Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI

PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
RATNA M. Amd. Keb
PELAKSANA GIZI
UPT PUSKESMAS KEMLAGI
MOJOKERTO
Bagaimana menangani stunting di
desa...???
 Masyarakat desa, baik toma dan toga, pemerintah
desa, lembaga desa,PKK, karang taruna, kader
posyandu, kader desa, Bidan Desa, guru PAUD
serta masyarakat yang peduli kesehatan dan
pendidikan berperan aktif dalam memonitor
seluruh sasaran stunting pada 1000 HPK untuk
mendapatkan intervensi Gizi Spesisifik dan
Intervensi Gizi Sensitif.
Konvergensi intervensi
 Bahwa setiap ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas
dan anak usia 0-23 bulan (RT 1000
HPK)mendapatkan akses layanan yang diperlukan
secara terintegrasi.
 KPM mengajak peran serta masyarakat dan
lembaga dalam proses perencanaan, pelaksanaan
kegiatan dan pemantauan serta berkoordinasi
dengan bidan desa, ahli gizi, guru PAUD dan
aparat desa.
Intervensi Gizi Spesifik
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan di desa/puskesmas
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek.
1. Untuk sasaran ibu hamil :
a. Pemberian PMT bagi bumil KEK dan dari keluarga
miskin.
b. Pendampingan bumil konsumsi TTD oleh kader.
c. Kelas Ibu Hamil
d.Pencegahan kecacingan dan malaria pada daerah
endemis.
2. Untuk sasaran BBL- 23 bln
 a. Pendampingan oleh kader pada semua ibu yang
memiliki anak usia 0-6 bulan untuk pemberian ASI
Eksklusif. (KP-ASI  Pro Asikk)
 b. Kelas Ibu tentang PMBA
 c. Pemantauan pertumbuhan anak usia 0-59 bulan
oleh kader di posyandu
 Pendataan dan pendampingan pemberian PMT
pemulihan BGM dari keluarga miskin oleh kader.
3. Untuk sasaran Keluarga
 a. Penyediaan air bersih skala desa
 b. Sanitasi lingkungan skala desa meliputi MCK,
pembuangan sampah dan pengolahan limbah
 c. Pendidikan Gizi (gizi seimbang dan PHBS) oleh
petugas kesehatan kepada kader.
Intervensi Gizi Sensitif
 Dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan
mendorong kepedulian desa dalam menangani
masalah kesehatan Ibu dan Anak melalui
penganggaran APB Desa.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
stunting
 Jangka pendek : terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh.
 Jangka panjang : menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya angka
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, resiko
penyakit DM,obesitas,penyakit jantung dan
pembuluh darah,stroke.
 Kesemuanyaitu akan menurunkan kualitas
SDM Indonesia, produktivitas dan daya saing
bangsa.
MENU PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN 2018 TERKAIT KESEHATAN
 Sumber : Buku Saku Desa dalam Penanganan
Stunting
 Permendesa, PDTT No. 19 tahun 2017
 1. Air bersih berskala desa
 2. Sanitasi Lingkungan
 3. Bantuan Insentif Kader Kesehatan/ UKBM
 4. Pelatihan (peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan )Kader Kesehatan
 5. Transport Kader Kesehatan
 6. Perawatan dan / pendampingan Ibu Hamil, Ibu
Nifas dan menyusui.
 7. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan
makanan tambahan/ sehat untuk peningkatan gizi
bayi, balita dan anak sekolah.
 8. Pengadaan, pembangunan, pengembangan,
pemeliharaan, pengelolaan dan pembinaan UKBM
(Poskesdes/Polindes, Posbindu, Posyandu dan Pos
Kesehatan lainnya)
 9.penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat
dalam promosi kesehatan dan gerakan masyarakat
hidup sehat.
 10. kampanye dan promosi hidup sehat
(peningkatan PHBS) guna mencegah penyakit
menular HIV/AIDS, TBC, Hipertensi, DM dan
gangguan kejiwaan.
 Guna mendorong kegiatan penanganan stunting
dalam prioritas perencanaan pembangunan desa,
masyarakat desa harus :
 1. Memetakan realitas permasalahan dan potensi
penanganan stunting di desa.
 2. meningkatkan wawasan keragaman jenis
kegiatan penanganan yang efektif, inovatif,
produktif dan berkelanjutan.
 3. Proaktif terlibat dalam tahapan perencanaan
pembangunan desa, memperkuat koordinasi dan
membangun peluang advokasi.
 4. Mendorong komitmen desa dan penyedia
layanan untuk pemenuhan standar pelayanan sosial
dasar yang berkualitas desa.
Kutipan Emas
 “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
dan membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan merupakan jabaran dari
Nawa Cita ke 5 dan ke 3. Namun, upaya
menghadirkan generasi emas Indonesia ini
dibayangi kehadiraan stunting yang masih
mengancam.
 Stuntingterjadi lantaran kekurangan gizi dalam
waktu lama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Desa diharapkan menjadi ujung tombak dalam
Upaya Pemerintah Indonesia menekan stunting
agar tidak menjadi beban di masa mendatang”.

Anda mungkin juga menyukai