MALPOSISI JANIN
NIDIANTI NERISSA
MARWAH NISA HIDAYAT
TUTI ALAWIYAH
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Polihidaramnion (0,4%)
Berat badan lahir <1500 g (0,19%)
Prematuritas (0,16%)
Postmaturitas (0,1%).
DIAGNOSIS
Faktor predisposisi
Malformasi janin
Berat badan lahir < 1500g
Polihidramnion
Postmaturitas
Multiparitas
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Abdomen
Palpasi
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat menempati bagian fundus uteri.
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian
kecil berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement
belum terjadi.
Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas
umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin
terdengar dibawah umbilikus
Pemeriksaan Dalam
Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum
dan anus.
Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping
bokong,sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba
satu kaki di samping bokong.
Pemeriksaan Penunjang.
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada presentasi
kepala, apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin yang lainnya relatif
mudah dilahirkan. Tidak demikian halnya dengan presentasi bokong.
Bokong masuk PAP dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Setelah
masuk dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di PBP trochanter
depan berada di bawah simfisis, fleksi lateral pada badan janin sehingga
trochanter belakang melewati perineum dan lahir seluruh bokong diikuti oleh
kedua kaki.
Penanganan
Pada primigravida:
Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee
chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari.
Pasien diminta datang kembali 2 minggu kemudian.
Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar,
dengan syarat: ketuban belum pecah, janin belum masuk pintu atas panggul,
tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio
sesarea harus segera dilakukan.
Pada Multigravida:
Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee
chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
Pasien diminta datang kembali 2 minggu kemudian
Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar,
dengan syarat: ketuban belum pecah, janin belum masuk pintu atas panggul,
tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio
sesarea harus segera dilakukan.
Persalinan pada presentasi
bokong
ETIOLOGI;
1) kelainan panggul
2) disfungsi uterus hipotonik, terutama disfungsi
uterus hipotonik kala II
3) kelainan janin: janin kecil atau mati, kepala kecil
dan bentuknya bundar, dan punggung belakang.
Posisi Oksipitalis
Transversalis Persisten
DIAGNOSIS;
Denominator ubun-ubun kecil. Pada periksa dalam
didapatkan sutura sagitalis melintang dengan
ubun-ubun kecil terendah berada di samping
kanan atau kiri.
Posisi Oksipitalis
Transversalis Persisten
PENGELOLAAN;
SC
Forsep
Posisi Oksipitalis Posterior
Persisten
DIAGNOSIS;
Denominator ubun-ubun kecil. Pada periksa luar perut
agak mendatar, bagian kecil teraba di depan, kepala
menonjol di atas pintu atas panggul (memberi kesan
seperti disproporsi kepala panggul) dan periksa dalam
ubun-ubun kecil di segmen belakang, kanan belakang,
kiri belakang atau belakang.
Posisi Oksipitalis Posterior
Persisten
PENGELOLAAN;
Koreksi manual
Vakum
Forsep
TATALAKSANA UMUM
Vital Sign
Penilaian kondisi janin
- DJJ
- Ketuban tanda ada nya gawat janin bisa
dilihat
Bab 3
KESIMPULAN
TINJAUAN PUSTAKA
KESIMPULAN
- Malposisi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
- Janin dalam keadaan malposisi sering menyebabkan partus lama atau
partus macet.
- Penatalaksanaan pada malposisi ini diakukan dengan penilaian cepat
mengenai kondisi ibu termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu). Setelah itu lakukan penilaian kondisi janin dengan
menghitung DJJ selama satu menit penuh paling sedikit setiap 30
menit selama fase aktif dan setiap 5 menit selama fase kedua.