ABORSI
Dr. Hj. Suci Nirmala
DEFINISI
Bahasa latin : abortus berhentinya kehamilan
Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus.
Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik, yaitu
demi menyelamatkan nyawa ibu
Syarat-syarat :
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian
dan kewenangan untuk melakukannya sesuai dengan
tanggung jawab profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli.
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh
pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap
Indikasi :
1. Abortus yang mengancam (threatened abortion)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Abortus Provokatus
Kriminalis
yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi
medik (ilegal)
menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu
tujuannya selain untuk menyelamatkan/mengobati
ibu, dilakukan oleh tenaga medis/non-medis yang
tidak kompeten, serta tidak memenuhi syarat dan
cara-cara yang dibenarkan oleh peraturan
perundangan
Biasanya mengandung unsur kriminal atau
kejahatan.
ASPEK HUKUM
Aspek hukum pada aborsi mengenai :
1. Wanita yang menggugurkan kandungan
2. Orang lain yang menggugurkan kandungan si
wanita (bisa dokter, atau tenaga medis lainnya,
dan juga dukun beranak, atau orang lain)
3. Orang lain yang membantu atau turut serta
menggugurkan kandungan si wanita
4. Orang yang menyuruh menggugurkan kandungan
si wanita.
Pasal 347:
(1)
Barang
siapa
dengan
sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang perempuan tanpa persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya
perempuan tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
3.
4.
Pasal 348:
(1)
Barang
siapa
dengan
sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang perempuan dengan persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan
dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2)
dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma
agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan
sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu,
tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi
yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan
perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti
standar profesi dan pelayanan yang berlaku, diskriminatif,
atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada
indikasi medis.
D. UU Penghapusan KDRT
Pasal 10 mengenai hak-hak korban pada butir (b): Korban berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis.
Di sini dicoba disimpulkan sesuatu dan mempunyai persepsi dari
pernyataan butir-butir pasal UU KDRT sebelumnya yang saling
berkaitan:
1.Pasal 2(a): Lingkup rumah tangga ini meliputi: Suami, isteri, anak.
2.Pasal 5: Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah
tangga terhadap orang dalam lingkup rumahtangganya dengan cara:
1.Kekerasan fisik
2.Kekerasan psikis
3.Kekerasan seksual
4.Penelantaran rumah tangga
5.Pasal 8(a): Kekerasan seksual meliputi:
Pemaksaan
T ER
I MA
KAS
IH