Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Dinas/Badan/Kantor : Dinas Kesehatan Oku Timur


Puskesmas : UPTD Puskesmas Bunga Mayang
Program : GIZI
Kegiatan : Skrining aktif pelacakan dan konfirmasi gizi kurang

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap meliputi rencana jangka
pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan prosedur tatalaksana penanggulangan gizi
buruk dengan melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara intensif melalui pelacakan kasus dan
penemuan kasus bru kemudian ditangani di puskesmas dan di rumah sakit. Kemudian tahap
pencegahan terhadap peningkatan status dengan koordinasi lintas program dan lintas sektor,
memberikan bantuan pangan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).. sedangkan
tahap ketiga yaitupengobatan penyakit, memberikan penyuluhan gizi, dan kesehatan terutama
peningkatan ASI ekslusif sejak lahir sampai 6 bulan kemudian diberikan Makanan pendamping
ASI setelah usia 6 bulan dengan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun.

Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara
berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan
dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya
pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga
dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka
hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat
masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh
terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang
tahan gizi buruk

Untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk dan mengetahui penyebab terjadinya gizi buruk
diperlukan sistem surveilans gizi berkelanjutan , salah satunya bentuk kegiatan melalui pelacakan
kasus. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 1209/Menkes/X/1998 tanggal 19 Oktober 1998
menyatakan untuk memperlalkukan kasus kurang gizi berat sebagai kejadian Luar Biasa (KLB),
sehingga kasus gizi buruk harus dilaporkan 1x24 jam, ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi
buruk yang standar baik rawat inap atau rawat jalan, melakukan penyelidikan epidiomiologis atau
pelacakan kasus gizi buruk .

Kurang Energi Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di
indonesia.Berdasrkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,sebanyak 13% anak berstatus gizi
kurang,diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk.Data yang sama menunjukkan 13,3% anak
kurus,diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.
Keadan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.Menurut WHO lebih
dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk,oleh karena itu
masakah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan
menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya untuk menangani setiap kasus yang
ditemukan.Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan tehnologi tatalaksana gizi buruk
menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani dengan dua pendekatan.Gizi buruk dengan
konplikasidan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.

I. TUJUAN
Tujuan dari program pelacakan gizi buruk dan gizi kurang adalah :
1. Untuk mengetahui kasus gizi buruk yang ditemukan secara tepat dan akurat
2. Untuk mengetahui penyebab kasus kejadian gizi buruk & faktor resiko.
3. Menentukan jenis penanganan secara tepat, cepat dan efesien

II. SASARAN
Sasarannya adalah balita gizi buruk dan gizi kurang, BB/TB, BB/U DAN TB/U dan dengan
tanda klinis di wilayah kerja Puskesmas Bunga Mayang.
III. PENDANAAN
Dana berasal dari Anggaran BOK Tahun 2021.

IV. PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan pelacaka gizi kurang dilakukan setelah mendapatkan informasi dari kader
setempat.
2. Setelah informasi di dapatkan, barulah petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah dan
melakukan antropometri kepada balita yang bersangkutan
3. Kemudian diberikan PMT Pemulihan agar status gizinya lebih baik
.
JADWAL KEGIATAN
No. Tempat Jadwal

1 Desa Peracak 04 Januari 2021

2 Desa Tunas Peracak 05 Januari 2021

3 Desa Negeri Ratu Baru 06 Januari 2021

4 Desa Negeri Ratu 07 Januari 2021

5 Desa Sabahlioh 08 Januari 2021

6 Desa Tulang Bawang 09 Januari 2021

7 Desa Suka Baru 11 Januari 2021

8 Desa Baturaja Bungin 12 Januari 2021

V. PERAN SERTA LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Pada kegiatan pelacakan ini program gizi berkolaborasi semua lintas program,karena
mengenai gizi buruk bukan dilihat dari konsumsi makanan saja tapi juga dari faktor-faktor yang
lain yang ada hubungannya dengan penyakitnya,sedangkan untuk lintas sektornya program gizi
bekerja sama dengan kader agar nantinya diharapkan kader dapat menginformasikan apabila
diwilayahnya ditemukan kejadian-kejadian gizi buruk.
VI. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi oleh Petugas Puskesmas berupa :
1. Mengambil foto balita saat awal pelacakan, awal pendampingan, pertengahan
pendampingan dan setelah didampingi (status gizi sudah normal).
2. Sebelum di dampingi, petugas harus melakukan pendataan dan mengisi data-data yang
diperlukan. Petugas juga harus melakukan proses antropometri (dapat melalui
penimbangan bulanan di posyandu).
3. Setelah diketahui status gizinya, barulah di berikan tindakan pendampingan oleh Petugas
Pendamping.
4. Petugas Pendamping harus melakukan kunjungan dan mengukur BB dan TB balita
tersebut setiap bulannya dan di evaluasi status gizinya. Tidak lupa juga dokumentasi
setiap kunjungan.
5. Membuat laporan kegiatan pendampingan setiap bulannya

VII. INDIKATOR KEBERHASILAN

- 100% kasus gizi buruk yang ditemukan terlacak dan teridentifikasi serta terlaporkan secara
akurat sebagai pelaksanaan sistem survailan

- 100% gizi buruk dapat mendapatkan penanganan secara dini.

VIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan dan
evaluasi penyelenggaraan,

Bunga Mayang, Januari 2021

Mengetahui

Kepala Puskesmas Bunga Mayang Penanggung Jawab Kegiatan

YOSI FITRIANI, SKM Febriyanti Putri


NIP.19731017 199301 2 002 NIP. 199102232019032004

Anda mungkin juga menyukai