Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F2. Kesehatan Lingkungan


TOPIK:
“UPAYA PENINGKATAN TARAF KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT”

Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip


Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur

Disusun oleh :
dr. Ivana Ester Sinta Uli

Program Dokter Internsip Indonesia


DKI JAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN F2. KESEHATAN LINGKUNGAN

TOPIK :
“UPAYA PENINGKATAN TARAF KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT”

Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip


Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur

Disusun Oleh:
dr. Ivana Ester Sinta Uli

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 06 Oktober 2021

Oleh:
Pendamping Dokter Internsip Puskesmas Kelurahan Kayu Manis

dr. Neli Mayaferani


NIP. 197702092006042020
Hari/Tanggal: Rabu, 01 September 2021
UPAYA PENINGKATAN TARAF KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT
PESERTA HADIR: Peserta PIDI, Kepala Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Ahli
Gizi.

JUDUL LAPORAN:
UPAYA PENINGKATAN TARAF KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT

LATAR BELAKANG
Permasalahan yang dialami Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene, dan
sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP)  pada tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar
di sungai, sawah, kebun, dan tempat terbuka. Hanya 37% penduduk pedesaan mempunyai
akses ke sanitasi yang aman menurut laporan  Joint Monitoring Program.
Menurut World Bank Water And Sanitation Program pada tahun 2005, Buruknya
kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak dibawah 3 tahun yaitu sebesar
19% hatau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan kerugian
ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto. Kondisi seperti ini dapat
dikendal ikan melalui intervensi terpadu melalu pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan
melalui hasil WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan
akses masyarakat terhadap sanitasi dasar.
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke
air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan kebutuhan higienis lainnya. Oleh karena itu
diperlukan suatu strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat untuk menambah
perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi. Hal ini sejalan dengan komitme pemerintah
dalam mencapai target Millenium Development Goal’s (MDGs) tahun 2015, yaitu
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh
dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses. 
Jamban sehat adalah pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan penyakit. Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Suatu jamban disebut sehat untuk
daerah pedesaan bila memenuhi persyaratan sebagai berikut : tidak mengotori permukaan
tanah disekeliling jamban tersebut, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak dapat
terjangkau oleh serangga terutama kecoa dan lalat, tidak menimbulkan bau, mudah digunakan
dan dipelihara, sederhana desainnya, murah, dan dapat diterima pemakainya. 
Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah tentu berbeda
dengan di perkotaan, oleh karena itu, teknologi jamban di daerah pedesaan harus memenuhi
persyaratan jamban sehat seperti yang tersebut diatas. Terdapat dua jenis jamban yang sering
kita temui di masyarakat pedesaan, yaitu jenis cemplung dan leher angsa. Disebut cemplung
karena kotoran yang masuk langsung menuju ke tempat penampungan kotoran tanpa
melewati penghalang dari udara luar, hal itu memungkinkan hewan seperti lalat dan kecoa
dan keluar masuk dari penampungan kotoran. Jenis leher angsa merupakan jenis yang paling
direkomendasikan, karena pada jenis ini terdapat genangan air yang berfungsi untuk
mencegah hewan masuk dan keluar dan penampungan kotoran.
PERMASALAHAN
a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak BAB di sembarang tempat.
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat
c. Kurangnya kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Rencana Kegiatan
No Prioritas Masalah Metode dan Pendekatan
(Intervensi)

Pemberian informasi
Kurangnya kesadaran Penyuluhan kepada
kepada masyarakat
1 masyarakat untuk tidak masyarakat mengenai dampak
mengenai bahaya
BAB sembarangan BAB sembarangan
BAB sembarangan

Pemberian informasi
Kurangnya pengetahuan  Penyuluhan dan menyebarkan
kepada masyarakat
2 masyarakat mengenai leaflet mengenai arti penting
mengenai arti penting
jamban sehat jamban sehat
jamban sehat

Pemberian informasi
Penyuluhan langsung 
kepada masyarakat
didampingi pejabat setempat
mengenai strategi
mengenai strategi pengadaan
pengadaan jamban
jamban sehat
sehat
Kurangnya kepemilikan
3 jamban sehat oleh Koordinasi dengan
masyarakat Kepala Puskesmas, Koordinasi dengan Kepala
Pemegang program Puskesmas, Pemegang
kesehatan lingkungan, program kesehatan
dan pemerintah lingkungan, dan pemerintah
setempat mengenai setempat mengenai rencana
rencana pengadaan pengadaan jamban sehat
jamban sehat

PELAKSANAAN
Pelaksanaan: Rumah 3 warga di Kelurahan Kayu Manis RT 12/RW 07
Waktu : Rabu, 01 September 2021 pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB.
Lokasi: Poyandu RW 04 Kelurahan Kayu Manis.
Sasaran dan target : Peserta PIDI, Kader dan Masyarakat Kelurahan Kayu Manis, Petugas
Kelurahan Kayu Manis
Metode : Public Health Nursing dan Inspeksi langsung ke rumah warga RT 12/RW07.

MONITORING DAN EVALUASI


No Jenis Kegiatan Target Hasil
Masyarakat
Penyuluhan “Jamban Masyarakat memahami memahami dari
1
Sehat” mengenai fungsi jamban sehat feedback yang
diberikan
Penyuluhan “Upaya Masyarakat memahami upaya Masyarakat
Pemerintah Dalam yang sudah dilakukan memahami dari
2
Mendukung Program pemerintah dalam mendukung feedback yang
Jamban Sehat”  program jamban sehat diberikan
Melakukan koordinasi
Tercapai koordinasi untuk
dengan pemegang Dalam proses
3 melakukan penyuluhan secara
program kesehatan pelaksanaan
berkala tentang jamban sehat
lingkungan
Survey jamban milik 3 jamban yang
Mengetahui keadaan sebenarnya
4. warga Kelurahan Kayu disurvei merupakan
jamban milik warga
Manis jamban sehat (100%)

Komentar/Umpan Balik Pendamping:


KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Sanitasi lingkungan khususnya jamban sehat memgang peran penting dalam
kehidupan bermasyarakat, jika tidak diperhatikan secara serius dapat berakibat menyebabkan
penyakit seperti diare. Pemerintah Kota DKI Jakarta melalui Puskesmas Kelurahan Kayu
Manis telah menempuh berbagai upaya dalam hal meningkatkan jumlah penduduk Plumbon
yang  memiliki jamban sehat. 
Di wilayah Puskesmas Kelurahan Kayu Manis masih banyak jamban yang belum
memenuhi syarat sebagai jamban sehat. Dibutuhkan peran aktif tenaga medis, pemerintah
setempat, dan juga warga sekitar  guna mencapai target Indonesia sehat melalui MDGs 2015. 

b. Saran
1. Bagi masyarakat Kelurahan Kayu Manis yang sudah pernah mendapatkan
penyuluhan untuk bisa menerapkan prinsip-prinsip jamban sehat.
2. Bagi kader yang sudah mendapatkan penyuluhan untuk dapat menularkan
ilmunya kepada masyarakat yang belum mengetahui.
3. Bagi puskesmas untuk memberikan penyuluhan mengenai jamban sehat
dan sanitasi lingkungan.
4. Bagi puskesmas untuk selalu koordinasi dengan pejabat setempat guna
mendata jumlah warga yang belum mempunyai jamban sehat.
5. Bagi bidan desa untuk selalu mengingatkan warga desanya arti penting
jamban sehat pada waktu posyandu
6. Koordinasi dengan pemegang kebijakan dalam hal pengadaan jamban
sehat.

Jakarta, 05 Oktober 2021


Pendamping  Peserta

dr. Neli Mayaferani  dr. Ivana Ester Sinta Uli

Anda mungkin juga menyukai