BLOK REPRODUKSI
MODUL 1
“DISTOSIA”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Tutor : dr. Gina Isni Djanuaresty Iskandar, M.kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
1
SKENARIO 2
Seorang perempuan, berusia 21 tahun, tiba di unit gawat darurat RS jam
19.30, dirujuk oleh bidan desa dengan keterangan persalinan tidak maju. Dari
Anamnesis diketahui ini adalah kehamilan anak pertama dan selama hamil tidak
pernah control ke Bidan, sakit perut tembus ke belakang sejak jam 13.00 siang
disertai pelepasan lendir dan darah. pada pukul 19.00 pasien mengeluh rasa ingin
meneran, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban sudah pecah dan kepala belum
masuk panggul. Pasien telah diperiksa dan diobservasi oleh bidan di puskesmas
namun persalinan tidak ada kemajuan dan bidan ragu dengan panggul ibu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 144 cm. Pada pemeriksaan obstetri
tinggi fundus 3 jari bawah prosesus xyphoideus, punggung di kanan ibu, bagian
terendah kepala. Jarak antara simfisis pubis – tinggi fundus uteri 34 cm, lingkar
perut ibu 85 cm. Denyut jantung janin 134x/mnt. His 4x dalam 10 menit dengan
durasi 40-45 dtk, pada pemeriksaan panggul luar didapatkan distansia spinarum
22 cm, distansia cristarum 25 cm dan Konjugata externa (Boudeloque) 14 cm.
Pada pemeriksaan dalam vagina didapatkan pembukaan 10 cm, selaput ketuban
tidak teraba, Kepala H1 terdorong (BAP), pemeriksaan panggul dalam arkus pubis
<90 derajat dan interspinarum 10 cm.
KALIMAT KUNCI
Seorang perempuan, berusia 21 tahun, tiba di unit gawat darurat RS jam
19.30, dirujuk oleh bidan desa dengan keterangan persalinan tidak maju.
Hasil anamnesis ini adalah kehamilan anak pertama dan selama hamil
tidak pernah control ke Bidan, sakit perut tembus ke belakang sejak jam
13.00 siang disertai pelepasan lendir dan darah. pada pukul 19.00 pasien
mengeluh rasa ingin meneran, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban sudah
pecah dan kepala belum masuk panggul.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 144 cm.
Pada pemeriksaan obstetri tinggi fundus 3 jari bawah prosesus xyphoideus,
punggung di kanan ibu, bagian terendah kepala.
2
Jarak antara simfisis pubis – tinggi fundus uteri 34 cm, lingkar perut ibu
85 cm.
Denyut jantung janin 134x/mnt.
His 4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
distansia spinarum 22 cm, distansia cristarum 25 cm dan Konjugata
externa (Boudeloque) 14 cm.
Pada pemeriksaan dalam vagina didapatkan pembukaan 10 cm, selaput
ketuban tidak teraba, Kepala H1 terdorong (BAP), pemeriksaan panggul
dalam arkus pubis <90 derajat dan interspinarum 10 cm.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Distosia berasal dari bahasa latin yaitu tokos yang berarti kelahiran bayi.
Distosia yaitu persalinan abnormal atau kesulitan dalam persalinan. Menurut
WHO secara lebih spesifik mendefinisikan persalinan lama (prolonged
labor/partus lama) sebagai proses persalinan yang dimaksud adalah penambahan
antara kala I dan kala II persalinan. Berdasarkan data International NGO on
Indonesian Development (INFID) pada tahun 2013, angka kejadian persalinan
lama di Indonesia adalah sebesar 5% dari seluruh penyebab kematian ibu.1
Proses persalinan lama atau macet dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain faktor kekuatan yang terdiri dari kontraksi otot Rahim dan tenaga
mengejan yang dimiliki oleh ibu, faktor janin, faktor jalan lahir, faktor psikis ibu
terdiri dari tigkat kecemasan dan rasa takut yang dialami dalam menghadapi
persalinan, serta faktor reproduksi yang terdiri dari usia, paritas dan jarak
kelahiran. Usia dan paritas merupakan faktor yang mendukung kuatnya kontraksi
pada ibu bersalin. Pada usia ibu bersalin yang terlalu tua dan terlalu sering
mellahirkan, kekuatan kontraksi uterus mulai menurun sehingga akan
memungkinkan lama persalinan.1
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasienn
1. Nama : Ny. B
2. Usia : 21 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tamggal Lahir :-
5. Agama :-
6. Alamat :-
7. Bangsa Suku :-
8. No. RM :-
9. Tanggal Masuk : 19.30
B. Status Umum
1. Keluhan Utama : Persalinan lama
2. Anamnesis Terpimpin
Wanita 21th dirujuk bidan desa ke RS pukul 19.30,
demgan keterangan persalinan tidak maju.
Kehamilan pertama, selama hamil tidak pernah
control ke bidan.
Sakit perut tembus ke belakang sejak pukul 13.00
siang disertai pelepasan lender & darah.
Pukul 19.30 pasien mengeluh rasa ingin meneran,
pembukaan lengkap 10cm.
Ketuban sudah pecah dan kepala janin belum masuk
panggul.
Pasein diperiksa & diobservasi oleh bidan
Puskesmas & tidak ada kemajuan persalinan,bidan
ragu dengan panggul ibu.
