Anda di halaman 1dari 7

1.

Ukuran Kepala Janin


Kepala janin Merupakan bagian tubuh yang paling besar dan paling keras yang
akan dilahirkan. Besar dan posisi kepala janin akan sangat menentukan dan
mempengaruhi jalannya persalinan. Trauma pada kepala bayi selama persalinan dapat
mempengaruhi kehidupannya : hidup sempurna, cacat, atau meninggal.
Kepala secara garis besar dapat dibagi menjadi tulang-tulang tengkorak
(kranium), tulang-tulang dasar tengkorak (basis kranii) dan tulang-tulang muka. Tulang
tengkorak (kranium) bayi paling menentukan keberhasilan proses persalinan pervaginam,
karena daerahnya relatif paling luas dan mengalami kontak langsung dengan jalan lahir.
Ukuran-ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
1. Presentasi Belakang Kepala, Kepala melewati vulva dengan diameter sub
mentobregmantika ( 9,5 cm).
2. Presentasi Puncak Kepala, Diameter yang berperan Diameter Oksipito Frontalis
3.
4.
5.
6.

(11,5cm).
Presentasi Dahi, Diameter Oksipitomentalis ( 13 cm).
Presentasi Muka, Diameter Submentobregmantika ( 9,5 cm).
Diameter Biparietalis, Ukuran lintang antara os parietal kanan / kiri.
Diameter Bitemporalis, Ukuran lintang terkecil antara 2 temporalis (8cm)

Ukuran-ukuran sirkumferensia / lingkar kepala bayi :


1.
2.
3.
4.

Sirkumferensia Suboksipito-bregmatika ( 32 cm)


Sirkumferensia Oksipito-frontalis ( 34 cm)
Sirkumferensia Mento oksipitalis ( 35 cm)
Sirkumferensia Submento-bregmantikus ( 32 cm )

Sutura
Sutura adalah batas antara 2 tulang, sedangkan fontanella merupakan antara sudut
sudut tulang terdapat ruang ditutup dengan membran. Beberapa sutura pada tengkorak :
1. Sutura Sagitalis Superior, yang menghubungkan kedua ossis parietalis kiri dan
kanan
2. Sutura Koronaria, yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
3. Sutura Lamboidea , yang menghubungkan os parietalis dengan os oksipitalis
4. Sutura Frontalis, yang menghubungkan kedua ossis frontalis.

Terdapat 2 fontanella ( Ubun ubun) yaitu :

1. Fontanella Minor ( Ubun-ubun Kecil), berbentuk segitiga, dan terdapat ditempat


sutura sagitalis superior bersilang dengan sutura lamboidea.
2. Fontanella Mayor (Ubun-ubun Besar), berbentuk segiempat panjang, terdapat
ditempat sutura sagitalis superior dan sutura frontalis bersilang dengan sutura
koronaria.
2. Moulase/Moulage
Adalah perubahan bentuk kepala sebagai akibat penumpukan tulang tengkorak
yang saling overlapping satu sama lain karena belum menyatu dengan kokoh dan
memungkinkan terjadinya pergeseran sepanjang garis sambungnya. Molase (Molding)
melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan merupakan hasil dari tekanan yang dikenakan
atas kepala janin oleh struktur jalan lahir ibu. Sampai batas-batas tertentu, molase akan
memungkinkan diameter yang lebih besar bisa menjadi lebih kecil dan dengan demikian
bisa sesuai melalui panggul ibu.
Moulase ( penyusupan ) adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala
janin dapat menyesuaikan diri dengan bagian atas panggul ibu. Tulang kepala yang
saling menyusup / tumpang tindih menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang
panggul ( Chepalo Pelvic Disproportion ) CPD.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin,
temuan dicatat pada partograf dengan lambang :
0 : Tulang tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dipalpasi.
1 : Tulang tulang kepala janin tumpang tindih, tetapi masih dapat dipisahkan.
2 : Tulang tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3 : Tulang tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
Jenis-jenis moulase/moulage:
1) Moulage berlebihan : Moulage yang berlebihan ini akan terjadi apabila persalinan
berlangsung lama, karena disproporsi antara ukuran kepala fetus dengan pelvis ibu,
atau apabila tulang cranium tidak mengalami osifikasi sempurna (seperti pada
prematuritas) dan dengan demikian memberikan tahanan yang kecil terhadap
tekanan.
2) Moulage ke atas : Apabila diameter occipitofrontalis merupakan diameter yang
mengalaim penurunan. Maka moulage terjadi pada arah submentobregmatica,
sehingga falx cerebri tertarik ke atas. Falx cerebri kemudian dapat robek pada
pertemuannya dengan tentorium, dan robeknya selaput otak daerah ini juga akan
melibatkan pembuluh darah besar yang menyebabkan perdarahan intrakranial. Jenis
molage ini terjadi apabila bayi dilahirkan pada posisi occipito posteriror persisten
dan apabila kepala yang aftercoming pada presentasi bokong melewati pelvis.
3) Moulage cepat : Kompresi dan dekompresi yang cepat pada kepala merupakan
penyebab yang paling umum pecahnya selaput otak. Moulage cepat yang terjadi
pada kelahiran yang sangat cepat yaitu apabila persalinan terjadi dalam 4 jam, dan
selama kelahiran kepala beberapa menit. Hal yang penting bukan robeknya selaput
otak, tetapi perdarahan yang terjadi apabila pembuluh darah terlibat.

3. Bidang Hodge
Hodge, menemukan bidang-bidang lain dalam panggul untuk mengetahui
seberapa jauh penurun kepala pada panggul yang dikenal dengan Bidang Hodge. Beliau
juga mengajarkan pelajaran kebidanan tentang letak verteks/letak belakang kepala,
mekanisme letak sungsang, pemasangan forsep, dan mengubah letak kepala dengan
tangan sebelum memasang cunam.
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah
janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:
Bidang Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
Bidang Hodge II : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian
bawah symphysis.
Bidang Hodge III : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi
spina isciadika kanan dan kiri.
Bidang Hodge IV : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi
os koksigeus.

4. Posisi Kepala Janin


Ada beberapa jenis / macam posisi bayi dalam kandungan dalam istilah medis disebut
dengan posisi anterior, posterior dan sungsang. Posisi bayi akan mempengaruhi cepat
atau lambatnya sebuah proses persalinan.
1. Posisi Anterior
Posisi ini sering juga disebut sebagai posisi bayi yang ideal atau berada pada
tempat yang terbaik, dimana bagian kepala bayi berada di bagian bawah rahim
(dekat leher rahim) dan menghadap ke arah tulang belakang sang Ibu. Ia akan
berlutut sambil bertumpu pada kedua tangannya. Posisi tersebut akan mempermudah
proses crowning sehingga (bayi) dapat dengan mudah dikeluarkan dari rahim saat
proses persalinan berjalan.
Pada saat bayi berada dalam posisi anterior, maka postur tubuhnya akan
menyesuaikan lengkung panggul sang Ibu. Hal itu dapat mempermudah bayi untuk
bergerak kebawah (menuju jalan lahir) dengan waktu yang cukup singkat tanpa
membutuhkan banyak usaha seperti mengejan.
Ketika bayi sudah berada dibagian bawah panggul maka dengan sendirinya
kepala bayi akan berputar ke arah sejajar dengan bagian terlebar dari panggul sang
ibu. Setelah proses ini berlangsung bagian kepala bayi pun akan bergeser kebagian
bawah tulang pubis sehingga pada saat bayi lahir, wajahnya akan mengarah ke
bagian perineum (bagian yang berada diantara vagina dan anus). Oleh karena itu
posisi anterior disebut sebagai posisi bayi terbaik yang dapat mempercepat proses
kehamilan.

2. Posisi Posterior
Posisi ini dimana kepala bayi berada di bagian bawah perut sang Ibu (mendekati
leher rahim). Sedangkan bagian belakang dan punggung bayi mengarah ketulang
belang sang Ibu. Letak tulang tengkorak bayi yang sangat berdekatan dengan tulang
belakang sang Ibu yang bisa menyebabkan rasa kurang nyaman. Bayi akan semakin
menjauhi tulang belakang sehingga membuat cairan ketuban dalam rahim akan cepat
pecah saat proses persalinan masih berjalan di awal.
Rasa tidak nyaman akan semakin dirasakan saat bayi telah berada di.dasar
panggul. Sebab posisi tersebut akan membuatnya harus bersusah payah dapat
berputar hingga 180 derajat agar dapat segera keluar melalui jalan lahir (vagina)
sang Ibu, dan proses perputaran tersebut memakan waktu yang lama. Apabila sang
bayi tidak bisa berubah (berputar) dan semakin memperlambat proses persalinan
maka dokter spesialis kandungan harus melakukan beberapa penanganan medis.
3. Posisi Sungsang
Posisi sungsang merupakan dimana pantat bayi terletak di bagian bawah
rahim (mendekati leher rahim) sedangkan kepalanya berada dibagian atas rahim.
Biasanya, bayi dengan posisi sungsang yang dikandung oleh seorang wanita hamil
yang pertama kali mengalami kehamilan, akan dapat kembali menjadi posisi anterior
saat usia kehamilan mencapai 8 bulan, dan kemungkinan ini bahkan mencapai 96
persen.
Dan untuk posisi sungsang terbagi dalam 3 jenis yaitu Frank
Breech, Complete Breech dan Incomplete Breech (footling) seperti yang ada pada
gambar dibawah ini :

5. Presentasi
Untuk menentukan bagian janin yang terbawah, dan tiap presentasi terdapat 2
macamposisi yaitu kanan dan kiri, dan tiap posisi terbagi menjadi 3 variasi, yaitu depan,
lintang, danbelakang.
Macam-macam presentasi :
1. Presentasi Kepala (96%)

a. Presentasi belakang kepala, degan penunjuk ubun-ubun kecil di segmen


depan(merupakan normoposisi)
b. Presentasi puncak kepala : kepala defleksi ringan dengan penunjuk ubunubun besar.
c. Presentasi dahi : kepala defleksi sedang dengan penunjuk dahi/frontum
d. Presentasi muka : kepala defleksi maksimal dengan penunjuk dagu
2. Presentasi Bokong (3,6%), dengan penunjuk sacrum
a. Frank breech (Bokong murni) : ekstremitas bawah flexi pada sendi
panggul,ekstensi pada sendi lutut
b. Complete breech (Bokong sempurna) : ekstremitas bawah flexi pada
sendipanggul, satu/dua kaki dalam keadaan flexi
c. Presentasi bokong kaki
d. Presentasi kaki
e. Presentasi lutut
3. Presentasi Bahu (0,4 %), dengan penunjuk acromion atau scapula

6. Sikap (Habitus)
Hubungan antara bagian-bagian janin yang satu dengan yang lain, biasanya
terhadap tulang punggungnya. Sikap fisiologis janin yakni badan dalam keadaan kifosis
sehingga punggung menjadi konveks, kepala hiperflexi sehingga dagu dekat dengan
dada, lengan bersilang didepan dada dan tali pusat terletak diantara ekstremitas. Sikap
defleksi ditandai dengan dagu menjauhi dada sehingga kepala akan menengadah dan
tulang punggung lordose.

1. Sikap Janin Fleksi


Presentasi belakang kepala (Denominator: occiput).
Adapun ciri2 sikap fleksi pada fetus adalah sbb:
a. Kepala fleksi kuat sehingga dagu menempel ke dada
b. Fetus melipat sehingga punggungnya menjadi begitu membungkuk
c. Paha fleksi ke abdomen
d. Tungkai bagian bawah membengkok ke lutut
e. Lengkung kaki bersandar ke bagian anterior tungkai bawah
f. Lengan menyilang di dada atau sejajar disamping
2. Defleksi
Sikap janin , dimana kepala ekstensi menuju kepunggung. Terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Ringan : kepala defleksi ringan, sumbu tubuh terlihat lurus, hingga
presentasinya adalah puncak kepala (sinsiput)
b. Sedang : kepala defleksi sedang, hingga presentasinya adalah dahi
c. Maksimal : kepala defleksi maksimal hingga presentasinya adalah muka

Anda mungkin juga menyukai