PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
OLEH
PRESEPTOR
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan wanita terutama
organ reproduksi. Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan untuk
menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita. Tujuan pemeriksaan ginekologi
adalah untuk menentukan arah, besar dan konsistensi uterus, memeriksa adneksa dan
peradangan atau infeksi dan pemeriksaan flour albus, perdarahan dan tumor pelvik.1
Beberapa keluhan yang sering muncul adalah keluar cairan dari vagina, gangguan siklus
menstruasi, nyeri saat menstruasi, nyeri perut bagian bawah dan nyeri saat berhubungan seksual.
Organ reproduksi perempuan sangat rentan untuk terserang penyakit yang berbahaya, terutama
jika terlambat dideteksi. Pemerksaan dini sangat penting karena gejala penyakit biasanya akan
muncul pada stadium lanjut. Oleh karena itu, pemeriksaan ginekologi sangat penting dilakukan,
dan akan sangat baik apabila dilakukan secara berkala dan rutin.
Makalah ini ditulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perineum adalah gerbang bagi rongga pelvis, yang biasanya diinterpretasikan sebagai
tendon dari korpus perinea atau bulbus perineum. Anterior terhadap bulbus perineum terdapat
fisura yang dibatasi oleh mons pubis dan labium mayora yang dikenal sebagai mons pubis.
Vulva adalah orificium dari vagina. 2
Medial terhadap labium mayora terdapat dua labium minora yang bergabung dengan
labium mayora pada komisura posterior. Kedua labium minor bergabung pada komisura
anterior, yang melindungi vagina. Antara kedua labium minora terdapat membran tipis yang
dikenal sebagai hymen. 2
VAGINA
Vagina merupakan saluran yang dikelilingi oleh jaringan otot yang kuat. Panjang dari
bagian anterior dari vagina adalah 7 cm, dengan panjang bagian posterior 2 cm lebih panjang.
Sumbu dari vagina paralel dengan orificium dari rongga pelvis, yang pada posisi terlentang
3
membentuk sudut 30-40 derajat dari bidang horizontal. Apabila seseorang ingin melakukan
pemeriksaan ginekologi, sudut ini penting untuk dimengerti. 2
Terdapat tepi mukosa di dalan lumen vagina yang dikenal sebagai columna rugaerum
atau columna vaginalis. Pada serviks uteri, vagina melipat mengelilingi serviks, membentuk
forniks, yang terdiri dari forniks anterior, posterior, serta lateral, berdasarkan posisinya
terhadap serviks uteri. Bagian yang teraksentuasi pada vagina disebut portio. 2
UTERUS
Uterus adalan organ muskular yang terdapat di tengah rongga pelvis. Ukuran normal
pada periode reproduksi adalah 7.5 x 5 x 2.5 cm. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan (dari
dalam ke luar) : endometrium, myometrium dan perimetrium. Endometrum adalah jaringan
mukosa dengan banyak kelenjar dengan tebal beragam, tergantung pada siklus menstruasi.
4
Myometrium adalah bagian paling tebal yang terdiri dari jaringan otot. Perimetrium
sesungguhnya adalah peritoneum. 2
Terdapat berbagai posisi dari uterus. Posisi uterus terhadap vagina dapat anteversi,
retroversi, dextroposisi atau sinistroposisi. Posisi uterus terhadap serviks dapat antefleksi,
laterofleksi atau retrofleksi. Kebanyakan wanita Indonesia ialah retrofleksi dengan sudut
antara 45-90 derajat. Retrofleksi ekstrem dari uterus disebut hiperretrofleksi. Serviks uteri,
isthmus uteri dan korpus uteri adalah bagian dari uterus. Isthmus uteri dari wanita tidak hamil
sangat pendek, sehingga sering dianggap sebagai bagian dari serviks. Serviks uteri memiliki
dua struktur yang berbentuk tanduk, yang merupakan orificium dari tuba uteri yang disebut
kornu. Terdapat struktur berbentuk kubah diantara keduanya yang disebut fundus. Kavitas di
dalam uterus disebut kavum uteri, yang memanjang ke arah vagina melalui kanalis servikalis.
5
TUBA FALOPII
Tuba falopii adalah organ berbentuk kanal dengan panjang ± 10 cm. Seperti uterus,
dindingnya terdiri dari 3 bagian yaitu lapisan mukosa, lapisan otot dan lapisan serosa. Setiap
tuba dibagi menjadi bagian interstitial, isthmus, ampulla dan fimbria. 2
OVARIUM
Adalah organ yang memproduksi ovum, dan memiliki ukuran sangat beragam, tetapi
biasanya 3.5 x 2.5 x 1 cm. Posisinya selalu berubah, bergantung pada postur, perubahan posisi
usus dan perubahan bentuk uterus pada kehamilan. Terdapat 4 kutub dari ovarium yang
meliputi superior, inferior, anterior dan posterior. Terdapat dua lapisan dari ovarium, yaitu
korteks (bagian luar) dan medulla (bagian dalam). 2
LIGAMENTUM
Korpus uteri memiliki posisi yang bebas dan berubah-ubah, tergantung pada pengisian
vesika urinaria, walaupun serviks uteri memiliki posisi yang tetap. Struktur yang menyokong
posisi uterus adalah ligamentum rotundum, ligamentum sakrouterina dan ligamentum
kardinale. Seluruh ligamentum adalah sepasang ligamentum yang simetris pada sisi kiri dan
kanan uterus. Sementara terdapat satu buah ligamentum lebar, yaitu ligamentum latum, yang
sesungguhnya merupakan lipatan dari peritoneum yang meliputi tuba, dan memanjang ke arah
ligamentum kardinale. Ligamentum latum dan struktur antara bagian peritoneum yang terlipat
dikenal sebagai parametrium.Seperti uterus, ovarium disokong pada posisinya oleh
mesovarium, ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulo-pelvikum) dan
ligamentum ovarii proprium. 2
6
Keterangan Gambar:
1. Round ligament
2. Uterus
3. Kavum uteri
4. Uterus, permukaan intestinal
5. Uterus, permukaan versical
(ke arah vesika urinaria)
6. Fundus uteri
7. Korpus uteri
8. Palmate folds of cervical canal
9. Kanalis servikalis
2.2 ANAMNESIS
Keluhan utama adalah alasan yang membuat pasien datang menemui dokter. Alasan
kunjungan dapat berupa kunjungan ginekologi rutin, ingin memasang/ menggunakan kontrasepsi
atau terdapat keluhan lain. Hal-hal yang sering dikeluhkan:
7
Perdarahan
Perdarahan yang sifatnya tidak normal sering dijumpai. Perlu ditanyakan apakah
perdarahan ada hubungannya dengan siklus haid atau tidak, banyaknya dan lama perdarahan.
Perdarahan yang didahului dengan haid yang terlambat biasanya disebabkan abortus, kehamilan
mola, atau kehamilan ektopik. Tapi mungkin juga karena poliposus servisi uteri, erosi porsio
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus merupakan gejala karsinoma servik uteri atau bisa
juga karena poliposus servik uteri, erosi porsio uteri atau vulnus postkoitum (himen robek
disertai perdarahan dari arteri kecil dari koitus pertama, atau pada permukaanforniks posterior). 1
Perdarahan dalam menapouse perlu mendapatkan perhatian khusus, karena gejala ini
mempunyai arti klinis yang penting. Pemeriksa harus melakukan pemeriksaan secara sistematis
dan lengkap untuk menyingkirkan kemungkinan tumor ganas genitalia perempuan, seperti
karsinoma serviks dan karsinoma korpus uteri yang akan memberikan gambaran metroragia.
Selain tumor ganas, perdarahan dalam menopause dapat pula disebabkan oleh kelainan lain
Fluor albus cukup mengganggu penderita baik fisik maupun mental. Sifat dan banyaknya
keputihan bisa memberi petunjuk etiologinya. Ditanyakan sudah berapa lama keluhan itu, terus-
menerus atau pada waktu-waktu tertentu, banyaknya, warnanya, baunya disertai rasa gatal/nyeri
atau tidak.1
8
Secara fisiologik dapat dijumpai pada waktu (1) ovulasi, (2) waktu menjelang dan setelah
haid, (3) rangsangan seksual, atau (4) dalam kehamilan. Tetapi, bila wanita merasa terganggu,
berganti celana beberapa kali sehari, disertai gatal/nyeri merupakan tanda-tanda keadaan yang
Fluor albus karena trikomoniasis dan kandidiasis hampir selalu disertai rasa gatal.
Demikian pula halnya dengan fluor albus karena diabetes mellitus, sedangkan vaginitis senilis
disertai rasa nyeri. 1
Rasa nyeri
Nyeri di perut, pinggang atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala dari beberapa
kelainan ginekologik. Dismenorea dapat dirasakan di perut bawah atau di pinggang, bersifat
seperti mulas-mulas, ngilu atau ditusuk-tusuk. Endometriosis hampir selalu disertai dismenorea.
Dispareunia, rasa nyeri waktu bersenggama dapat disebabkan kelainan organik atau faktor
psikologik. Sebab-sebab organik seperti introitus vagina atau vagina terlampau sempit,
Nyeri perut dapat disebabkan kelainan letak uterus, neoplasma, peradangan. Perlu
ditanyakan lamanya, secara terus menerus atau berkala, rasanya nyerinya seperti apa (seperti
Nyeri pinggang bagian bawah diderita oleh wanita yang mengalami parametritis akibat
fibrosis di ligamentum kardinal dan sakrouterinum. Namun nyeri pinggang lebih sering
9
Keluhan miksi
Keluhan dari saluran kemih sering menyertai kelainan ginekologik. Oleh karena itu perlu
ditanyakan rasa nyeri waktu kencing, seringnya kencing, retensio urine, kencing tidak lancar atau
tidak tertahan. 1
Disuria : pada penderita uretritis dan sistitis merasa nyeri waktu kencing atau sesudah
kencing. Pada sistitis disertai pula rasa tidak enak atau nyeri didaerah simfisis.
Retensio urin : dijumpai pada retrofleksi uteri gravid inkarserata pada kehamilan 16
Kesulitan miksi : pada sistokel yang besar dengan atau tanpa prolaps uteri.
Sering berkemih : dijumpai pada kehamilan aterm, peradangan saluran kemih, prolaps
Pada riwayat penyakit sekarang, pemeriksa harus dapat menggali keluhan utama pasien
dan keluhan lain yang dirasakan pasien yang berhubungan dengan penyakit pasien. Beberapa hal
yang harus ditanyakan:
10
2.2.3 Riwayat Obstetri Ginekologi2,4
11
Perhatian mengenai masalah seputar seksual.
Masalah ginekologi yang ada :
o Kelainan hasil Pap smear,
o Perdarahan pervaginam,
o Penyakit menular seksual
12
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan umum : apakah tampak sakit, bagaimanakah kesadarannya, apakah tampak pucat,
mengeluh kesakitan di daerah abdomen.
2. Pemeriksaan tanda vital : periksa tekanan darah, nadi, napas dan suhu.
3. Pemeriksaan sistemik : pertumbuhan rambut (daerah pubis, betis, kumis), gizi (obesitas
atau kakeksia), mata (konjungtiva dan sklera) dan lain-lain.
Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita wanita, terutama dalam
hubungan dengan diagnostik kelainan endokrin, kehamilan dan karsinoma mammae. Perlu
diperhatikan perkembangan payudara (besar-kecilnya) dihubungkan dengan umur dan keluahan
penderita (amenore, kehamilan, laktasi, menopause), selanjutnya bentuknya, konsistensi, adakah
benjolan, warna dan kelainan papila mamae. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara penderita
berbaring maupun duduk tegak lurus.1
13
2.3.3 Pemeriksaan abdomen
Inspeksi abdomen
o Pembesaran perut ke arah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan oleh
kehamilan atau tumor.
o Pembesaran perut ke arah samping umumnya terjadi pada asites.
o Striae, jaringan parut, peristaltik.
Auskultasi abdomen
o Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut
jantung janin).
o Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
o Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan
Palpasi abdomen
o Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
o Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
o Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-jari
dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-
lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang
meningkat secara bertahap.
o Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
Terdapat“defance muscular” akibat peritonitis atau rangsangan
peritoneum yang lain.
Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak
tangan kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam
cavum abdomen.
Perkusi abdomen
o Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus)
atau tumor.
14
2.3.4 Pemeriksaan Ginekologi 1,5
Letak pasien:
1. Letak litotomi
- Penderita berbaring sambil lututnya diletakkan pada penyangga dan tungkainya dalam
fleksi santai. Dengan demikian, dengan penerangan yang memadai vulva, anus dan
sekitarnya tampak jelas (gambar 4D).
- Penderita berbaring telentang di tempat tidur biasa, kedua tungkai fleksi di lutut dan agak
mengangkang
2. Letak miring
- Penderita diletakkan dipinggir tempat tidur, miring ke sebelah kiri, sambil paha dan
lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar ( gambar4A). Posisi demikian hanya untuk
pemeriksaan inspekulo.
3. Letak Sims
- Letak ini hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir lurus, tungkai
kanan ditekuk kea rah perut dan lututnya diletakkan pada alas, sehingga panggul
membuat sudut miring dengan alas, lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar
dengan alas. (gambar 4B)
15
Gambar 2.5 Posisi pasien untuk pemeriksaan ginekologik. (A) Letak mrirng (B) Letak Sims (C)
Pemasangan spekulum sims pada perempuan dalam letak miring (D) Letak Litotomi 1,5
- Meja periksa.
- Lampu penerangan yang baik.
- Kain penutup tubuh.
- Sarung tangan.
- Spekulum.
- Cunam kapas.
- Kateter.
- Kapas sublimat / kapas disinfektan.
- Gelas objek untuk pemeriksaan mikroskopik.
- Spatula AYRE , “cytobrush” - alkohol 95% untuk pemeriksaan papaniculoau
- Kapas lidi untuk pemeriksaan gonorrhoe, trichomonas, kandida.
- Botol kecil dengan larutan fisiologis untuk pemeriksaan segar trichomonas dan kandida.
- Cunam porsio.
- Sonde uterus.
- Cunam biopsi , Mikro-kuret.
16
PEMERIKSAAN ORGAN GENITALIA EKSTERNA
Inspeksi
Inspeksi harus menyertakan organ genitalia eksterna, terutama vulva, dimulai dengan
memperhatikan hygiene, keadaan keseluruhan dan apakah terdapat abnormalitas. Secara
sistematik, lakukan observasi terhadap hal-hal di bawah ini:2
17
Perabaan Vulva dan Perineum
Pemeriksaan dapat dimulai dengan perabaan glandula Bartholini dengan jari-jari dari
luar, yang kemudian diteruskan dengan perabaan antara dua jari di dalam vagina dan ibu jari di
luar. Dicari apakah ada bartholinitis, abses atau kista. Dalam keadaan normal, kelenjar Bartholini
tidak dapat diraba. Periksa keadaan perineum, bagaimana tebalnya, tegangnya dan
elastisitasnya.1,2
- Untuk wanita yang belum pernah melahirkan dipilih speculum yang kecil, sesuai dengan
ukuran introitus vagina.
- Spekulum sims
o Spekulum dipasang lebih dulu ke dalam vagina bagian belakang.
o Mula mula ujung speculum dimasukkan agak miring ke dalam introitus vagina,
didorong sedikit dan diletakkan melintang dalam vagina, lalu speculum ditekan
kebelakang dan didorong lebih dalam lagi, sehingga ujung speculum menyentuh
puncak vagina di fornix posterior.
o Setelah speculum pertama dipasang, maka pemasangan speculum sims yang
kedua, yang harus lebih kecil daripada yang pertama menjadi sangat mudah.
Ujungnya diletakkan di fornik anterior dan ditekan sedikit ke depan.
o Biasanya portio langsung tampak dengan jelas
- Spekulum cocor bebek
o Dalam keadaan tertutup speculum dimasukkan ujungnya ke dalam introitus
vagina sedikit miring, kemudian diputar kembali menjadi melintang dalam vagina
dan didorong masuk lebih dalam kea rah fornik posterior sampai di puncak
vagina.
o Lalu spekulum dibuka melalui mekanik pada tangkainya
o Dengan demikian, dinding vagina depan dipisah dari yang belakang dan portio
tampak jelas.
- Dengan speculum diperiksa:
18
o Dinding vagina (Rugae vaginale, karsinoma, fluor albus)
o Porsio vaginalis servisis uteri (Bulat, terbelah, melintang, mudah berdarah,
erosion, peradangan, polip, tumor atau ulkus, karsinoma)
- Dengan speculum dapat pula dilakukan pemeriksaan pelengkap seperti swab vagina dan
serviks untuk sitologi, getah kanalis servikalis dan forniks posterior
- Eksisi percobaan dilakukan juga dengan speculum (Pada polip) dan pelepasan AKDR
Gambar 2.7 (a) spekulum sim (b) spekulum corong (c) spekulum cocor-bebek
19
Pemeriksaan Bimanual
- Pemeriksaan genitalia interna dilakukan dengan bimanual, dengan satu atau dua jari
dimasukkan kedalam vagina, atau satu jari dimasukkan kedalam rectum, sedangkan
tangan lain diletakkan di dinidng perut.
- Cara pemeriksaan:
o Penderita dalam posisi litotomi
o Memakai sarung tangan
o Bersihkan vulva dengan kapas sublimat atau kapas detol
o Waktu tangan kanan dimasukkan kedalam, jari telunjuk dan jari tengah diluruskan
ke depan, ibu jari lurus keatas, dan dua jari lainnya fleksi
o Vulva dibuka dengan dua jari tangan kiri
o Untuk menghindari rasa nyeri, mula mula jari tengah dimasukkan kedalam
introitus vagina lalu kommisura posterior ditekan kebelakang supaya introitus
mejadi lebih lebar, baru kemudian jari telunjuk dimasukkan juga.
- Dimulai dengan perabaan glandula bartholini dengan jari jari dari luar, kemudian
diteruskan dengan perabaan antara dua jari didalam vagina dan ibu jari diluar. Dicari
apakah ada bartholinitis, abses atau kista. Dalam keadaan normal, glandula bartholini
tidak teraba.
- Diperiksa keadaan perineum (tebalnya, tegangnya,elastisitasnya)
- Himen yang masih utuh atau kaku merupakan kontraindikasi pemeriksaan dalam
pervaginam
- Dua jari dimasukkan kedalam vagina. Diperiksa:
o Introitus vagina dan vagina sempit atau luas
o Dinding vagina licin atau kasar bergaris garis melintang (Rugae vaginale)
o Teraba polip, tumor atau benda asing
o Kelainan bawaan (Septum vaginale)
20
- Dilakukan juga perabaan pada kavum douglas dengan menempatkan ujung jari di forniks
posterior. Penonjolan forniks posterior dapat disebabkan oleh:
o Terkumpulnya feses atau skibala di dalam rektosigmoid
o Korpus uteri dalam retrofleksio
o Abses di kavum douglasi
o Hematokel retrouterina pada kehamilan ektopik terganggu
o Kutub bawah tumorovarium atau mioma uteri
o Tumor rektosigmoid
- Untuk keadaan dasar panggul, periksa muskulus levator ani (tebal, tonus, tegangnya)
Perabaan Serviks
- Kemana menghadapnya
- Bentuknya : bulat atau terbelah melintang
- Besar dan konsistensinya
- Apakah agak turun kebawah
- Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari, terutama oleh ostium uteri internum
21
Gambar 2.9 Pemeriksaan bimanual korpus uteri
22
- Penderita yang gemuk, yang tidak tenang, yang menegangkan perutnya
- Pada nullipara a[abila hanya satu jari dimasukkan dalam vagina
- Pada penderita acute abdomen akibat ransangan peritoneum
- Pada tumor yang sangat besar dan tegang sengan atau tanpa cairan bebas dapam rongga
perut
- Kandung kencing penuh
Pemeriksaan daerah di samping uterus baru dapat dilakukan jika posisi sudah diketahui.
Jari dimasukkan sedalam dalamnya, kalau perlu ditambah dengan pendorongan perineum.
Pemeriksaan dimulai dari sisi yang tidak nyeri atau tidak ada tumornya.
Ujung jari ditempatkan di forniks lateral dan didorong kearah belakang lateral dan atas,
tangan luar di tempatkan di perut sesuai dengan letak jari dalam vagina. Waktu ekspirasi dinding
perut lebih lemas. Dalam manipulais ini jari jari dalam memegang peranan lebih penting untuk
perabaan. Tangan luar hanya mendorong bagian bagian yang harus diraba kearah jari dalam.
Parametrium dan tuba normal tidak teraba, apabila teraba, berarti terdapat suatu kelainan.
Ovarium normal hanya teraba pada wanita kurus dengan dinding perut lunak, besarnya seperti
ujung jari/ ibu jari dengan konsistensi kenyal.
23
Apabila teraba tahanan atau tumor disekitar uterus, harus selalu ditentukan apakah ada
hubungan dengan uterus dan bagaimana sifat hubungannya (Lebar,erat, melalui tangkai atau
uterus menjadi satu dengan massa tumor)
24
Gambar 2.12 Perabaan tumor di samping uterus
Parametrium
Penebalan parametrium sampai ke tulang panggul yang disertai rasa nyeri merupakan
gejala parametritis.
Pada karsinoma servisis uteri, penebalan parametrium tidak disertai rasa nyeri. Pada stadium II
penebalan tidk sampai ditulang panggul, pada stadium III sampai di tulang panggul.
25
PEMERIKSAAN LAIN
Rectal Toucher :dikerjakan pada
Virgin
Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”
Kelainan bawaan (atresia hymenalis atau atresia vaginalis)
Wanita diatas usia 50 tahun
26
o Fiksasi sediaan yang sudah diusapkan pada gelas pemeriksa dengan alkohol 90%
(atau hair spray) sebelum sediaan mongering.
o Segera kirimkan sediaan pap smear ke laboratorium medis yang kompeten untuk
melakukan pemeriksaan pap smear.
o Laboratorium akan memberikan jawaban mengenai hasil pemeriksaan terhadap
sediaan yang saudara kirimkan dengan klasifikasi sitologis atau klasifikasi
Bethesda
Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis
Pada kasus dengan dugaan sifilis dapat diminta pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas
Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan hormonal pada kasus dengan gangguan endokrin
FSH-folicle stimulating hormone
LH-Luteinizing hormone
Estrogen
27
Gambar 2.13 Pemeriksaan kolposkopi
o Histeroskopi: digunakan untuk melihat keadaan dalam cavum uteri dan melakukan
tindakan-tindakan pembedahan tertentu.
o Fern Tes: untuk melihat adanya ovulasi. Gambaran daun pakis pada lender servik
menunjukkan adanya efek estrogen tanpa dipengaruhi progeteron. Gambaran daun pakis
tidak terlihat pada masa ovulasi.
28
Gambar 2.16 Kuldosintesis
o Biopsi: Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik. Pada endometrium biopsy
dapat dilakukan dengan D & C atau menggunakan metode “kuretase fraksional”.
29
BAB 3
KESIMPULAN
1. Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan wanita terutama
organ reproduksi. Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan
2. Pemeriksaan yang dilakukan dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang
4. Tujuan pemeriksaan ginekologi adalah untuk menentukan arah, besar dan konsistensi uterus,
dan ekstrauterin, konfirmasi peradangan atau infeksi dan pemeriksaan flour albus,
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Raachimhadhi T. Ilmu Kandungan, edisi ke-7, Yayasan Bina
2. Anggraeni A, Soetrisno, Affi. Pemeriksaan Ginekologi dan Pap Smear. Bagian Ilmu
2017.
3. Netter, f.h., 2010. Atlas of Human Anatomy fifth edition. USA. Saunders Elsevier.
4. Yusrawati, Muhammad S. Penuntun Skills Lab Blok 2.3 Reproduksi, edisi ke-3, Fakultas
Berek, ed. Novak’s gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002: 3-20
31