KELOMPOK XVI
ADIMAS PUTERO NEGORO G0016004
PRIMA ANUGRAH MUNANDAR G0016174
MUHAMMAD REYHAN PRATAMA G0016156
FARRAS GHANIKAGI SUTEDI G0016074
AINOR ROHMAH G0016012
ALIFFIRA AYUNDA PUTRI G0016020
NABILAH BULAN SALSABILA G0016160
SASKIA NANDATARI G0016198
RIZKI ANNISA G0016240
ULFIANA NAFIZA ZAHRA G0016218
WULANDHARI G0016230
ZUMROTUL AYU NINGTYAS G0016238
TUTI RATNASARI G0014232
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO 3
A. Infeksi
Keputihan karena infeksi dapat disebabkan oleh beberapa jenis jasad
renik yaitu : bakteri, jamur, parasit, dan virus.
1) Bakteri (kuman)
a) Gonococcus Ada beberapa macam bakteri golongan
coccus. Salah satunya Neisseria gonorrhea, suatu
bakteri yang bila dilihat dengan mikroskop diplopok
(berbentuk biji kopi) intraseluler dan ekstraseluler,
bersifat tahan asam, dan bersifat “gram negatif”
(Dalimartha, 2002, p.4).
b) Chlamydia trachomatis
Bakteri sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab
penyakit mata yang disebut trakoma, namun ternyata
bisa juga ditemukan dalam cairan vagina dan
menyebabkan penyakit uretritis non – spesifik (non –
gonore).Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini
tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan
dengan
penyakit gonorea.(Dalimartha, 2002, p.4)
c) Gardnerella vaginali
Bakteri ini sering ditemukan dalam vagina, maka kerap
dianggap sebagai bagian dari jasad renik
normal.peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri ini
disebut vaginosis bacterial. Keputihan yang timbul
warnanya putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan
berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas
pada vagina. Sering kali infeksi ini tanpa gejala
(Dalimartha, 2002,p.5)
2) Jamur
Candida merupakan penghuni normal rongga mulut, usus
besar, dan vagina.Bila jamur candida di vagina terdapat dalam
jumlah banyak, dapat menyebabkan keputihan yang
dinamakan kandidosis vaginalis.Kirakira 40% keputihan
disebabkan oleh jamur spesies albicans. Jamur ini bisa
menyerang semua umur, mulai dari bayi, dewasa, sampai usia
lanjut. Namun, perempuan di usia subur lebih sering terkena
infeksi jamur ini. Suasana asam di vagina yang berubah
menjadi bisa memudahkan terjadinya infeksi dengan jamur
candida (Dalimartha, 2002, p.5).
3) Parasit
Banyak parasit yang bisa hidup di tubuh manusia. Satu
diantaranya protozoa dari kelas Mastigophora yang bernama
Trichomonas vaginalis.Parasit ini hidup dalam vagina dan
uretra baik pada laki-laki maupun perempuan.Parasit ini
menimbulkan penyakit yang dinamakan Trikomoniasis.Kira-
kira 15% keluhan keputihan disebabkan oleh parasit
ini.Penularannya sebagian besar melalui senggama.Infeksi
akut akibat parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai
oleh banyaknya keluar cairan yang encer, berwarna kuning
kehijauan, berbuih menyerupai air sabun, dan bauya
apek.Keputihan akibat parasit ini tidak begitu gatal, namun
vagina tampak merah, nyeri bila kencing. Kadang-kadang
terlihat bintik-bintik perdarahan seperti buah strawberi.
4) Virus Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh
Virus Herpes Simplex (VHS) tipe-2 dan Human Papilloma
Virus (HPV).Infeksi HPV telah terbukti dapat meningkatkan
timbulnya kanker serviks, penis dan vulva.Sedangkan Virus
Herpes Simplex tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.
(Dalimartha, 2002, p.7)
B. Penyakit menahun atau kelelahan kronis
D. Stres
Discharge
Normal Abnormal
Usia
- Prapubertas
- Reproduksi
- Pascamenopause
Hormon
- Kontrasepsi hormonal
- Perubahan hormon
- Kehamilan
Faktor-faktor lokal
- Menstruasi
- Pascasalin
- Keganasan
- Semen
- higiene perorangan
b. DUH TUBUH PATOLOGIS
Etiologi duh tubuh vagina patologis :
Infeksi
Umum
Mikroorganisme: Candida, Trichomonas , Chlamydia, N.
gonorrhoeae Kondisi : Vaginosis bakterialis, PID, infeksi
panggul, sepsis
2. Etiologi discharge abnormal
a. Infeksi
- Umum
Mikroorganisme: Candida, Trichomonas , Chlamydia, N.
gonorrhoeae
Kondisi: Vaginosis bakterialis, PID, infeksi panggul, sepsis
- Jarang
HPV, sifilis, mycoplasma, ureaplasma, E. coli
b. Penyebab lainnya
- Umum
Tampon,kondom, kimia, dll
- Jarang
Trauma fisik, jaringan granulasi, fistula, neoplasia
Klasifikasi Discharge
- Belum ada klasifikasi khusus
- Berhubungan dengan kondisi tertentu:
infeksi Chlamydia
vaginosis bakterialis
kandidiasis vulvovaginalis
trikomoniasis
vaginitis aerob
vaginitis non-infeksi
Faktor Risiko Discharge
- Vaginosis bakterialis:
pasangan seksual, bilas vagina
ras Afrika, wanita lesbian, dan perokok
infeksi panggul pasca-abortus
- Kandidiasis vulvovaginalis:
kondom,diafragma, spermisida, seks oral
antibiotik, kontrasepsi oral, diabetes, AIDS
kehamilan kontroversial
- Trikomoniasis
kemiskinan
aktivitas seksual
- Usia kurang dari 25 tahun
- Tidak menggunakan kondom
- Berganti pasangan seksual dalam 3 bulan terakhir
- Sering berganti pasangan atau kontak multipel
- Gejala positif pada pasangan
- Penyakit menular seksual sebelumnya
- Komplikasi penyakit menular seksual
- Perilaku pasangan seksual yang berisiko.
4. Faktor Rsiko
a. Penyebab penyakit
Penyakit menular seksual sangat bervariasi, penyebabnya dapat berpa
virus, parasit, bakteri, protozoa
b. Host
Beberapa factor yang terdapat pada host, berperan pada perbedaan
insiden penyakit menular adalah
Umur
Umur merupakan salah satu variable yang penting dalam
mempengaruhi aktifitas seksual seseorang pada orang yang lebih
dewasa memiliki pertimbangan lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang belum dewasa
Jenis kelamin
Pilihan dalam hubungan seksual
Ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu factor
predisposisi, factor-faktor pendukung dan factor pendorong
Lama bekerja sebagai pekerja seks komersial
Pekerjaan seseorang berkaitan erat dengan kemungkinan
terjadinya PMS
Status perkawinan
Status IMS lebih tinggi pada orang yang belum kawin, bercerai
arau orang yang terpisah dari keluarganya dibandingkan dengan
yang sudah kawin karena pemenuhan kebutuhan seksualnya
terpenuhi
Pemakaian kondom
Orang yang tidak menggunakan kondom beresiko terkena IMS
bila dibandingkan dengan orang yang menggunakan kondom
5. Diagnosis banding
a. Sindrom duh genital
Duh tubuh vagina atau biasa disebut vaginal discharge merupakan
sekret yang dikeluarkan oleh vagina, bisa normal (fisiologis) atau
abnormal (patologis). Discharge abnormal bisa disebabkan oleh:
- Kandidiasis vulvovaginal 27%
- Vaginosis bakterialis 21%
- Trikomoniasis 8%
- Chlamydia trachomatis 2%
- Neisseria gonorrhea 1%
- Non infeksi 34%
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya sindrom duh antara lain:
- Hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom)
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Perilaku hubungan seksual berisiko tinggi (oral atau anal)
b. Pelvic inflammatory disease (PID)
Etiologi:
Organisme yang paling sering diisolasi pada kasus PID akut adalah
N. gonorrhoeae dan C. trachomatis. C. trachomatis adalah patogen
bakteri intraselular dan organisme menular seksual yang dominan yang
menyebabkan PID.
Patofisiologi :
Sebagian besar kasus PID diperkirakan terjadi dalam 2 tahap.
