Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK TEKNIS DISTRIBUSI DAN PEMBERIAN SYRUP Zn

BAYI BARU LAHIR DINAS KESEHATAN PROV JATENG


TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG
Masalah kekurangan gizi pada 1000 HPK diawali dengan perlambatan atau retardasi
pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di
negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada lahirnya
anak yang IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR hampir setengahnya terkait dengan status gizi
ibu, yaitu berat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu atau
bertubuh pendek, dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang
dari seharusnya. anak yang pendek waktu usia 2 tahun cenderung bertubuh pendek pada
saat meninjak dewasa. Apabila hamil ibu pendek akan cenderung melahirkan bayi yang
BBLR (Victoria CG dkk, 2008). Apabila tidak ada perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR
akan terus berlangsung di generasi selanjutnya, sehingga terjadi masalah anak pendek
intergenerasi.

Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada perbaikan gizi dan pelayanan
kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut. Kelompok ini tidak lain adalah
kelompok 1000 HPK yang menjadi fokus perhatian dokumen ini. Mengapa penting
kelompok 1000 HPK diperhatikan. Jsawabnya adalah karena akan mengurangi jumlah
anak pendek di generasi yang akan datang dan seterusnya. Dengan itu, akan
ditingkatkan kualitas manusia dari aspek kesehatan, pendidikan dan produktivitasnya
yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. ((Barker, 2007b;
Victora CG, 2008), (IFPRI, 2000)). Para ahli ekonomi dunia menyatakan bahwa
perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah suatu investasi pembangunan yang "cost
effective". (Copenhagen Declaration, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mendez et al. (1999) mengenai hubungan
antara stunting pada 2 tahun pertama dan perkembangan kognisi, menggunakan sampel
lebih dari 2000 anak Philipina, anak-anak yang pendek memiliki nilai di sekolah yang
lebih rendah daripada anak yang normal, khususnya

pada saat kependekan tergolong parah (severe). Kependekan yang parah


menyebabkan defisit perkembangan kognisi pada nantinya.Waktu terjadinya stunting
juga berhubungan dengan hasil tes kognisi. Ini disebabkan stunting yang terjadi pada
usia terlalu dini cenderung membuat kondisi stunting lebih parah. Jadi stunting pada usia
dini perlu dicegah untuk menghindari terjadinya stunting yang lebih parah yang
menghambat perkembangan kognisi. Sebagai dampak dari kurangnya perkembangan
fisik, anak-anak yang pendek juga mengalami perkembangan kemampuan motorik yang
terlambat. Ini mempengaruhi kemampuan dan ketertarikan meraka dalam bereksplorasi,
menunda perkembangan intelektual mereka. Stunting dapat berdampak menimbulkan
overweight dan penyakit. WHO (2010) menyimpulkan bahwa anak yang stunting dapat
menimbulkan berat badan lebih ketika dewasa.
Zinc merupakan senyawa pada tubuh manusia semacam mineral yang penting
bagi tubuh. Zinc atau zat seng ini sangat penting bagi tubuh di tiap organ tubuh seperti
otot, rambut, kulit, dan organ lainnya terdapat senyawa ini karena senyawa inilah
beberapa organ juga terbentuk. Manfaat zinc untuk kesehatan manusia sangat besar
sekali, zat mineral ini sangat membantu berbagai fungsi tubuh agar berjalan dengan
normal.
Zinc berfungsi sebagai bahan membuat tiroid, ini digunakan tubuh untuk mengubah
makanan atau protein memadai asam amino. Zinc juga merupakan bahan dasar untuk
membuat kolagen pada tulang jika tidak ada Zinc ini maka mungkin tidak ada tulang
saat ini, Secara alami Zinc juga terdapat pada makanan tertentu dan suplemen oleh
karena itu jika kekurangan Zinc dapat mengkonsumsi makanan atau suplemen tersebut
agar terpenuhi Zinc di dalam tubuhnya.

