Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PEMANTAUAN BALITA STUNTING


A. PENDAHULUAN

Gizi buruk/kurang secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan


tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta
menurunkan produktivitas. Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik
konsekuensinya terhadap penurunan kualitas SDM maupun penyebabnya. Dari aspek
penyebab, gizi buruk terkait dengan kemampuan daya beli keluarga, ketersediaan
pangan di tingkat rumah tangga, pendidikan dan pola asuh keluarga, serta sulitnya akses
pelayanan kesehatan.

Aspek gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia,
kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada golongan rawan, seperti bayi,
anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui serta rendahnya produktivitas kerja akibat
terjadinya kekurangan gizi.

Pemantauan kemajuan program perbaikan gizi dalam rangka program intervensi,


memerlukan ketersediaan data dan informasi yang akurat, dimana masih dijumpai
kendala dalam aspek analisis keterkaitan hubungan antara indicator cakupan program
dengan masalah gizi actual yang dihadapi.

Untuk mendapatkan gambaran autentik keadaan masalah gizi yang ada di


masyarakat baik secara resmi ataupun tidak resmi dalam rangka akurasi data dan
penanganan kasus secara cepat dan tepat, dilakukan kegiatan Surveilans Gizi

B. LATAR BELAKANG

Kurang energy protein sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. Anak disebut KEP bila berat badan anak dibawah normal
dibandingkan rujukan (WHO-NCHS)

Untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk dan mengetahui penyebab terjadinya gizi
buruk diperlukan sistem sistem surveilans gizi yang berkelanjutan, salah satu bentuk
kegiatannya melalui pelacakan kasus. Surat edaran Menteri kesehatan RI Nomor
1209/Menkes/X/1998 tanggal 19 Oktober 1998 menyatakan untuk memperlakukan kasus
kurang gizi berat sebagai kejadian luar biasa (KLB), setiap gizi buruk harus (a) 1x24 jam
(b)ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk yang standar baik rawat inap maupun
rawat jalan (C) melakukan penyelidikan epidemologis atau pelacakan kasus gizi buruk.
Berdasarkan laporan perkembangan gizi buruk pada tiap tahunnya mengalami kenaikan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas pelayanan gizi melalui standarisasi prosedur pematauan
pertumbuhan balita diposyandu
2. Tujuan khusus
a. Tersedianya alur pemantauan pertumbuhan balita
b. Tersedianya prosedur penimbangan berat badan balita
c. Tersedianya prosedur hasil penimbangan dan tindak lanjutnya
d. Tersedianya prosedur pengukuran panjang atau tinggi badan balita
e. Tersedianya prosedur penilaian status gizi balita
f. Tersedianya daftar tilik pemantauan pertumbuhan balita

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu
Rincian kegiatan :
a. Alur pemntauan pertumbuhan balita di posyandu
b. Penimbangan balita
c. Penilaian hasil penimbangan dan tindak lanjut
2. Pemantauan pertumbuhan balita dipuskesmas
a. Menentukan status gizi balita berdasarkan antropometri
b. Menentukan status gizi balita berdasarkan tanda-tanda klinis
c. Tindak lanjut hsil penentuan status gizi balita

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara melaksanakan kegiatannya yaitu :
1. Pasien mendaftar diloket
2. Petugas menerima rujukan dari poli lain atau pasien yang langsung menuju ke ruang
pojok gizi
3. Pasien menunjukan surat/ CM rujukan dari poli lain
4. Petugas bersikap ramah, sopan, terbuka, tegas pada klien dan mempersilahkan klien

F. SASARAN
1. Gizi buruk dan gizi kurang, gizi lebih, stunting (pendek)
2. Bayi dan balita

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan setiap saat menyesuaikan dengan jadwal pertemuan yang ada
dikeluarahan/ desa ( untuk kegiatan luar gedung ) untuk kegiatan didalam gedung
dilakukan setiap hari kerja/hari buka pelayanan dipuskemas kabaena barat
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas setiap bulan lalu diberikan evaluasi
oleh kepala puskesmas.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas Kabaena Barat dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana.

J. PENUTUP
Kegiatan ini dibebankan oleh biaya operasional keuangan puskesmas kabaena barat

Anda mungkin juga menyukai