Anda di halaman 1dari 13

Kerja bakti dalam membangun PHBS ( perilaku hidup bersih dan sehat )

Hasriani, Widad, Sayidah Kholifatul Azizah

Hasriani021@gmail.com

widadtandamusu@gmail.com

sayidahkholifatulazizah@gmail.com

Abstrak

Dalam phbs membahas mengenai pembentukan perilaku hidup dalam rangka kerja bakti sosial
pada dua tempat tujuannya yaitu membangun masyarakat untuk kesadaran diri mengenai
kebersihan. Metode penelitian kuantitatif yaitu terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan
edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat agar kebersihan dalam daerah tersebut
semakin menjaga kebersihan.

Pendahuluan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Kesehatan masyarakat dapat dicapai dengan
mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan
sehat di rumah tangga. WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta jiwa di Negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air minum yang aman, sanitasi hygiene yang buruk, pelayanan sanitasi yang memadai,
persediaan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah yang
memadai dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65% serta penyakit-penyakit
lainnya sebanyak 26%. Data riset kementrian kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total
masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan, dari 262 juta jiwa di
Indonesia,hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan. Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah
terhadap kebersihan berpengaruh besar terhadap kesehatan, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) dan diare adalah dua penyakit utama yang disebabkan oleh lingkungan hidup yang
kurang bersih. Hasil survey di Kecamatan Kramatjati terdapat 296 KK dengan populasi
penduduk berjumlah 1.012 jiwa, dari pengamatan penulis didapatkan keadaan lingkungannya
masih kurang bersih dengan dikarenakan masih banyak masyarakat yang membuang sampah
sembarangan dan juga banyaknya tumpukan sampah yang menimbulkan bau di sekitar
lingkungan. Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang sangat
berpengaruh pada keseimbangan ekologi antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan yang sehat mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia

PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran
pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku
hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi
sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi
edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup
yang bersih dan sehat. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan,
dan makhluk hidup yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi hidupnya. 
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari
– hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui
pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di
sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya
hidup agar lebih sehat.Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan
melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling
utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar
kesehatan.
Perilaku merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat
kesehatan, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan maupun
genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku yang tidak sehat akan menimbulkan
banyak penyakit Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku kesehatan dapat diwujudkan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai dari
unit terkecil masyarakat yaitu PHBS di rumah tangga sebagai upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri
sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan
pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat
Kepedulian terhadap lingkungan harus ditunjukkan setiap orang. Hal ini perlu dilakukan untuk
menjaga keberlangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan. Jika tidak dirawat dengan baik,
akan terjadi kerusakan pada alam dan bisa mengancam setiap makhluk hidup. Masalah
lingkungan pada hakikatnya menjadi tanggung jawab semua orang. Untuk itu, sangat penting
untuk membina wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan di kalangan masyarakat. Selain
itu, setiap orang juga harus mengerti dan memahami pengertian kepedulian terhadap lingkungan.
Kepedulian terhadap lingkungan merupakan sikap yang harus diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah turut aktif dalam kegiatan kerja bakti. Ada banyak manfaat
kerja bakti di lingkungan masyarakat, seperti menjalin silaturahmi, menjadikan lingkungan
bersih, dan lainnya. Untuk itu, setiap orang perlu menyadari pentingnya kerja bakti di lingkungan
masyarakat.
Pengelolaan sampah merupakan perlakuan terhadap sampah yang bertujuan untuk
memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Tahapan
pengelolaan sampah terdiri atas: pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan yang masing-
masing sistem sangat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan sampah di Suatu Desa. Sebelum
diangkut oleh petugas kebersihan, sampah ditampung sementara dalam wadah. Tahap ini disebut
tahap penampungan sampah. Di masyarakat tempat Penampungan sampah ada yang dibuat
secara permanen yaitu dari bahan yang berupa batu bata atau semen. Wadah yang digunakan
untuk menampung sampah haruslah memiliki kriteria utama yaitu, mudah dibersihkan, tidak
mudah rusak, dapat ditutup rapat, dan ditempatkan di luar rumah. Keempat hal tersebut harus
terpenuhi secara baik. Pewadahan merupakan suatu cara penampungan sampah sementara secara
individual maupun komunal. Tujuan dilakukan pewadahan yaitu memudahkan pengumpulan dan
pengangkutan, mengatasi timbulnya bau busuk dan menghindari perhatian dari binatang,
menghindari air hujan dan menghindari pencampuran sampah. Untuk saat ini yang dilakukan di
Desa Kalijaga Selatan adalah individual dan terbatas.
Wadah-wadah individual ini ditempatkan di depan rumah masing-masing. Kelurahan
balekambang dalam mengelola sampah masih dengan cara sederhana yaitu sampah
dikumpulkan, diangkut kemudian dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Oleh petugas
kebersihan. Sampah organik dan non organik yang tercampur dibuang begitu saja dalam wadah
dan kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan sampah menggunakan mobil setiap hari
minggu untuk diangkut menuju TPA. Kondisi pengelolaan sampah seperti itu akan memberatkan
beban TPA dengan lahan yang terbatas. Hal tersebut akan mengakibatkan sampah tidak dapat
terkelola dengan baik.
Pembahasan
Menciptakan hidup sehat sebenarnya sangatlah mudah serta murah, apabila dibandingkan
dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan
cukup mahal. Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat
manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan
kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga.

Lingkungan yang bersih merupakan hal yang diinginkan oleh semua orang terutama
Masyarakat kelurahan Balekambang. Sebenarnya masyarakat kelurahan balekambang tentu
berharap bisa mengelola sampah dengan baik, akan tetapi fasilitas yang dimilikinya belum
memadai sehingga mereka menjadi malas untuk memilih sampah tersebut.
Manfaat masyarakat Bagi Masyarakat:
1)Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2)Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan.
3)Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4)Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

 Memisahkan Jenis Sampah

Membiasakan untuk memisahkan jenis sampah menjadi contoh kerja bakti yang perlu
dilakukan. Sebagai mana kita tahu, Indonesia dijuluki sebagai pembuang sampah plastik ke laut
terbesar di dunia setelah China. Oleh karena itu, sudah seharusnya sebagai warga negara harus
mengetahui jenis sampah dan cara pengelolaannya yang baik. Adapun jenis sampah berdasarkan
sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sampah sampah anorganik dan organik. Sampah
anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah, botol, kertas,
plastik mainan, dan gelas minuman. Jenis sampah ini juga bisa disebut sebagai limbah yang
dihasilkan dari bahan-bahan yang bukan berasal dari alam (bahan hayati), melainkan barang
yang buatan manusia. Sedangkan, sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang biasa
dijadikan pupuk kompos. Jenis sampah ini berlawanan dengan sampah anorganik karena sangat
mudah membusuk. Beberapa contoh jenis sampah organik antara lain sisa makanan, sayuran,
daun-daun, dan lain sebagainya.
 Jenis – Jenis Sampah Organik
Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik
basah dan kering.
1. Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air. Sampah
organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan
sejenisnya. Inilah yang saya katakan bahwa sampah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap
sebab kandungan air tinggi yang menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.
2. Sampah Organik Kering
Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contoh
sampah organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan
sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.
 Contoh Sampah Organik
Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk, ampas teh /
kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia
Contoh Sampah Anorganik
Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi,
kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah anorganik sulit
terurai tetapi dapat anda manfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.
Manfaat sampah organik dan anorganik
Masing – masih sampah bila berniat untuk mengelola pasti bisa diolah kembali menjadi suatu
yang bermanfaat, lihat saja contoh pemanfaatan sampah organik dan anorganik berikut ini:
 Manfaat sampah organik
Sampah organik memiliki banyak manfaat ini bisa menjadi sumber pemasukkan bila diolah yang
bermanfaat. Bahkan dapat menimimalisir banyak sampah di tempat pembuangan akhir. Berikut
manfaat sampah organik yang dapat anda coba:

1. Sampah Organik Untuk Kompos / Pupuk Organik

Sampah organik seperti buah – buah busuk dan sayuran dapat dibuat menjadi suatu berguna
antara lain kompos. Pengolahan sampah organik untuk kompos tidaklah terlalu sulit.

2. Untuk Tambahan Pakan Ternak

Mungkin yang anda tahu sampah organik hanya dibuat untuk tambahan pakan kambing, sapi dan
kerbau. Tapi sekarang ini sampah organik dapat diolah menjadi pelet untuk makanan ayam dan
ikan

3. Sampah organik dapat diubah menjadi biogas dan listrik


Gak percaya? Bahwa sampah organik dapat digunakan sebagai sumber listrik. Sampah organik
yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, limbah tempe dan tahu digunakan sebagai
bahan utama. Sampah adalah suatu bahan yang telah dibuang / tidak terpakai lagi oleh
pemiliknya.
 Manfaat Sampah Anorganik
manfaat sampah anorganik yang bisa kita manfaatkan adalah dengan membuat kerajinan dari
sampah / limbah tersebut. Misalnya sampah plastik dapat dibuat tas, taplak meja makan, pernak
pernik.Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis
Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari.
Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab
menangani sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian
akan timbulnya penyakit dari sampah.

 Membuang Sampah pada Tempatnya

Contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat lainnya, yaitu membuang sampah pada
tempatnya. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti akan memberi
dampak buruk bagi lingkungan. Tak hanya menyebabkan lingkungan menjadi kotor, membuang
sampah sembarangan juga bisa menghambat aliran sungai, yang akhirnya memicu banjir
bandang. Ketika sampah-sampah tersangkut, aliran sungai akan berhenti dan volumenya akan
semakin membesar. Hal inilah yang berpotensi menimbulkan tekanan sangat besar. Dengan
membuang sampah pada tempatnya, hal ini bisa mencegah resiko banjir.
Salah satu kebudayaan yang menjadi identitas masyarakat desa adalah kerja bakti.
Kegiatan ini biasanya dilakukan masyarakat sekitar secara bersama-sama, dengan tujuan
melakukan kegiatan tertentu salah satunya adalah kerja bakti bertujuan untuk membangun
infrastruktur atau membersihkan lingkungan sekitar yang dilaksanakan secara gotong royong.
Di jalan pucung 3 balekambang khususnya kerja bakti masih sering dilaksanakan
meskipun dalam pelaksanaanya belum rutin tiap minggu atau tiap bulan. seperti membangun
rabat jalan, membersihkan jalan ataupun lingkungan sekitar, membersihkan saluran irigasi dan
kegiatan kegiatan lainnya. Bertepatan hari Minggu kemarin tanggal 17 Juli 2022 perangkat
Kelurahan Balekambang, bersama dengan ketua Rt dan juga warga lingkungan sekitar
melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan jalan poros kelurahan.
Kerja bakti membersihkan lingkungan dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang
sehat, bebas dari kotoran, sampah dan rumput, pohon yang sudah rimbun. Dengan lingkungan
yang sehat, kita tidak akan mudah terserang berbagai penyakit. Kebersihan lingkungan juga
sangat berpengaruh terhadap kenyamanan, keindahan dan keasrian lingkungan. 
Kepala Desa Balekambang mengatakan “Tujuan dari diadakannya kegiatan bersih-bersih
ini adalah membersihkan lingkungan kelurahan Balekambang agar selalu asri dan nyaman bagi
kita semua. Karena di musim panca roba seperti ini banyak penyakit yang timbul, sehingga
dengan mengadakan kegiatan seperti ini, sedikit tidaknya kita bersama-sama mengurangi sumber
penyakit dari lingkungan yang kotor”. Selain untuk menjaga kebersihan, kegiatan ini juga
bertujuan untuk membina hubungan sosial masyarakat khususnya di kelurahan Balekambang ini.
jelasnya. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB.  Dengan penuh semangat warga Desa
Balekambang membersihkan lingkungan di sepanjang jalan lingkungan kelurahan Balekambang.
Minggu (17/07/2022) pagi, Mahasiswa KKS bersama warga Kelurahan Balekambang
jalan pucung 3 melaksanakan progam kerja "kerja bakti" pertama. Pada kegiatan tersebut seluruh
Mahasiswa KKS mengikuti kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh warga Balekambang dan
dihadiri oleh Bapak Kepala Desa. Kegiatan kerja bakti ini yaitu membersihkan sekitar jalan.
Ranting pohon kayu, hingga pohon-pohon besar ditebang dan dibersihkan karena menghalangi
jalan yang masih setapak itu.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium
2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development
Goals(MDGs).Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan
oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS
di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di
tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk
kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh
untuk menghasilkan kemandirian dibidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada
keluarga, yang artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat
untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Ini menjadi
tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi
kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif. Kesehatan masyarakat
dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga,
dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh
semua pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
yang kurang kondusif untuk hidup sehat.
Menurut WHO (2017) setiap tahunnya sekitar 2,2 juta jiwa di Negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya air minum yang aman,sanitasi hygieneyang buruk, pelayanan sanitasi yang
memadai,persediaan sanitasi yang memadai,persediaan air yang aman,sistem pembuangan
sampah yang memadai dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65% serta penyakit-
penyakit lainnya sebanyak 26%.WHO juga mencatat setiaptahunnya setiap sekitar 2,3 juta
jiwa di Negara-negara berkembang pelayanan sanitasi yang memadai,persediaan air yang
aman,sistem pembuangan sampah yang memadai sebanyak 65%.Kesadaran masyarakat
Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan yang akan berpengaruh besar terhadap
kesehatan,penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut(ISPA) dan diare adalah dua penyakit
utama yang disebabkan oleh lingkungan hidup yang kurang bersih.

Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat setiap
orang harus pandai-pandai menjaga kebersihan tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan
ada banyak macam cara untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan
membuang sampah pada tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan sampah
kering dan sampah basah, rajin menyapu halaman rumah,mendaur ulang barang yang tidak
terpakai dan masih banyak lagi. Lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu
kegiatan sehari-hari serta menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakatapabila tidak
dijaga kebersihannya, maka dari itu diharuskan selalu menjaga kebersihan lingkungan karena
banyak sekali manfaatnya untuk kehidupanBerdasarkan dari hasil survey di Kecamatan
Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta terdapat 296 KK dengan populasi penduduk berjumlah 1.012
jiwa. berdasarkan pengamatan didapatkan keadaan lingkungan di Kecamatan Kramatjati
lingkungannya masih kurang bersih karena masih banyak masyarakat yang membuang
sampah tidak pada tempatnya dan juga banyaknya tumpukan sampah yang
menimbulkan bau di sekitar lingkungan.

Kegiatan ini dilakukan pada hari minggu tanggal 31 Juli 2022 dan berlokasi
Kecamatan Kramat jati Kabupaten DKI Jakarta. Tehnik pengabdian masyarakat dengan cara
penyuluhan kepada masyarakat yang ada di desa tersebut. Artikel ini melaporkan informasi
terkait perilaku hidup bersih dan sehat terutama tentang masalah kebersihan lingkungan
yang ada di kelurahan Balekambang Kecamatan Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta secara
observasional/surveilapangan dilakukan untuk melihat kondisi nyata yang ada dilapangan
sehingga diketahui secara benar atau yang sedang terjadi. Fokus Group Discussion (FGD)
dilaksanakan dengan menyertakan beberapa perangkat desa, organisasi yang ada di desa. FGD
yang dilakukan memiliki topik tentang pengelolaan perilaku hidup bersih dan sehat terutama
mengenai masalah kebersihan lingkungan yang ada di kelurahan Balekambang Kecamatan
Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta. Hasil dari wawancara terbuka yang dilakukan dengan
kepala kelurahan Balekambang Kecamatan Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta akan dilanjutkan
pembahasannya dengan staf Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Kelurahan Balekambang Kecamatan Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta mengalami
kendala dalam kebersihan lingkungan terutama mengenai sampah, kebersihan lingkungan
disekitar masyarakat tersebut masih kurang bersih karena masih banyak masyarakat yang
membuang sampah tidak pada tempatnya dan juga banyaknya tumpukan sampah yang
menimbulkan bau di sekitar lingkungan. Mayoritas masyarakat Kelurahan Balekambang
Kecamatan Kramatjati Kabupaten DKI Jakarta bekerja sebagai petani di sawah belum memiliki
solusi untuk mejaga lingkungannya dengan cara pengolahan sampah dengan baik yaitu
membedakan sampah organik dan non organik yang kemudian di buang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) atau tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga
masyarakat lebih memilih membakar sampai pada pagi dan malam hari, ada juga yang
membuang sampai di pinggir jalan, sunggai, pinggir lapangan, dan selokan sehingga
menimbulkan masalah baru yaitu penyumbatan pada selokan yang mengundang jentik-jentik
nyamuk. Dalam teori membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang
besar menfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun sangat susah
diterapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang
menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembaragan dilakukan hampir di semua
kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi
pun melakukannya. Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah karena sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau di buang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
alam. Selain kotor, tidak sedap dipandang mata,sampah juga mengundang kuman penyakit.
Oleh karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di lingkungan sekitar.Lingkungan yang sehat
(environmental hygiene) menjadi hak bagi setiap masyarakat, yaitu meliputi lingkungan
fisik (tanah, air, dan udara), lingkungan biotik (hewan, tumbuhan dan manusia), serta
lingkungan sosial (sosial, ekonomi, dan budaya). Kesadaran terhadap lingkungan merupakan
hal pertama dalam melaksanakan kebersihan peduli lingkungan tidak adanya kesadaran
peduli lingkungan maka kebersihan tidak akan pernah tercapai. Kebersihan merupakan
syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat merupakan salah satu faktor yang dapat
memberikan kebahagiaan,sebaliknya jika lingkungan kotor maka akan merusak keindahan
tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Di sekitar pedesaan sampah
relatif mudah ditangani karena lahan pembuangan masih mudah dihasilkan, namun
terkadang kecerobohan masyarakat membuat masalah ini menjadi serius hingga selain
menimbulkan bau yang tidak sedap, berbagai penyakit pun akan timbul karena banyaknya
tumpukan sampah yang akhirnya menjadi sarang nyamuk. Selain pembuangan yang
sulit didapatkan, minimnya daerah resapan air membuat sampah-sampah menggunung
menyumbat saluran air, mengakibatkan air menggenang dan terjadinya banjir. Kegiatan
Sosialisasi Kebersihan Lingkungan. KegiatanPerencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Bersama
Perangkat Desa.
Untuk menjaga kebersihan itu sangat penting apalagi dalam masyarakat maka dari itu
penting sekali sebagai mahasiswa untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwasanya
menjaga kebersihan itu sangat penting agar penyakit tidak menular. Dalam menjaga kebersihan
perlu terjun langsung ke masyarakat untuk mengajak masyarakat dalam gotong royong dalam
membersihkan daerah bale kambang. Masyarakat balekambang sangat ramah untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Hambatan yang di alami dalam menghadapi masyarakat balekambang yaitu hampir tidak
ada karena dapat diajak kerja sama. Pada hari minggu kami dari mahasiswa sangat senang dalam
menjalankan tugas ini karena dapat berbaur kepada masyarakat. Kami berangkat ke tempat
tujuan pada jam 06.45 dan sampai pada jam 07.00 pagi sehingga dapat berkumpul bersama
kepada desa, tim kebersihan dan warga setempat.
Kami membagi tugas dalam membersihkan ada yang ikut dengan tim kebersihan dan ada
juga yang ikut dalam warga. Namun ada warga yang justru senang ketika kerja bakti karena
