Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Nomor : KAK/007/GIZI/I/2019
Revisi Ke : 0
Berlaku Tanggal : 1 JANUARI 2019

Ditetapkan Oleh :
Kepala UPT Puskesmas Randublatung

dr.Didik Wedo Nurdoyo


NIP.19760513 200604 1 014

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Gang Kabayan RT 06 RW 01 Randublatung. Tlp. (0296) 810033

0
Email : randublatungpuskesmas@yahoo.co.id
kodepos : 58382
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Gang Kabayan RT 06 RW 01 Randublatung. Tlp. (0296) 810033
Email : randublatungpuskesmas@yahoo.co.id kodepos : 58382

KERANGKA ACUAN
PEMBERIAN SIRUP ZINK BALITA
A. LATAR BELAKANG
Masalah kekurangan gizi pada 1000 HPK diawali dengan perlambatan
atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine
Growth Retardation). Di negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan
ibu hamil berdampak pada lahirnya anak yang IUGR dan BBLR. Kondisi
IUGR hamper setengahnya terkai tdengan status gizi ibu, yaitu berat badan
(BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu atau bertubuh
pendek, dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang
dari seharusnya. anak yang pendek waktu usia 2 tahun cenderung bertubuh
pendek pada saat meninjak dewasa. Apabila hamil ibu pendek akan cenderung
melahirkan bayi yang BBLR (Victoria CG dkk, 2008). Apabila tidak ada
perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR akan terus berlangsung di generasi
selanjutnya, sehingga terjadi masalah anak pendek intergenerasi.
Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada perbaikan gizi dan
pelayanan kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut. Kelompok ini
tidak lain adalah kelompok 1000 HPK yang menjadi focus perhatian
dokumenini. Mengapa penting kelompok 1000 HPK diperhatikan. Jawabnya
adalah karena akan mengurangi jumlah anak pendek di generasi yang akan
datang dan seterusnya. Dengan itu, akan ditingkatkan kualitas manusia dari
aspek kesehatan, pendidikan dan produktivitasnya yang akhirnya bermuara
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. ((Barker, 2007b; Victora CG,

1
2008), (IFPRI, 2000)). Para ahli ekonomi dunia menyatakan bahwa perbaikan
gizi pada 1000 HPK adalah suatu investasi pembangunan yang "cost
effective". (Copenhagen Declaration, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mendez et al. (1999)
mengenai hubungan antara stunting pada 2 tahun pertama dan perkembangan
kognisi, menggunakan sampel lebih dari 2000 anak Philipina, anak-anak yang
pendek memiliki nilai di sekolah yang lebih rendah daripada anak yang
normal, khususnya pada saat kependekan tergolong parah (severe).
Kependekan yang parah menyebabkan deficit perkembangan kognisi pada
nantinya.Waktu terjadinya stunting juga berhubungan dengan hasil tes
kognisi. Ini disebabkan stunting yang terjadi pada usia terlalu dini cenderung
membuat kondisi stunting lebih parah. Jadi stunting pada usia dini perlu
dicegah untuk menghindari terjadinya stunting yang lebih parah yang
menghambat perkembangan kognisi. Sebagai dampak dari kurangnya
perkembangan fisik, anak-anak yang pendek juga mengalami perkembangan
kemampuan motorik yang terlambat. Ini mempengaruhi kemampuan dan
ketertarikan meraka dalam bereksplorasi, menunda perkembangan intelektual
mereka. Stunting dapat berdampak menimbulkan overweight dan penyakit.
WHO (2010) menyimpulkan bahwa anak yang stunting dapat menimbulkan
berat badan lebih ketika dewasa.
Zinc merupakan senyawa pada tubuh manusia semacam mineral yang
penting bagi tubuh. Zinc atau zat seng ini sangat penting bagi tubuh di tiap organ
tubuh seperti otot, rambut, kulit, dan organ lainnya terdapat senyawa ini karena
senyawa inilah beberapa organ juga terbentuk. Manfaat zinc untuk kesehatan
manusia sangat besar sekali, zat mineral ini sangat membantu berbagai fungsi
tubuh agar berjalan dengan normal. Zinc berfungsi sebagai bahan membuat tiroid,
ini digunakan tubuh untuk mengubah makanan atau protein memadai asam amino.
Zinc juga merupakan bahan dasar untuk membuat kolagen pada tulang jika tidak
ada Zinc ini maka mungkin tidak ada tulang saat ini, Secara alami Zinc juga
terdapat pada makanan tertentu dan suplemen oleh karena itu jika kekurangan

2
Zinc dapat mengkonsumsi makanan atau suplemen tersebut agar terpenuhi Zinc di
dalam tubuhnya.
Dalam penanggulangan stunting di Jawa Tengah telah dilakukan
suplementasi Zn kepada bayi baru lahir yang stunting yaitu bayi baru lahir
permpuan dengan panjang badan ≤ 47 cm dan bayi baru lahir laki laki dengan
panjang badan ≤ 48 Cm. Dalam rangka pembahasan hasil suplementasi di Kota
Semarang dan Perencanaan suplementasi di Kabupaten Blora akan dilaksanakan
pertemuan dengan lintas terkait.

