Disusun Oleh :
SITI ZAHARNI
NIM 1914901783
A. Defenisi PHBS
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Dan dapat
C. Sasaran PHBS
Merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan
terbagi dalam :
a) Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah
misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam atau
PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh
masyarakat dll.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi
ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu
yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker
rahim.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan
gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan
dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi
kekurangan gizi.
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi
air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah
terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan
mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain
hepatitis B, HIV/AIDS.
antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal
seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara
berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau
sejenisnya.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat
terpenuhi.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang
swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana
pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana, perdagangan, dsb.
tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta
penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-
tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.
a. Sasaran primer
Adalah sasaran utama di tempat umum yang akan dirubah perilakunya yaitu pengurus
maupun pengunjung yang bermasalah dalam berprilaku hidup bersih dan sehat
b. Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu/ kelompok di tempat umum yang
c. Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau
di tempat umum misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Dinas
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
nyamuk.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan,
nyamuk.
d). PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut
dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu
hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat
melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam
a. Gerakan Pemberdayaan
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan
berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi
ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam
suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang
kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah
PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya.Hal-hal yang akan diberikan kepada
ini,bukan sebelumnya.Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan
masyarakat.
b. Binasuasana
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada
agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase
mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
C. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-
tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang
pemecahan masalah.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.
Tahap Pengkajian
perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi pengkajian PHBS secara
kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan pengkajian sumber daya (dana, sarana dan
tenaga).
prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan JPKM dan data lainnya
sesuai dengan kebutuhan daerah. Data tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah
Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara
ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis data sekunder tersebut.
administrasi, organisasi.
Dalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatanan rumah tangga secara
keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal ini disebabkan karena keterbatasan
dana, waktu dan sumber daya yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diambil
Metoda Pengambilan sampel perilaku sehat di tatanan rumah tangga adalah dengan rapid
Berikut ini cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga di tingkat kabupaten/kota.
Untuk mengukur masalah PHBS di tatanan rumah tangga, maka jumlah sampel harus
tahapan kluster yang digunakan untuk tatanan rumah tangga, tahap pertama dapat dipilih
Langkah 2 : Tulis jumlah desa yang berada pada masing – masing kecamatan
Langkah 5 : Tentukan nomor Muster pertama desa. Dengan mengundi nomor unit desa.
Langkah 6 : Dan desa yang terpilih diambil secara acak 7 rumah tangga.
Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dengan cara manual atau
dengan menggunakan program EPI INFO. Selanjutnya dapat dibuat pemetaan nilai IPKS
(Indeks Potensi Keluarga Sehat) dan nilai PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV.
Berdasarkan hasil pemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan
Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan yang ada di
Diharapkan masyarakat yang bersangkutan, lintas sektor. LSM peduli kesehatan, swasta
mendukung PHBS.
Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkan Pemetaan PHBS,
penyuluhan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisis yang akan menjadi
a). Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah?
Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antara lain pesan dan
media yang akan dikembangkan, metode apa saja yang digunakan. pelatihan yang perlu
dilaksanakan dan menginventarisasi sektor mana saja yang dapat mendukung PHBS.
Tahap Perencanaan
Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi
klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat
di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan
hasil pengkajian sumber daya PKM ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi
Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatif ditemukan masalah merokok pada tatanan
Tujuan Umum : Menurunkan prosentase keluarga yang tidak merokok selama satu
tahun.
Tujuan Khusus : Menunuikan prosentase tatanan rumah tangga yang merokok. dari 40%
menjadi 20%.
Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi yang akan
kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan dengan dikaitkan pada
1) Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang sesuai dengan
rendah.
3) Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan tatanan yang akan digarap,
baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan tertentu. Kemudian secara bertahap
4) Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu mengembangkan PHBS pada tiap
tatanan, tetapi hanya satu jenis sasaran untuk tiap tatanan. Misalnya, satu unit tatanan
sekolah. satu unit pasar untuk tatanan tempat umum, satu unit industri rumah tangga
untuk tatanan tempat kerja. Rumusan rencana kegiatan intervensi terpilih pada intinya
Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur untuk
menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan dari hasil
pengkajian.
Contoh, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang
membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan analisis data kualitatif melalui FGD
ternyata penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah. Pada situasi ini kegiatan yang
bernuansa bina suasana akan lebih banyak porsinya dibanding dengan kegiatan lainnya.
Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang
seperti ini kegiatan gerakan masyarakat akan lebih banyak dilakukan dibanding kegiatan
lainnya.
Serangkaian alternatif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil pengkajian PHBS
adalah :
Penyuluhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang secara
Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS yang lokal sifatnya
terdapat 3 masalah utama, yaitu JPKM, Air bersih dan KIA/KB, maka dapat
Disini petugas kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas program dan lintas
tersebut.