id 1
i Artikel Penelitian
Abstrak
Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang serius di dunia, khususnya di negara berkembang. Pengobatan
luka bakar berat kurang efektif dengan pemberian antibiotik topikal seperti Silver sulfadiazine 1%, silver nitrate
0,5% dan mafenide acetate 11% yang hanya efektif dalam menghambat bakteri gram negatif. Tanaman tradisional
telah diteliti memiliki potensi sebagai agen penyembuhan luka, salah satunya gambir (Uncaria gambir). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap
pembentukan jaringan granulasi pada penyembuhan luka bakar mencit (Mus musculus). Desain penelitian adalah
eksperimental dengan rancangan the post test only control group design. Subjek penelitian adalah mencit putih
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol
negatif , kelompok kontrol positif (diberi Silver sulfadiazine 1% per hari), dan kelompok perlakuan (diberi ekstrak
gambir 45% per hari). Perlakuan diberikan sejak terjadi luka sampai hari ke-7. Pada hari ke-8, mencit diterminasi
untuk diambil jaringan luka, dan dilakukan pemeriksaan secara histopatolgi dan melihat pembentukan jaringan
granulasi (fibroblas, neovaskular dan sel radang). Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah
fibroblas dan pembuluh darah pada kelompok yang diberikan ekstrak gambir. Kesimpulan penelitian ini adalah
ekstrak gambir memberikan pengaruh terhadap pembentukan jaringan granulasi pada penyembuhan luka bakar
derajat IIA mencit (Mus musculus).
Abstract
Burn injury is a serious health problem in the world, especially in the developing countries. The treatment of severe
burn injury is not effective by using topical antibiotic (Silver sulfadiazine 1%, silver nitrate 0,5% and mafenide
acetate 11%) but only effective in detaining gram-negative bacteria. Traditional plant has been studied as a
potential wound healing agent, for example gambir (Uncaria gambir). The aim of this study is to examine the effect
of gambir extract on granulation tissue formation in burn healing in mice (Mus musculus). The research use
experiment with the post test only control group design. The subjects are the mice (Mus musculus) which already
fulfilled the inclusion and exclusion’s criterias. The subjects divided into 3 groups, the negative control group, the
positive control group (given silver sulfadiazine 1% per day) and experimental group (given gambir extract 45% per
day). Intervention was given until 7th day of wound. On 8th day of wound, the mice are terminated to take the wound
tissues and examine histologically to see the formation of granulation tissues (fibroblast, new blood vessels and
inflammatory cells). The result shown that there is an increasing numbers of fibroblast and blood vessels in the
group given with gambir extract. The conclusion of this study is that gambir extract gives an effect to granulation
tissue formation in second degree burn healing in mice.
Affiliasi penulis : 1. Program Studi S1 Profesi Dokter FK UNAND diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat luka
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas), 2. Bagian Anatomi FK
bakar.2 Pada tahun 2015, sekitar 486.000 kejadian
UNAND, 3.Bagian Kulit Kelamin FK UNAND
Korespondensi : Masyfukzuhdijamhur@yahoo.co.id,Telp: luka bakar yang terjadi di Amerika Serikat, 40.000
085271880505 diantaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit
dan 30.000 yang perlu dirawat di pusat-pusat
Pendahuluan perawatan luka bakar.3 Di Indonesia, belum ada angka
Luka bakar merupakan masalah yang pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan
serius dalam kesehatan dunia, khususnya di negara bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka
berkembang.1 Angka kejadian luka bakar diseluruh luka bakar tersebut semakin meningkat.4 Di Sumatera
dunia rata-rata 110/100.000 orang tiap tahunnya dan Barat, berdasarkan survei awal yang dilakukan di
RSUP DR. M. Djamil Padang, didapatkan pada tahun Gambir merupakan salah satu komoditas unggulan
2014 kasus luka bakar mencapai 89 orang dan pada Indonesia, karena telah mampu memasok kebutuhan
tahun 2015 mencapai 106 kasus. dunia hingga mencapai 90 %.12 Ekstrak gambir
Luka bakar dapat disebabkan oleh suhu mengandung katekin yang merupakan komponen
panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi yang akan utama serta beberapa komponen lain seperti asam
menyebabkan kerusakan berbagai organ seperti kulit, catechu tannat, quersetin, catechu merah, gambir
otot, tulang dan saluran napas. Sebagai respon fluoresensi.11
terhadap kerusakan jaringan, tubuh memiliki Telah banyak dilakukan penelitian untuk
