Anda di halaman 1dari 9

F4 – Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bayi dan Balita

Latar Belakang

Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi dan balita. Keadaan tersebut
secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi bayi dan balita. Oleh sebab itu
untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah
mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada bayi dan balita
dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan
memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan
kebutuhan sasaran.

Pemberian makanan tambahan terdiri dari dua macam, yaitu PMT pemulihan dan PMT penyuluhan.
PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai pembelajaran
bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan
local. Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari – hari bukan
sebagai pengganti makanan utama. PMT pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari
berturut – turut. Sedangkan PMT penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita
yang disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan
kepada orang tua balita tentang makanan kudapan (snack) yang baik diberikan untuk balita, sebagai
sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana utama untuk
menggerakkan peran serta masyarakat dalam mendukung kesinambungan penyelenggaraan posyandu.

Masih terdapatnya balita yang mendapatkan PMT di wilayah kecamatan lubuk linggau utara
mengisyaratkan bahwa masih terdapatnya balita yang memiliki gizi kurang - buruk. Dari 4012 anak ( bayi
maupun balita ) yang terdata di kecamatan lubuk linggau utara masih terdapat sekitar 71 anak yang
masih mendapatkan program pemberian makanan tambahan ( PMT ).

Permasalahan

What : Pemberian makanan tambahan

Who : kepada balita dengan status gizi kurang – buruk ( dibawah garis merah )

When : pada tahun 2021

Where : kecamatan lubuk linggau utara

Why : Masih terdapat sekitar 71 anak yang mendapatkan program pemberian makanan tambahan yang
menandakan bahwa masih adanya anak dengan status gizi kurang sampai buruk ke kecamatan lubuk
linggau utara. Hal ini disebabkan oleh :

a. Anak tidak cukup mendapatkan makanan bergizi dan seimbang


b. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang gizi anak
c. Kondisi ekonomi keluarga balita yang kurang sehingga tidak mampu memberi gizi yang cukup
bagi anak
d. Kondisi anak yang suka memilih – milih makanan
e. Anak menderita penyakit infeksi

Perencanaan dan pemilihan intervensi

a. Membuat leaflet tentang pentingnya gizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak usia balita
b. Penimbangan BB bayi dan balita secara berkala
c. Pemberian makanan tambahan (PMT) berupa MP-ASI bagi anak 6 – 29 bulan dan PMT
pemulihan pada anak 24 – 59 bulan kepada balita gizi kurang
d. Pemeriksaan singkat kepada bayi atau balita yang dicurigai menderita sakit
e. Mengumpulkan orang tua balita yang memiliki anak dengan BB kurang – buruk untuk dilakukan
pemantauan secara berkala tentang perkembangan status gizi anak

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada

Hari / tanggal : Senin / 6 Desember 2021

Pukul : 09.00 WIB s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Asoka 2 Jogoboyo

Pelaksana : Dokter, perawat, bidan, ahli gizi

Peserta : Bayi dan balita yang datang ke posyandu

Hasil :

Jumlah bayi dan balita kurus yang terdata menerima PMT di wilayah kerja puskesmas megang pada
periode bulan desember 2021 berjumlah 8 anak dan yang mendapat PMT di wilayah posyandu Asoka 2
Jogoboyo berjumlah 1 orang

Monitoring dan Evaluasi

a. Kegiatan berjalan dengan baik dan pemberian PMT kepada sasaran terlaksana dengan baik
b. Pembagian leaflet belum terlaksana dikarenakan belum dibuat dan diharapkan dapat
dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya
c. Pengumpulan orang tua balita dengan BB kurang – buruk belum terlaksana pada kegiatan tahun
ini dan diharapkan dapat dipetimbangkan untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya
F4 – Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil KEK

Latar Belakang

Status gizi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu
mendapatkan perhatian khusus karena dampak negative yang ditimbulkan apabila menderita
kekurangan gizi. Salah satu masalah kekurangan gizi pada ibu hamil adalah Kekurangan Energi Kronis
(KEK). KEK merupakan kondisi ibu hamil yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi
antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak mencukupi. Ibu hamil yang
menderita KEK memiliki risiko kematian mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini juga mempunyai
kontribusi terhadap tingginya kadar BBLR di Indonesia yang mencapai 10.2% berdasarkan Kemenkes RI
tahun 2016. Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil, yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah
mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam
keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada
ibu hamil kurang energi kronis (KEK) perlu diselenggarakan pemberian makanan tambahan (PMT)
pemulihan.

Masih terdapatnya Ibu hamil yang terdiagnosis Kekurangan energi kronis berjumlah 85 orang pada
tahun 2021 di kecamatan lubuk linggau utara membuat perlu diadakannya lagi program pemberian
makan tambahan dan pemeriksaan gizi ibu secara berkala serta penyuluhan tentang gizi ibu hamil
kepada masyarakat agar kasus KEK di kecamatan lubuk linggau utara dapat ditekan dengan baik.

Permasalahan

a. What : Pemberian makanan tambahan


b. Who : kepada Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis ( KEK )
c. Where : di kecamatan lubuk linggau utara
d. When : pada tahun 2021
e. Why : terdapat 85 orang Ibu yang memiliki Kekurangan energi kronis pada wilayah kecamatan
lubuk linggau utara sehingga diperlukan pemberian makanan tambahan. Faktor yang
menyebabkan hal tersebut antara lain, antara lain :
1. Pengetahuan ibu dan suami tentang gizi ibu hamil yang masih kurang
2. Pengetahuan ibu tentang faktor risiko penyebab KEK masih kurang, yaitu :
a. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
b. Tinggi badan ibu < 145 cm
c. Berat badan ibu pada hamil trimester III < 45 kg
d. IMT sebelum hamil < 17.0
e. Ibu menderita anemia ( Hb < 11 g% )
3. Kondisi sosial ekonomi ibu yang kurang
4. Ibu sedang sakit
Perencanaan dan pemilihan intervensi

a. Membuat leaflet tentang gizi ibu hamil


b. Memberikan pelatihan kepada kader – kader posyandu tentang gizi ibu hamil
c. Pengukuran berat badan, lingkar lengan atas kepada ibu hamil secara berkala
d. Pemeriksaan kesehatan ibu dan bagi ibu yang sakit disarankan ke puskesmas atau rumah sakit
e. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang memiliki ukuran LLA dibawah 23.5 cm

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada

Hari / tanggal : Senin / 13 Desember 2021

Pukul : 09.00 WIB s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Asoka 6 Batu Urip

Pelaksana : Dokter, perawat, bidan, ahli gizi

Peserta : Ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu Asoka 6 Batu Urip

Jumlah ibu hamil yang terdata di wilayah kelurahan pasar satelit periode bulan Desember 2021
berjumlah 59 orang dengan 1 orang yang berkunjung ke posyandu Asoka 7 pasar satelit untuk penerima
makanan tambahan.

Monitoring dan Evaluasi

a. Kegiatan berjalan dengan baik


b. Dilakukan pencatatan dan pendataan ibu hamil dimulai dari identitas pasien, usia kehamilan,
kemudian dilakukan pengukuran BB, TB, LLA dan status gizi ibu hamil terutama penerima PMT dan
akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
c. Pemberian leaflet belum terlaksana diharapkan untuk kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan
d. Pemberian Latihan kepada kader – kader tentang gizi ibu hamil masih belum terlaksana dan
diharapkan dapat dipertimbangkan untuk kegiatan tahun berikutnya

F4 – Penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini pada Bayi Baru Lahir

Latar Belakang

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah langka penting untuk memudahkan bayi dalam memulai proses
menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan pada dada atau perut sang ibu, secara alami dapat mencari
sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Manfaat ASI sendiri telah terbukti berperan penting
sebagai sumber makanan utama dan membatu memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk
melindunginya dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan
dengan inisiasi menyusui dini. Sayangnya belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur ini
untuk bayi.

WHO merekomendasikan proses inisiasi menyusui dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi
lahir. Caranya adalah dengan menempatkan bayi di dada ibunya segera setelah sang bayi keluar dari
jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa dibantu, mencari putting ibunya untuk menyesap
ASI. Ibu yang melahirkan normal dan kondisi bayi yang sehat setelah lahir menjadikan hal ini bisa segera
dilakukan setelah melahirkan. Berbagai manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu dan bayi, antara lain
meningkatkan kesempatan bayi memperoleh kolustrum, mendukung keberhasilan ASI eksklusif,
memperkuat hubungan ibu dan bayi, dan meningkatkan kesehatan bayi.

Pada bulan November 2021 dari target 100% bayi baru lahir yang diberikan IMD pada wilayah kelurahan
Ponorogo lubuk linggau masih terdapat sekitar 18.52% bayi baru lahir yang tidak diberikan IMD.

Permasalahan

1. What : Pemberian Inisiasi Menyusui Dini


2. Who : pada bayi baru lahir
3. Where : kelurahan Ponorogo
4. When : November 2021
5. Why : Masih terdapat 18.52% Bayi baru lahir yang tidak diberikan IMD, yang disebabkan karena :
a. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang pentingnya inisiasi menyusui dini
b. Petugas penolong persalinan ( dokter, Bidan ) kadang lupa untuk memberikan Inisiasi menyusui
dini
c. Kondisi ibu atau bayi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan IMD contohnya Kondisi
hemodinamik atau kardiorespiratorik ibu yang tidak stabil, ibu menderita eclampsia atau
preeklampsia berat, bayi membutuhkan resusitasi neonatus, bayi dengan penyakit berat atau
cacat kongenital, dsb.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

a. Membuat slide tentang pentingnya Inisiasi Menyusui Dini


b. Pemberian penyuluhan tentang inisiasi menyusui dini di Posyandu Asoka 15 pada tanggal 9
desember 2021 dengan menggunakan slide laptop
c. Membuat leaflet dan memberikan penjelasan kepada ibu yang ingin melaksanakan persalinan
pada pemeriksaan ANC terakhir sebelum persalinan
d. Membuat poster di dalam ruang bersalin tentang pentingnya IMD untuk mengingatkan dokter,
bidan, dan petugas kesehatan lain agar tidak lupa memberikan IMD
Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada

Hari / tanggal : senin / 20 Desember 2021

Pukul : 09.00 WIB s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Asoka 10 Puncak kemuning

Pelaksana : Dokter Internship

Peserta : Ibu baik yang hamil ataupun tidak, bidan wilayah, dan kader setempat

Monitoring dan Evaluasi

d. Kegiatan berjalan dengan baik


e. Karena hanya menggunakan laptop ada ibu yang tidak melihat gambar, sehingga saran untuk
penyuluhan berikutnya dapat dibuatkan leaflet agar semua peserta dapat melihat dan
mengakses materi penyuluhan
f. Penempelan poster IMD di ruang bersalin belum terlaksana sehingga dapat ditindaklanjuti untuk
kegiatan berikutnya

F4 – Screening Status Gizi Balita

Latar Belakang

Status gizi balita adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi.
Gizi merupakan hal penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan balita. Apabila status
gizi balita tidak tercukupi, maka dapat terjadi komplikasi pada kesehatannya. Misalnya anak menjadi
cepat Lelah karena kurang energi, gangguan pada otak dan lain-lain. Hal ini jika terjadi secara terus
menerus akan menjadi masalah yang serius terutama pada status gizi balita. Dibedakan antara status gizi
baik, kurang dan buruk yang diukur dengan menggunakan salah satu indeks antropometri, yaitu indeks
berat badan menurut umur (BB/U)

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian gizi puskesmas megang pada tahun 2021 di wilayah
kecamatan lubuk linggau utara, masih didapatkan sekitar 1.3 % balita yang memiliki berat badan
dibawah garis merah. Hal ini lebih dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu kurang dari
1%.

Permasalahan

1. What : Screening status gizi dibawah garis merah


2. Who : Balita
3. Where : Kecamatan lubuk linggau utara
4. When : pada tahun 2021
5. Why : capaian masih melebihi target, yaitu 1.3% yang seharusnya angka status gizi balita dibawah
garis merah tidak boleh melebihi 1%. Hal ini disebabkan oleh :
a. Pengetahuan orang tua tentang gizi anak yang masih kurang
b. Dari segi ekonomi keluarga yang tidak mencukupi sehingga anak kurang asupan nutrisi
c. Anak yang tidak mau makan karena tidak selera atau tidak menyukai makanan yang diberikan
d. Anak sedang sakit

Perencanaan dan pemilihan intervensi

a. Memberikan sosialisasi kepada orang tua mengenai gizi, pilihan makanan yang dapat
diberikan, dan tumbuh kembang anak menggunakan media contohnya leaflet
b. Pelaksanaan penimbangan berat badan pada bayi dan balita Pelaksanaan secara berkala
c. Memberikan makanan tambahan kepada anak yang memiliki gizi kurang
d. Melakukan pemeriksaan pada balita yang sakit dan menyarankan mengunjungi fasilitas
kesehatan ( puskesmas atau rumah sakit ) untuk penanganan lebih lanjut.

