Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PEMICUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PEKON MON


UPTD PUSKESMAS NGAMBUR

A. Latar Belakang
STBM digunakan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya memicu masyarakat
untuk ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui 5 pilar; Pertama, stop buang air
besar sembarangan (BABS); Kedua, cuci tangan pakai sabun (CTPS); Ketiga, pengelolaan
air minum rumah tangga (PAM-RT); Keempat, pengelolaan sampah rumah tangga; Kelima,
pengelolaan air limbah rumah tangga.

Pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan menjadi hal yang penting dan
unik supaya menyentuh perasaan , pikiran dan pengetahuan masyarakat. Pemicuan adalah
Cara untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan saniter individua atau masyarakat
atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku dan kebiasaan
individu atau masyarakat.

Dalam proses pemicuan yang dilakukan ada 3 tahap yaitu tahap Pra pemicuan,
Pemicuan dan Paska Pemicuan. Pada tahap Pra Pemicuan perlu dipersiapkan adalah
melakukan observasi kebiasaan PHBS masyarakat, Persiapan pemicuan, penciptaa suasana
yang kondusif sebelum pemiciuan dan persiapan teknis serta logistik. Pada Tahap Pemicuan
menurut Konsultan Pemberdayaan Masyarakat Hony Irawan Bertemunya Esensi dengan
Sensasi.

Dari aspek komunikasi, metode pemicuan 5 pilar STBM ini, sejak awal dilakukan


dengan menyentuh langsung emosi masyarakat berupa rasa malu, rasa jijik, rasa takut pada
penyakit dan rasa takut berdosa serta lainnya. Sensasi yang dimunculkan sebagai contoh
adalah dengan meminta masyarakat untuk meminum air mineral yang telah tercemar tinja,
misalnya. Atau dengan mengajak peserta melihat tempat-tempat buang air besar
sembarangan, dengan tujuan agar yang buang air besar di sana merasa malu sendiri dan
kemudian membangun sarana buang air besar yang layak untuk digunakan.

Dengan gaya pemicuan yang dilakukan fasilitator STBM yang disesuaikan dengan


kearifkan lokal pada hakekatnya adalah mencuci otak atau membikin sensani rasa jijik, rasa
malu, rasa berdosa, pemahaman proses penularan penyakit dari kotoran sampai ke mulut
manusia dan rasa bersalah sehingga merubah sensasi menjadi esensi. Esensinya adalah agar
masyarakat terhindar dari penyakit akibat perilaku higiene dan sanitasi buruk. Dengan
pemahaman esensi yang baik, seorang fasilitator dapat mengembangkan perangkat-perangkat
pemicuan berdasarkan situasi dan kearifan tradisi lokal.
Puncak dari pemicuan adalah adanya kontrak sosial dari peserta pemicuan untuk
merubah perilaku dan terbentuknya natural leader yang akan menjadi kader STBM di desa
setempat, sehingga meningkat kebutuhan akan perilaku hidup bersih dan sehat serta
meningkatnya kebutuhan sarana sanitasi. Bila melakukan penyuluhan yang konvensional
setelah penyuluhan ditinggal sendiri masyarakat apakah masyarakat melakukan perubahan
perilaku atau tidak ada perubahan perilaku tidak ambil pusing yang penting targetnya sudah
diberikan penyuluhan.

Dalam metode Pemicuan STBM tidak demikian setelah pemicuan dan puncaknya


membuat kontrak sosial dilanjutkan dengan Paska pemicuan. Kegiatan paska pemicuan
meliputi membangun ulang komitmen, monitoring dan evaluasi hasil pemicuan sampai desa
tersebut stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai air mengalir dan sabun,
pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan
Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Keluaran (out put) dari Pemicuan STBM adalah meningkatnya pembangunan sarana
sanitasi dengan meningkatnya kebutuhan sarana sanitasi dan perilaku yang hieginis dan
saniter serta meningkatnya penyediaan sarana sanitasi dan dampaknya positifnya adalah
menurunnya kejadian penyakit yang berbasis lingkungan melalui penciptaan kondisi sanitasi
total. Semua punya peranan baik masyarakat, tokoh masyarakat, fasilitator dan pemerintah
daerah setempat. Prevention is better than cure.

B. Tujuan
 Tujuan diakukannya Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mengajak masyarakat
untuk merubah prilaku atau kebiasaan masyarakat dalam membuang air besar, sehingga
pada akhir masyarakat tersadarkan akan pentingnya memiliki jamban sendiri
 Agar dapat mengajak masyarakat untuk merubah perilaku atau kebiasaan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan sehingga tidak ada lagi masyarakat yang
melakukan buang air besar sembarangan
 Untuk meningkatkan kebiasaan akan perilaku hidup bersih dan sehat serta
meningkatnya kebutuhan sarana sanitasi.

C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan di buka dengan sambutan bapak peratin pekonmon yang di wakili oleh sekdes
pekonmon, kegiatan ini di hadiri oleh 30 masyarakat pekon mon yang tidak mempunyai
WC, dalam kegiatan ini tim kesling puskesmas ngambur melakukan pemicuan dengan
pembuaan game untuk mencairkan suasana, dan di lanjutkan dengan pemetaan wilayan
dan pengenalan permasalahan kesehatan apa bila BAB sembarangan, masyarakat sangat
antusias mengikuti acara ini, tim kesling juga menggugah hati masyarakat agar malu dan
jijik jika BAB sembarangan.
Setelah itu dilakukan tanya jawab dan kesepakatan bersama, masyarakat yang hadir mau
merubah prilakunya tetapi mereka mencurahkan perasaan mereka dengan bertanya solusi
bila membuat jamban bagaimana? Karena mereka kesulitan ekonomi, dan tergolong
ekonomi menengah kebawah. Tim kesling puskesmas ngambur menanggapi curahan hati
masyarakat dengan mengatakan, intinya ada kemauan untuk berubah, jika sudah mau
setelah ini kita akan praktek pembuatan cincin dan wc menggunakan cetakan yang di
sediakan oleh puskesmas dan dapat di pinjam oleh masyarakat. Dan dapat disimpulkan
apabila menggunakan cetakan dari puskesmas masyarakat dapat menghemat dana
pembuatan jamban yang sehat. Masyarakatpun mulai berencana untuk meminjam cetakan
jamban dan cincin sumur di puskesmas.
Kesimpulannya Hasil dari kegiatan Pemicuan STBM masyarakat terpicu untuk
melakukan perubahan untuk tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan, selain itu
masyarakat juga mengetahui dampak yang terjadi apabila masyarakat masih ada yang
buang air besar sembarangan. Masyrakat Pekon Mon mau dan bersedia untuk melakukan
gotong royong dalam pembuatan Jamban
D. Masalah dan Tindak Lanjut
 Masalah
Masih banyak masyarakat yang menyepelekan penting merubah kebiasaan masyarakat
untuk tidak buang air besar sembarangan serta melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat.
 Tindak Lanjut
Kerja sama dengan aparat pekon dan kader kesehatan lingkungan mengajak dan
menghimbau kebiasaan masyarakat untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat selain itu dengan adanya pemicuan ini pekon Mon dapat bebas dari buang
air besar dengan adanya deklarasi pekon Open Defication Free .

Pelaksana Program Kesehatan Lingkungan

Melda Aditya Roza,A.Md.KL


NIP.19941123 201903 2 006
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMICUAN SANITASI TOTAL BERASIS
MASYARAKAT (STBM)
PEKON MON
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMICUAN SANITASI TOTAL BERASIS
MASYARAKAT (STBM)
PEKON MON

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMICUA


N SANITASI TOTAL BERASIS MASYARAKAT (STBM)
PEKON MON

Anda mungkin juga menyukai