Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Sistem reproduksi menyajikan 4 modul PBL yang bertolak dari skenario


mengenai Sulit Punya Anak, Perdarahan dari Jalan Lahir, Kehamilan Kurang
Bulan, dan Bayi Berat Lahir Rendah. Diharapkan skenario ini dapat mendorong
mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan ilmiah.
Modul 1 difokuskan kepada Sulit Punya Anak. Setiap pasangan suami istri
tentu mengharapkan memiliki anak dari hasil pernikahannya. Penyebab keadaan sulit
punya anak dapat berasal dari pihak suami atau dari pihak istri atau dari penyebab
yang tidak diketahui. Oleh karena itu, infertilitas merupakan hal berdampak besar
bagi pasangan suami istri.
Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan
tutor, belajar mandiri dengan mencari informasi/teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal
di perpustakaan maupun melalui internet, kegiatan skill lab dan membuat serta
menyajikan laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini.
Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih
aktif untuk mencari jawaban dan berusaha memecahkan masalah-masalah yang
kemungkinan dapat ditemukan dalam masyarakat.

Makassar, 04 Januari 2019

Dr. dr. Isharyah Sunarno, SpOG(K)


Koordinator PBL Sistem Reproduksi FK-UNHAS

MODUL SULIT PUNYA ANAK (INFERTILITAS)


TUJUAN PEMBELAJARAN

1
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
penyebab, patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara menegakkan diagnosis.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang anatomi dari organ reproduksi wanita
2. Menjelaskan tentang fisiologi haid
3. Menjelaskan tentang macam-macam istilah gangguan haid sebagai salah
satu gejala awal sulit punya anak
4. Menjelaskan point-point pada Anamnesis
5. Menjelaskan Pemeriksaan fisis yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosis
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis baik pada wanita maupun pria
7. Menjelaskan/ menyebutkan Anamnesis dan pemeriksaan untuk
menyingkirkan faktor pria sebagai penyebab sulit punya anak
8. Menjelaskan kelainan endokrinologi sebagai penyebab interfilitas dan
penanganan awal dan lanjutnya
9. Menjelaskan kelainan organik sebagai penyebab interfilitas dan
penanganan awalnya dan lanjutnya
10. Menjelaskan Prognosisnya

PROBLEM TREE
Anamnesis Fisik Diagnostik Pem. Penunjang
1. Infertil berapa 1. Tanda vital 1. Analisa sperma
lama 2. Kelainan tiroid 2. Darah
2
2. Riwayat haid 3. Galaktore rutin(chlamidia,
teratur/- 4. Massa abdomen rubella, swab
3. Dismenorea +/- 5. Inspekulo vagina)
4. Coitus teratur +/- 6. Pemeriksaan dalam 3. Profil hormon
5. Riwayat penyakit 4. HSG/SIS/hidrotuba
6. Riwayat si
pengobatan lama 5. USG abdomen
7. Riwayat 6. Usg transvaginal
kemoterapi 7. Menilai disfungsi
8. Riwayat op ovulasi
8. Laparoskopi

KLINIK

Anatomi DIAGNOSIS BANDING


Histologi Faktor istri :
Patologi Klinik 1.kelainan tuba
Patologi Anatomi 2.kelainan uterus
Farmakologi 3.kelainan ovarium
Mikrobiologi 4. endometriosis
Parasitologi 5. sindrom polikistik ovarium

Faktor suami :
1.jumlah
2. motilitas sperma
3. morfologi sperma

DIAGNOSIS


Epidemiologi Komplikasi Penatalaksanaan

Medikamentosa
Prevalensi &
Pengendalian
Insidensi

Preventif Promotif

KASUS

Skenario: I
_ Seorang perempuan berusia 33 tahun, P0A0 datang ke puskesmas dengan keluhan

3
belum punya anak sejak menikah 3 tahun lalu. Pasien saat ini belum pernah diterapi
karena belum pernah ke dokter.

Skenario: II
_ Seorang perempuan berusia 35 tahun, P0A0, menikah sejak 3 tahun yang lalu,
datang ke RS tempat Anda bertugas dengan keluhan nyeri pada saat menstruasi.
Pasien ingin keluhan nyeri tersebut hilang sekaligus juga menginginkan segera punya
anak.

TUGAS UNTUK MAHASISWA


1. Setelah membaca dengan teliti scenario di atas, mahasiswa mendiskusikannya
dalam satu kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang
Ketua dan sekretaris yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini
sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa
dipimpin oleh tutor atau secara mandiri

4
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majallah, slide, tape atau video, dan internet, untuk
mencari informasi tambahan.
3. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya dan kinerja tutor
4. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
5. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).
6. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas atau tidak ditemukan jawabannya..
7. Melakukan praktikum di laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi
8. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan
diskusi, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini,
yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini. Berdasarkan
skenario diatas, lakukanlah langkah-langkah di bawah ini:
1. Dengan Brain Storming, Klarifikasi semua istilah yang asing (bila ada)
2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak anda
mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.
5
3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing, jawablah atau jelaskanlah
salah tersebut.
4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistimatik
5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal
tersebut sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.
6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi yang
diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber
informasi.
7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi,
dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya
dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor,
mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang
tiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor.

6
Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1.
Tujuan: untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran
mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri.
Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi
telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan
laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar.
Tujuan: untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan
untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah yang belum jelas
atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada
pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai
urutan yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan
tentang salah satu penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario
yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan
penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-
masing mahasiswa.

Catatan :
- Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator
PBL MEU melalui ketua kelompok.
- Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan
dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.
- Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator
PBL MEU
- Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain

7
untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLE
I II III IV V VI
Pertemuan I Tutorial I Mandiri Tutorial II Kuliah Diskusi
(Penjelasan) (Brain (mencari (Laporan Konsultasi Panel
storming tambahan informasi Tanya Pakar
Klasifikasi, informasi) baru
Analisis, & Klasifikasi,
Sintesa) Praktikum Analisis, &
CSL Sintesa)

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. PBL :
3.1. Cara anamnesis sistematis infertilitas
3.2. Pemeriksaan infertilitas
3.3. Cara pemeriksaan infertilitas
3.4. Pemeriksaanpenunjang infertilitas
3.5. Interpretasi pemeriksaan analisis sperma, histerosalfingografi
1. Konsultasi pada pakar
2. Kuliah khusus dalam kelas
3. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar
majalah, slide, tape atau video dan internet

SUMBER INFORMASI
A. Buku Ajar dan Jurnal
8
1. Hanifa, W In: Ilmu Kebidanan. 4 th ed. Jakarta: PT Bina
Pustaka SarwonoPrawirohardjo;2014.
2. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility 8 th ed: Leon
Speroff, Robert H. Glass, 2018
B. Buku Acuan
C. Sumber lain :
1. Internet
2. Slide/powerpoint kuliah dari dosen

D. Nara sumber (Tutor PBL)


No Nama Tutor Departemen e-mail No. HP
.
1. Prof.Dr.dr. Nusratuddin, ObGin
SpOG(K)
2. Dr.dr.A. Mardiah Tahir, ObGin
SpOG(K)
3. Dr.dr. Elizabet Jusuf, ObGin
SpOG(K)
4. dr. Sriwijaya, SpOG(K) ObGin
5. dr. Darma Syanty, ObGin
SpOG(K)
6. dr. Lenny Maria Lisal, ObGin
SpOG(K)
7. dr. Syahruni Syahrir, ObGin
SpOG(K)
8. Dr. dr. St. Nur Asni, ObGin
SpOG
9. Dr. dr. Isharyah ObGin isharyahsunarno 0811461814
Sunarno, SpOG(K) @gmail.com
10. dr. Monika Farid, MKes, ObGin

9
SpOG

PETUNJUK UNTUK TUTOR


TUGAS TUTOR
1. Pra tutorial
1.1. Mempelajari dengan seksama modul ini termasuk TIU dan TIK
1.2. Jika ada materi yang tidak jelas mohon ditanyakan pada dosen pengampu
(nama, no telfon setiap dosen pengampu terlampir)
1.3. Melihat kelengkapan pada ruang tutorial
2. Tutorial tahap 1
2.1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya
2.2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekertaris
2.3. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :
2.3.1. Menyusun kata kunci
2.3.2. Membuat daftar pertanyaan sebanyak banyaknya
2.3.3. Membuat tabulasi penyakit – penyakit yang berhubungan dengan
infertilitas dan menghubungkannya dengan kata kunci
2.3.4. Membahas TIU dan TIK
2.3.5. Membagi tugas pencarian informasi berdasarkan jenis penyakit yang
berhubungan dengan infertilitas.
2.4. Menilai setiap mahasiswa dan menandatanganinya
2.5. Mengingatkan mahasiswa agar pertemuan selanjutnya masing masing
sudah mengisi lembaran kerja
10
3. Tutorial tahap 2
3.1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya
3.2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekertaris
3.3. Mengecek apakah mahasiswa datang dengan membawa lembaran kerjanya
3.4. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :
3.4.1. Mahasiswa mendiskusikan satu persatu penyakit yang berhubungan
dengan infertilitas : gejala utama, etiologi, patomekanisme, cara
menegakkan diagnosis (anamnesis, inspeksi, palpasi perkusi dan
auskultasi, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan.
3.4.2. Mahasiswa menganalisis kembali tabulasi yang dibuat berdasarkan
setiap penyakit dan kata kunci.
3.4.3. Mengurutkan penyakit mulai dengan diagnosis terdekat sampai
diagnosis yang terjauh
3.4.4. Tutor menanyakan beberapa pertannyaan mendasar yang perlu
diketahui mahasiswa dan mendiskusikannya
3.4.5. Mahasiswa mencatat pertanyaan yang belum terjawab untuk
ditanyakan dalam diskusi panel atau ditanyakan langsung kepada dosen
pengampu
3.5. Membuat penilaian terutama saat mahasiswa melaporkan informasi yang
diperoleh.
4. Saat Panel Diskusi
4.1. Wajib mengikuti diskus panel
4.2. Membuat penilaian pada penampilan, cara menjawab, isi jawaban dan lain-
lain pada mahasiswa yang melapor atau menjawab pertanyaan.

11
SKENARIO I
Seorang perempuan berusia 29 tahun, P0A0 datang ke puskesmas dengan keluhan
belum punya anak sejak menikah 3 tahun lalu. Pasien saat ini belum pernah diterapi
karena belum pernah ke dokter.
SKENARIO II
Seorang perempuan berusia 28 tahun, P0A0, menikah sejak 3 tahun yang lalu, datang
ke RS tempat Anda bertugas dengan keluhan nyeri pada saat menstruasi. Pasien ingin
keluhan nyeri tersebut hilang sekaligus juga menginginkan segera punya anak.

KATA / KALIMAT KUNCI


Skenario: I Skenario: II
- usia 30 tahun, PoAo - usia 35 tahun, P0A0
- menikah 3 tahun - menikah 3 tahun
- belum pernah diterapi - nyeri saat menstruasi

12
ACUAN UNTUK TUTOR
______________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
_____________________.

(Subtopik)
______________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
_____________________.

(Subtopik)
- ___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
_.

13
BEBERAPA PERTANYAAN PRINSIP DAN JAWABANNYA
1. Penyakit apakah yang menyebabkan keluhan sulit punya anak ?
Penyakit yang menyebabkan keluhan sulit punya anak adalah:
- Faktor istri:
o Kelainan tuba
o Kelainan uterus
o Kelainan ovarium
- Endometriosis
- Sindrom Polikistik Ovarium
- Faktor suami:
o Jumlah Sperma
o Motilitas Sperma
o Morfologi Sperma

2. Apa penyebab dari penyakit-penyakit (jawaban nomor 1) di atas ?


Penyebab dari penyakit :
- _______________
o _____________
o _____________
- _______________
o _____________
o _____________
- _______________
o _____________
o _____________

3. Bagaimana patomekanisme penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?


Patomekanisme dari:

14
- _______________
_____________________________________________________
- _______________
_____________________________________________________
- _______________
_____________________________________________________
4. Apa tanda-tanda dan gejala penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?
- _____________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
- _____________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
- __________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________

5. Pemeriksaan penunjang apa yg dibutuhkan untuk melengkapi diagnosis penyakit-


penyakit (sesuai nomor 1) ?
Pemeriksaan penunjang
Rencana Pemeriksaan dan tindakan :
1. Penilaian factor pria pemeriksaan sperma analisis (konsultasi dengan
Andrologis)
2. Pemeriksaan Laboratorium darah Rutin, jika perlu (swab vaginal, infeksi
rubella, chlamidia )
3. Melakukan “withdrawal bleeding” antara lain dengan pemberian preparat
progesteron 2 x 5 mg selama 5 hari (withdrawl bleeding akan terjadi 7 hari

15
setelah obat terakhir ) pil KB
4. Menilai disfungsi ovulasi dengan merencanakan dan melakukan
pemeriksaan rekaman suhu basal badan, biopsi endometrium pada fase
luteal madya (H-21), pemeriksaan hormonal, menilai fungsi tuba
(Hidrotubasi / Histerosalfingografi), uji pasca senggama, uji Spinnbarkeit,
uji daun pakis, Ultrasonografi Genitalia Interna dan evaluasi folikel jika
mungkin.
Pemeriksaan untuk mendeteksi Ovulasi
Ovulasi dapat dipastikan jika terjadi kehamilan
 Siklus regular dengan variasi tidak lebih dari 2 hari  95% biasanya ovulasi
 Progesteron pada fase luteal madya (H-21) > 30 nmol/L
 Monitoring folikulogenesis dan ovulasi dengan ultrasonografi
 Deteksi LH-surge di urin
 Rekaman suhu basal badan
 Tanda Mittelschmerz
 Lender serviks yang encer
 Perdarahan bercak pertengahan siklus

Tanda Mittelschmerz : Rasa tidak nyaman pada daerah pelvis pada pertengahan siklus
(saat ovulasi)

Pemeriksaan fisik ginekologi & USG genitalia interna dalam batas normal

Uji Pasca senggama dalam batas normal

Rekaman suhu basal badan bifasik

Sono USG/Hidrotubasi atau HSG

Bila dilakukan Biopsi endometrium H-21:


Endometrium fase proliferasi
Pengaruh progesteron tidak adekuat
Kesan : tidak terjadi ovulasi

16
Pemeriksaan Analisis sperma :
Nilai Normal
Volume 2 ml
pH 7,2 – 8, 0
Jumlah Sperma 20 juta / ml
Total Jumlah sperma 40 juta/ejakulat
Motilitas (dalam 60 menit ) 50 % ( “a”+”b”)
Gerak cepat kedepan (%) 25 % “a”
Gerak Cepat (%) “b”
Gerak ditempat (%) “c”
Jumlah Sperma hidup (%) 75 % hidup (a+b+c)
Jumlah sperma mati (%) 25 % mati
Morfologi (%) 30 % bentuk normal
Lekosit <1 x 106 / ml
Immunobead test < 50 %
Mixed antiglobulin reaction < 50 %
Pemeriksaan tambahan
Fruktosa 13 umol/ejakulat
Asam fosfatase 200 U / ejakulat
α- Glukosidase 20 mU/ejakulat
Zinc 2,4 µmol / ejakulat
Asam sitrat 52 µmol / ejakulat

Hasil Analisis Hormonal (Saat haid hari kedua)


FSH < 12 IU/
LH < 10 IU/
PRL 15 ng/ml
Estradiol <
80 pg/ml
Progesteron < 1 ng/ml/
Uji Spinnbarkeit : Bila Lendir serviks > 9 cm  lender serviks berovulasi
Uji daun pakis : Bila Positif  lender serviks berovulasi

B. Bila pada Pemeriksaan bimanual ditemukan: uterus ukuran bentuk normal, teraba
massa di adneksa kanan dengan konsistensi kistik, ukuran kira-kira 6x6x5 cm, batas
tegas. Maka pemeriksaan penunjang :
a. USG transabdominal: uterus ukuran dan bentuk normal, tmapak massa
ovarium kanan, dengan gambaran internal echo, ukuran 6x5 cm, batas
tegas
b. USG transvaginal: uterus ukuran 7x5x4 cm, bentuk normal, tebal
endometrial line 9 mm, gambaran triple line. Pada ovarium kanan
tampak massa dengan gambaran internal echo, ukuran 6x5x5 cm, batas

17
tegas. Pada ovarium kiri tampak gambaran 1 folikel dengan diameter
1,7 cm.
c. Pemeriksaan hematologi rutin: semua dalam batas normal

6. Bagaimana manajemen / penatalaksanaan penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?


Rencana :
1. Induksi Ovulasi (Klomifen sitrat )
Dosis klomifen dimulai dari 50 mg/hari selama 5 hari dimulai hari ke-2
sampai hari ke-5 siklus haid
2. Evaluasi 3 – 6 Siklus
3. Jika tidak berhasil hamil pertimbangkan untuk tindakan lebih lanjut
(laparoskopi Diagnostik, dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap)

Catatan :
Indikasi pemberian klomifen sitrat
1. Primer yaitu anovulasi kronis dengan infertilitas
2. Sekunder yaitu defek fase luteal. Oligo-ovulasi, hiperstimulasi ovarium
terkontrol dan IVF
3. Pasien dengan hiperproklaktinema harus diobati dulu dengan bromokripitin

Syarat pemberian klomifen sitrat :


1. Siklus anovulasi
2. Kadar prolaktin normal
3. Kadar serum FSH normal
4. Kadar estradiol normal atau dibawah normal sedikit
5. Tidak terdapat disfungsi tiroid
6. Sumbu hipotalamus-hipofise-ovarium berfungsi normal

Di praktek, cara sederhana mengetahui syarat diatas terpenuhi yaitu dengan


melakukan uji progeteron 2 x 5 mg/hari selama 5 hari terdapat perdarahan
withdrawal.

Indikasi induksi ovulasi dengan menggunakan hormone gonadotropin adalah;


1. Insufisiensi dan disfungsi hipotalamus dan hipofisis, terutama jika respon
terhadap klomifen sitrat tidak memuaskan. Misal kasus PCO terutama dengan
18
hiperandrogenisme, sindroma LUF, defek fase luteal.
2. Faktor serviks iatrogenic yang terjadi akibat efek anti estrogen klomifen sitrat
3. Infertilitas idiopatik dengan siklus ovulatorik yang akan dilakukan inseminasi
sperma buatan atau pada program fertilisasi invitro.

Bila dari pemeriksaan fisis dan penunjang ditemukan adanya kista endometriosis
maka:
Terapi endometriosis:
a. Laparoskopi diagnostik: tampak uterus dengan ukuran dan bentuk normal,
terdapat lesi-lesi endometriosis pada tunica serosa uterus bagian fundus dan
dinding belakang uterus, pada ligamentum rectouterina dengan perlengketan
oleh karena lesi endometrisosis, dengan obliterasi parsial, tuba kanan
hidrosalping, tuba kiri normal, terdapat massa kistik pada ovarium kanan
ukuran 6x5x5 cm, lengket dengan tuba kanan. Ovarium dan tuba kiri normal.
b. Laparoskopi operatif (tergantung kompetensi dan fasilitas RS): adhesiolisis,
ablasi lesi endometriosis, kistektomi

7. Apa komplikasi dari penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?


Komplikasi :
- ________________________________________________________
- ________________________________________________________
- ________________________________________________________
- ________________________________________________________

8. Bagaimana epidemiologi (prevalensi, insidens) dari penyakit-penyakit (sesuai


nomor 1) ?
- _________________
o Prevalensi : _________________
o Insidens : _________________
- _________________
o Prevalensi : _________________
o Insidens : _________________
- _________________
o Prevalensi : _________________
o Insidens : _________________
19
- _________________
o Prevalensi : _________________
o Insidens : _________________

9. Bagaimana pencegahan dari penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?


- Pencegahan :
 _________________
 _________________
 _________________
- Promosi kesehatan :
 Memeriksakan diri ke dokter bila terjadi gangguan haid
 Memeriksakan diri dan suami bila lebih dari 1 tahun menikah dan
belum mempunyai anak
 Memeriksakan diri ke dokter bila mengalami keluhan di daerah perut
misalnya nyeri, teraba massa, dan lain sebagainya
 Menjaga pola makan dan hidup sehat dengan berolahraga dan makan
makanan yang bergizi

10. Kelompok masyarakat manakah yang merupakan kelompok risiko tingi dari
penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?
(atau hal-hal lain yang dianggap menjadi pertanyaan terkait skenario)
Kelompok risiko tinggi untuk penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) :
- Usia Tua
- Lama menikah
- Riwayat operasi tuba, ovarium, uterus sebelumnya
- Riwayat Kemoterapi
11. Bagaimanakah penanganan lanjut dari kasus infertilitas ?
a. Evaluasi dan follow up keberhasilan penanganan infertilitas
b. Koitus terjadwal, Inseminasi
c. Konseling untuk teknologi berbantu ( IVF) di senter infertilitas rujukan

20

Anda mungkin juga menyukai