lorong yang ada di depan rumahnya di bersihkan. Sementara orang tersebut tidak ikut dalam
kerja bakti. Ada beberapa lorong yang kita bersihkan dari lorong kiri, kanan, depan dan
belakang.
Minggu (31/07/2022) pagi, Mahasiswa KKS melaksanakan progam kerja "kerja bakti"
kedua. Kerja bakti kedua ini dilaksanakan di jalan kayu manis gang astawana RT07/RW05
kelurahan balekambang. Seluruh Mahasiswa KKS bersama Perangkat Desa yang dihadiri oleh
Bapak Kepala Desa, Bapak Sekretaris Desa, membersihkan lapangan dan kebun salak yang
banyak ditumbuhi rumput liar. Kerja bakti kedua ini dilaksanakan agar lapangan dan kebun salak
tersebut lebih rapi dan bersih. Tempat yang kita kunjungi itu adalah kebun salak dan lapangan
volly. Tempat tersebut jarang di bersihkan sehingga sampah sampah menumpuk di tempat
tersebut. Sampah yang paling banyak di daerah tersebut yaitu sampah plastik. Dan solusi dalam
menangani sampah plastic yaitu membakar sampah tersebut sedangkan sampah daun salak itu di
kumpulkan dalam satu tempat, kemudian tim kebersihan yang mengangkutnya. Kepala desa dan
pemilik kebun sangat ramah dalam menyambut kami dalam melaksanakan tugas yang mulia ini.
Mengolah sampah agar memiliki nilai guna memang tidak semua orang mau
melakukannya. Peluang inilah yang dapat anda coba di sekitar rumahmu untuk pengelolaan
sampah organik dan anorganik.
Dalam menjaga masyarakat sehat mewujudkan masyarakat yang:
1. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat.
2. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. hidup dalam lingkungan sehat
4. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Kesimpulan
Dalam membangun perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kita perlu mengedukasi
masyarakat untuk membentuk agar bisa menjaga kebersihan dalam lingkungan sekitar. Dan bisa
menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan itu sangat penting dalam hidup.
Mengajarkan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan serta membedakan
jenis sampah baik sampah organik maupun sampah non organic.
Dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tidak memiliki hubungan dengan infeksi
Soil transmitted helminth (STH) meliputi kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan
menggunakan alas kaki, namun dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) memiliki
hubungan dengan infeksi Enterobius vermicularis meliputi kebiasaan mencuci tangan dan tidak
memiliki hubungan dengan kebiasaan menjaga kebersihan kuku dan menggunakan alas kaki. 1.
Kebiasaan mencuci tangan yang baik adalah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Siswa yang memiliki kebiasaan mencuci tangan baik (73%) lebih banyak dari siswa yang
memiliki kebiasaan mencuci tangan tidak baik (27%). 2. Kebiasaan menjaga kebersihan kuku
yang baik adalah kuku yang bersih, tidak panjang, dan tidak terdapat kotoran hitam disekitar
kukunya. Siswa yang memiliki kebiasaan baik (37%) lebih sedikit dari siswa yang memiliki
kebiasaan tidak baik (63%). 3. Kebiasaan menggunakan alas kaki yang baik adalah selalu
menggunakan alas kaki (sendal,sepatu) setiap keluar rumah. Siswa yang memiliki kebiasaan
menggunakan alas kaki (77%) lebih banyak dari siswa yang tidak menggunakan alas kaki (23%).

Anda mungkin juga menyukai