Dalam penanggulangan stunting di Jawa Tengah telah dilakukan suplementasi Zn


kepada bayi baru lahir yang stunting yaitu bayi baru lahir permpuan dengan panjang
bbadan < 47 cm dan bayi baru lahir laki laki dengan panjang badan < 48 Cm. Dalam
rangka pembahasan hasil suplementasi di Kota Semarang dan Perencanaan
suplementasi di Kabupaten Blora dan Grobogan akan dilaksanakan pertemuan dengan
lintas terkait.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya petunjuk teknis dalam pemberian mikroutrien Zn bayi baru lahir
stunting agar dicapai tingkat tumbuh-kembang yang optimal
Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan kepada petugas dalam menambahkan asupan gizi
mikronutrien kepada bayi baru lahir yang stunting.
b. Meningkatkan status pertumbuhan optimal kepada bayi baru lahir yang
stunting.
c. Mendorong keluarga untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayi baru
lahir yang stunting

C. INTERVENSI GIZI
1000 hari pertama kehidupan merupakan masa keemasan untuk tumbuh
kembang anak. Kekurangan gizi pada masa ini akan memberikan efek terhambatnya
pertumbuhan. Salah satu bentuk dampak kekurangan gizi pada kehamilan adalah
terhambatnya pertumbuhan ang ditandai dengan panjang badan yang kurang dari
seharusnya. Keadaan ini perlu diperbaiki dan perlu diberikan program intervensi gizi
berupa suplementasi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dan zat gizi makro (kalori dan
protein). Pada bayi baru lahir yang stunting, program intervensi gizi dilakukan dengan
pemberian syrup Zn untuk mencukupi kebutuhan mikronutrien. Program intervensi gizi ini
berperan untuk membantu melengkapi dan menambah asupan gizi mokro setiap
harinya.

D. PELAKSANAAN
1. Pemberian suplemen Zn dilaksanakan sebagai berikut :
a. Jenis
Jenis suplemen Zn yang dibeikan dalam bentuk syrup, setiap 5 ml syrop
mengandung Zinc Sulphate Mono Hydrat 56 mg yang berisi 20 mg Zn elemental.
b. Sasaran : sasaran yang diberi suplementasi adalah bayi baru lahir dengan
panjang badan < 47 cm bagi perempuan dan < 48 cm bagi bayi laki laki.
c. Waktu dan Tempat

Suplementasi dilaksanakan pada tahun 2018 di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten


Blora dan Kabupaten Grobogan. Dengan pertimbangan banyaknya kasus
stunting dan kesiapan daerah.
2. Pemberian :

Kriteria pemberian zinc pada bayi :


• Lahir normal / tidak cacat
• Tidak harus partus spontan
• Bb min. 2,5 kg, untuk bayi dengan BB < 2500 gr dapat diberikan asalkan bayi
dalam keadaan sehat.
• Aterm : 37-42 minggu
• Sehat/ tidak sakit/ tidak ada kelainan
• Panjang badan bayi laki-laki < 48 cm
• Panjang badan bayi perempuan < 47 cm

Cara Pemberian :