kemampuan kompensasi untuk mengganti dan membuktikan manfaat dari tanaman gambir ini, seperti
memperbaiki jaringan yang rusak melalui proses sebagai antioksidan, antibakteri, antiseptik mulut dan
penyembuhan luka.5 Proses penyembuhan luka bakar immunodulator.13 Handayani membuktikan bahwa
seperti penyembuhan luka lainnya merupakan sebuah terdapat perbedaan diameter penyembuhan luka
proses transisi yang kompleks dan tumpang tindih bakar derajat II A antara gambir dengan berbagai
dalam fisiologi manusia yang terdiri atas tiga fase, konsentrasi dan tanpa gambir.10
yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi/ Sampai saat ini, belum ditemukan penelitian
remodelling. Pada fase proliferasi, terjadi yang membuktikan bahwa ekstrak gambir dapat
pembentukan jaringan granulasi yang terdiri dari sel mempengaruhi pembentukan jaringan granulasi pada
radang, fibroblas, pembuluh darah dan kolagen.4 penyembuhan luka bakar mencit percobaan. Namun,
Pembentukan jaringan granulasi ini sangat penting berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Kapoor
dalam proses penyembuhan luka dan merupakan 2004 terhadap katekin, bahwa katekin terbukti dapat
pusat dari proses proliferasi.6 meningkatkan proses pembentukan pembuluh darah
Kecepatan penyembuhan luka dapat baru, pembentukan jaringan fibroblas, serta
dipengaruhi dari zat-zat yang terkandung di dalam pembentukan jaringan ikat kolagen yang merupakan
obat yang diberikan.7 Pengobatan luka bakar biasanya komponen pembentuk jaringan granulasi.14 Oleh
dilakukan dengan pemberian antibiotik baik secara karena itu, penulis ingin mengetahui pengaruh
topikal maupun sistemik yang bertujuan untuk pemberian ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap
mencegah dan mengatasi infeksi yang timbul pada pembentukan jaringan granulasi pada penyembuhan
luka bakar. Berdasarkan panduan manajemen luka luka bakar derajat II A mencit (Mus musculus).
bakar WHO 2007, pengobatan topikal yang digunakan
yaitu silver nitrate 0,5%, silver sulfadiazine 1% dan Metode
mafenide acetate 11%.8 Church 2006 melaporkan Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
bahwa aktivitas antibakteri dari silver nitrate terbatas penelitian eksperimental yang menggunakan
pada permukaan luar luka bakar, sedangkan silver rancangan Post Test Only Control Group Design.
sulfadiazine hanya diserap dalam lapisan epidermis Penelitian dilaksanakan di laboratorium Farmakologi
saja, sehingga efektivitasnya berkurang pada pasien Fakultas Farmasi, laboratorium Patologi Anatomi dan
dengan luka berat. Selain itu, pengobatan dengan laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran
mafenide acetate juga hanya efektif pada bakteri gram Universitas Andalas mulai Juni 2016 sampai Januari
negatif.9 2017. Subjek penelitian adalah mencit Mus musculus
Sejumlah studi menunjukkan bahwa tanaman sejumlah 15 ekor mencit yang terbagi dalam 3
tradisional potensial sebagai agen penyembuhan luka, kelompok. Yang termasuk kriteria inklusi, yaitu mencit
disamping pengobatan medis untuk luka bakar. putih jantan, dalam keadaan sehat, berumur 8-12
Sebagian besar disukai masyarakat karena minggu, dengan berat badan 15-30 gram, sedangkan
ketersediaannya yang luas seperti gambir.10 kriteria eksklusi adalah mencit mati dalam masa
Gambir merupakan ekstrak kering dari penelitian.
ranting dan daun tanaman gambir (Uncaria gambir Prosedur pengambilan dan pengumpulan
Roxb) yang termasuk dalam Famili Rubiaceae.11 data dilakukan dengan mempersiapkan mencit
percobaan, silver sulfadiazine dan ekstrak gambir. normalitas data dan uji homogenitas varian pada
Mencit diberi makan dan minum, dipelihara pada semua variabel. Pada variabel fibroblas dan pembuluh
kandang yang telah diberi sekat pemisah untuk tiap- darah baru, menggunakan uji hipotesis One-Way
tiap mencit. Ekstrak gambir konsentrasi 45 % dibuat ANOVA diikuti uji post-hoc LSD (Least Significan
kedalam bentuk salep dengan komposisi 90 mg gambir Difference). Pada variabel kepadatan sel radang,
dalam 200 mg vaseline. Setiap mencit diberi menggunakan uji hipotesis non parametrik Kruskal-
anestesi eter kemudian rambut mencit bagian Wallis diikuti uji post-hoc Mann-Whitney. Rerata
punggung dicukur hingga licin dan tampak kulitnya (mean) dan simpangan baku (standard deviation)
seluas 2,5 cm x 2,5 cm dan dibersihkan dengan kapas untuk tiap kelompok dihitung dari data yang
beralkohol 70%. Plat yang sudah dipanaskan di didapatkan. Nilai yang didapat dari data hasil penelitian
o akan disajikan dalam bentuk rerata (mean) ± standar
dalam air mendidih (suhu 98 C) selama 3 menit
ditempelkan pada permukaan kulit mencit selama 10 deviasi (SD).
detik untuk membuat luka bakar partial thicknes.
Hasil
Kelompok mencit control negatif dimasukkan ke dalam
Pembentukan jaringan granulasi dinilai
1 kandang yang telah diberi sekat pemisah. Kelompok
dengan mengamati pembentukan fibroblas, pembuluh
mencit kontrol positif diberikan silver sulfadiazine 1%,
darah baru dan sel radang (neutrofil, limfosit,
sedangkan kelompok perlakuan diberikan salep
makrofag). Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel
ekstrak gambir secara topikal pada daerah luka bakar
1.
satu kali per hari selama 7 hari dan dimasukkan ke
Tabel 1. Hasil penghitungan histopatologi
dalam 1 kandang yang telah diberi sekat pemisah.
Masing-masing mencit diberi makan dan minum K- K+ P
dengan tempat yang berbeda untuk setiap mencit. Variabel P
Pada hari ke-8 mencit diberi anestesi eter kemudian (n=5) (n=5) (n=5)
gambaran histopatologi pada jaringan luka hewan K+ :kelompok kontrol positif (dengan Silver
menggunakan program SPSS 15.0 versi Windows P :kelompok perlakuan (dengan ekstrak gambir)
dengan interval kepercayaan 95% dan taraf Data disajikan dalam bentuk Mean ± SD
signifikansi 0.05 (p=0.05). Terlebih dahulu dilakukan uji Data perbedaan (p) dinyatakan bermakna jika p < 0,05
Gambaran Histopatologi
Pembahasan
Pengamatan pada preparat histpatologi
dilakukan dengan menghitung jumlah fibroblas,
pembuluh darah dan sel radang (neutrofil, limfosit,
makrofag). Hasil analisis data penelitian menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak gambir memberikan
Gambar 1. Jaringan granulasi pada kelompok pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan
perlakuan (pembesaran 40x10). fibroblas namun tidak memberikan pengaruh yang
Terlihat fibroblas (biru), pembuluh signifikan terhadap pembentukan pembuluh darah dan
darah (merah), neutrofil (kuning) dan
sel radang.
limfosit (hitam).
Dalam proses penyembuhan luka, fase
inflamasi berlangsung pada hari sejak terjadinya luka,
sampai kira-kira hari kelima. Berbagai mediator
inflamasi yakni prostaglandin, interleukin-1 (IL-1),
Tumor Necroting factor (TNF), C5a, TGF-β dan produk
degradasi bakteri seperti lipopolisakarida (LPS) akan
menarik sel neutrofil sehingga menginfiltrasi matriks
fibrin dan mengisi kavitas luka.15 Monosit dan limfosit
kemudian muncul, ikut menghancurkan dan memakan
kotoran luka dan bakteri. Monosit berubah menjadi
makrofag dan kemudian menyekresikan berbagai
Gambar 2. Jaringan granulasi pada kelompok kontrol sitokin dan growth factor yang dibutuhkan dalam
negatif (pembesaran 40x10). Terlihat
fibroblas (biru), pembuluh darah (merah), penyembuhan luka.4 Pada pengamatan histopatologi
makrofag (putih) dan limfosit (hitam). hari ke-8 sejak luka, dapat dilihat adanya sel radang
yang menunjukkan masih berlangsungnya inflamasi.
Sel radang yang ditemukan pada umumnya adalah sel
limfosit yang normal ditemukan pada hari ke 6-8
penyembuhan luka. Diantara ketiga kelompok,
kelompok kontrol negatif memiliki rata-rata skor
limfosit lebih banyak daripada kelompok kontrol positif
(SSD) dan perlakuam gambir.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Semakin cepat dan banyak jumlah fibroblas, maka
Witte dan Barbul 1997, ditemukan bahwa neutrofil akan semakin cepat pembentukan serat kolagen dan
paling banyak ditemukan pada hari pertama hingga matriks ekstraseluar lainnya dan semakin cepat terjadi
kedua, makrofag banyak ditemukan pada hari pertama penutupan dan penyembuhan luka. Namun, jika
luka sampai kira-kira hari kelima, sedangkan limfosit, kolagen dan proliferasi fibroblas terlalu berlebihan,
banyak ditemukan sejak hari keempat hingga hari ke maka dapat menyebabkan timbulnya keloid.14
tujuh penyembuhan luka.16 Selain menghasilkan growth factor untuk
Pada penelitian ini sulit menemukan sel pembentukan fibroblas, makrofag juga mengahasilkan
neutrofil dan makrofag pada hari ke-8 sejak terjadinya growth factor untuk angiogenesis seperti VEGF dan
luka, sehingga rata-rata skor kepadatan neutrofil dan TGF-β. Angiogenesis ditandai dengan migrasi sel
makrofag pada semua kelompok adalah sama, endotel dan pembentukan kapiler pada daerah luka.
sedangkan rata-rata skor kepadatan limfosit pada Faktor pertumbuhan ini akan berikatan dengan
masing-masing kelompok tidak signifikan. Hal ini reseptor pada permukaan sel endotel. Sel endotel
mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa kemudian teraktivasi lalu berproliferasi dan tumbuh
neutrofil dan makrofag banyak ditemukan pada awal keluar melalui membran basalis sehingga terbentuk
penyembuhan luka dan limfosit sudah mengalami tunas kapiler yang akan menjadi pembuluh darah
penurunan sejak hari ke-7 penyembuhan luka. baru.19
Pembentukan jaringan granulasi merupakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
pusat fase proliferasi dari penyembuhan luka. Jaringan oleh Ross dan Benditt, proses pembentukan
granulasi terdiri atas sel radang, fibroblas, pembuluh pembuluh darah baru akan dimulai kurang lebih pada
darah dan kolagen.4 Makrofag yang muncul di area hari ke-2 dan mencapai puncaknya pada hari ke-8
luka nantinya akan menghasilkan growth factor yang penyembuhan luka.20 Pada penelitian yang dilakukan
diperlukan untuk fibroplasia dan angiogenesis, oleh Kapoor 2004, membuktikan bahwa pembentukan
diantaranya seperti Transorming Growth Factor-β pembuluh darah baru oleh katekin meningkat sejak
(TGF-β), Platelet Derived Growth Factor (PDGF) dan hari pertama sampai hari ke-3 sejak perlakuan luka
Vascular Endohelial Growth Factor (VEGF). PDGF bakar, dan mengalami penurunan sejak hari ke-7
kemudian akan menarik fibroblas ke daerah luka lalu setelah perlakuan luka bakar.14 Hal ini menujukkan
bersamaan dengan TGF-β merangsang proliferasi adanya variasi waktu pembentukan pembuluh darah
fibroblas di daerah luka.17 baru pada penyembuhan luka dengan katekin dan
Fibroblas merupakan jaringan ikat yang tanpa pengobatan.
berfungsi untuk sintesis, deposit dan merombak Pada penelitian ini, dengan pengamatan
matriks ekstraseluler. Proliferasi fibroblas dimulai pada histopatologi pada hari ke-8 penyembuhan luka,
hari keempat penyembuhan luka.16 Pada penelitian ini, terlihat bahwa rata-rata pembentukan pembuluh darah
rata-rata jumlah fibroblas pada kelompok perlakuan pada kelompok perlakuan gambir lebih banyak
gambir lebih banyak dan berbeda signifikan dibandingkan kelompok kontrol positif dengan SSD
dibandingkan kelompok kontrol positif dengan SSD dan kelompok kontrol negatif, namun perbedaan ini
dan kelompok kontrol negatif. Hal ini mungkin tidak signifikan. Hal ini mungkin disebabkan karena
disebabkan karena salah satu kandungan gambir adanya variasi waktu pembentukan pembuluh darah
yakni katekin dapat meningkatkan aktivitas enzim baru pada penyembuhan luka, untuk itu perlu
COX-2 pada waktu awal penyembuhan luka. Enzim ini dilakukan penelitian yang melihat pembentukan
nantinya akan mempercepat terbentuknya pembuluh darah baru dengan waktu yang bervariasi.
prostaglandin E2 yang dapat meningkatkan proliferasi Senyawa yang diharapkan dari gambir dalam
sel fibroblas. Fibroblas ini kemudian akan meningkatkan proses angiogenesis adalah katekin.
mensekresikan serat kolagen dan proteoglikan yang Berdasarkan penelitian Kapoor 2004, katekin terbukti
merupakan komponen matriks ekstraselular. Kolagen dapat meningkatkan aktivitas enzim NOS yang
inilah yang berperan dalam menyatukan pinggir luka. 18 berfungsi untuk membentuk NO secara endogen. NO