Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MANAGEMEN GIZI KURANG DAN GIZI


BURUK

Nomor : KAK/001/GIZI/I/2018
Revisi Ke : 0
Berlaku Tanggal : 1 JANUARI 2018

Ditetapkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas Randublatung

dr.Didik Wedo Nurdoyo


NIP.19760513 200604 1 014

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Gang Kabayan RT 06 RW 01 Randublatung. Tlp. (0296) 810033
Email : randublatungpuskesmas@yahoo.co.id kodepos : 58382

0
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Gang Kabayan RT 06 RW 01 Randublatung. Tlp. (0296) 810033
Email : randublatungpuskesmas@yahoo.co.id kodepos : 58382

KERANGKA ACUAN
MANAGEMEN GIZI KURANG DAN GIZI BURUK
A. PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan masalah yang ada ditiap-tiap negara,baik
negara miskin,negara berkembang dan negara maju. Negara miskin
cenderung dengan masalah gizi berkurang,hubungan dengan penyakit infeksi
dan Negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih.
Saat ini didalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup
dan pola makan,Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Disatu
pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh
kemiskinan,kurangnya persediaan pangan,kurang baiknya kualitas
lingkungan,kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu
masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi,pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan startegi sebuah bangsa
dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat,cerdas dan produktif.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan
cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan
asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang
sehat,maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya
dapat dihindari.

B. LATAR BELAKANG
Saat ini masih banyak permasalahan dibidang kesehatan yang
disebabkan rendahnya status gizi,antara lain gizi buruk,ibu hamil anemia dan
KEK,balita kekurangan vitamin A,penyakit karena kekurangan
yodium,kurangnya keluarga yang sadar gizi (KADARZI) dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi.

1
Upaya peningkatan gizi masyarakat membutuhkan peran lintas program
dan lintas sector dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan upaya gizi
di puskesmas maupun di masyarakat. Hasil Riset Kesehatan Dasa
(Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu
19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih 11,9%, stunting
(pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka
tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5
bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan
bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang
mempunyai persepsi tidak benar terhadap balita gemuk.

C. TUJUAN
Tujuan Umum:

Untuk meningkatkan status gizi balita gizi kurang/ buruk

Tujuan Khusus:

- Meningkatkan pengetahuan sasaran tentang pentingnya PMT pada sasaran


- Meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok meliputi :
a. Sebelum kegiatan dimulai, petugas wajib mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir, memakai masker dan jaga jarak
b. Pengecekan fisik klinis
c. Kegiatan pemberian PMT dengan sasaran adalah bayi dan balita gizi buruk
1. Rincian Kegiatan :
a. Menentukan sasaran PMT (balita gizi buruk dan ibu hamil KEK)
b. Menentukan jadwal pemberian
c. Menyediakan bahan makanan untuk PMT
d. Distribusi PMT melalui bidan desa

2
e. Pencatatan data penerima PMT (identitas, data BB & TB/PB, data LILA, bukti
terima)
f. Evaluasi hasil pemberian PMT

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelacakan bayi dan balita secara fisik klinis, kemudian dilakukan pemantauan
berkala. Disamping itu diberikan PMT, kegiatan dilakukan dengan cara pengajuan
penerima PMT yang kemudian PMT diberikan di posyandu atau di rumah sasaran
dan di lakukan pemantauan dan evaluasi PMT.

F. SASARAN
Sasaran kegiatan pemberian PMT adalah
1. Bayi & balita
2. Bayi & Balita gizi buruk

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilakukan apabila desa mengajukan nama sasaran beserta data
pendukung yang dibutuhkan untuk PMT.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemberian PMT dilakukan oleh petugas
gizi puskesmas bersama dengan Pembina desa, evaluasi dan pelaporan
dilakukan setiap selesai kegiatan .

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan didapatkan dari laporan hasil kegiatan dari Pembina desa.
Pelaporan kegiatan dilaporkan setiap selesai kegiatan dilaksanakan. Evaluasi
kegiatan merupakan evaluasi dari hasil kegiatan.

3
J. PIHAK TERKAIT
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini kami buat dan dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai