DINAS KESEHATAN
POSYANDU
A. Pendahuluan
Bahwa dalam rangka mendukung dan mencapai target Milenium Development
Goal (MDGs) dimana hampir 70 % Goals yang ditetapkan dalam kegiatan adalah
ditunjukan untuk peningkatan dan percepatan kesejahteraan dan anak serta pemberdayaan
perempuan maka untuk itu seluruh pilar kelembagaan masyarakat yang bergerak dibidang
kesehatan dan pemberdayaan perempuan serta pemberdayaan masyarakat diharapkan
mendapat perhatian lebih luas dan serius untuk kita laksanakan. Untuk itu salah satu pilar
upaya yang perlu dikembangkan adalah kegiatan posyandu.
B. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu untuk upaya kesehatan bersumber pada
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari’ oleh ‘ untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas tanjungpura sebanyak 35 posyandu.
Tujuan Khusus :
1. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak
2. Meningkatkan pelayanan keserhatan ibu dan anak
3. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
4. Meningkatkan peran masyarakat
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdasarkan geografi
1. Pengerahan sasaran pada H-1 dilakukan oleh kader dengan membawa nama sasaran
dan diumumkan juga WUS, PUS, Ibu Hamil, Bayi, Balita.
1. Evaluasi akan dilakukan setiap minggu ke III sekali oleh Tim Posyandu
2. Evaluasi dilakukan pada saat mini lokakarya
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan satu bulan sekali di akhir bulan untuk dikirim ke Dinkes
Kabupaten.
J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
a. Pencatatan
b. Pelaporan
Di tanda tanganioleh kepala Puskesmas dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap bulanan, tiga bulan sekali dan dibahas pada saat Rakor
Kecamatan.
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi dapat terjadi di setiap siklus kehidupan,
dapat terjadi sejak dalam kandungan (janin), dan anak dewasa atau usia lanjut. Periode
dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada
periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa
selanjutnya terpenuhi.
B. Latar Belakang
Kurang gizi masih menjadi masalah utama di Indonesia menurut RISKESDAS tahun
3013, secara nasional prevalensi gizi kurang dan buruk (BB/U < -2 SD) sebesar 19,6 %,
prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 37,2 %, balita sangat kurus (BB/TB < -3 SD)
sebesar 5,3 %. Di Kecamatan Talaga, prevalensi balita gizi kurang dan buruk (BB/U < -2
SD) hasil PSG tahun 2015 sebesar 8,8 %. Setiap anak dengan gizi buruk mempunyai
resiko kehilangan IQ 10-13 poin. Proporsi penduduk umur ≥ 1 tahun dengan keadaan
anemia sebesar 21,7 % secara nasional. Di Kecamatan Talaga, tahun 2015 prevalensi ibu
hamil anemia sebesar 26,22 %. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan resiko ibu
melahirkan bayi BBLR, prematur, resiko kematian ibu dan bayi. Konsumsi garam
beryodium tingkat rumah tangga menunjukan 77,1 % rumah tangga yang mengonsumsi
garam dengan kadungan cukup iodium 14,8 % rumah tangga mengonsumsi garam
dengan kandungan kurang iodium dan 8,1 % rumah tangga mengonsumsi garam yang
tidak mengandung iodium. Masalah gizi lebih juga masih menjadi masalah penting di
Indonesia karena berisiko meningkatnya penyakit kardiovaskular, penyakit diabetes
millitus. Prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk laki-laki dan perempuan dewasa
(> 18 tahun) pada tahun 2015 sebanyak 19,7% dan 32,9 % (RISKESDAS, 2007). Di
Kecamatan Talaga prevalensi obesitas pada balita sebesar 6, 08 % (PSG 2015).
Kegiatan program gizi diselenggarakan dalam rangka melaksanakan misi puskesmas
tanjungpura yaitu
Uraian Kegiatan
a. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada balita gizi kurang, gizi
buruk dan ibu hamil KEK dan ibu hamil anemia
b. Pemberian MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) pada balita 6-36 bulan dari
keluarga miskin
c. Sosialisasi Gerakan Nasional 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gernas 1000 HPK)
d. Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang tahun 2014
e. Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil, ibu nifas, remaja (Rematri)
f. Pemberian sirup zat besi pada balita gizi kurang / gizi buruk anemia
g. Sosialisasi anemia pada kader, wanita usia subur, dan ibu hamil
h. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi 6-11 bulan, balita 6-59 bulan dan
ibu nifas
i. Pemantauan KADARZI
j. Monitoring Garam Beryodium
F. Sasaran
1. Sasaran kegiatan pencegahan dan penanggulangan KEP adalah balita gizi kurang dan gizi
buruk
2. Sasaran kegiatan pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi adalah ibu hamil, wanita
usia subur (WUS) remaja putri (Rematri)
3. Sasaran kegiatan pencegahan Kekurangan Vitamin A adalah bayi 6-11 bulan dan balita 6-59
bulan
4. Sasaran kegiatan pencegahan GAKY adalah pada tingkat rumah tangga
5. Sasaran kegiatan pencegahan dan penanggulangan Obesitas adalah balita, anak, remaja ,
dewasa dan lansia.
TATA NILAI PROGRAM DAN PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
Tata Nilai
No Kegiatan
Komitmen Empati Ramah Efektif Efisien Nyaman
1 KAK Komitmen posyandu Petugas kesehatan Petugas kesehatan Waktu pelayananan Dalam melaksanakan Berusaha
Kegiatan dilaksanakan setiap sering berempati untuk ramah dalam digunakan seefektif pelayanankesehatan menciptakan
Posyandu sebulan sekali memberikan pelayanan memberikan mungkin sesuai dengan sasaran lingkungan yang
yang berkualitas pelayanan kesehatan posyandu nyaman dalam
memberikan
pelayanan posyandu
2 Pemantauan Komitmen pemetaan Petugas kesehatan Petugas kesehatan Waktu pelayananan Dalam melakukan Berusaha
KADARZI KADARZI sering berempati dalam ramah pada saat digunakan seefektif pemeriksaan sesuai menciptakan
dilakukan setahun pemetaan KADARZI melakukan pemetaan mungkin dengan jadwal yang lingkungan yang
sekali agar masyarakat KADARZI ditentukan nyaman dalam
Tanjung Pura hidup pemetaan
sehat KADARZI.
3 Pemberian Pemberian ASI Memberikan dukungan Memberikan Waktu pelayanan Pemberian ASI Dalam pemberian
ASI Ekslusif pada bayi kepada ibu dalam pelayanan yang ramah dipergunakan seefektif dipergunakan seefisien ASI diciptakan
Ekslusif usia 0-6 Bulan memberikan ASI pada ibu teki mungkin mungkin lingkungan yang
ekslusif nyaman
4 Pemberian Pemberian MP-ASI Meberikan MP-ASI Memberikan pelayanan Waktu pemberian Pemberian MP-ASI Berusaha
MP-ASI diberikan 3 bulan kesasaran dengan cara yang ramah pada Balita diusahakan seefektif diberikan sesuai jadwal menciptakan
berturut-turut saling empati dan Bumil mungkin seefisien mungkin lingkungan yang
nyaman
5 Pemberian Komitmebn Petugas kesehatan Dalam meberikan Waktu pemberian Dalam melaksanakan Berusaha
VIT A Bayi pemberian VIT A saling berempati untuk pelayanan VIT A sesuai jadwal yang pelayanan sesuai menciptakan
dan Balita dilaksanakan setahun memberikan VIT A dengan ramah ditentukan dengan sasaran yang lingkungan yang
di Posyandu 2 kali pada bayi dan Balita ditentukan nyaman
6 Pemberian Komitmen Petugas kesehatan Petugas kesehatan Waktu pelayanan Dalam melakukan Menciptakan
VIT A pada pemberian kapsul saling berempati ramah dalam sesuai jadwal pemberian VIT A lingkungan yang
ibu Nifas VIT A diberikan memberikan pelayanan memberikan sesuai dengan sasaran nyaman
sesuai dengan yang baik pelayanan yang ditentukan
sasaran ibu Nifas
7 Pemberian Komitmen Petugas kesehatan Petugas kesehatan Waktu pelayanan Dalam melakukan Menciptakan
VIT A pada pemberian kapsul saling berempati ramah dalam sesuai jadwal pemberian VIT A lingkungan yang
Balita VIT A diberikan memberikan pelayanan memberikan sesuai dengan sasaran nyaman
sesuai dengan yang baik pelayanan yang ditentukan
sasaran Balita
8 Panduan Komitmen Petugas kesehatan Memberikan Waktu pelayanan Pelaksanaan gizi buruk Menciptakan
Pelaksanaan pelayanan yang saling berempati dalam pelayanan harus sesuai jadwal sesuai dengan panduan lingkungan yang
Gizi Buruk diberikan sesuai pelayanan gizi buruk ramah terhadap yang diberikan nyaman
dengan sasaran Gizi terhadap sasaran sasaran
Buruk
9 Pelaksanaan Komitmen Agar Remantri tidak Dalam memberikan Waktu sesuai dengan Pelaksanaan pemberian Membuat pelayanan
pemberian pemberian tablet Fe terkena anemia tablet Fe diberikan jadwal pemberian sesuai dengan jadwal yang nyaman
(Fe) pada diberikan sebulan dengan ramah sasaran yang ditentukan
Remantri sekali sebanyak 4 (Remantri)
Tablet
10 Pemantauan Komitmen Dalam pemantauan Pelaksanaan kegiatan Waktu yang Pelayanan sesuai Pemantauan
Garam pemantauan garam garam yodium dengan ramah digunakan seefektif dengan sasaran KK dilaksanakan
Beryodium beryodium diusahakan untuk mungkin senyaman mungkin
dilaksanakan setahun berempati
sekali
11 Pemberian Komitmen Melaksanakan dengan Pelayanan kegiatan Waktu yang Pemberian PMT sesuai Memberikan dengan
PMT pemberian di berikan rasa empati kepada dilakukan dengan cara ditentukan dengan sasaran yang rasa nyaman
sesuai dengan sasaran ramah terhadap dipergunakan sesuai telah ditentukan terhadap sasaran
sasaran yang sudah sasaran /keluarga dengan jadwal sebelumnya /keluarga
di Validasi
No Kegiatan Peran Lintas Program Peran Lintas Sektoral
1 Kegiatan Posyandu Seluruh programer turut berpatisifasi dalam pelaksanaan TOMA,TOGA,Aparat desa ikut serta dalam
kegiatan yang ada di Posyandu meningkatkan kegiatan yang ada diposyandu
2 Pemantauan KADARZI Petugas Promkes dan Bides ikut berpartisifasi dalam pemantauan TOMA,TOGA,Aparat desa kut serta dalam meningkatkan
KADARZI kegiatan KADARZI yang ada di desa
3 Pemberian ASI Ekslusif Seluruh programer turut serta dalam meningkatkan cakupan ASI Seluruh aparat desa dan kader ikut dalam
ekslusif mempropmosikan tentang ASI bagus untuk anak
4 Pemberian MP ASI Bides ikut memberikan MP ASI untuk Balita dan Bumil KEK TOMA,TOGA,Aparat desa ikut mendukung pemberian
MP ASI
5 Pemberian VIT A bagi Bayi Seluruh programer turut berpatisifasi dalam pelaksanaan bulan TOMA,TOGA,Aparat desa ikut mendukung kegiatan
dan Balita penimbangan dan pemberian kapsul VIT A bulan penimbangan balita dan VIT A agar cakupan yang
didapat sesuai target
6 Pemberuan VIT A bagi Ibu Seluruh Bides ikut bertanggung jawab dalam pemberian VIT A TOMA,TOGA,Aparat desa ikut mendukung kegiatan
Nifas ibu Nifas agar cakupan yang didapat sesuai target bulan penimbangan balita dan VIT A agar cakupan yang
didapat sesuai target
7 Panduan pelaksanaan Gizi Seluruh programer turut berpatisifasi dalam pelacakan kasus Gizi TOMA,TOGA,Aparat desa ikut penjaringan Gizi Buruk
Buruk Buruk
8 Pemantauan Garam Petugas Promkes dan petugas Gizi melakukan pemeriksaan Aparat desa ikut memantau pelaksanaan garam yodium
Beryodium Garam Beryodium
9 Pemberian PMT Seluruh programer turut berpatisifasi dalam kegiatan pemberian Aparatb desa dan Kader ikut serta dalam pemberian PMT
PMT pada Balita dan Bumil KEK
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PEMANTAUAN KADARZI
A. Pendahuluan
B. Latar belakang
Salah satu sasaran dari Strategi Departemen Kesehatan RI adalah seluruh keluarga
sadar gizi ( Kadarzi ) sebagai mana tertuang dalam KepMenKes RI No 564
/MenKes/SK/VIII/2006 tentang pedoman pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.
Kadarzi adalah Suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi
masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut kadarzi apabila berperilaku
gizi yang baik secara terus menerus yang diwujudkan minimal: Menimbang berat
badann secara teratur. Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur
enam bulan.Makan beraneka ragam makanan .Menggunakan garam beryodium.
Minum suplemen Gizi ( Fe,Vit,A). Biasa makan pagi
Program Gizi adalah suatu program pemerintah yang harus dilaksanakan dan
merupakan program prioritas guna mencapai MDGs 1, dalam upaya menurunkan
prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Melalui berbagai perubahan perilaku sehat
berkaitan dengan pola makan sehari- hari.. Kondisi kesehatan khusunya Bayi dan
anak Balita serta lansia, perlu mendapat perhatian khusus karena kelompok ini
merupakan kelompok yang rentan dengan permasalahan kesehatan tanpa
mengesampingkan Remaja dan Dewasa. sehubungan dengan usia dan kondisi
fisiknya. Bayi, Balita, remaja, dewasa sampai lansia sangat berbeda maka perlu
adanya penanganan permasalahan yang berbeda .Keluarga yang mempenyai anak
Balita, anak, Remaja calon generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan sejak
dini agar menjadi generasi yang unggul untuk masa depan melalui gerakan sadar
Gizi. sedangkan lansia merupakan kondisi rawan akan kesehatan kadang disertai
dengan penyakit degeratif, kondisi fisik semakin melemah akan lebih baik dan dapat
menjaga kesehatannya bila mampu berperilaku sadar gizi. Sehingga dapat
menghambat, fungsi organ tubuh melemah akibat bertambahnya umur.
C.
D.
E. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
Rincian kegiatan:
100
2. Melakukan pendataan Sasaran Kadarzi dengan sistim Sampel
3. Melakukan Pengolahan data Hasil Pendataan
4. Melakukan monitoring dan Evaluasi
5. Melakukan pelaporan ke Kepala Puskesmas, dinas kesehatan dan sector terkait. ( desa
dan Kecamatan
H. Sasaran
1. Sasaran kegiatan ini adalah Kepala Keluarga ( KK ) diutamakan :
2. Keluarga yang memilki Ibu hamil Kekurangan Energi Kronis ( KEK)
3. Keluarga yang memilki Ibu hamil gejala kurang darah, Kekurangan Zat Gizi besi
( Anemia )
4. Keluarga mempunyai Bayi 0 – 6 bulan
5. Keluarga yang memiliki Balita Gizi Buruk
6. Keluarga yang memiliki Balita Gizi Buruk Pasca Rawat inap
7. Keluarga mempnyai Balita B G M
8. Keluarga yang memiliki Balita 2 kali berturut-turut tidak naik
BULAN
N Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
o
1 Pertemuan persiapan
2 Pendataan kadarzi
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data
6 Pelaporan Hasil
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap satu tahun, pelaporannya melalui rapat evaluasi akhir
tahun.
Tata Nilai
No Kegiatan
Komitmen Empati Ramah Efektif Efisien Nyaman
Petugas
kesehatan
sering Berusaha
Petugas Dalam
Komitmen berempati Waktu menciptakan
kesehatan melakukan
pemetaan dalam pelayanan lingkungan
ramah pada pemeriksaan
Pematauan KADARZI pemetaan an yang
1 saat sesuai
KADARZI dilakukan KADARZI digunakan nyaman
melakukan dengan
setahun agar seefektif dalam
pemetaan jadwal yang
sekali masyarakat mungkin pemetaan
KADARZI ditentukan
Tanjung KADARZI.
Pura hidup
sehat
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Program Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu dari Standart Pelayanan
Minimal u
paya kesehatan masyarakat esensial yang memberi perhatian khusus pada Bayi dan Balita
untuk meningkatkan derajat kesehatan utamanya kesehatan mata dan kekebalan tubuh.
B. Latar belakang
Program Gizi khusunya pemberian ASI Eksklusif adalah suatu program pemerintah yang
harus dilaksanakan dan merupakan program prioritas guna mencapai MDGs 1, dalam
upaya menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Melalui berbagai perubahan
perilaku sehat berkaitan dengan kekebalan tubuh dan Kecukupan gizi , pertumbuhan dan
perkembangan,serta kecerdasan khusunya Bayi perlu mendapat perhatian khusus karena
ASI Eksklusif ini merupakan makanan terbaik terlengkap murah dan praktis yang yang
dibutuhkan oleh bayi 0 – 5 bulan. ASI adalah makanan utama bagi bayi dan wajib
diberikan karena ini adalah hak bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
tanpa ganguan dikemudian hari. Jumlah seluruh bayi umur 0 hari sampai 5 bulan 29 hari
harus diberi Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat .
Pemantauan ASI Eksklusif .berdasarkan recall 24 jam yang tercatat pada register
pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0 – 6 bulan di suatu wilayah kerja Puskesmas.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada bayi melalui pemberia ASI Eksklusif
untuk memcapai pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan optimal
Tujuan khusus:
Rincian kegiatan:
F. Sasaran
Sasaran Ibu yang mempunyai bayi 0 – 5 bulan 29 hari
G. Jadual pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja
BULAN
N Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
o
1 Pertemuan persiapan
2 Pendataan Sasaran
ASI Eksklusif
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data
5 Monitoring dan
Evaluasi
6 Pelaporan Hasil
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan, pelaporannya melalui rapat evaluasi tengah
tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.
PEMERINTAHAN KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PEMBERIAN MP-ASI
A. Pendahuluan
Program Pemberian Makanan Pendamping ASI merupakan salah satu dari
Standart Pelayanan Minimal upaya kesehatan masyarakat esensial yang memberi
perhatian khusus pada Anak umur 6 – 36 Bulan untuk meningkatkan derajat kesehatan
bagi Anak Balita serta mencegah terjadinya stratus gizi Buruk dsan Gizi kurang., serta
anak 2 kali berturut – turut tidak naik timbanganya.
B. Latar belakang
Selama ini telah dilakukan Upaya Perbaikan Gizi yang mencakup promosi Gizi
Seimbang termasuk penyuluhan gizi di Posyandu, fortifikasi pangan, Pemberian makanan
tambahan termasuk MP ASI, pemberian suplemen gizi( Vit A dan Tablet Fe),
Pemantauan dan Penanggulangan Gizi Buruk, kenyataannya masih banyak kasus gizi
kurang, bahkan masih ditemukan gizi buruk.
Program Gizi Pemberian Makanan Pendamping ASI adalah suatu program pemerintah
yang harus dilaksanakan dan merupakan program prioritas guna mencapai MDGs 1,
dalam upaya menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Utamanya Anak Balita
umur 6 – 36 bulan yang rawan kesehatan. Melalui berbagai perubahan perilaku
pemberian MP ASI berkaitan dengan peningkatan status gizi perlu mendapat perhatian
khusus karena kelompok ini merupakan kelompok yang rentan dengan permasalahan
kesehatan. Status Gizi Baik adalah merupakan tolok ukur keberhasilan program gizi
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan mencegah timbulnya kasus gizi buruk
melalui Pemberian tamakanan Pendamping ASI.
Tujuan khusus:
E. Rincian kegiatan:
a. Petugas Melakukan koordinasi dengan Kader lintas program lintas sektor
b. Petugas Melakukan Persiapan Pengumpulan data sasaran
c. Petugas Mengusulkan kebutuhan MP ASI ke dinas Kesehatan dan Dinas terkait.
d. Petugas mengambil MP ASI di Dinas kesehatan / Dinas terkait
e. Petugas melakukan distribusi MP ASI ke sasaran terpilih
f. Petugas Mencatat hasil Distribusi MP Asi
g. Petugas melaporkan hasil monitoring dan Evaluasi.
h. Bidan Kia dan Petugas Gizi Melakukan monitoring dan Evaluasi
i. Petugas Gizi Melakukan pelaporan ke Kepala Puskesmas, dinas kesehatan dan
sector terkait.
G. Sasaran
Anak Balita umur 6 – 36 bulan keluarga Miskin.
H. Jadual pelaksanaan kegiatan
BULAN
N Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
o
1 Pertemuan Koordinasi
3 Membuat Usulan
Kebutuhan MP ASI
4 Pengambilan MP ASI
4 Distribusi MP ASI
5 Pengolahan data
7 Pelaporan Hasil
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir kegiatan, pelaporannya dapat melalui rapat
evaluasi bulanan / Triwulan, tengah tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Program Posyandu utamanya Pemberian Vitamin A dan Penimbangan Balita
yang ada di wilayah tertentu merupakan salah satu dari Standart Pelayanan Minimal
upaya kesehatan masyarakat esensial yang memberi perhatian khusus pada Bayi dan
Balita untuk mengetahui derajat kesehatan utamanya pertumbuhan dan perkembangan
Balita.
B. Latar belakang
Posyandu adalah tempat kegiatan penimbangan Balita sebagai pendukung
program pemerintah yang harus dilaksanakan dan merupakan program prioritas guna
mencapai MDGs 1, dalam upaya meningkatkanderajatkesehatan baliyi dan Balita maka
perlu dilakukan pemberian Vitamin A secara teratur sehingga terhindar dari kekurangan
vitamin A serta mencegah penyakit akibat kekurangan Vitamin A / Buta senja.
Perkembangan Balita. Melalui pemberian Vitamin A secara teratur tiap bulan. Pebruari
dan Agustus merupakan salah satu program prioritas. Tolok ukur keberhasilan Posyandu
diukur seberapa besar tingkat kehadiran Balita menimbang di Posyandu saat Bulan
Vitamin A. Jumlah Balita mendapat Vitamin A diwilayah tertentu di banding jumlah
seluruh balita yang di wilayah tersebut dinayatakan dalam prosen. ( kali 100 % ).
Indikator D/S merupakan kinerja penimbangan Balita dinilai baik apabila prosentase
D/S setiap bulan Pebruari dan Agustus sesuai target.
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas Pada Anak Balita dalam pemberian Vitamin A
di Posyandu secara serempak
Tujuan khusus:
Melakukan Gerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan Pemberian
Vitamin A pada Bayi dan Balita di Posyandu
Membiasakan menimbangkan anak di Posyandu secara teratur tiap bulan
Memberikan Pemahaman manfaat Vitamin A bagi Bayi dan Anak Balita
Memberikan pelayanan Pemantauan Perkembangan status Kesehatan anak yang
berkaitan dengan kekebalan dan kesehatan mata.
E. Rincian kegiatan:
1. Melakukan Pertemuan Kader untuk Persiapan Kegiatan pemberian Vit A
2. Menyedian Vitamin A sesuai usulan kader ditambah 10 %
3. Melakukan kesepakan jadwal kegiatan pemberian Vit A Posyandu
4. Melakukan Kegiatan pelaksanaan Pemberian Vitamin A
5. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan
6. Melakukan monitoring dan Evaluasi
7. Melakukan pelaporan ke Kepala Puskesmas, dinas kesehatan dan sector terkait. ( desa
dan Kecamatan)
G. Sasaran
1. Sasaran kegiatan ini adalah: Bayi usia 6 – 11 bulan (Biru) dan Balita umur 12 – 59
bulan (Merah)
2. Balita yang terkena penyakit Campak
2 Penjadwalan
3 Pelaksanaan Kegiatan
4 Pencatatan Pelaporan
5 Pengolahan data
6 Monitoring dan
Evaluasi
7 Pelaporan Hasil
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan, pelaporannya melalui rapat evaluasi tengah
tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Program Pemberian Vitamin A dosis tinggi merupakan salah satu dari Standart
Pelayanan Minimal upaya kesehatan masyarakat esensial yang memberi perhatian
khusus pada Ibu Bifas untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi utamanya
kesehatan mata dan kekebalan tubuh.
B. Latar belakang
Program Gizi khususnya pemberian Vitamin A adalah suatu program pemerintah yang
harus dilaksanakan dan merupakan program prioritas guna mencapai MDGs1, dalam
upaya menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Utamanya ibu nifas yang
rawan kesehatan baik ibu maupun bayinya. Melalui berbagai perubahan perilaku sehat
berkaitan dengan kekebalan tubuh dan kesehatan mata serta mencegah penyakit campak
Pemberian Vitamin A dosis Tinggi khusunya Ibu Nifas, Bayi 6 -11 bulan dan anak
Balita 12-59 bulan perlu mendapat perhatian khusus karena kelompok ini merupakan
kelompok yang rentan dengan permasalahan kesehatan tanpa utamanya kekebalan
tubuh gangguan penglihatan. Sejak dini mulai ibu nifas, Bayi, Balita, remaja, dewasa
sampai lansia sangat berbeda akan kebutuhan Vit A, maka perlu adanya penanganan
permasalahan yang berbeda Keluarga yang mempunyai Ibu nifas, agar mendapat
kapsul Vitamin A 2 kapsul diminum 1 kapsul pada hari pertama dan 1 kapsul dihari
berikutnya..
G. Sasaran
a. Ibu Hamil yang melakukan persalinan di Puskesmas/ maupun di Bidan Praktek
swasta
2. Ibu Nifas kunjungan pertama di Puskesmas / Pustu
H. Jadwal pelaksanaan kegiatan
BULAN
N Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
o
1 Pertemuan Koordinasi v v v v v v v v v v v v
2 Persiapan Kapsul v v v v v v v v v v v v
Vit A
3 Peresepan Vit A v v v v v v v v v v v v
4 Pemberian Kapsul v v v v v v v v v v v v
Vit A
4 Pengumpulan/ v v v v v v v v v v v v
Rekapitlasi data Vit
A
5 Pengolahan data v v v v v v v v v v v v
6 Monitoring dan v v v v v v v v v v v v
Evaluasi
7 Pelaporan Hasil v v v v v v v v v v v v
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Program Gizi merupakan salah satu dari 5 upaya kesehatan masyarakat esensial yang
memberi perhatian khusus pada golongan ibu Nifas, bayi dan balita.
Upaya Kesehatan Gizi merupakan salah satu dari lima upaya kesehatan masyarakat
esensial diPuskesmas bersama dengan Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Tidak Menular (P2TM), Upaya Kesehatan Lingkungan,
dan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB (KIA). Upaya Kesehatan Gizi di
puskesmas dilaksanakan baik pelayanan dalam gedung berupa konseling Gizi dan
penatalaksanaan Gizi Pasien rawat inap, maupun pelayanan diluar gedung melalui
peningkatan pengetahuan gizi masyarakat, perubahan perilaku dan pola konsumsi
masyarakat dan perbaikan gizi masyarakat.
B. Latar belakang
Kondisi kesehatan ibu dan anak perlu mendapat perhatian khusus karena kelompok ini
merupakan kelompok yang rentan dengan permasalahan kesehatan sehubungan dengan
usia dan kondisi fisiknya. Seorang ibu Nifas perlu dipersiapkan melewati masa
persalinannya sekaligus persiapan perawatan kesehatan bayi dengan sebaik-baiknya
dengan melakukan pemeriksaan ibu nifas. Tingginya angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia harusnya dapat diturunkan dengan melakukan palayanan yang bermutu
antara lain ANC dan PNC yang berkualitas, persalinan oleh tenaga yang berkompeten,
immunisasi dasar lengkap, Inisiasi Menyusui Dini dan ASI eksklusif.
Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan pemberian Vit. A dosis tinggi bagi
kelompok ibu nifas, bayi dan anak.
Tujuan khusus:
E. Rincian kegiatan:
a. Melakukan persiapan pertemuan kader untuk pendataan sasaran Vit A
b. Melakukan pendataan Sasaran Ibu Nifas, Bayi dan Balita sekecamatan karawang
barat
c. Melakukan Pengajuan dan Pengadaan Vit. A
d. Melakukan distribusi dan pemberian VIt A
e. Melakukan Pencatatan dan pelaporan Hasil Pemberian Vit A
f. Melakukan Monitoring dan Evaluasi
g. Melakukan Perencanaan tidak lanjut
F. Cara melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan diluar gedung maupun di dalam gedung. Kegiatan
diluar gedung dilakukan pada saat pengumpulan data sasaran Ibu nifas, Bayi dan
Balita bekerjasama dengan kader kesehatan dan perangkat desa/dusun. Kegiatan
dalam gedung dilakukan di ruang Aula di puskesmas induk maupun di puskesmas
pembantu oleh tenaga yang berkompeten.
G. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah
BULAN
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pertemuan
persiapan
2 Pendataan Bayi
dan Balita
3 Pendataan Ibu
Nifas
4 Pengadaan Vit A
5 Pemberian Vit A
Bayi dan Balita
6 Pemberian Vit A
Bufas
7 Pencatatan dan
pelaporan Vit
Bayi dan Balita
8 Pelaporan Vit A
Ibu Nifas
9 Pelaporan ke
Dinas Kesehatan
Vit A Bayi balita
10 Pelaporan ke
Dinas Kesehatan
Vit A Ibu Nifas
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat evaluasi tengah tahun dan rapat
evaluasi akhir tahun.
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
A. DEFINISI
Gizi buruk (tanpa komplikasi) adalah keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu
atau lebih tanda sebagai berikut: sangat kurus, edema (minimal pada kedua punggung
kaki), BB/PB atau BB/TB < -3 SD dan LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan).
Gizi buruk dengan komplikasi adalah gizi buruk dengan disertai salah satu atau lebih dari
tanda komplikasi medis berikut: anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, demam sangat
tinggi atau penurunan kesadaran.
