Anda di halaman 1dari 23

GIZI BURUK PADA

BALITA
Kelompok 1
• Eka Yulianti
• Siti Mayanty
Latar Belakang

Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks


berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan
istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight
(gizi buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indeks (BB/U)
kurang dari -3 SD (Kemenkes, 2011).
Masalah gizi buruk adalah problema yang masih dihadapi
masyarakat Indonesia. Menurut angka Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) dari kementerian kesehatan angka nasional gizi buruk
tahun 2018 sebesar 3,9% dari total penduduk Indonesia.

6
5.7
5 5.4
4
3.9
3

0
Gizi Buruk
2007 2013 2018
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, prevalensi kejadian gizi buruk
yaitu 29,5%. Kejadian tertinggi terdapat di Kabupaten Kupang
sebanyak 409 kasus dan terendah di Kabupaten Ngada sebanyak 3
kasus.
Rumusan Masalah

46,2% balita yang


terkena gizi buruk di 20% balita yang terkena
Provinsi NTT gizi buruk di Provinsi
mempunyai status NTT mempunyai status
asupan makan yang riwayat penyakit infeksi
kurang baik
Rumusan Tujuan
Tujuan Khusus :
Tujuan Umum : • Membaiknya pola asupan
makan yang diberikan ibu
Menurunnya prevalensi
kepada balita dengan gizi
kejadian gizi buruk di buruk.
Provinsi NTT menjadi • Meningkatnya
setinggi-setingginya 5% pengetahuan ibu tentang
kebutuhan asupan gizi
balita setelah kegiatan di
laksanakan.
Rumusan Kegiatan

1. Melakukan edukasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang


kebutuhan asupan makanan balita melalui program kadarzi dan
pola asuh pemberian makanan yang baik dan benar.

2. Melakukan pemberian makanan tambahan kepada balita penderita


gizi buruk dengan kriteria balita tersebut 3x berturut-turut tidak
naik berat badannya setelah ditimbang dan KMS terletak dibawah
garis merah.
Asumsi Perencanaan
Jangka Panjang
Jangka Pendek
1. Peningkatan berat badan balita
penderita gizi buruk yang >3x Peningkatan
penimbangan berat badan dan
pengetahuan ibu
KMS dibawah garis merah.
2. Perubahan perilaku pola asuh ibu terkait pola asuh dan
terkait permasalahan kebutuhan kebutuhan asupan
asupan makanan balita dan pola makanan yang baik.
asuh pemberian makanan yang
baik dan benar.
Strategi Pendekatan
Pendekatan Ekologis :
• Mendirikan pos gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan orang tua asuh atau pengasuh balita dalam hal pola
asuh gizi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap gizi buruk di
lingkungan sekitarnya.
• Melakukan posyandu setiap bulannya untuk mengatasi kendala
yang berkaitan dengan berat badan balita, program pemberian
makanan tambahan untuk balita penderita gizi buruk.
Kelompok Sasaran

Sekunder :

Orang tua (ibu) yang memiliki anak usia balita


dan orang tua (ibu) yang memiliki anak balita
penderita gizi buruk.
Waktu
Kegiatan 1 :

• Penyuluhan terkait kebutuhan asupan makanan balita dan perilaku pola asuh
pemberian makanan yang baik dan benar melalui program kadarzi.

Tempat :

• Balai Desa di Kecamatan Kupang Barat

Tanggal, waktu :

• 11 November 2019 Pukul 09.00 s.d 10.35


Susunan acara :
1. Melakukan pre-test kepada ibu-ibu terkait masalah kebutuhan
asupan balita (Pukul 09.00 – 09.15)
2. Membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan (Pukul 09.15 –
09.25)
3. Melakukan penyuluhan dengan media elektronik (PPT dan
Proyektor) Pukul 09.25 - 10.00
4. Mempraktekkan bagaimana cara memberikan porsi makan yang
baik dan benar (Pukul 10.00 - 10.20)
5. Melakukan post-test terkait masalah kebutuhan asupan balita (Pukul
10.20 – 10.35)
Kegiatan 2 :

• Pemberian makanan tambahan kepada balita gizi buruk dengan kriteria


tertentu.

Tempat :

• Balai Desa Kecamatan Kupang Barat

Waktu :

• 13 November 2019 Pukul 08.00 – 09.40


Susunan Acara :

Melakukan penimbangan berat badan balita (Pukul 08.00 – 08.30)

Melakukan pengecekan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita (Pukul


08.30 – 09.00)

Mendistribusikan makanan tambahan kepada orang tua balita penderita


gizi buruk dengan menggunakan bahan-bahan yang ada atau dihasilkan
di daerah tersebut (Pukul 09.00 – 09.40)
Kegiatan 3 :

• Wawancara records

Tempat :

• Rumah sasaran

Waktu :

• 21 November 2019 Pukul 08.00 – 16.00


Susunan Acara :

Melihat dan mengecek hasil pencatatan responden mengenai


makanan atau segala sesuatu yang dimakan balita tersebut
dalam kurun waktu 7 hari setelah diadakan penyuluhan dan
pemberian makanan tambahan.
Organisasi dan Tenaga Pelaksana

Ketua
Eka Yulianti

Sekretaris
Siti Mayanty

Bendahara Wakil Ketua Penanggung


Fariza Nursyamsi Ade Jawab
Penanggung jawab penyuluhan : Zainu Purbaini Antika

Penanggung jawab pemberian tambahan makanan : Agneys Sisiliani

Penanggung jawab wawancara : Lusi Anggraeni

Penanggung jawab planning jangka panjang : Reni Prabawati

Penanggung jawab planning jangka pendek : Alda Ashari


Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan
Input :
1. Tenaga pelaksana 9 orang
2. 80% dari peserta penyuluhan hadir
3. 85% leaflet dibagikan kepada peserta penyuluhan
4. 80% makanan tambahan di distribusikan
5. 85% balita ditimbang berat badannya
6. Nilai pre-test peserta penyuluhan yaitu D dengan rentangan 40 – 55%
7. Penyuluhan menggunakan media elektronik (PPT dan Proyektor)
8. 50% balita mengalami kenaikan berat badan dalam jangka waktu 6 bulan setelah
program dilaksanakan.
Proses :
1. Tenaga pelaksana 9 orang
2. Penyuluhan di mulai pukul 09.00 – 10.35
3. Leaflet dibagikan kepada peserta penyuluhan pukul 09.15 – 09.25
4. Mendistribusikan makanan tambahan pukul 08.00 – 09.40
5. Melakukan penimbangan berat badan balita
6. Peserta memperhatikan penyuluhan dengan baik
7. PPT dan Proyektor tidak ada hambatan/kerusakan
8. 60% balita mengalami kenaikan berat badan saat ditimbang 3 bulan
kemudian setelah program dilaksanakan.
Output :
1. Tenaga pelaksana 9 orang
2. 100% peserta penyuluhan hadir
3. 100% leaflet dibagikan kepada peserta penyuluhan
4. 95% makanan tambahan di distribusikan.
5. 100% balita ditimbang berat badannya
6. Nilai post-test peserta penyuluhan yaitu A dengan rentangan 80 –
100%.
7. Penyuluhan dilaksanakan menggunakan media elektronik (PPT dan
Proyektor)
8. 75% balita mengalami kenaikan berat badan saat ditimbang 6 bulan
kemudian setelah program dilaksanakan.
Penutup

Program yang dilaksanakan berhasil untuk dapat

meningkatkan 75% berat badan balita penderita gizi buruk di

Kabupaten Kupang dalam kurun waktu 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai