Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

No. Dokumen : /KAK /Pusk-NB/I/2023


No.Revisi :
TanggalTerbit : 02 Januari 2023
Halaman : 1/5
Kepala Puskesmas

PUSKESMAS PENATALAKSANAAN BALITA GIZI BURUK


NAN BALIMO
dr.Uswatun Hasanah
19860226 201101 2 009

1. Pendahuluan
Status gizi balita perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat jumlah balita di
Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, perhatian yang serius itu
berupa pemberian gizi yang baik. Pada lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kehidupan sekaligus meningkatkan kualitas agar mencapai
pertumbuhan optimal baik secara fisik, sosial maupun inteligensi. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang berarti
bertambahnya ukuran tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat.
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi makro
dan kurang gizi mikro. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Gizi buruk adalah kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat
berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam
waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB/TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik
kwashiorkor.
2. Latar belakang
Status gizi yang buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat
menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berfikir yang pada akhirnya
akan menurunkan produktuvitas kerja. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada
hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas
sumber daya manusia. Kondisi seperti ini lambat laun akan menyebabkan angka kematian
bayi dan balita cukup tinggi.
Angka kematian bayi dan anak (balita) di negara-negara berkembang khususnya
Indonesia masih diketahui kurang berat badannya dan menderita kekurangan mikronutrien
seperti zat besi (Fe), seng (Zn) dan Vitamin A. Jumlah kematian anak pertahun akibat
kekurangan gizi itu mencapai 147 ribu jiwa dan separuh lebih di antaranya adalah balita.
Balita hidup mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10%.cukup tinggi. Salah satu
penyebab yang menonjol diantaranya adalah karena keadaan gizi yang kurang baik atau
bahkan buruk. Sebelum krisis menerpa 8,5 juta anak (37% dari 23 juta anak) Indonesia
Permasalahan kasus gizi buruk ini pada umumnya dapat disebabkan oleh pendidikan
orang tua rendah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi, kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak, krisis ekonomi dimana terjadi penurunan daya beli terhadap
pangan dan gangguan kesehatan pada anak. Masalah gizi buruk merupakan masalah
yang perlu ditanggulangi salah satu upaya adalah dengan memberikan perawatan berupa
terapi gizi atau biasa disebut dengan TFC dan dilanjutkan dengan pemberian makanan
tambahan pada balita gizi buruk.
Oleh karena itu, pada tahun 2023 ini salah satu kegiatan program perbaikan dan
peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah pemberian terapi gizi (TFC) pada balita
gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok.

3. Tujuan
1) Meningkatkan status gizi Balita
2) Mencegah komplikasi lebih lanjut
3) Membiasakan dan mendidik balita mengkonsumsi makanan yang bergizi
4) Memberikan konsultasi gizi agar pengetahuan orang tua terhadap gizi bertambah.

4. Tata Nilai Puskesmas


1) Profesionalisme, bahwa dalam melaksanakan tugas dan atau kewajiban harus
dilandasi oleh:
a. standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan prosedur yang harus dipatuhi
dalam melaksanakan tugas profesinya,
b. kompetensi yaitu pelaksanaan tugas yang sesuai dengan kemampuan, keahlian,
dan kewenangannya,
c. integritas yaitu kesadaran dalam bersikap untuk melaksanakan tugas dengan
menjunjung tinggi etika,
d. responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan kondisi yang berkembang
khususnya dalam melaksanakan tugas profesinya.
2) Kebersamaan,bahwa pelayanan terbaik kepada masyarakat di Puskesmas Nan
Balimo hanya akan dicapai apabila melibatkan peran seluruh komponen Petugas
secara sinergis. Konsekuensinya adalah bahwa dalam melaksanakan tugas
dimanapun posisinya dalam organisasi harus dilandasi oleh sikap tanggung jawab
dan kepentingan bersama diantara seluruh anggota organisasi.
3) Transparansi,bahwa berbagai data dan informasi yang secara substantif dan
normatif boleh/dapat dikonsumsi atau diketahui oleh pihak lain (dalam/luar
organisasi) maka akses terhadap informasi tersebut harus dibuka dengan tetap
memegang prinsip kehati-hatian dan kewajiban untuk menjaga rahasia negara dan
jabatan.
4) Disiplin, bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi oleh
ketaatan dan kepatuhan tanpa paksaan dan atau tanpa pengawasan, melainkan
dengan kesadaran yang tinggi terhadap peraturan, dan norma yang berlaku.
5) Tanggung jawab, bahwa dalam melaksanakan tugas atau kewajiban harus
memegang teguh prinsip kehati-hatian dan kesadaran akan segala resiko yang akan
terjadi sehingga tugas tidak hanya sekedar dilaksanakan melainkan dengan
dilandasi semangat agar diperoleh hasil yang memuaskan dari segala aspek.
6) Efisien, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu didasarkan pada
upaya pengorbanan sumber daya minimal dengan hasil optimal atau pengorbanan
sejumlah sumber daya tertentu dengan hasil maksimal baik dari sisi biaya, waktu,
tenaga maupun sumber daya lainnya.
7) Kepuasan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu
diorientasikan pada upaya mencapai kualitas optimal (pelayanan prima) sehingga
tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer satisfaction) sebagai
pelanggan Puskesmas Nan Balimo.
5. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Penatalaksanaan a) Terapi gizi (TFC)
balita gizi buruk b) Penilaian status gizi balita gizi buruk

6. Cara Melaksanakan Kegiatan


Tenaga Gizi memetakan balita gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Nan
Balimo, kemudian bersama dengan lintas program memantau keadaan balita gizi buruk
dan kemudian memberikan terapi gizi (TFC).

7. Sasaran
Balita gizi buruk dengan indikator BB/U sangat kurang, kurang dan BB/TB sangat kurus.

8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan Sasaran BULAN
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. a) Terapi gizi Balita gizi
(TFC)
buruk dengan
b) Penilaian
status gizi indikator
balita gizi
BB/U sangat
buruk
(Terapi kurang,
gizi buruk
kurang dan
dilaksana
kan bila BB/TB sangat
ada kasus
kurus

9. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dan disusun pelaporan tentang hasil yang
dicapai pada kegiatan Penatalaksanaan balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Nan
Balimo.
10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pelaporan dan evaluasi dilakukan dengan membuat suatu dokumen laporan secara
komprehensif

Anda mungkin juga menyukai