Gizi kurang adalah keadaan anak ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: BB/TB < -2 s/d
-3 SD, LiLA 11,5 s/d 12,5 cm, tidak ada edema, napsu makan baik dan tidak ada
komplikasi medis.
Tatalaksana gizi buruk dapat dilakukan di Puskesmas dengan perawata, Pasien gizi buruk
yang dimaksud disini adalah anak usia balita (bawah lima tahun).
B. RUANG LINGKUP
Penemuan kasus balita gizi buruk dapat menggunakan data rutin hasil
penimbangan anak di posyandu, menggunakan hasil pemeriksaan di Puskesmas atau
fasilitas kesehatan yang lain, hasil laporan masyarakat dan skrining aktif.
Pelayanan kasus balita gizi buruk dapat dilakukan secara rawat jalan dan rawat inap. Gizi
Buruk tanpa komplikasi mendapatkan penanganan secara rawat jalan. Pelayanan gizi
buruk dengan komplikasi mendapatkan penanganan secara rawat inap.
C. TATA LAKSANA
1. Penerimaan Pasien
Pasien dapat berasal dari pasien pelayanan di Puskesmas Tanjungpura yang datang
sendiri, pasien rujukan dari Puskesmas rawat jalan disekitar Puskesmas Tanjungpura
laporan dari kader atau laporan dari anggota masyarakat lain.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan oleh Tim Tatalaksana Gizi Buruk yang terdiri dari dokter
umum, perawat dan Tenaga Pelaksana Gizi. Pemeriksaan meliputi kesadaran umum,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
dan penentuan status gizi Balita. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan sesuai
dengan indikasi penyakit penyerta yang dicurigai oleh dokter. Konsultasi psikolog dan
fisioterapi juga diberikan sesuai indikasi.
Diagnosis dibuat oleh dokter. Balita gizi kurang dan gizi buruk tanpa komplikasi
mendapatkan penanganan secara rawat jalan sedangkan balita gizi buruk dengan
komplikasi mendapatkan perawatan secara rawat inap dengan cara dirujuk kefasilitas
yang mempunyai perawatan.
Jika dalam perawatan gizi buruk terdapat penyulit yang tidak dapat ditatalaksana oleh
Puskesmas, maka dokter dapat merujuk pasien balita gizi buruk tersebut ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut. Penyulit yang dimaksud misalnya anemia berat yang
memerlukan transfusi darah, kelainan jantung, infeksi berat yang mengancam nyawa atau
kekebalan tubuh menurun akibat infeksi virus HIV.
D. DOKUMENTASI
1. Setiap pasien balita gizi buruk yang dirawat di Puskesmas Tanjungpura mempunyai
Rekam Medis.
2. Pasien balita gizi buruk difoto pada kunjungan pertama, setiap bulan sekali selama
perawatan dan pada akhir perawatan.
3. Perawatan Balita Gizi buruk dilaporkan secara berkala kepada Kepala Puskesmas
Tanjungpura dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
1. Pendahuluan
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan kesehatan, dan reproduksi. Besi
(Fe) merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia dan hewan 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Walaupun terdapat luas didalam makanan banyak penduduk dunia mengalami
kekurangan besi. Termasuk di Indonesia kekurangan besi sejak tiga puluh tahun
terakhir diakui berpengaruh terdapat produktivitas kerja, kemampuan belajar dan
kekebalan tubuh.
Defisiensi besi terutama penyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja,
ibu hamil dan menyusui serta pekerjaan penghasilan rendah.
2. Latar Belakang
a. Puskesmas dalam pelayanan kesehatan memperhatikan kebutuhan masyarakat
b. Dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan puskesmas perlu
memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat bahwa pentingnya zat
besi bagi tubuh
c. Dalam perencanaan puskesmas perlu disusun kegiatan tentang penyuluhan gizi
yang di dalamnya terdapat materi tentang zat besi kepada masyarakat
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Supaya masyarakat mengetahui pentingnya zat besi ( Fe ) bagi tubuh
b. Tujuan Khusus
Diharapkan masyarakat mengetahui pentingnya zat besi (Fe) bagi tubuh,
khususnya kepada golongan yang rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu
hamil dan menyusui.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Penyuluhan gizi tentang pentingnya mengkonsumsi zat - Menjelaskan materi
besi (Fe) penyuluhan
- Menyiapkan alat pendukung
untuk penyuluhan
DINAS KESEHATAN
A. Pendahuluan
Defisiensi yodium menyebabkan produksi hormon tiroid (tiroksin, triioditironin)
oleh kelenjar tiroid berkurang. Kekurangan hormon tiroid mengganggu proses yang
bergantung pada hormon tiroid termasuk proses metabolik dan proses fisiologik.
Periode kritis kebutuhan yodium ialah sebelum trimester kedua berakhir. Periode ini
janin sangat membutuhkan hormon tiroid untuk pertumbuhan otak. Dengan demikian,
defisiensi yodium pada periode ini menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak.
