Anda di halaman 1dari 5

F@ZCEHFC CKPCE F@HOCTCE (FCF) P@MJ@ZOCE MCFCECE TCMJCBCE (PMT)

JCLOTC FZP[ DCE OJP BCMOL DCZO F@LAMPAF MO[FOE/FPZCEH @E@ZHO


FZAEOF (F@F)

3. Lctcr J`lcfceh

Status gizi yang baik merupakan investasi berharga bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan
sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif untuk mendukung keberhasilan
pembangunan nasional. Masalah gangguan gizi pada ibu hamil dan pada bayi dan anak usia di bawah
5 (lima) tahun (balita) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius. Seribu hari
kehidupan adalah fase kehidupan emas yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan
sampai anak berusia dua tahun. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Menurut data Riskesdas 2018 menunjukkan
terjadi penurunan prevalensi masalah gizi namun demikian secara cut oƒƒ point menjadi masalah
kesehatan, angkanya masih tergolong tinggi. Balita kurus 12,1 % pada tahun 2013 menjadi 10,2 %

pada tahun 2018 dan prevalensi balita stunting sebesar 37,2% ditahun 2013 menjadi 30,8 % ditahun
2018, sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2% (2013)
mengalami penurunan menjadi 17,3 (2018). Namun disisi lain prevalensi kekurangan zat gizi mikro
seperti anemia mengalami peningkatan sebesar 11,8% dari 37,1 % (2013) menjadi 48,9 % tahun
2018, dengan proposi terbesar dialami oleh wanita usia subur 15 - 24 tahun.
Pemberian makanan tambahan atau suplementasi gizi khususnya bagi balita dan ibu hamil
merupakan salah satu strategi peningkatan akses pangan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan ibu
hamil dalam mengatasi masalah gizi. Makanan Tambahan (MT) diberikan pada seluruh balita usia 6-
59 bulan dan ibu hamil dalam rangka pencegahan balita kurus dan ibu hamil KEK dengan waktu
pemberian maksimal selama 1 (satu) bulan disertai dengan edukasi gizi. Berdasarkan data Survei
Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukan masih kurangnya konsumsi harian ibu hamil dan anak dari
kebutuhannya berdasarkan angka kecukupan gizi. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan
maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein. Ibu Hamil
KEK adalah ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5
cm. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada kehamilan yang akan
meningkatkan risiko anak stunting. Pencegahan ibu hamil KEK dapat dilakukan melalui edukasi dan
konseling gizi untuk memperbaiki pola makan ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan (MT)
untuk memenuhi kecukupan gizi ibu hamil, baik melalui pemberian MT berbasis pangan lokal,
maupun MT pabrikan (biskuit) dengan kandungan 11 vitamin dan 7 mineral (Kemenkes, 2019).
Sedangkan balita kurus (wasting) adalah balita yang menurut pengukuran antropometri BB/TB <-2
SD.
Pemberian suplementasi gizi adalah suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi
kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian terutama pada kelompok rawan gizi dan
berdampak pada kondisi kesehatan.

2. Kegiatan yang dilaksanakan


Program pemberian PMT yang dilakukan oleh Puskesmas meliputi kegiatan berikut ini:
a. Pengadaan PMT
b. Pendataan Balita dan Ibu Hamil KEK
c. Pendistribusian PMT Bumil
d. Pencatatan dan Pelaporan
e. Monitoring dan Evaluasi

3. Maksud danTujuan
i. Maksud kegiatan
Mencegah dan mengatasi kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil dan kurangnya
asupan energi pada balita kurus
ii. Tujuan kegiatan

• Mempertahankan dan meningkatkan status gizi normal pada Ibu hamil dan balita

• Memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil KEK yang mengandung zat gizi yang
dibutuhkan selama kehamilan

• Memberikan makanan tambahan bagi balita kurus yang mengandung zat gizi yang
dibutuhkan selama pertumbuhan
• Membantu ibu hamil dan balita untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi harian sesuai
dengan standart Angka Kecukupan Gizi (AKG)

• Mendukung tercapainya tujuan penurunan masalah gizi yaitu wasting dan stunting, ibu
KEK sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

