Dalam kebanyakan persalinan dengan posisi oksipito posterior, kepala akan mengalami putaran paksi,
sehingga anak lahir dengan oksiput di bawah simfisis. Namun, karena sudut pemutaran besar (umumnya
135°), kala II biasanya sedikit lebih lama. Putaran paksi ini baru terjadi di Hodge III (+) bahkan kadang-
kadang baru terjadi di Hodge IV.
Bila pada posisi oksipito posterior ubun-ubun kecil berputar ke belakang, kita menyebutnya sebagai posisi
oksipito posterior persisten. Penyebab tidak terjadinya putaran paksi ialah panggul antropoid, panggul android,
kesempitan bidang tengah panggul, ketuban pecah sebelum waktunya, fleksi kepala kurang, inersia uteri.
Adakalanya oksiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka dibawah simfisis. Ini terutama terjadi
bila fleksi kepala kurang. Untuk menghindari ruptur perinei totalis, episiotomi harus dibuat lebih lebar karena
dalam hal ini perineum diregangkan oleh sirkumferensia oksipito frontalis. Hanya sebagian kecil (4%) posisi
oksipito posterior yang memerlukan pertolongan pembedahan.
TERAPI
Terapi Bayi umumnya dapat lahir spontan, tetapi bila ada indikasi persalinan buatan per vaginam, dapat
dipilih antara ekstraksi vakum atau forseps.
2. Cara ini dilakukan bila tidak ada faktor-faktor yang menghalangi rotasi Penilaian ada atau tidak adanya
faktor yang menghalangi rotasi sangat sukar sehingga dalam praktik baiknya forsep dipasang biparietal lalu
ditarik. Bila kepala tidak ada cenderung memutar ke depan, kita lahirkan kepala dengan oksiputdibelakang.
Bila ternyata sewaktu menarikkepala ada kecenderungan memutar ke depan, kita bantu rotasi dengan
forseps, Cara yang dilakukan adalah menurut teknik Scanzoni
Diagnosis
1.Dalam Kehamilan Presentasi muka terkadang
dicurigai dalam kehamilan bila:
•Tonjolan kepala teraba sesisi dengan punggung dan
diantara belakang kepala dan punggung teraba sudut
yang runcing.
•Bunyi jantung anak terdengar di sisi bagian-bagian
kecil.
Dalam persalinan dengan pemeriksaan dalam pada
pembukaan yang cukup besar teraba orbita, hidung,
tulang pipi, mulut dan dagu.
Penyebab dapat dibagi dalam 2 golongan
dagu merupakan bagian terendah, dagu menjadi yang paling dulu mengalami rintangan dari otot-otot dasar panggul
sehingga memutar ke depan ke arah simfisis. Putaran paksi baru terjadi di dasar panggul. Di dalam vulva, mulut tampak
lebih dahulu. Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang lidah (hioid) menjadi hipomoklion; berturut-turut lahirlah
hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya tulang belakang kepala
Prognosa
Bayi presentasi muka dapat lahir spontan bila dagu di depan. Umumnya partus berlangsung lebih lama sehingga
meningkatkan angka kematian janin. Risiko ruptur perineum lebih besar.
Terapi
Bila menemukan presentasi muka, sebaiknya diperiksa ada-tidaknya kelainan panggul. Bila tidak ada kelainan panggul,
pengelolaan persalinan bersifat konservatif, mengingat bahwa pada presentasi muka anak masih dapat lahir spontan.
Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi sedang, sehingga dahi menjadi bagian terendah. Biasanya
presentasi dahi bersifat sementara; dengan majunya persalinan, presentasi ini berubah menjadi presentasi muka atau
belakang kepala. Presentasi dahi menetap agak jarang terjadi.
Diagnosis
1.Tonjolan kepala teraba di sisi punggung anak(bertentangan dengan bagian-bagian kecil).
2.Bunyi jantung anak dan bagian-bagian kecil anak terdapat di satu sisi.
Mekanisme persalinan
Presentasi dahi merupakan presentasi paling buruk di antara presentasi kepala. Ukuran
terbesar kepala, yaitu diameter mento-oksipitalis, akan melalui jalan lahir; diameternya cukup
besar (13½ cm), lebih besar dari semua ukuran pintu atas panggul. Oleh sebab itu pada anak
yang cukup besar, kepala tidak dapat masuk ke dalam pintu atas panggul. Pada anak yang agak
kecil, kepala dapat masuk, tetapi dengan molase kuat diikuti putaran paksi, sehingga dahi
memutar ke depan ke arah simfisis.