3. Riwayat penyakit sebelumya : -
4. Riwayat penyakit keluarga : -
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Berat badan :-
3. Tinggi badan : 144 cm
4. Tanda vital
- Tekanan darah :-
5
- Nadi :-
- Pernapasan :-
- Suhu :-
5. Status intertinus
- Kepala :-
- Mata :-
- Telinga :-
- Thoraks :-
- Abdomen :-
6. Status Neurologi
- GCS :-
- Fungsi kortikal luhur :-
- Pemeriksaan tanda ransangan meningeal :-
- Pemeriksaan nervus kranialis :-
- Fungsi motoric :-
- Sensorik :-
- Gangguan koordinasi :-
- Gangguan keseimbangan :-
D. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksan Panggul Luar
i. Distansia Spinarum : 22cm
ii. Distansia Cristarum : 25cm
iii. Konjugata Externa : 14cm
- Pemeriksaan Obstetrik
i. Tinggi Fundus : 3 jari dibawah prosesus xyphoideus.
34cm
ii. Lingkar pinggang : 85 cm
iii. Leopold I : bagian teratas janin bokong
iv. Leopold II : punggung di kanan ibu
v. Leopold III : bagian terendah janin kepala
vi. Leopold VI : kepala belum masuk panggul.5/5
vii. DJJ : 134x/menit
viii. His : 4x dalam 10 menit durasi 40-45 dtk
- Pemeriksaan Dalam Vagina
i. Portio :-
ii. Pembukaan : 10cm
iii. Kedudukan : Hodge 1
iv. UUK :-
v. Lendir :+
6
vi. Darah :+
vii. Air Ketuban : selaput ketuban tidak teraba
- Pemeriksaan Dalam Arcus Pubis : <90 derajat
- Interspinarum : 10 cm
E. Resume pasien
Seorang perempuan, berusia 21 tahun, pukul 19.30 tiba di RS, dirujuk oleh
bidan desa dengan keterangan persalinan tidak maju. Dari Anamnesis
diketahui bahwa ini merupakan kehamilan anak pertama, selama hamil tidak
pernah control ke Bidan, sakit perut tembus ke belakang sejak pukul 13.00
siang disertai pelepasan lendir dan darah. pada pukul 19.00 pasien mengeluh
rasa ingin meneran, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban sudah pecah dan
kepala belum masuk panggul. Pasien telah diperiksa dan diobservasi oleh
bidan di puskesmas namun persalinan tidak ada kemajuan dan bidan ragu
dengan panggul ibu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 144 cm.
Pada pemeriksaan obstetri tinggi fundus 3 jari bawah prosesus xyphoideus,
punggung di kanan ibu, bagian terendah kepala. Jarak antara simfisis pubis –
tinggi fundus uteri 34 cm, lingkar perut ibu 85 cm. Denyut jantung janin
134x/mnt. His 4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 dtk, pada pemeriksaan
panggul luar didapatkan distansia spinarum 22 cm, distansia cristarum 25 cm
dan Konjugata externa (Boudeloque) 14 cm. Pada pemeriksaan dalam vagina
didapatkan pembukaan 10 cm, selaput ketuban tidak teraba, Kepala H1
terdorong (BAP), pemeriksaan panggul dalam arkus pubis <90 derajat dan
interspinarum 10 cm.
F. Diagnosis : Persalinan lama/macet atau distosia
G. Diagnosis banding :-
H. Tatalaksana :-
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Distosia pada kala I fase aktif : Grafik pembukaan serviks pada partograf
berada diantara garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong
garis bertindak, atau
Fase ekspulsi (kala II) memanjang : Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu :
Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, atau
Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien
menggunakan analgesia epidural.
B. EPIDEMOLOGI
C. ETIOLOGI
Penyebab dari persalinan lama atau distosia dapat dibagi dalam 3 golongan
berikut ini .8,9
8
Kelainan tenaga (kelainan his).
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangab pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami
hambatan atau kemacetan.
Kelainan Janin.
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan
dalam letak atau dalam bentuk janin.
Kelainan Jalan lahir.
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi
kemajuan persalinan atau menyebabkan kmacetan.
D. KOMPLIKASI
Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi salah sat atau
keduanya sekaligus.8,9
Infeksi Intarpartum
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada
partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam
cairan amnion menembus amnion dan mengiinvasi desidua serta
pemmbuluh korion sehingga terjadi bacteremia dan sepsis pada ibu dan
janin. Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amniom yang
terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan serviks dengan
jari tangan akan memasukkan bakteri vagina dalamm uteru. Pemeriksaan
serviks harus dibatasi selama persalinan,, terutama apabila dicurigai
terjadi persalinan lama.
Ruptura Uteri
9
Cincin Retraksi Patologis
Pembentukan Fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul, tetapi
tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang
terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang
berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan
jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula
vesikovaginal, atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekana ini
pada persalinan kal duaa yang berkepanjangan.
Apabila panggul sempit dan juga terjadi ketuban pecah lama serta infeksi
intrauterus, risiko janin dan ibu akan muncul. Infeksi intrapartum bukan
saja merupakan penyakit yang serius pada ibu, tetapi juga merupakan
penyebab penting kematian janin dan neonates. Hal ini disebabkan bakteri
di dalam cairan amnion menembus selaput amnion dan menginvasi
desidua serta pembuluh korion, sehingga terjadi bakterimia pada ibu dan
10
janin. Pneumonia janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi
adalah konsekuensi serius lainnya.
Kaput Suksedaneum
E. PENANGANAN
11
tingkat false labor, apakah ada inersia uteri atau Incoordinate uterine action
dan apakah tidak ada disproporsi sefalopelvik biarpun ringan. Untuk
menetapkan hal yang terakhir ini , jika perlu dilakukann pelvimetri
roentgenologik atau MRI. Apabila serviks sudah terbuka untuk sedikit-
sedikitnya 3 cm, dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan sudah mulai.8,9
F. PERSPEKTIF ISLAM
12
DAFTAR PUSTAKA
13