Kegiatan dilaksanakan pada

Hari / tanggal : Selasa / 21 Desember 2021

Pukul : 09.00 WIB s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Asoka 17 Batu Urip

Pelaksana : Dokter, perawat, bidan, ahli gizi

Peserta : Bayi dan balita yang datang ke posyandu

Hasil yang didapatkan dari 453 jumlah penimbangan bayi dan balita di kelurahan Kenanga pada bulan
Desember masih terdapat 3 anak yang tidak mencapai BB normal dengan 1 orang berada dibawah garis
merah

Monitoring dan Evaluasi

a. Kegiatan berjalan dengan baik


b. Ibu mengerti tentang gizi yang baik dan seimbang bagi balita
c. Saran kedepan, yaitu mengumpulkan orang tua dengan balita dengan status gizi kurang agar
diberikan pendampingan, pelatihan serta pengecekkan berkala kepada anak mereka

F4 – Penyuluhan ASI Ekslusif

Latar Belakang
ASI yang memiliki berbagai manfaat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi juga dapat
menurunkan risiko terjadinya penyakit akut dan kronik. McNiel, mengemukakan bayi yang diberikan ASI
memiliki risiko lebih rendah untuk terkena penyakit otitis media, asma, diabetes tipe 1 dan 2, dermatitis
atopic, dan infeksi saluran nafas bagian bawah. Penelitian yang dipublikasikan oleh Off Our Backs, Inc
(2011) menunjukkan ASI juga dapat melindungi bayi dari penyakit yang biasa diderita bayi seperti
campak dan influenza. ASI merupakan satu – satunya makanan alami untuk bayi yang berasal dari ibu.
ASI memiliki kemungkinan risiko alergi sangat kecil jika dibandingkan dengan nutrisi lainnya.

WHO merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan secara ekslusif. Pemberian ASI eksklusif
yang dimaksud adalah memberi ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan padat lainnya kecuali
vitamin, mineral tau obat dalam bentuk tetes atau sirup.

Sebanyak 193000 anak di Indonesia kehilangan kesempatan hidup sebelum berusia 5 tahun ( UNICEF ).
Bayi memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit karena daya tahan tubuh yang belum sempurna.
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita di
Indonesia dan menurut penelitian bayi yang tidak diberi ASI secara ekslusif memiliki risiko mengidap
pneumonia lebih besar 4.89 kali daripada bayi yang diberi ASI.

Berdasarkan data dari bagian gizi puskesmas megang tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi di
kecamatan lubuk linggau utara, dari target 90% pada tahun 2021 ternyata masih ada sekitar 45% anak
yang belum mendapatkan ASI ekslusif.

Permasalahan

1. What : Pemberian ASI Ekslusif


2. Who : Kepada Bayi usia < 6 bulan
3. Where : di Kecamatan Lubuk linggau utara
4. When : pada tahun 2021
5. Why : masih terdapat sekitar 45% bayi usia <6 bulan yang tidak mendapatkan ASI ekslusif dari total
target ASI ekslusif pertahun 2021 di wilayah kecamatan lubuk linggau utara, yaitu 90%. Hal ini
disebabkan oleh :
a. Ibu tidak mengerti manfaat ASI ekslusif
b. Ibu merasa produksi ASInya kurang
c. Ibu tidak tahu cara menyusui yang benar sehingga tidak nyaman dan enggan memberikan ASI
d. Ibu terlalu sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk memberikan ASI

Perencanaan dan pemilihan intervensi

1. Memberikan sosialisasi kepada ibu hamil tentang manfaat ASI ekslusif


2. Memberikan pelatihan tentang cara menyusui yang benar agar tidak nyeri dan lecet serta
menghindari menyusui yang tidak tuntas sehingga mencegah terjadinya penumpukan ASI dalam
payudara
3. Memperkenalkan alat pemompa ASI bagi ibu hamil yang sibuk serta cara penyimpanan yang benar
untuk ASI.

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada

Hari / tanggal : Senin / 29 November 2021

Pukul : 09.00 WIB s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Asoka 14 Senalang

Pelaksana : Dokter Internship

Peserta : Ibu – ibu yang memiliki bayi dibawah 7 Bulan dan Ibu hamil yang datang ke posyandu

Monitoring dan Evaluasi

d. Kegiatan berjalan dengan baik


e. Respon baik dan banyaknya pertanyaan mengenai ASI Ekslusif
f. Pelaksanaan pelatihan cara memompa ASI yang benar kepada ibu yang sibuk belum terlaksana
karena terkendala alat peraga sehingga diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
penyuluhan berikutnya
g. Saran untuk sosialisasi selanjutnya diharapkan dapat digunakan dengan leaflet agar ibu bisa
lebih mengerti dan ada pegangan dirumah sehingga ibu dapat membaca ulang dirumah

Anda mungkin juga menyukai