4. Indikator keluaran dan keluaran


i. Indikator keluaran (kualitatif)
Seluruh ibu hamil KEK dan balita kurus di wilayah kerja UPT Puskesmas Pagar Dewa
ii. Keluaran (Kuantitatif)
100% ibu hamil KEK dan balita kurus mendapatkan PMT

5. Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Metode Pelaksanaan
(i) Pelayanan secara langsung di lapangan dengan pengukuran secara langsung LiLA ibu
hamil dan pengukuruan berat badan dan tinggi badan balita kemudian pemberian
biskuit PMT kepada ibu hamil KEK dan balita kurus
(i) Konseling untuk mengedukasi pola makan yang sehat sesuai kebutuhan ibu hamil

KEK dan balita kurus sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan status gizi
menjadi normal
b. Tahapan Kegiatan
(i) Pengadaan PMT
Pengadaan PMT disesuaikan dengan jumlah stok yang ada di gudang. Jika stok sudah
habis sebelum pendistribusi rutin yang dilauka oleh Dinas Kesehatan maka bisa
dengan malekukan perngajuan stok ke Dinas Kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dengan mengambil Buffer Stock yang ada Dinas Kesehatan.
(ii) Pendataan Ibu KEK dan balita kurus

Pendataan dilakukan dengan mengumpulkan data ibu hamil yang telah diukur LiLA
dari masing-masing bidan desa di wilayah kerja puskesmas. Hasil pengukuran LiLA
<23,5 cm maka termasuk kategori ibu hamil KEK. Sedangkan untuk balita
dikategorikan kurus (Wasting) jika hasil pengukuran BB/TB <-2 SD.
(iii) Pendistribusian PMT Bumil
Pendistribusian dilakukan dengan memberikan langsung PMT Berupa biskuit kepada
ibu hamil KEK dan balita kurus . PMT diberikan sebanyak satu dus yang cukup untuk
konsumsi dalam jangka waktu 1 bulan. Balita <1 tahun mengkonsumsi PMT sebanyak
2 bungkus per hari sedangkan untuk balita>1 tahun mengkonsumsi 3 bungkus sehari.
(iv) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan setelah pemberian PMT dengan
mencantumkan hasil pengukuran berat badan balita dan LiLA ibu hamil setelah
pemberian PMT. Bidan desa akan merekap data tersebut untuk kemudian dilaporkan
ke petugas gizi puskesmas untuk dientrykan ke aplikasi eppgbm dan dilaporkan
kepada dinas kesehatan.
(v) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan dari hasil pelaporan yang telah
dilakukan dengan melihat capaian program terhadap target yang telah ditentukan.
Pelaporan distribusi PMT bisa dilihat pada aplikasi Eppgbm maupun laporan rutin di
masing-masing Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas Pagar Dewa

7. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


Penanggung Jawab Kegiatan : Kepala Puskesmas
Pelaksana : Petugas Gizi, Bidan Desa, Penanggungjawab Program, Kader
Posyandu

8. Jadwal Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan BULAN
12345678910112
1

Pengadaan PMT
Pendataan Ibu Hamil KEK dan balita kurus
Pendistribusian PMT Bumil KEK dan balita
kurus
Pencatatan dan Pelaporan
Monitoring dan Evaluasi

9. Biaya
Sumber Dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
Pemberian PMT Bumil KEK
Transport = Rp 50.000,- x 5 ptgs x 24 posyandu
= Rp 6.000.000,-
Pendataan Ibu Bumil KEK = Rp 50.000,- x 5 ptgs x 10 pekon
= Rp 2.500.000,-
Pemberian PMT Balita Kurus
Transport = Rp 50.000,- x 5 ptgs x 24 posyandu
= Rp 6.000.000,-
Pendataan Balita Kurus = Rp 50.000,- x 5 ptgs x 10 pekon
= Rp 2.500.000,-
10. Dasar Hukum
- Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil Tahun 2019 oleh Direktorat Gizi
Masyarakat Kementerian Kesehatan
- Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024
Kementerian PPN/Bappenas
- Panduan Konvergensi Program/Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2018 Tim
Nasioanal Percepatan Penanggulangan Kemiskinan RI

Anda mungkin juga menyukai