pasca pelatihan orientasi program gizi ini dilakukan secara
terpadu oleh tim fasilitator dan pengelola program gizi dinas kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah.
c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan monev ini, dilaksanakan dalam bentuk pembinaan teknis, monitoring evaluasi
dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dan akan
dilaksanakan secara terpadu bersama tim fasilitator masing-masing kegiatan
pelatihan/orientasi.
14
2) Waktu pelaksanaan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agt sep Okt Nov
Bimtek X X X X X X X X X X
fasilitatif
pasca
pelatihan/
orientasi
15