B. TUJUAN
1. TujuanUmum :
Memenuhi kecukupan gizi mikroutrien Zn bayi baru lahir stunting agar
dicapai tingkat tumbuh-kembang yang optimal
2. TujuanKhusus :
a. Menambahkan asupan gizi mikronutrien kepada bayi baru lahir yang
stunting.
b. Meningkatkan status pertumbuhan optimal kepada bayi baru lahir yang
stunting.
c. Mendorong keluarga untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi baru lahir yang stunting

C. INTERVENSI GIZI
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan masa keemasan
untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi pada masa ini akan memberikan
efek terhambatnya pertumbuhan. Salah satu bentuk dampak kekurangan gizi pada
kehamilan adalah terhambatnya pertumbuhan ang ditandai dengan panjang badan
yang kurang dari seharusnya. Keadaan ini perlu diperbaiki dan
perludiberikanprogram intervensi gizi berupa suplementasi zat gizi mikro (vitamin
dan mineral) dan zatgizimakro (kalori dan protein). Pada bayi baru lahir yang
stunting, program intervensi gizi dilakukan dengan pemberian syrup Zn untuk

3
mencukupi kebutuhan mikronutrien. Program intervensi gizi ini berperan untuk
membantu melengkapi dan menambah asupan gizi mikro setiap harinya.

D. PELAKSANAAN
1. Pemberian suplemen Zn dilaksanakan sebagai berikut :
a. Jenis
Jenis suplemen Zn yang dibeikan dalam bentuk syrup, setiap 5 ml syrup
mengandung Zinc Sulphate Mono Hydrat 56 mg yang berisi 20 mg Zn
elemental.
b. Sasaran
Sasaran yang diberi suplementasi adalah bayi baru lahir dengan
panjang badan ≤ 48 cm
c. Waktu dan Tempat
Suplementasi dilaksanakan pada tahun 2018 di Kabupaten Blora. Dengan
pertimbangan banyaknya kasus stunting dan kesiapan daerah.
2. Pemberian
Kriteria pemberian zinc pada bayi :
•Lahir normal / tidak cacat
•Tidak harus partus spontan
•Bb min. 2,5 kg, untuk bayi dengan BB < 2500 gr dapat diberikan asalkan
bayi dalam keadaan sehat.
•Aterm : 37-42 minggu
•Sehat/ tidak sakit/ tidak ada kelainan
•Panjang badan bayi < 48 cm
3. Cara Pemberian:
 BB < 5 KG :1,25 ml (1/4 sendok obat/ hari) setara dengan 2,5 mgZn
elemental
 BB > 5 KG :2,5 ml (1/2 sendok obat/ hari) setara dengan 5 mg Zn
elemental
 Pemberian syrup dilakukan dengan menggunakan pipet
 Perubahan Dosis Pemberian Disesuaikan Dengan BB Bayi

4
 Mulai pemberian pada saat kn1 (0-3 hari)
 Pemberian dilakukan setiap hari selama 3 bulan
 1 botol berisi 60 ml, 1 sendok obat berisi 5 ml
Untuk bayi < 5 kg
 1 hari = 1,25 ml (1/4 sendok obat)
 1 botol akan habis dalam 48 hari
 Setiap2 minggu dipantau perkembangan panjang
badannya.
Untuk bayi > 5 kg
 1 hari = 2,5 ml (1/2 sendok obat)
 1 botol akan habis dalam 24 hari
 Setiap2 minggu dipantau perkembangan panjang
badannya
 Pemantauan BB Dan TB dilakukan setiap 2 minggu

1. Pemantauan :
a. Pemantauan terhadap pemberian suplementasi Zn kepada sasaran
dilakukan 2 minggu sekali oleh Petugas gizi
Puskesmas/Bidandesa/Pembina wilayah/petugas kesehatan lainnya
dibantu oleh kader (FORM PETUGAS KESEHATAN).
Pemantauan dilakukan terhadap:
b. Panjang Badan bayi
c. Berat Badan bayi
d. Lingkar Lengan Atas Bayi
e. Lingkar Kepala Bayi
f. Z Scorenya TB/U
g. Z Scorenya BB/U
h. Z Scorenya BB/TB
i. Z Scorenya IMT/U
j. Pemberian ASI ekslusif

5
k. Makanan/minuman selain ASI
l. Rutinitas/kepatuhan minum zink(dapat dilihat dari catatan dari
ibu / FORM IBU BAYI) Dikatakan rutin/patuh jika pemberian
syrup Zn 10 kali atau lebih selama 2 minggu (14 hari). Dikatakan
tidak patuh jika pemberian kurang dari 10 kali.
m. Berapa kali pemberian syrup Zn dalam 2 minggu terakhir
n. Ada tidaknya efeksampingpemberian Zn dan sebutkan
Jika terdapat permasalahan yang dihadapi diharapkan dapat
diselesaikan secara spontan di tempat. Jika permasalahan tidak dapat
diatasi maka berkoordinasi dengan Kab/Kota/Prov

2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap perkembangan BB dan PB bayi penerima
suplemen dilakukan oleh kader/bidandesa/Pembina wilayah
melalui pencatatan pada form daftar tilik petugas kesehatan.
b. Hasil evaluasi direkapitulasi dan dilaporkan ke Puskesmas
(Petugas Gizi) dan Kabupaten (Seksi Kesga dan Gizi)
c. Rekapitulasi hasil pemberian suplementasi Zn kabupaten dikirim
ke Provinsi (Seksi Kesga dan Gizi) pada akhir program.
3. TindakLanjut :
a. Kepada keluarga sasaran diberikan pengertian tentang manfaat
pemberian Suplemantasi Zn dalam mendukung pertumbuhan, juga
diberikan pengertian tentang pemberian ASI dalam pencegahan
stunting.

E. PENUTUP
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua
tahun pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk
pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa. Dengan pemberian
suplementasi Zn pada bayi baru lahir yang stunting akan memberikan lonjakan

6
pertumbuhan panjang badan sehingga akan setara dengan bayi normal pada usia 3
bulan.

Anda mungkin juga menyukai