PEMBAHASAN
2.1
Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain
itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga
masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social
support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama
pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran
advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu:
a. mengetahui atau menyadari adanya masalah,
b. tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
c. peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif pemecahan masalah,
d. sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah, dan
e. memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Ada lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat
umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan.
2.2
NO
1.
2.
Strata Pratama
Memelihara rambut agar
Strata Madya
Perilaku di strata
Strata Utama
Perilaku di strata madya
pertama ditambah:
ditambah:
Memberantas jentik
mengkonsumsi jajanan
nyamuk
Menggunakan jamban
dan rapi
3.
5.
dan rapih
memakai sabun
Membuang sampah ke
terukur
6.
7.
Tidak menggunakan
NAPZA
2.2.5
miskin,
bahkan
mereka
yang
berpendidikan
tinggi
pun
karena
berjangkitnya
penyakit
menular,
menyebabkan
10
1) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, cremer, baik yang putih
bening maupun yang berwarna, terutama gelas atau kaca yang
tebal.
2) Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus,
3)
4)
5)
6)
11
maju.
Sebaliknya
bila
ukurannya
lebih
kecil
berarti
12
sakit
Kulit keriput
Pantat kendur dan keriput
Perut cekung atau buncit
Bengkak pada punggung kaki yang berisi cairan dan bila ditekan
lama kembali
9. Bercak merah kehitaman pada tungkai dan pantat.
b. Gizi lebih
Masalah ini disebabkan karena konsumsi makanan yang
melebihi dari yang dibutuhkan, terutama konsumsi lemak yang tinggi
dan makanan dari gula murni. Pada umumnya masalah ini banyak
terdapat di daerah perkotaan dengan dijumpainya balita yang
kegemukan. Tanda-tanda gizi lebih (Meru, 2008) yaitu:
1. Berat badan jauh di atas berat normal
2. Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang
3. Tidak dapat bergerak bebas
4. Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan
5. Mudah lelah
6. Malas melakukan kegiatan.
c. Gizi kurang
Gizi kurang disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak
mencukupi kebutuhannya dalam waktu tertentu (Meru, 2008).
6.
13
itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat
sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah
nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paruparu dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Menurut Depkes RI (2003), seorang perokok dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perokok aktif
Adalah orang yang merokok secara rutin walaupun itu cuma 1
batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak
rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba.
b. Perokok pasif
Adalah orang yang bukan perokok, tetapi menghirup asap
rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup
dengan orang yang sedang merokok.
Bahaya merokok (Depkes RI, 2003), antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dua
minggu
d. Memilih salah satu cara berhenti seperti berhenti seketika,
mengurangi jumlah rokok secara bertahap atau menunda
waktu
merokok
e. Minta dukungan teman atau keluarga
14
tempat
ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak
berbau.
b. Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau
dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan jamban bersih adalah:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus,
kecacingan, penyakit
bersih
Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
Bila ada kerusakan, segera diperbaiki
2.2.6
Perawatan
kesehatan
sekolah
mengaplikasikan
praktek
pelayanan
kesehatan
yang
ditujukan
untuk
mewujudkan
dan
memberikan libur kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis,
dan parasit lain. Dalam melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama
untuk para guru, perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya
memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang
terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat
khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).
The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan ada tiga
peran perawat komunitas di sekolah yaitu:
1. Peran klinik (Generalist Clinical Role)
a. Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan pelayanan,
konseling, pendidikan kesehatan kepada siswa dan keluarga.
Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.
b. Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan selama
jam sekolah. Perawat membaur dengan fungsional sehari-hari
komunitas sekolah.
c. Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan
kesehatan
(case
finding),
mengembangkan
dan
implementasi
20