A. LATAR BELAKANG
Masalah kekurangan gizi pada 1000 HPK diawali dengan perlambatan atau retardasi
pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di
negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada lahirnya
anak yang IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR hampir setengahnya terkait dengan status gizi
ibu, yaitu berat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu atau
bertubuh pendek, dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang
dari seharusnya. anak yang pendek waktu usia 2 tahun cenderung bertubuh pendek pada
saat meninjak dewasa. Apabila hamil ibu pendek akan cenderung melahirkan bayi yang
BBLR (Victoria CG dkk, 2008). Apabila tidak ada perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR
akan terus berlangsung di generasi selanjutnya, sehingga terjadi masalah anak pendek
intergenerasi.
Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada perbaikan gizi dan pelayanan
kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut. Kelompok ini tidak lain adalah
kelompok 1000 HPK yang menjadi fokus perhatian dokumen ini. Mengapa penting
kelompok 1000 HPK diperhatikan. Jsawabnya adalah karena akan mengurangi jumlah
anak pendek di generasi yang akan datang dan seterusnya. Dengan itu, akan
ditingkatkan kualitas manusia dari aspek kesehatan, pendidikan dan produktivitasnya
yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. ((Barker, 2007b;
Victora CG, 2008), (IFPRI, 2000)). Para ahli ekonomi dunia menyatakan bahwa
perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah suatu investasi pembangunan yang "cost
effective". (Copenhagen Declaration, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mendez et al. (1999) mengenai hubungan
antara stunting pada 2 tahun pertama dan perkembangan kognisi, menggunakan sampel
lebih dari 2000 anak Philipina, anak-anak yang pendek memiliki nilai di sekolah yang
lebih rendah daripada anak yang normal, khususnya
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya petunjuk teknis dalam pemberian mikroutrien Zn bayi baru lahir
stunting agar dicapai tingkat tumbuh-kembang yang optimal
Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan kepada petugas dalam menambahkan asupan gizi
mikronutrien kepada bayi baru lahir yang stunting.
b. Meningkatkan status pertumbuhan optimal kepada bayi baru lahir yang
stunting.
c. Mendorong keluarga untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayi baru
lahir yang stunting
C. INTERVENSI GIZI
1000 hari pertama kehidupan merupakan masa keemasan untuk tumbuh
kembang anak. Kekurangan gizi pada masa ini akan memberikan efek terhambatnya
pertumbuhan. Salah satu bentuk dampak kekurangan gizi pada kehamilan adalah
terhambatnya pertumbuhan ang ditandai dengan panjang badan yang kurang dari
seharusnya. Keadaan ini perlu diperbaiki dan perlu diberikan program intervensi gizi
berupa suplementasi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dan zat gizi makro (kalori dan
protein). Pada bayi baru lahir yang stunting, program intervensi gizi dilakukan dengan
pemberian syrup Zn untuk mencukupi kebutuhan mikronutrien. Program intervensi gizi ini
berperan untuk membantu melengkapi dan menambah asupan gizi mokro setiap
harinya.
D. PELAKSANAAN
1. Pemberian suplemen Zn dilaksanakan sebagai berikut :
a. Jenis
Jenis suplemen Zn yang dibeikan dalam bentuk syrup, setiap 5 ml syrop
mengandung Zinc Sulphate Mono Hydrat 56 mg yang berisi 20 mg Zn elemental.
b. Sasaran : sasaran yang diberi suplementasi adalah bayi baru lahir dengan
panjang badan < 47 cm bagi perempuan dan < 48 cm bagi bayi laki laki.
c. Waktu dan Tempat
Cara Pemberian :
1. Pemantauan :
Pemantauan terhadap pemberian suplementasi Zn kepada sasaran dilakukan
2 minggu sekali oleh Petugas gizi Puskesmas/Bidan desa/Pembina wilayah/
petugas kesehatan lainnya dibantu oleh kader dengan mengevaluasi aftar isian
yang diisi oleh ibu bayi (FORM IBU BAYI) dan mengisi daftar tilik pemberian Zn
(FORM PETUGAS KESEHATAN). Pemantauan dilakukan terhadap :
a. Panjang Badan bayi
b. Berat Badan bayi
c. Lingkar Lengan Atas Bayi
d. Lingkar Kepala Bayi
e. Z Scorenya TB/U
f. Z Scorenya BB/U
g. Z Scorenya BB/TB
h. Z Scorenya HC
i. Pemberian ASI ekslusif
j. Makanan/minuman selain ASI
k. Rutinitas/kepatuhan minum zink (dapat dilihat dari catatan dari ibu /
FORM IBU BAYI) Dikatakan rutin/patuh jika pemberian syrup Zn 10 kali
atau lebih selama 2 minggu (14 hari). Dikatakan tidak patuh jika
pemberian kurang dari 10 kali.
l. Berapa kali pemberian syrup Zn dalam 2 minggu terakhir
m. Ada tidaknya efek samping pemberian Zn dan sebutkan
2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap perkembangan BB dan PB bayi penerima suplemen
dilakukan oleh kader/bidan desa/Pembina wilayah melalui pencatatan
pada form daftar tilik petugas kesehatan.
b. Hasil evaluasi direkapitulasi dan dilaporkan ke Puskesmas (Petugas Gizi)
dan Kabupaten (Seksi Kesga dan Gizi)
c. Rekapitulasi hasil pemberian suplementasi Zn kabupaten dikirim ke
Provinsi (Seksi Kesga dan Gizi) pada akhir program.
3. Tindak Lanjut :
a. Kepada keluarga sasaran diberikan pengertian tentang manfaat pemberian
Suplemantasi Zn dalam mendukung pertumbuhan, juga diberikan
pengertian tentang pemberian ASI dalam pencegahan stunting.
E. PENUTUP
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun
pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan,
kognitif, dan fungsional ketika dewasa. Dengan pemberian suplementasi Zn pada bayi
baru lahir yang stunting akan memberikan lonjakan pertumbuhan panjang badan
sehingga akan setara dengan bayi normal pada usia 3 bulan.
Pengadaan syrup Zn tahun 2018 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Pengadaan selanjutnya diharapkan oleh daerah sangat penting mengingat
semakin terbatasnya alokasi melalui APBD Proinsi Jawa Tengah.