Tahap pertama adalah akuisisi infeksi vagina atau serviks. Infeksi ini
sering ditularkan secara seksual dan mungkin tidak bergejala. Tahap
kedua adalah pendarahan langsung mikroorganisme dari vagina atau
leher rahim ke saluran genital atas, dengan infeksi dan pembengkakan
struktur ini.
Mekanisme (atau mekanisme) yang digunakan mikroorganisme
dari saluran genital bawah tidak jelas. Studi menunjukkan bahwa
beberapa faktor mungkin terlibat. Meskipun lendir serviks memberikan
penghalang fungsional melawan penyebaran ke atas, khasiat
penghalang ini dapat dikurangi dengan peradangan vagina dan oleh
perubahan hormonal yang terjadi selama ovulasi dan menstruasi.
Selain itu, pengobatan antibiotik terhadap infeksi menular seksual
dapat mengganggu keseimbangan flora endogen di saluran genital
bawah, yang menyebabkan organisme nonpathogenic cenderung
tumbuh dan naik. Pembukaan serviks saat menstruasi, bersamaan
dengan aliran menstruasi yang retrograde, juga dapat memfasilitasi
pendarahan mikroorganisme.
Hubungan intim dapat menyebabkan pendakian infeksi melalui
kontraksi uterus berirama yang terjadi selama orgasme. Bakteri juga
bisa dibawa bersamaan dengan sperma ke dalam rahim dan saluran
tuba.
Pada saluran atas, sejumlah faktor mikroba dan inang tampaknya
mempengaruhi tingkat peradangan yang terjadi dan, dengan demikian,
jumlah jaringan parut berikutnya yang berkembang. Infeksi tuba
fallopi pada awalnya mempengaruhi mukosa, namun pembengkakan
dapat dengan cepat menjadi transmural. Peradangan ini, yang
tampaknya dimediasi oleh pelengkap, dapat meningkat intensitasnya
dengan infeksi berikutnya.
Peradangan dapat meluas ke struktur parametrium yang tidak
terinfeksi, termasuk usus. Infeksi dapat berlanjut melalui tumpahan
bahan purulen dari tuba falopi atau melalui penyebaran limfatik di luar
panggul untuk menghasilkan peritonitis akut dan perihepatitis akut.
Gejala:
Nyeri di perut bagian bawah dan panggul
Vaginal discharge dengan bau tak sedap
Perdarahan uterus tidak normal, terutama selama atau setelah
hubungan intim, atau antara siklus menstruasi
Nyeri atau perdarahan saat bersenggama
Demam, terkadang dengan menggigil
Menyakitkan atau sulit buang air kecil
Komplikasi:
Penyakit radang panggul yang tidak diobati dapat menyebabkan
jaringan parut. Anda mungkin juga mengembangkan koleksi cairan
yang terinfeksi (abses) di saluran tuba Anda, yang dapat merusak
organ reproduksi Anda.
6. Tatalaksana
Pengobatan Duh Tubuh Vagina
Pengobatan Duh Tubuh Urethra
Pengobatan Vaginitis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Discharge atau keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis keputihan
yaitu: keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal. Keputihan
normal tidak berbau, tidak berwarna dan tidak gatal. Sedangkan keputihan
patologis biasanya disebabkan karena Kelelahan fisik, ketegangan psikis
dan kurangnya kebersihan diri
2. Penyakit yang ditandai dengan discharge patalogis adalah gonore,
trikomoniasis dan Pelvic Inflammatory Disease (PID). Penyebab tersering
terjadinya discharge adalah infeksi. Perlu penanganan yang tepat untuk
penyakit ini agar tidak menular.
B. Saran
Apabila ada kurang lebihnya dari penulis dalam berdiskusi dan membuat
laporan, kami mohon maaf dan mohon bimbingan lebih lanjut agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam melakukan diskusi tutorial.
Diskusi tutorial skenario ini sudah berjalan dengan cukup baik karena
masing-masing peserta sudah mengemukakan pendapatnya pada pertanyaan-
pertanyaan yang ditetapkan, namun perlu ditingkatkan pemikiran kritis
peserta dalam diskusi. Dalam skenario selanjutnya diharapkan peserta bisa
lebih aktif dan kritis dalam melakukan diskusi.
DAFTAR PUSTAKA