Hasil riset kesehatan dasar 2007 mengungkapkan median EIU anak sekolah 242
mg/L (kecukupan 120 mg/L); Proporsi EIU di atas 300 mg/L (berlebih) 21,9% dan
proporsi kurang dari 100 mg/L (kurang yodium) 12.9%. Bahkan proporsi kabupaten
yang median EIU anak sekolahnya di atas 300 mg/L mencapai 35,4%. Sementara
proporsi rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium (sumber utama pasokan
konsumsi yodium) sekitar 70%. Kriteria WHO aman dari defisiensi yodium bagi suatu
wilayah jika 90%.
B. Latar belakang
Masalah gizi gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia masih
tinggi. Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat
secara akurat, tepat waktu, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan kegiatan
survailans gizi untuk garam beryodium, yaitu suatu proses pengumpulan, pengolahan
data secara teratur tentang indikator tersebut. Pelaksanaan survailans gizi akan
memberikan indikasi perubahan pencapaian indikator kegiatan pembinaan gizi
masyarakat serta untuk memperoleh informasi tambahan yang belum tersedia dari
laporan rutin.
Informasi dari hasil pendataan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
tindakan penanggulangan secara efektif, efisiensi dan tepat waktu.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Terlaksananya pemantauan garam beryodium untuk memperoleh gambaran
berkala tentang akses masyarakat terhadap garam beryodium.
2. Tujuan khusus
a. Diperolehnya informasi tentang akses masyarakat desa terhadap garam
beryodium
b. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam yang digunakan di tingkat
masyarakat
c. Diperolehnya informasi tentang tempat pembelian garam yang digunakan
masyarakat
d. Diperolehnya informasi tentang merk dagang garam yang dikonsumsi
masyarakat
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Kegiatan pokok: mengetahui tingkat penggunaan masyarakat tentang penggunaan
garam beryodium.
2. Rincian kegiatan:
a. Menentukan lokasi pemeriksaan garam beryodium di masyarakat (posyandu)
b. Menentukan petugas pelaksanaan kegiatan pemantauan garam beryodium
c. Merekap data hasil pemantauan garam beryodium
F. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah:
Rumah tangga semua kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Tanjungpura.
No Kegiatan BULAN
Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
r
1 Pemantauan
garam x
beryodium
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANJUNGPURA
Jalan Ranggagede No.27 Kelurahan Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat
PEMBERIAN PMT
A. Pendahuluan
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
dan rawan terhadap kekurangan gizi. Selain balita, ibu hamil juga merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita gizi
kurang, gizi buruk dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) perlu diselenggarakan
Pemberiaan Makanan Tambahan (PMT). PMT Bagi anak usia 6-59 bulan dan bagi ibu
hamil dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari-hari.
B. Latar belakang
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi BBLR sebesar 11,1%
balita gizi kurang sebersar 17,9% dan balita pendek sebesar 35,6%. Angka prevalensi
risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia sebesar 13,6% (Riskesdas,
2007).
Kegiatan pemberian PMT balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK di danai
oleh dana APBD dan APBN, yang pelaksanaannya tergantung dari tersediannya dana.
PMT yang dimaksud berbasis bahan makanan pabrikan berupa biskuit.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan PMT pemulihan bagi balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK
dari keluarga miskin yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjungpura.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan berat badan balita dan ibu hamil
b. Meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Kegiatan pokok: memberikan PMT pemulihan balita gizi kurang, gizi buruk dan
ibu hamil KEK
2. Rincian kegiatan :
a. Melakukan pendataan balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK, khususnya
keluarga miskin
b. Memberikan PMT pemulihan balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK
F. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah:
Balita gizi kurang, balita gizi buruk dan ibu hamil KEK dari keluarga miskin di
wilayah kerja Puskesmas Tanjungpura.
H. BULAN
No Kegiatan Ja Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov Des
n s
1 Pemberian x x x
PMT balita
dan bumil
KEK gakin
(APBD)
2 Pemberian
PMT balita x
dan bumil x x
KEK gakin
(APBN)
Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan. Laporan
dibuat oleh pelaksana kegiatan kemudian dilaporkan kepada kepala puskesmas.
Evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi penambahan berat badan balita dan ibu hamil
sebelum dan sesudah diberi PMT.
........................................
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR
Tgl. Mulai Berlaku :
TILIK
UPTD PUSKESMAS
Halaman :
TANJUNGPURA
Tidak
N Kegiatan Ya Tidak Berlak
o
u
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CR : …………………………%.
Tanjungpura ,……………………..
Pelaksana / Auditor
.................................
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM GIZI
TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN
PROGRAM GIZI
UPTD PUSKESMAS
TANJUNGPURA
TAHUN 2017
PELAKSANAAN PEMBERIAN FE (ZAT
BESI) PADA REMAJA PUTRI (REMATRI)
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 19 Janauri 2017
Halaman : 1 dari 1
UPTD drg. Hj. Dewi Kesuma. G
PUSKESMAS DTP NIP. 19680907 200212 2
LOJI 004
Pengertian Remaja putri adalah : Masa peralihan dari anak menjadi dewasa ditandai
dengan perubahan fisik dan mental perubahan fisik ditandai dengan
berfungsinya alat reproduksi seperti mentruasi umur (10 – 19 tahun)
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan