Anda di halaman 1dari 6

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F4)

JUDUL LAPORAN
1. Cooking Class PMBA (F3 dan F4) 22/10/20
LATAR BELAKANG
Masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama saat ini adalah gizi kurang pada anak
balita yang tergolong dalam periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program 1000
HPK dapat dilihat dari peningkatan status gizi pada bayi dan balita dan penurunan angka stunting.
Angka stunting di Indonesia masih relatif tinggi, faktor resiko penyebab stunting di Indonesia
kekurangan asupan gizi terutama pada bayi dan balita. Kondisi ini mengakibatkan anak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan, dan beresiko mengidap penyakit metabolik dan
degenerative dikemudian hari.
PERMASALAHAN
Indonesia termasuk negara dengan prevalensi stunting tertinggi ketiga di South-East Asian Region
setelah Timor Leste dan India. Meskipun persentase stunting di Indonesia turun dari 37,8% di
tahun 2013 menjadi 27,67% di tahun 2019, namun angka ini masih tergolong tinggi.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Diawali dengan berkumpulnya para ibu di Balai Desa Paketiban setempat, dan dipandu oleh ahli
gizi dari puskesmas dan bidan desa setempat. Sebelum dimulai diadakannya pre test terlebih
dahulu. Salah satu kegiatan sosialisasi pentingnya nutrisi pada 1000 HPK untuk mencegah stunting
adalah kegiatan terkait PMBA yang tepat. Berdasarkan rekomendasi WHO terikait PMBA adalah;
1. Inisiasi Menyusui Dini, 2. Asi Eksklusif 6 bulan, 3. Maknan Pendamping Asi diberikan di usia 6
bulan sambil melanjutkan pemberian ASI, 4. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Selain sosialisasi yang disebutkan diatas, juga memberitahu para ibu untuk memperhatikan
beberapa hal saat pemberian MP-ASI seperti: Jadwal, lingkungan, prosedur. Lalu mengadakan
praktik pembuatan MP-ASI terakhir Post Test.
PELAKSANAAN
Dilakukan penyuluhan serta praktek secara langsung cara pemilihan dan pembuatan makanan
untuk Bayi dan Anak dengan menghadirkan para ibu.
MONITORING
Acara dimulai tepat waktu, para ibu membawa bayi dan anaknya sehingga menjadi kurang fokus
untuk mendengarkan apa yang disampaikan dikarenakan kebanyakan anak menangis karena
kondisi cuaca sedang panas. Kurangkanya proyektor dan laptop untuk menampilkan beberapa
teori yang disampaikan.
JUDUL LAPORAN
2. KELOMPOK PARA PENDUKUNG ASI (F3 dan F4) 24/10/20
LATAR BELAKANG
Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program
prioritas. Hal ini dikarenakan memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan balita.
Didukung pula konferensi tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak menyepakati bahwa semua
keluarga harus mengetahui arti penting mendukung dalam tugas pemberian ASI saja.
PERMASALAHAN
Tingkat Masyarakat:
- Kader belum memahami mengindetifikasi anak stunting
- Kurangnya kader (kualitas dan kuantitas)
- Food Habits yang keliru: Kolostrum tidak diberikan, ASI tidak ekslusif
- Kurangnya pengetahuan opinion leader (tokoh agama, tokoh masyarakat)
- Peran serta ayah yang kurang saat kehamilan
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Perencanaan sebagai tujuan apa saja yang akan diperoleh oleh para peserta nantinya:

- Memahami Peraturan Pemerintah tentang pemberian ASI eksklusif.


- Memahami sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM). Mengetahui
kebutuhan sarana prasarana dalam pelaksanaan program ASI eksklusif.
- Meningkatkan dukungan suasana yang saling memfasilitasi dan membangun kepercayaan
diri ide/pikiran, informasi tentang menyusui bagi kelompok pendukung ASI.
- Meningkatkan partisipasi ibu menyusui dalam kelompok pendukung ASI/kelompok
pendukung ibu (KP-ibu).

PELAKSANAAN
Kegiatan dihadiri oleh Bidan Desa, Dokter Internsip, Bagian gizi PKM Pangkah, Ibu RT setempat,
Para Kader Desa Rancawiru, dan para ibu. Acara dimulai telat. Acara dimulai dan dipandu oleh ibu
RT, dilakukan komunikasi dua arah, Dokter Internsip menjelaskan:

1. Apa itu ASI ekslusif,


2. Tanda – tanda bayi mengalami kurangnya ASI ataupun alergi dan kelebihan ASI.
3. Kekurangan dari memberikan susu formula kepada bayi

Setelah itu, dijelaskan oleh Bagian gizi yaitu cara (di buku pink KIA):
1. Menyusui Bayi
2. Cara memerah dan menyimpan
3. Cara mengonsumsi ASI setelah disimpan di tempat penyimpanan (kulkas)

Sasaran target adalah 15 ibu 12 yang mimiliki balita, 3 ibu hamil dan semua menghadiri kegiatan
KPP ASI

Lalu diskusi dengan para peserta, untuk perihal jikalau masih ada yang belum mengerti.

Kegiatan selesai.
MONITORING
Kondisi cuaca tidak mendukung dan para peserta merasa kepanasan, namun karena keterbatasan
fasilitas, pertemuan ini dilakukan secara cepat agar tidak terlalu berkumpul lebih lama dan ibu
tetap merasa nyaman, dikarenkan masih terjadinya pandemic covid, acara dilakukan sesuai
protokol.

Hal yang perlu dimonitor:


 Keadaan peserta antusias mengikuti kelas ibu hamil dan kehadiran sudah termasuk cukup
untuk desa tersebut
 Sarana prasarana tempatnya di bidan desa setempat, hanya saja kurangnya fasilitas
pendingin seperti kipas
 Fasilitator sudah sangat baik dalam menjelaskan dan praktek langsung isi buku KIA
 Waktu dimulai telat
JUDUL LAPORAN
3.Konseling Gizi di Puseksmas Pangkah ( F4 ) 3/11/20
LATAR BELAKANG
Salah satu fungsi utama program perbaikan gizi masyarakata di Puskesmas adalah mempersiapkan,
memelihara dan mempertahankan setiap orang agar mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat
dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi
dilakukan dengan cara yang baik dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam
program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.

Program Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu  program pokok Puskesmas  yaitu program
kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein,
Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan
zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan  harian,  bulanan, smesteran — 6 bulan sekali—
dan tahunan — setahun sekali— serta beberapa kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan
setiap saat jika ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi  misalnya ditemukan adanya
kasus gizi buruk.  Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di
luar gedung Puskesmas.

PERMASALAHAN
Permasalahan yang didapati pada keadaan sehari – hari. Kebayakan pasien Penyakit Tidak Menular
seperti halnya (Hipertensi, Diabetes Melitus) banyak pasien belum mengerti perhitungan gizi yang
dibutuhkan dlam sehari, selain itu terkadang pasien tidak Mengetahui makanan apa saja yang harus
dihindarkan, apa saja yang diperbolehkan dan tidak.

Jika secara umum masalah gizi di Indonesia adalah:

- Masalah gizi di Indonesia yang sudah terkendali

1. Kurang vitamin A
2. GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)
3. Anemia

- Masalah gizi di Indonesia yang belum terselesaikan

1. Gizi kurang
2. Stunting

- Masalah gizi yang mengancam kesehatan

1. Wasting (terlalu kurus)


2. Obesitas

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Konseling Gizi akan dilakukan diruang konseling, apabila ada pasien yang membutuhkan
konseling untuk mengontrol makanan dan gizinya, akan dilakukan konseling, dan diberi informasi
mengenai makanan yang boleh dikonsumsi, dan total kalori sehari hari.
PELAKSANAAN
Ahli gizi dan Dokter internsip menunggu diruang konseling lalu apabila ada pasien yang harus
diberi infromasi mengenai gizi akan dilakukan konseling. Berawal dari poli umum jika pihak poli
umum dipuskesmas menganjurkan untuk konseling, setelah dari poli umum, akan ditindak lanjutin
ke bagian konseling gizi.
Yang harus diketahui pasien:
1. BMI pasien
2. Kebutuhan kalori pasien
3. Informasi mengenai gizi pada makanan

Untuk sasaran tidak diharuskan dikarenakan konseling gizi akan dilakukan apabila ada pasien yang
memerlukan konseling.
MONITORING
Demikian Program Gizi Masyarakat di Puskesmas yang fungsi utama pelaksanannya adalah
mempersiapkan, memelihara dan mempertahakan agar setiap orang, terutama kelompok rawan ibu
hamil, bayi, ibu menyusui, anak balita mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif
serta lama. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi
masyarakat dilakukan dengan baik dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam
program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.
JUDUL LAPORAN
4. Validasi Balita Stunting ( F4 )
LATAR BELAKANG

PERMASALAHAN
Indonesia termasuk negara dengan prevalensi stunting tertinggi ketiga di South-East Asian Region
setelah Timor Leste dan India. Meskipun persentase stunting di Indonesia turun dari 37,8% di
tahun 2013 menjadi 27,67% di tahun 2019, namun angka ini masih tergolong tinggi.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Diawali dengan berkumpulnya para ibu di Balai Desa Paketiban setempat, dan dipandu oleh ahli
gizi dari puskesmas dan bidan desa setempat. Sebelum dimulai diadakannya pre test terlebih
dahulu. Salah satu kegiatan sosialisasi pentingnya nutrisi pada 1000 HPK untuk mencegah stunting
adalah kegiatan terkait PMBA yang tepat. Berdasarkan rekomendasi WHO terikait PMBA adalah;
1. Inisiasi Menyusui Dini, 2. Asi Eksklusif 6 bulan, 3. Maknan Pendamping Asi diberikan di usia 6
bulan sambil melanjutkan pemberian ASI, 4. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Selain sosialisasi yang disebutkan diatas, juga memberitahu para ibu untuk memperhatikan
beberapa hal saat pemberian MP-ASI seperti: Jadwal, lingkungan, prosedur. Lalu mengadakan
praktik pembuatan MP-ASI terakhir Post Test.
PELAKSANAAN
Dilakukan penyuluhan serta praktek secara langsung cara pemilihan dan pembuatan makanan
untuk Bayi dan Anak dengan menghadirkan para ibu.
MONITORING
Acara dimulai tepat waktu, para ibu membawa bayi dan anaknya sehingga menjadi kurang fokus
untuk mendengarkan apa yang disampaikan dikarenakan kebanyakan anak menangis karena
kondisi cuaca sedang panas. Kurangkanya proyektor dan laptop untuk menampilkan beberapa
teori yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai