1
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
penyebab, patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara menegakkan diagnosis.
PROBLEM TREE
Anamnesis Fisik Diagnostik Pem. Penunjang
1. Infertil berapa 1. Tanda vital 1. Analisa sperma
lama 2. Kelainan tiroid 2. Darah
2
2. Riwayat haid 3. Galaktore rutin(chlamidia,
teratur/- 4. Massa abdomen rubella, swab
3. Dismenorea +/- 5. Inspekulo vagina)
4. Coitus teratur +/- 6. Pemeriksaan dalam 3. Profil hormon
5. Riwayat penyakit 4. HSG/SIS/hidrotuba
6. Riwayat si
pengobatan lama 5. USG abdomen
7. Riwayat 6. Usg transvaginal
kemoterapi 7. Menilai disfungsi
8. Riwayat op ovulasi
8. Laparoskopi
KLINIK
Faktor suami :
1.jumlah
2. motilitas sperma
3. morfologi sperma
DIAGNOSIS
Medikamentosa
Prevalensi &
Pengendalian
Insidensi
Preventif Promotif
KASUS
Skenario: I
_ Seorang perempuan berusia 33 tahun, P0A0 datang ke puskesmas dengan keluhan
3
belum punya anak sejak menikah 3 tahun lalu. Pasien saat ini belum pernah diterapi
karena belum pernah ke dokter.
Skenario: II
_ Seorang perempuan berusia 35 tahun, P0A0, menikah sejak 3 tahun yang lalu,
datang ke RS tempat Anda bertugas dengan keluhan nyeri pada saat menstruasi.
Pasien ingin keluhan nyeri tersebut hilang sekaligus juga menginginkan segera punya
anak.
4
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majallah, slide, tape atau video, dan internet, untuk
mencari informasi tambahan.
3. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya dan kinerja tutor
4. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
5. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).
6. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas atau tidak ditemukan jawabannya..
7. Melakukan praktikum di laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi
8. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi,
dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya
dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
JADWAL KEGIATAN
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor,
mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang
tiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor.
6
Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1.
Tujuan: untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran
mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri.
Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi
telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan
laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar.
Tujuan: untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan
untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah yang belum jelas
atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada
pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai
urutan yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan
tentang salah satu penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario
yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan
penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-
masing mahasiswa.
Catatan :
- Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator
PBL MEU melalui ketua kelompok.
- Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan
dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.
- Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator
PBL MEU
- Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain
7
untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
TIME TABLE
I II III IV V VI
Pertemuan I Tutorial I Mandiri Tutorial II Kuliah Diskusi
(Penjelasan) (Brain (mencari (Laporan Konsultasi Panel
storming tambahan informasi Tanya Pakar
Klasifikasi, informasi) baru
Analisis, & Klasifikasi,
Sintesa) Praktikum Analisis, &
CSL Sintesa)
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. PBL :
3.1. Cara anamnesis sistematis infertilitas
3.2. Pemeriksaan infertilitas
3.3. Cara pemeriksaan infertilitas
3.4. Pemeriksaanpenunjang infertilitas
3.5. Interpretasi pemeriksaan analisis sperma, histerosalfingografi
1. Konsultasi pada pakar
2. Kuliah khusus dalam kelas
3. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar
majalah, slide, tape atau video dan internet
SUMBER INFORMASI
A. Buku Ajar dan Jurnal
8
1. Hanifa, W In: Ilmu Kebidanan. 4 th ed. Jakarta: PT Bina
Pustaka SarwonoPrawirohardjo;2014.
2. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility 8 th ed: Leon
Speroff, Robert H. Glass, 2018
B. Buku Acuan
C. Sumber lain :
1. Internet
2. Slide/powerpoint kuliah dari dosen
9
SpOG
11
SKENARIO I
Seorang perempuan berusia 29 tahun, P0A0 datang ke puskesmas dengan keluhan
belum punya anak sejak menikah 3 tahun lalu. Pasien saat ini belum pernah diterapi
karena belum pernah ke dokter.
SKENARIO II
Seorang perempuan berusia 28 tahun, P0A0, menikah sejak 3 tahun yang lalu, datang
ke RS tempat Anda bertugas dengan keluhan nyeri pada saat menstruasi. Pasien ingin
keluhan nyeri tersebut hilang sekaligus juga menginginkan segera punya anak.
12
ACUAN UNTUK TUTOR
______________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
_____________________.
(Subtopik)
______________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
_____________________.
(Subtopik)
- ___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
_.
13
BEBERAPA PERTANYAAN PRINSIP DAN JAWABANNYA
1. Penyakit apakah yang menyebabkan keluhan sulit punya anak ?
Penyakit yang menyebabkan keluhan sulit punya anak adalah:
- Faktor istri:
o Kelainan tuba
o Kelainan uterus
o Kelainan ovarium
- Endometriosis
- Sindrom Polikistik Ovarium
- Faktor suami:
o Jumlah Sperma
o Motilitas Sperma
o Morfologi Sperma
14
- _______________
_____________________________________________________
- _______________
_____________________________________________________
- _______________
_____________________________________________________
4. Apa tanda-tanda dan gejala penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?
- _____________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
- _____________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
- __________________________________________
Tanda dan gejala :
o __________________________________________
o __________________________________________
o __________________________________________
15
setelah obat terakhir ) pil KB
4. Menilai disfungsi ovulasi dengan merencanakan dan melakukan
pemeriksaan rekaman suhu basal badan, biopsi endometrium pada fase
luteal madya (H-21), pemeriksaan hormonal, menilai fungsi tuba
(Hidrotubasi / Histerosalfingografi), uji pasca senggama, uji Spinnbarkeit,
uji daun pakis, Ultrasonografi Genitalia Interna dan evaluasi folikel jika
mungkin.
Pemeriksaan untuk mendeteksi Ovulasi
Ovulasi dapat dipastikan jika terjadi kehamilan
Siklus regular dengan variasi tidak lebih dari 2 hari 95% biasanya ovulasi
Progesteron pada fase luteal madya (H-21) > 30 nmol/L
Monitoring folikulogenesis dan ovulasi dengan ultrasonografi
Deteksi LH-surge di urin
Rekaman suhu basal badan
Tanda Mittelschmerz
Lender serviks yang encer
Perdarahan bercak pertengahan siklus
Tanda Mittelschmerz : Rasa tidak nyaman pada daerah pelvis pada pertengahan siklus
(saat ovulasi)
Pemeriksaan fisik ginekologi & USG genitalia interna dalam batas normal
16
Pemeriksaan Analisis sperma :
Nilai Normal
Volume 2 ml
pH 7,2 – 8, 0
Jumlah Sperma 20 juta / ml
Total Jumlah sperma 40 juta/ejakulat
Motilitas (dalam 60 menit ) 50 % ( “a”+”b”)
Gerak cepat kedepan (%) 25 % “a”
Gerak Cepat (%) “b”
Gerak ditempat (%) “c”
Jumlah Sperma hidup (%) 75 % hidup (a+b+c)
Jumlah sperma mati (%) 25 % mati
Morfologi (%) 30 % bentuk normal
Lekosit <1 x 106 / ml
Immunobead test < 50 %
Mixed antiglobulin reaction < 50 %
Pemeriksaan tambahan
Fruktosa 13 umol/ejakulat
Asam fosfatase 200 U / ejakulat
α- Glukosidase 20 mU/ejakulat
Zinc 2,4 µmol / ejakulat
Asam sitrat 52 µmol / ejakulat
B. Bila pada Pemeriksaan bimanual ditemukan: uterus ukuran bentuk normal, teraba
massa di adneksa kanan dengan konsistensi kistik, ukuran kira-kira 6x6x5 cm, batas
tegas. Maka pemeriksaan penunjang :
a. USG transabdominal: uterus ukuran dan bentuk normal, tmapak massa
ovarium kanan, dengan gambaran internal echo, ukuran 6x5 cm, batas
tegas
b. USG transvaginal: uterus ukuran 7x5x4 cm, bentuk normal, tebal
endometrial line 9 mm, gambaran triple line. Pada ovarium kanan
tampak massa dengan gambaran internal echo, ukuran 6x5x5 cm, batas
17
tegas. Pada ovarium kiri tampak gambaran 1 folikel dengan diameter
1,7 cm.
c. Pemeriksaan hematologi rutin: semua dalam batas normal
Catatan :
Indikasi pemberian klomifen sitrat
1. Primer yaitu anovulasi kronis dengan infertilitas
2. Sekunder yaitu defek fase luteal. Oligo-ovulasi, hiperstimulasi ovarium
terkontrol dan IVF
3. Pasien dengan hiperproklaktinema harus diobati dulu dengan bromokripitin
Bila dari pemeriksaan fisis dan penunjang ditemukan adanya kista endometriosis
maka:
Terapi endometriosis:
a. Laparoskopi diagnostik: tampak uterus dengan ukuran dan bentuk normal,
terdapat lesi-lesi endometriosis pada tunica serosa uterus bagian fundus dan
dinding belakang uterus, pada ligamentum rectouterina dengan perlengketan
oleh karena lesi endometrisosis, dengan obliterasi parsial, tuba kanan
hidrosalping, tuba kiri normal, terdapat massa kistik pada ovarium kanan
ukuran 6x5x5 cm, lengket dengan tuba kanan. Ovarium dan tuba kiri normal.
b. Laparoskopi operatif (tergantung kompetensi dan fasilitas RS): adhesiolisis,
ablasi lesi endometriosis, kistektomi
10. Kelompok masyarakat manakah yang merupakan kelompok risiko tingi dari
penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) ?
(atau hal-hal lain yang dianggap menjadi pertanyaan terkait skenario)
Kelompok risiko tinggi untuk penyakit-penyakit (sesuai nomor 1) :
- Usia Tua
- Lama menikah
- Riwayat operasi tuba, ovarium, uterus sebelumnya
- Riwayat Kemoterapi
11. Bagaimanakah penanganan lanjut dari kasus infertilitas ?
a. Evaluasi dan follow up keberhasilan penanganan infertilitas
b. Koitus terjadwal, Inseminasi
c. Konseling untuk teknologi berbantu ( IVF) di senter infertilitas rujukan
20