Terapi Prognosis
Pada presentasi dahi sementara, anak dapat lahir Bila pada persalinan dijumpai presentasi
spontan sebagai presentasi belakang kepala atau dahi, persalinan dilakukan dengan
muka. Prognosis buruk bila presentasi dahi seksio sesarea, mengingat potensi
menetap, kecuali bila ukuran anak cukup kecil. bahaya bagi ibu dan anak.
Kelainan Letak
Letak Sungsang
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi bokong).
Angka kejadiannya ±3% dari kehamilan .
1. Presentasi bokong murni dalam bahasa Inggris disebut frank breech. Bagian depan hanya menampilkan bokong,
sementara kedua tungkai lurus ke atas.
2. Presentasi bokong kaki-dalam bahasa Inggris disebut complete breech. Di samping bokong, kaki pun turut teraba.
Presentasi bokong kaki disebut sempurna bila kedua kaki ikut teraba dan disebut tidak sempurna bila hanya teraba satu
kaki.
3. Presentasi lutut
4. Presentasi kaki, dalam bahasa Inggris, presentasi lutut serta kaki disebut incomplete breech presentation. Bergantung
kepada terabanya kaki atau lutut, presentasi kaki atau lutut dapat disebut sempurna (kedua tungkai atau lutut teraba) atau
tidak sempurna (salah satu kaki atau lutut teraba).
.
DIAGNOSIS
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting di fundus
uteri. Punggung anak dapat teraba di salah satu sisi perut dan
bagian-bagian kecil di sisi berlawanan. Di atas simfisis, teraba
bagian yang kurang bundar dan lunak.
1. Prematuritas – bentuk rahim relatif kurang lonjong, cairan ketuban masih banyak dan kepala anak relatif
besar;
5. Panggul sempit
Garis pangkal paha masuk secara miring ke dalam pintu masuk panggul bagian atas, kemudian terjadi putaran internal:
bokong depan berputar ke depan setelah mendapat hambatan dari otot dasar panggul. Dengan demikian, dapat terjadi
laterofleksi tubuh untuk beradaptasi dengan kelengkungan panggul. Bokong depan muncul pertama kali di vulva, dan
dengan trokanter depan sebagai hipomoklion dan laterofleksi tubuh, bokong belakang lahir di tepi depan perineum, diikuti
dengan lahirnya bokong depan.
Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar sehingga punggung berputar sedikit ke depan dan bahu dapat masuk pintu
atas panggul dalam ukuran serong dari pintu atas panggul. Sesudah bahu turun, terjadi putaran paksi dari bahu sampai
ukuran bisakromial dalam ukuran muka belakang dari pintu bawah panggul. Oleh sebab itu, punggung berputar lagi ke
samping. Pada saat bahu akan lahir, kepala dalam keadaan fleksi masuk ke pintu atas panggul dalam ukuran melintang
pintu atas panggul. Kepala ini mengadakan putaran paksi sedemikian rupa, sehingga kuduk terdapat di bawah simfisis dan
dagu sebelah belakang.
PROGNOSIS
Prognosis ibu pada presentasi bokong tidak banyak berbeda dengan prognosis pada presentasi kepala;
ruptur perineum mungkin lebih sering terjadi. Sebaliknya, prognosis bagi anak letak sungsang lebih buruk,
terutama bila anak berukuran besar dan ibu seorang primigravida.
Penyebab kematian anak letak sungsang ialah:
1. Setelah pusat lahir, kepala anak mulai masuk ke dalam rongga panggul, sehingga tali pusat tertekan antara
kepala dan dinding panggul. Diduga bahwa after coming head, kepala harus lahir dalam 8 menit karena akan
terjadi hipoksia;
2. Pada letak sungsang dapat terjadi perdarahan otak karena kepala dilahirkan dengan cepat;
4. Pada letak sungsang lebih sering terjadi tali pusat menumbung karena bagian depan anak kurang baik menutup
bagian bawah rahim.
TERAPI
Teknik versi luar meliputi:
Presentasi bokong biasanya lahir spontan bila ukuran anak tidak terlalu besar (> 3500 gram). Oleh karena itu, jangan terlalu
cepat bertindak. Penolong bersikap konservatif sampai tali pusat lahir. Setelah lahir, tali pusat dilonggarkan dan anak harus
lahir 8 menit setelah tali pusat lahir. Jendela waktu setelah pembukaan lengkap biasanya lebih pendek dibandingkan dengan
letak kepala. Prinsipnya, persalinan pada letak sungsang harus lancar.
Biasanya letak sungsang dapat lahir spontan sampai pusat lahir karena rintangan baru timbul pada kelahiran bahu.
Bila pusat sudah lahir dan tidak ada kemajuan, misalnya karena his lemah atau rintangan bahu, kita tidak boleh
menunggu terlalu lama karena pada saat ini kepala mulai masuk ke dalam rongga panggul dan tali pusat akan
tertekan di antara kepala dan dinding panggul, sehingga anak harus dilahirkan dalam kurun waktu + 8 menit
setelah tali pusat lahir. Dalam hal ini, untuk melahirkan anak, kita pergunakan ekstraksi parsial atau manual aid.
Ekstraksi disebut parsial karena sebagian tubuh anak sudah lahir.
TEKNIK MELAHIRKAN BAHU
Panggul dipegang sedemikian rupa, sehingga ibu jari berdampingan di os sakrum, kedua jari
telunjuk di krista iliaka dan jari lainnya menggenggam bokong dan pangkal paha. Kemudian,
tarikan diarahkan ke bawah ke kaki penolong sampai terasa ada rintangan. Pada saat ini, kita
dapat melahirkan bahu dengan 2 cara, yakni klasik dan Muller
Dengan cara ini, tangan yang masuk ialah tangan yang berhadapan dengan perut anak. Mula-mula, tangan luar
menggenggam kaki dengan jari telunjuk di antara kedua kaki dan mengangkat kaki tinggi ke atas. Kemudian, tangan
dalam masuk dan jari telunjuk dimasukkan ke dalam mulut atau jari tengah dan jari telunjuk ditempatkan pada fossa
kanina. Jari-jari ini berfungsi mempertahankan fleksi dan memutar dagu anak ke belakang bila anak ditarik, bukan
untuk menarik. Badan anak lalu diturunkan sehingga menunggang lengan dalam tadi, Tangan luar menggenggam leher
anak sedemikian rupa sehingga leher anak terdapat di antara jari telunjuk dan jari tengah dan jari-jari lainnya terletak di
pundak. Tangan luar menarik ke arah bawah dan tangan dalam memutar dagu ke belakang sampai suboksiput terdapat
di bawah simfisis. Badan anak lalu dibawa ke atas ke arah perut ibu sehingga berturut- turut lahirlah dagu, mulut,
hidung dahi dan akhirnya belakang kepala pada komisura posterior
2. Perasat de Lee
Perasat ini dianjurkan bila kepala anak sulit dilahirkan: spekulum dipasang di dinding vagina belakang yang ditekan ke bawah agar
hidung dan mulut anak bebas, dan anak dapat bernapas meski kepala belum lahir.
3. Forseps Piper
Bila kepala sukar lahir dengan cara Mauriceau, forseps Piper dipergunakan untuk menghindarkan kerusakan tulang leher anak dan
trauma pleksus brakialis.
EKSTRAKSI TOTAL
Dahulu dikenal tindakan ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki, tetapi karena angka kesakitan dan angka kematian anak
tinggi, cara ini sudah ditinggalkan.
INSISI DUHRSEN
Tindakan ini dilakukan dalam keadaan darurat, yakni bila kepala anak tersangkut akibat pembukaan yang belum
lengkap. Pada keadaan ini, bokong dan badan sebagai bagian lunak sudah lahir dan dapat melewati pembukaan yang
belum lengkap, tetapi kepala sebagai bagian yang keras tidak dapat. Insisi serviks dibuat di arah pukul 10, pukul 2 dan
pukul 6; serviks dijahit kembali setelah kepala anak lahir. Penyulit yang mungkin timbul adalah ruptur uteri akibat
perluasan sayatan di serviks ke atas. Untuk menghindarkan penyulit persalinan di atas, hendaknya ketuban pada letak
sungsang tidak dipecahkan sebelum pembukaan lengkap.
OPERASI CAESAR
Persalinan letak sungsang harus berjalan lancar. Indikasi seksio sesarea antara lain panggul sempit, besarnya anak
>3500 gram), dan anak presentasi kaki.
Letak Lintang (Presentasi Bahu)
Pada presentasi bahu, bahu menjadi bagian terendah, dan disebut juga presentasi akromion; bila punggung terdapat
di Sisi depan, disebut dorsoanterior; dan bila punggung terdapat di Sisi belakang, disebut dorsoposterior.
Pada inspeksi, perut tampak melebar ke samping; pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri tampak lebih rendah
dari pada biasanya, hanya beberapa jari di atas pusat.
Pada palpasi, fundus uteri maupun bagian bawah rahim ternyata teraba kosong sedangkan bagian-bagian besar
(kepala dan bokong) teraba di samping kiri atau kanan di atas fossa iliaka. Bila tahanan terbesar teraba di sebelah
depan, punggung ada sebelah depan; sebaliknya, bila teraba tonjolan-tonjolan, ini merupakan bagian-bagian kecil,
sehingga punggung terdapat sebelah belakang.
Pemeriksaan dalam dalam persalinan dapat menemukan Sisi toraks sebagai susunan tulang-tulang yang sejajar;
bila pembukaan sudah besar, akan teraba skapula, dan di Sisi yang bertentangan dengan skapula, akan teraba
klavikula.
Jalanya persalinan
Ada kalanya anak yang pada mula persalinan terletak lintang akan berputar sendiri menjadi letak memanjang. Kejadian ini
disebut versio spontanea. Versio spontanea hanya mungkin bila ketuban masih utuh.
Anak yang menetap dalam letak lintang umumnya tidak dapat lahir spontan, kecuali anak berukuran kecil atau anak mati dan
sudah mengalami maserasi.
pada kala I dan II, anak ditekan dan badan anak melipat sedemikian rupa sehingga kepala anak mendekati permukaan ventral
tubuh anak. Akibatnya, ukuran melintang berkurang, dan bahu dapat masuk ke rongga panggul. Setelah ketuban pecah, bahu
terdorong ke dalam rongga panggul dan lengan yang bersangkutan biasanya menumbung. Akan tetapi tidak lama kemudian
kemajuan bagian depan ini terhenti.
Rahim menambah kekuatan kontraksi untuk mengatasi rintangan dan berangsur-angsur terjadilah lingkaran retraksi
yang patologis. Bila keadaan ini dibiarkan, terjadi ruptur uteri atau kelemahan his karena otot rahim kelelahan,
sehingga timbul infeksi intrauterin sampai terjadi tympania uteri
Persalinan hanya dapat berlangsung spontan bila anak berukuran kecil atau telah mengalami maserasi. Kepala anak
tertekan ke dalam perutnya, dan seterusnya anak lahir dalam keadaan terlipat atau conduplicatio corpore.
Cara lain yang memungkinkan kelahiran spontan letak lintang ialah evolutio
spontanea, walaupun jarang sekali terjadi.
● Pada modus Douglas, laterofleksi terjadi pada tulang pinggang bagian atas
menuju ke bawah. Setelah bahu lahir, lahirlah Sisi toraks, perut, bokong dan
akhirnya kepala.
● Pada modus Denman, laterofleksi terjadi pada tulang pinggang bagian bawah
menuju ke atas. Setelah bahu lahir, lahirlah bokong, kemudian dada dan
kepala.
Prognosis
Prognosis bayi sangat bergantung kepada waktu ketuban pecah. Selama ketuban masih utuh, bahaya bagi anak dan ibu
relatif kecil. Oleh sebab itu, ketuban diupayakan selama mungkin utuh, dengan cara:
PATOFISIOLOGI
Tanda gawat janin:
Kontrol fisiologis denyut jantung mencakup berbagai 1. Mekonium dalam cairan amnion
mekanisme keterhubungan yang bergantung pada aliran darah 2. Takikardi/ bradikardi/ iregularitas denyut
serta oksigenasi. Kegiatan mekanisme kontrol ini dipengaruhi jantung janin (pemantauan kardiotokografi)
oleh keadaan oksigenasi janin sebelumnya, seperti yang terlihat
3. Asidosis pada janin
pada insufisiensi plasenta kronis. Janin yang terikat tali pusat
sehingga aliran darah terus-menerus dalam bahaya. persalinan
normal adalah proses peningkatan asidemia. Dengan demikian,
persalinan normal merupakan proses peristiwa hipoksia janin
yang berulang-ulang yang mengakibatkan asidemia. Dengan
kata lain asfiksia dapat dijelaskan sebagai hipoksia yang
menyebabkan asidemia. Jadi proses persalinan normal adalah
peristiwa yang menyebabkan asfiksia bagi janin.
MEKONIUM
Mekonium adalah cairan berwarna hijau tua yang secara normal 3 Penyebab Keluarnya Mekonium :
dikeluarkan oleh bayi baru lahir mengandung mukus, empedu, dan 1. Janin mengeluarkan mekonium sebagai respons terhadap
sel-sel epitel. Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran hipoksia dan karenanya mekonium adalah tanda dari
mekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan gangguan janin.
indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan penanganan 2. Dalam rahim, keluarnya mekonium dapat menggambarkan
mekonium pada saluran napas atau neonatus untuk mencegah pematangan saluran pencernaan normal di bawah kendali
aspirasi mekonium. Pada presentasi sungsang, mekonium saraf.
dikeluarkan pada saat persalinan akibat kompresi abdomen janin 3. Keluarnya mekonium mungkin juga terjadi setelah
pada persalinan. Hal ini bukan merupakan tanda kegawatan kecuali stimulasi vagal akibat lilitan tali pusat yang umum terjadi
jika hal ini terjadi pada awal persalinan/ saat bokong masih tinggi tetapi bersifat sementara sehingga mengakibatkan
letaknya. peningkatan peristaltik.
KARDIOTOKOGRAFI
Kardiotokografi adalah alat elektronik yang digunakan untuk tujuan memantau atau mendeteksi adanya gangguan yang
berkaitan dengan hipoksia janin dalam rahim, seberapa jauh gangguan tersebut dan menetukan tindak lanjut dari hasil
pemantauan tersebut. Pemantauan dilakukan melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungan dengan adanya
kontraksi ataupun aktivitas janin dalam rahim. Pemantauan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Pemantauan Secara
Internal ,Pemantauan Secara Eksternal
POLA DENYUT JANTUNG JANIN
Seiring meningkatnya kematangan janin, denyut jantung mengalami penurunan. Frekuensi denyut jantung janin basal menurun
rata-rata sebesar 24 denyut/menit dalam 16 minggu, atau kira-kira 1 denyut/menit per minggu. Hal ini dinyatakan bahwa
deselerasi denyut jantung janin secara berangsur-angsur ini normal, sesuai dengan semakin matangnya kontrol parasimpatis
(vagal) jantung. Denyut jantung janin basal yang kurang dari 110 denyut/ menit disebut bradikardia. Sedangkan frekuensi basal
yang lebih besar dari 160 denyut/ menit disebut takikardia. Frekuensi denyut jantung juga berada di bawah kendali kemoreseptor
arterial yang sedemikian hingga kondisi hipoksia dan hiperkapnia dapat memengaruhi kecepatan denyut jantung. Hipoksia berat
dan berkepanjangan, disertai peningkatan kadar laktat dalam darah dan asidemia metabolik berat dapat memicu penurunan
frekuensi denyut jantung yang berkepanjangan .
Bradikardia
Takikardia pada janin didefinisikan sebagai denyut jantung basal yang melebihi 160 denyut/menit. Penyebab yang paling umum
untuk takikardia janin adalah demam pada ibu yang disebabkan korioamnionitis, meskipun demam dari sumber lain juga dapat
meningkatkan denyut jantung janin basal. Beberapa infeksi juga telah diamati dapat menyebabkan takikardia janin sebelum
demam pada ibu didiagnosis secara jelas. Penyebab lain takikardia janin meliputi gangguan janin, aritmia jantung, dan pemberian
obat-obatan parasimpatetik (atropin) atau simpatomimetik (terbutaline) pada si ibu. Ciri utama untuk membedakan gangguan
janin akibat takikardia adalah adanya terjadinya deselerasi denyut jantung secara bersamaan
NICHD Workshop (1997) yang tidak merekomendasikan untuk
Variabilitas denyut ke denyut jantung membedakan variabilitas jangka pendek dan jangka panjang karena
dalam praktik- nya, keduanya secara visual ditentukan sebagai satu
variabilitas dini/ jangka pendek unit.
Akselerasi adalah peningkatan tiba-tiba yang jelas secara visual diartikan sebagai awitan akselerasi ke puncak terjadi dalam
waktu kurang dari 30 detik pada denyut jantung janin basal akselerasi paling sering terjadi antepartum, pada awal persalinan,
dan terkait dengan deselerasi variabel. Mekanisme akselerasi intrapartum meliputi gerakan janin, stimulasi oleh kontraksi
uterus, oklusi tali pusat, dan stimulasi janin selama pemeriksaan panggul. Akselerasi tampaknya memiliki penjelasan fisiologis
yang sama seperti variabilitas denyut-ke-denyut bahwa keduan ya mewakili mekanisme kontrol utuh terhadap neurohormonal
kardiovaskular terkait dengan keadaan perilaku janin
Deselerasi Dini
Deselerasi lambat adalah penurunan denyut jantung janin yang bersifat halus,
bertahap, simetris dimulai pada awal atau setelah puncak kontraksi dan kembali
ke garis basal sesaat setelah kontraksi berakhir Pada kebanyakan kasus, awitan,
titik terendah, dan pemulihan deselerasi terjadi setelah awal, puncak, dan akhir
kontraksi, secara berurutan Banyak keadaan klinis yang dapat mengakibatkan
deselerasi lambat. Umumnya, setiap proses yang menyebabkan hipotensi ibu,
aktivitas uterus yang berlebihan, atau disfungsi plasenta dapat menimbulkan
deselerasi lambat. Dua penyebab paling umum adalah hipotensi akibat analgesia
epidural dan hiperaktivitas uterus yang disebabkan oleh sti-
mulasi oksitosin. Penyakit pada ibu seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan
vaskular-kolagen dapat menyebabkan disfungsi plasenta kronik.
Deselerasi variabel
Teknik pengambilan
Sebuah endoskop dengan sinar dimasukkan melalui serviks yang dilatasi setelah ketuban-
pecah sehingga dapat ditekankan ke kulit kepala janin Kulit dibersihkan dengan kapas dan
dilapisi dengan gel silikon yang menyebabkan darah terkumpul sebagai gelembung-
gelembung diskret. Sayatan dibuat melalui kulit. hingga kedalaman 2 mm menggunakan
pisau khusus dengan gagang yang panjang. Segera setelah setetes darah terbentuk di
permukaan, secepatnya dikumpulkan ke dalam sebuah tabung kapiler kaca yang berisi
heparin. pH darah kemudian segera diukur.
interpretasi
pH darah kapiler kulit kepala janin biasanya lebih rendah daripada pH darah
vena umbilicalis dan mendekati pH darah arteria umbilicalis. Jika pH lebih
besar dari 7,25, persalinan diobservasi. Jika pH antara 7,20 dan 7,25,
pengukuran pH diulang dalam waktu 30 menit. Jika pH kurang dari 7,20,
sampel darah kulit kepala lain segera diambil, dan ibu dibawa ke ruang
operasi dan dipersiapkan untuk dioperasi. Pelahiran segera dilakukan jika pH
rendah telah dikonfirmasi. Jika tidak, persalinan boleh dilanjutkan, dan
sampel darah kulit kepala diulang secara berkala.
Stimulasi kulit kepala Stimulasi vibroakustik
stimulasi kulit kepala adalahi suatu altematif Akselerasi denyut jantung janin akibat stimulasi vibroakustik telah
terhadap pengambilan sampel darah kulit kepala. direkomendasikan sebagai pengganti pengambilan sampel kulit
Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa kepala. Teknik ini menggunakan laring artifisial elektronik
akselerasi denyut jantung akibat jepitan kulit ditempatkan sekitar 1 sentimeter dari, atau langsung pada perut ibu.
kepala dengan klem Allis tepat sebelum Respon terhadap stimulasi vibroakustik dianggap wajar jika akselerasi
pengambilan darah, selalu dikaitkan dengan pH denyut jantung janin setidaknya 15 denyut/menit selama setidaknya
normal. Sebaliknya, kegagalan untuk memicu 15 detik, terjadi dalam waktu 15 detik setelah stimulasi dan dengan
akselerasi tidak selalu sama dalam memprediksi gerakan janin yang berkepanjangan.
asidemia janin.
Oksimetri janin
● Tokolisis
Injeksi subkutan atau intravena tunggal dari 0.25 mg terbutalin sulfat diberikan untuk
relaksasi uterus telah dijelaskan sebagai tindakan sementara dari penanganan denyut jantung
yang meragukan selama persalinan. Inhibisi kontraksi uterus dapat meningkatkan oksigenasi
janin, dan menghasilkan resusitasi intrauterus. Dosis kecil nitrogliserin intravena ( 60 sampai
dengan 180 μg)
● Amnioinfusion
amnioinfusion transvaginal kini digunakan untuk Penanganan deselerasi variabel atau
deselerasi lama Profilaksis kasus oligohidroamnion, seperti ketuban pecah dini . Usaha untuk
mengencerkan atau ’mencuci’ mekonium yang kental. cukup dengan pemberian 500 ml bolus
cairan fisiologis dalam temperatur ruangan, atau 500 ml bolus ditambah infus kontinyu 3 ml
per menit.
Referensi