 BB < 5 KG : 2,5 mg Zn elemental / hari


 BB > 5 KG : 5 mg Zn elemental /hari
 Pemberian disesuaikan dengan kandungan Zn dalam kemasan. Contoh jika
meggunakan kemasan setiap 5 ml mengandung setara dengan 20 mg Zn
Elemental, maka dosis untuk BB < 5 KG adalah 1,25 ml (1/4 sendok obat/ hari)
setara dengan 2,5 mg Zn elemental. Dan untuk BB > 5 KG 2,5 ml (1/2 sendok
obat/ hari).
 Pemberian syrup dilakukan dengan nenggunakan pipet, bayi dalam posisi
duduk/didudukkan
 Perubahan Dosis Permberian Disesuaikan Dengan BB Bayi
 Mulai pemberian pada saat kn1 (0-3 hari)
 Pemberian dilakukan setiap hari selama 3 bulan
 Jika 1 botol berisi 60 ml, dan 1 sendok obat berisi 5 ml yang mengandung setara
dengan 20 mg Zn Elemental, maka kebutuhannya sebagai berikut :
1. Untuk bayi < 5 kg,
 1 hari = 1,25 ml (1/4 sendok obat)
 1 botol akan habis dalam 48 hari
 Setiap 2 minggu dipantau perkembangan panjang badannya.
2. Untuk bayi > 5 kg
 1 hari = 2,5 ml (1/2 sendok obat)
 1 botol akan habis dalam 24 hari
 Setiap 2 minggu dipantau perkembangan panjang badannya

1. Pemantauan :
Pemantauan terhadap pemberian suplementasi Zn kepada sasaran dilakukan
2 minggu sekali oleh Petugas gizi Puskesmas/Bidan desa/Pembina wilayah/
petugas kesehatan lainnya dibantu oleh kader dengan mengevaluasi aftar isian
yang diisi oleh ibu bayi (FORM IBU BAYI) dan mengisi daftar tilik pemberian Zn
(FORM PETUGAS KESEHATAN). Pemantauan dilakukan terhadap :
a. Panjang Badan bayi
b. Berat Badan bayi
c. Lingkar Lengan Atas Bayi
d. Lingkar Kepala Bayi
e. Z Scorenya TB/U
f. Z Scorenya BB/U
g. Z Scorenya BB/TB
h. Z Scorenya HC
i. Pemberian ASI ekslusif
j. Makanan/minuman selain ASI
k. Rutinitas/kepatuhan minum zink (dapat dilihat dari catatan dari ibu /
FORM IBU BAYI) Dikatakan rutin/patuh jika pemberian syrup Zn 10 kali
atau lebih selama 2 minggu (14 hari). Dikatakan tidak patuh jika
pemberian kurang dari 10 kali.
l. Berapa kali pemberian syrup Zn dalam 2 minggu terakhir
m. Ada tidaknya efek samping pemberian Zn dan sebutkan

Jika terdapat permasalahan yang dhadapi diharapkan dapat diselesaikan


secara spontan di tempat. Jika permasalahan tidak dapat diatasi maka
berkoordinasi dengan Kab/Kota/Prov

2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap perkembangan BB dan PB bayi penerima suplemen
dilakukan oleh kader/bidan desa/Pembina wilayah melalui pencatatan
pada form daftar tilik petugas kesehatan.
b. Hasil evaluasi direkapitulasi dan dilaporkan ke Puskesmas (Petugas Gizi)
dan Kabupaten (Seksi Kesga dan Gizi)
c. Rekapitulasi hasil pemberian suplementasi Zn kabupaten dikirim ke
Provinsi (Seksi Kesga dan Gizi) pada akhir program.
3. Tindak Lanjut :
a. Kepada keluarga sasaran diberikan pengertian tentang manfaat pemberian
Suplemantasi Zn dalam mendukung pertumbuhan, juga diberikan
pengertian tentang pemberian ASI dalam pencegahan stunting.

E. PENUTUP
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun
pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan,
kognitif, dan fungsional ketika dewasa. Dengan pemberian suplementasi Zn pada bayi
baru lahir yang stunting akan memberikan lonjakan pertumbuhan panjang badan
sehingga akan setara dengan bayi normal pada usia 3 bulan.
Pengadaan syrup Zn tahun 2018 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Pengadaan selanjutnya diharapkan oleh daerah sangat penting mengingat
semakin terbatasnya alokasi melalui APBD Proinsi Jawa Tengah.

KEPALA SEKSI KESGA DAN GIZI


DINAS KESEHATAN PROV JATENG,

Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes


NIP. 19711022 200212 2 005

Anda mungkin juga menyukai