Anda di halaman 1dari 32

03/11/2023

BUANG AIR BESAR


SEMBARANGAN (BABS)
Lingkungan dan Kesehatan Global
MEET OUR TEAM
KELOMPOK F

Andriani Eva Kasih S Hairia Yazid


2306305761 2306305995 2306180176

Hanum Fathiyah Purwandari Rabiatul Adawiah Wendy Damar A


2306306064 2306180604 2306306341 2306306543
OUR DISCUSSION
OUR
DISCUSSION
Identifikasi perilaku sehat apa saja
yang perlu dikomunikasikan

Tentukan pesan kunci untuk


komunikasi perubahan perilaku

Strategi komunikasi yang tepat untuk


digunakan
5 PILAR STBM

1. STOP BAB SEMBARANGAN


5 PILAR STBM
2. CUCI TANGAN PAKAI SABUN
5 PILAR STBM
3. PENGOLAHAN AIR MINUM DAN
MAKANAN RUMAH TANGGA
5 PILAR STBM
4. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH
TANGGA (PSRT)
5 PILAR STBM
5. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
RUMAH TANGGA
KONSEP
PERUBAHAN
PERILAKU
Perubahan perilaku merupakan
proses perubahan yang dialami
individu berdasarkan informasi
atau pengetahuan yang
dipelajari.
Lima (5) tahapan perubahan perilaku berdasarkan
Teori The Transtheoretical Model
Menurut Lawrence Green (1980) bahwa faktor perilaku
ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu:

a. Faktor Predisposisi, yaitu faktor-faktor yang mendorong


terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan,
sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai nilai, tradisi dan
sebagainya.

b. Faktor pemungkin yaitu faktor yang membuat perilaku


baru lebih mudah untuk diterapkan.faktor pemungkin
adalah sarana dan prasarana untuk mempermudah
diterapkannya perilaku baru tersebut. Misal adanya fasilitas
cuci tangan di fasilitas umum yang mempermudah
seseorang untuk mencuci tangannya.

c. Faktor penguat, adalah faktor-faktor yang mendorong


dan memperkuat terjadinya perubahan perilaku, contoh
adanya tokoh masyarakat yang dapat menjadi panutan.
World Health
Organization (WHO)
yang merumuskan Pemikiran dan
Perasaan
empat (4) faktor
perubahan perilaku Acuan atau
referensi

Sumber Daya yang


tersedia untuk
Mendukung Perubahan

Sosial Budaya
Setempat
PERUBAHAN
PERILAKU
Guna Menciptakan Jamban sehat secara
Jamban Sehat efektif dapat memutus mata
rantai penularan penyakit.
Jamban sehat harus
dibangun, dimiliki, dan
digunakan oleh keluarga
dengan penempatan (di
dalam rumah atau di luar
rumah) yang mudah
dijangkau oleh penghuni
rumah.

Permenkes No. 3 Tahun 2014


Standar dan Syarat
Kesehatan
Pembangunan Jamban
Sehat
Bangunan atas jamban
(dinding dan atap)
Permenkes No. 3 Tahun 2014
Bangunan tengah
jamban

Bangunan bawah
Demi terwujudnya jamban sehat,
diperlukan komunikasi perubahan
perilaku yang baik. Dibutuhkan peran
pemangku kebijakan atau aparatur
desa di daerah dengan kasus buang
hajat sembarangan yang tinggi.
Buang air besar sembarangan akan
Pesan yang dapat mencemari lingkungan dan akan
mencemari penyakit
Disampaikan oleh
Pemangku Buang air besar dengan cara yang
Kebijakan terkait aman dan sehat berarti menjaga
harkat dan martabat diri serta
Tata Laksana lingkungan

Jamban Sehat
Jangan jadikan kotoran yang dibuang
sembarangan menjadi penderitaan
bagi orang lain dan diri sendiri
Permenkes No. 3 Tahun 2014

Cara hidup sehat dengan


membiasakan keluarga buang air
besar yang aman dan sehat berarti
menjaga generasi untuk tetap sehat
Pesan-pesan tersebut dapat
disampaikan melalui berbagai macam
media seperti brosur, leaflet, baliho,
papan larangan, video, radio dan lain
sebagainya yang bisa dikembangkan
sendiri oleh desa. Setiap desa dapat
mengembangkan sesuai dengan
kondisi desanya masing-masing
dalam mencari pesan yang paling
efektif untuk disampaikan.
Prinsip dasar dalam penyampaian pesan yaitu
dengan memfasilitasi proses, meminta pendapat
dan mendengarkan, membiarkan individu
menyadari sendiri, serta membangun inovasi
masyarakat dalam pembuatan kakus/jamban yang
sederhana dan tanpa subsidi.

Permenkes No. 3 Tahun 2014


Pelaku sebagai Orang yang
menyampaikan Pesan-Pesan

• Tim Fasilitator STBM Desa/kelurahan yang terdiri dari sedikitnya


relawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dengan dukungan
kepala desa, dapat dibantu oleh orang lain yang berasal dari dalam
ataupun dari luar Desa.
• ·Bidan desa, berperan sebagai pendamping, terutama ketika ada
pertanyaan masyarakat terkait medis, dan pendampingan lanjutan
serta pemantauan dan evaluasi.
• Posyandu diharapkan dapat bertindak sebagai wadah
kelembagaan yang ada di masyarakat yang akan dimanfaatkan
sebagai tempat edukasi, pelaksanaan pembangunan,
pengumpulan alternatif pendanaan sampai dengan pemantauan
dan evaluasi.
• Kader Posyandu diharapkan dapat sebagai fasilitator yang ikut
serta dalam kegiatan desa.
• Natural leader dapat dipakai sebagai anggota Tim Fasilitator STBM
Desa untuk keberlanjutan STBM.
Permenkes No. 3 Tahun 2014
STRATEGI
KOMUNIKASI
DALAM
PENANGANAN
BABS
SOCIAL BEHAVIOR AND
CHANGE COMMUNICATION
STRATEGI UTAMA SSBCD

ADVOKASI
upaya untuk
mempengaruhi pembuat
kebijakan, pemerintah, atau MOBILISASI SOSIAL
lembaga-lembaga relevan
upaya untuk
mengumpulkan dukungan
dan partisipasi dari
PERUBAHAN KOMUNIKASI SOSIAL masyarakat/organisasi
(Edukasi Kesehatan) secara luas untuk
meningkatkan kesadaran,
kebutuhan, dan tujuan
kegiatan komunikasi dengan cara
menyebarkan informasi kesehatan
kepada masyarakat secara akurat
yang disampaikan oleh pihak-
pihak berwenang
PENDEKATAN
KOMUNIKASI LAINNYA

SOSIALISASI PENYULUHAN
upaya untuk
memperkenalkan,
Proses penyampaian
menyadarkan, dan informasi, edukasi, dan
membiasakan perilaku pemahaman kepada
sanitasi yang baik kepada individu atau masyarakat
individu dan masyarakat luas, secara umum tentang
dengan fokus pada pentingnya dan cara yang
menghentikan praktik buang benar untuk mengakhiri
air besar sembarangan praktik buang air besar
sembarangan.
WHAT
WE DO ? Pemicuan a/ langkah dalam
mendukung adanya
Salah satunya perubahan perilaku hygiene
menjalankan PEMICUAN dan sanitasi oleh
masyarakat atas kesadaran
diri sendiri dengan mencoba
memengaruhi perasaan,
pola pikir, perilaku, dan
kebiasaan (Kemenkes RI,
2014). dilakukan sebagai
pencerahan bahwa
kebiasan BABS a/ hal buruk
yg menimbulkan penyakit
yang bisa berimplikasi ke
seluruh warga sebagai
akibatnya sehingga
pemecahannya wajib
dilakukan.
UPAYA DALAM MENCAPAI TARGET STBM
NASIONAL:
Menyusun pedoman alternatif pembiayaan
ENABLING sanitasi agar sanitarian dapat memberikan
opsi pilihan kepada masyarakat yang telah
ENVIRONMENT berubah perilaku higiene sanitasinya

Advokasi kepada pemangku kepentingan pada 10


provinsi dengan capaian indikator air dan sanitasi
terendah

Memberikan penghargaan/apresiasi kepada


pemerintah daerah dengan capaian desa/
kelurahan SBS 100% serta kepada tenaga sanitasi
lingkungan terbaik, natural leader terbaik, kepala
desa terbaik melalui STBM Award.

Diskusi dan koordinasi dengan dinas


kesehatan provinsi dan dinas kesehatan
kabupaten kota untuk meningkatkan capaian
desa/kelurahan SBS secara berkala dengan
pengawalan koordinator STBM Provinsi
Mengembangkan panduan media KIE dan
infografis yang disebarluaskan melalui sosial
media untuk peningkatan kesedaran
masyarakat.

Melakukan kajian dampak SBS dan penurunan


kejadian penyakit serta stunting sebagai
bahan advokasi kepada pemerintah daerah.

Promosi kesehatan dan SBS kepada


masyarakat oleh Dinas Kesehatan dan
DEMAND CREATION Puskesmas.

Sosialisasi kepada masyarakat terkait


hasil STBM yang dicapai

IMPROVING SUPPLY Melakukan pelatihan pembuatan jamban


pada masyarakat.

Memberikan bantuan teknologi tepat guna


sarana sanitasi di lokasi sebagai salah satu
stimulan dan percontohan untuk replikasi
melalui anggaran desa dan atau sumber
dana lain.
Minimnya fasilitas untuk
membangun saniter sesuai
persyaratan kesehatan maka dapat
digencarkan promosi jamban sehat
dengan tangki septik komunal
dengan pendekatan penyuluhan dan
pembuatan jambannya di daerah
yang dituju melalui kegiatan abdi
masyarakat dimulai dengan
mengkoordinasi masyarakat desa
STBM Perlu dilakukan
MONITORING
KESIMPULAN
KESIMPULAN
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai