Anda di halaman 1dari 4

TERM OF REFERENCE

(KERANGKA ACUAN KEGIATAN)


SOSIALISASI PMBA KOTA BATAMTAHUN 2021

A. LATAR BELAKANG
1 DasarPelaksanaan :
a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No 18 tahun 2012 tentang Pangan
c. Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
d. Peraturan presiden no 42 tahun 2013 Tentang Percepatan Perbaikan Gizi
e. Peraturan presiden no 83 tahun 2017 Tentang Kebijakan Strategis pangan dan gizi
f. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 36 Tahun 1994 tentang Koordinasi dan
Keterpaduan Pembangunan Pangan dan Gizi.
g. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1998 tentang Pembentukan Tim
Pangandan Gizi
h. Instruksi Presiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
i. Permenkes RI No. 747/ Menkes/ SK/ VI/ 2007 tentang Pedoman Operasional
Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan dasar pada SPM Bidang Kesehatan .

2 Gambaran umum.
Anak sebagai generasi penerus bangsa berhak mendapatkan pemenuhan dan
perlindungan keberlangsungan hidupnya, salah satunya terkait kesehatan. Periode 1000
Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) pada anak dikenal sebagai periode emas. Pada
periode tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat pesat.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada periode tersebut bersifat
irreversible sehingga pemberian makan yang optimal untuk pemenuhan gizi anak pada
periode tersebut sangat penting.
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan masih tingginya permasalahan gizi pada balita di
Indonesia, antara lain sebanyak 30,8% balita mengalami Stunting, balita kurus dan sangat
kuru ssebanyak 10,2% dan balita gemuk sebanyak 8%. Selain itu diperoleh data
prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebesar 6,2% dan sebanyak 22,7% bayi lahir
dengan panjang badan kurang dari 48 cm. Terjadinya masalah gizi tersebut didasari
berbagai hal salah satunya kurangnya konsumsi gizi karena praktik pengasuhan yang
kurang tepat. Riskesdas 2018 mendapatkan bahwa cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
pada bayi baru lahir sebesar 58,2% sedangkan cakupan ASI Eksklusif 6 bulan di Indonesia
sebesar 37,3%. Data Survey Diet Total (SDT) 2014 menunjukkan praktik pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) pada bayi dan anak juga belum optimal, antara lain
pemberian MP ASI yang terlalu dini dan hanya 46,6% anak usia 6-23 bulan yang
mengonsumsi MP ASI dari makanan beragam. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan RI
menetapkan Strategi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sesuai Global Strategy
on Infantand Child Feeding, yaitu pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak
lahir sampai umur 24 bulan sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu
sampai dua jam pertama setelah bayi lahir (IMD), (2) Menyusui secara eksklusif sejak
lahir sampai bayi berumur 6 bulan, (3) Mulai memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan; dan (4) Tetap menyusui
sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
Ketersediaan Konselor PMBA belum menjangkau di seluruh kabupaten dan kota di
Indonesia. Diharapkan pada Tahun 2021 tenaga kesehatan di 360 kabupaten/kota Lokasi
Khusus (Lokus) Stunting mendapat Pelatihan PMBA. Dalam rangka menyiapkan tenaga
pelatih untuk membentuk Konselor Pemberian Makan bayi dan Anak (PMBA) di 360
Kabupaten/kota Lokus Stunting sebagai upaya penurunan stunting, maka Direktorat Gizi
Masyarakat melakukan Pelatihan Pelatih (TOT) Konseling Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA). Namun tugas menyebarluaskan hal tersebut kepada seluruh masyarakat
tidak dapat selesaihanya dengan konselor PMBA, untuk itu diperlukan kader PMBA untuk
dapat mendukung percepatan keberhasilan strategy penanggulangan masalah gizi pada
anak melalui PMBA.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas maka perlu diadakan suatu kegiatan
pembinaan Kader melalui“Sosialisasi PMBA bagi kader di Kota Batam”

B. TUJUAN
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan keselarasan dan kesepahaman elemen
masyarakat khususnya Kader PMBA, Diharapkan kader dapat mensosialisasikan penerapan
PMBA pada masyarakat di wilayahnya.
C. TEMPAT DAN WAKTU
a. Tempat: Planet Holiday Hotel
b. Waktu : Jumat, 29 Oktober 2021

D. PESERTA
Peserta acara sosialisasi ini adalah pelaksana gizi puskesmas dan kader posyandu sekota
Batam yang berjumlah 177 orang

E. NARASUMBER DAN MATERI


Narasumber acara ini adalah dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Dinas
Kesehatan Kota Batam, dan Fasilitator PMBA Provinsi Kepulauan Riau.

F. TENTATIVE ACARA
HARI/JAM MATERI NARASUMBER
JUMAT/ 07.30-08.30 REGISTRASI Panitia
JUMAT/ 08.30-09.30 PEMBUKAAN Panitia
JUMAT/ 09.30-10.00 COFFE BREAK Panitia
JUMAT/ 10.00-11.30 KEBIJAKAN PMBA Susilo Budi Hartanto
JUMAT/ 11.30-12.15 KONSEP PMBA Sri Rejeki
JUMAT/ 12.15-13.00 ISHOMA Panitia
JUMAT/ 13.00-13.45 PEMBERIAN MAKAN IBU HAMIL, IBU Sri Rejeki
MENYUSUI, DAN MP-ASI
JUMAT/ 13.45-14.30 PEMBERIAN ASI Dewi Cahaya Rahayu
JUMAT/ 14.30-15.15 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN Dewi Cahaya Rahayu
JUMAT/ 15.15 -15.45 COFFE BREAK Panitia
JUMAT/ 15.45 -16.15 PENUTUPAN Panitia

G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini disediakan oleh APBD Kota Batam / DAK Non Fisik Percepatan
Penurunan Stunting Tahun 2021.

H. PENUTUP
Tor/Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan
“Sosialisasi PMBA Kota Batam tahun 2021 dan dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.
Batam, Oktober 2021
Plt. KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN KOTA BATAM TAHUN 2021

MELDASARI,S.Kep,M.M
NIP. 196907121988111001

Anda mungkin juga menyukai