Anda di halaman 1dari 38

SINDROM

METABOLIK

Pendahuluan
Definisi
1. Sindrom Metabolik atau Sindrom X
merupakan kumpulan dari faktor2 risiko
untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
yang ditemukan pada seorang individu
Faktor-faktor risiko tersebut : dislipidemi,
hipertensi, gangguan toleransi glukosa
dan obesitas abdominal/sentral

2. Sindrom Metabolik yang juga disebut


sindrom resistensi insulin atau sindrom X
merupakan suatu kumpulan faktor2 risiko
yang bertanggung jawab terhadap
peningkatan morbiditas penyakit
kardiovaskular pada obesitas dan DM tipe 2

The National Cholesterol Education


Program-Adult Treatment Panel III (NCEPATP III) mendapatkan bahwa sindrom
metabolik merupakan indikasi untuk
dilakukan intervensi terhadap gaya hidup
yang ketat meliputi : diet, latihan fisik dan
intervensi farmakologik

NCEP-ATP III juga melaporkan bahwa


sindrom metabolik merupakan faktor risiko
independen terhadap penyakit
kardiovaskular, sehingga memerlukan
intervensi modifikasi gaya hidup yang
ketat (intensif)

Hubungan obesitas abdominal


dengan Sindrom Metabolik

Fenotip obesitas menurut


Vague

Komponen utama sindrom


metabolik
Resistensi insulin
Obesitas abdominal/sentral
Hipertensi
Dislipidemia :
Peningkatan kadar trigliserida
Penurunan kadar HDL kolesterol

Sindrom Metabolik disertai dengan


keadaan proinflammasi / prothrombotik
dapat menimbulkan : peningkatan kadar
C-reactive protein, disfungsi endotel,
hiperfib-rinogenemia, peningkatan
agregasi platelet, peningkatan kadar PAI1, peningkatan kadar asam urat,
mikroalbuminuria dan peningkatan kadar
LDL cholesterol

Akhir-akhir ini diketahui pula bahwa


resistensi insulin juga dapat menimbulkan
Sindrom Ovarium Polikistik dan Non
Alcoholic Steato Hepatitis (NASH)

Epidemiologi/ Prevalensi
Berdasarkan data dari the Third National
Health and Nutrition Examination Survey
(1988 sampai 1994), prevalensi sindrom
metabolik (dengan menggunakan kriteria
NCEP-ATP III) bervariasi dari 16% pada
laki2 kulit hitam sampai 37% pada wanita
Hispanik

Prevalensi Sindrom Metabolik meningkat


dengan bertambahnya usia dan berat badan
Karena populasi penduduk Amerika yang
berusia lanjut makin bertambah dan lebih dari
separuh mempunyai berat badan lebih atau
gemuk , diperkirakan Sindrom Metabolik
melebihi merokok sebagai faktor risiko primer
terhadap penyakit kardiovaskular

Sindrom metabolik juga merupakan


prediktor kuat untuk terjadinya DM tipe 2
dikemudian hari

Etiologi
Belum dapat diketahui secara pasti
Suatu hipotesis menyatakan bahwa
penyebab primer dari sindrom metabolik
adalah resistensi insulin
Resistensi insulin mempunyai korelasi
dengan timbunan lemak viseral yang
dapat ditentukan dengan pengukuran
lingkar pinggang atau waist to hip ratio

Hubungan antara resistensi insulin dan


penyakit kardiovaskular diduga dimediasi
oleh terjadinya stres oksidatif yang
menimbulkan disfungsi endotel yang akan
menyebabkan kerusakan vaskular dan
pembentukan atheroma

Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi


perubahan hormonal yang mendasari
terjadinya obesitas abdominal
Suatu studi membuktikan bahwa pada
individu yang mengalami peningkatan
kadar kortisol didalam serum (yang
disebabkan oleh stres kronik) mengalami
obesitas abdominal, resistensi insulin dan
dislipidemia

Para peneliti juga mendapatkan bahwa


ketidakseimbangan aksis hipotalamushipofisis-adrenal yang terjadi akibat stres
akan menyebabkan terbentuknya
hubungan antara gangguan psikososial
dan infark miokard

Evaluasi Klinis
Terhadap individu yang dicurigai
mengalami Sindrom Metabolik
1. Anamnesis, tentang :
Riwayat keluarga dan penyakit
sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari

2. Pemeriksaan fisik, meliputi :


o Pengukuran tinggi badan, berat badan
dan tekanan darah
o Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) ,
menggunakan rumus :
Berat badan (kg)

Tinggi badan (m)2

Pengukuran lingkaran pinggang


merupakan prediktor yang lebih baik
terhadap risiko kardiovaskular daripada
pengukuran waist-to-hip ratio

3. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :


Kadar glukosa plasma dan profil lipid
puasa.
Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA
(homeostasis model assessment) untuk
menilai resistensi insulin secara akurat
biasanya hanya dilakukan dalam penelitian
dan tidak praktis diterapkan dalam
penilaian klinis.

Highly sensitive C-reactive protein


Kadar asam urat dan tes faal hati dapat
menilai adanya NASH.
USG abdomen diperlukan untuk
mendiagnosis adanya fatty liver karena
kelainan ini dapat dijumpai walaupun
tanpa adanya gangguan faal hati

Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik menurut WHO


(World Health Organization) dan NCEP-ATP III (the
National Cholesterol Education Program- Adult Treatment
Panel III)
Komponen
Komponen

Kriteria diagnosis WHO :


Kriteria diagnosis WHO :
Resistensi insulin plus :
Resistensi insulin plus :

Obesitas abdominal/
sentral

Kriteria diagnosis ATP III :


Kriteria diagnosis ATP III :
3 komponen dibawah ini
3 komponen dibawah ini

Waist to hip ratio :


Laki2 : > 0.90;
Wanita : > 0.85, atau
Obesitas abdominal/ sentral
to hip ratio :
IMB > Waist
30 kg/m2
Laki2
: > 0.90;

Lingkar pinggang :
Laki2 : > 102 cm (40 inchi)
Wanita : > 88 cm (35 inchi)

Hipertrigliseridemia

150 mg/dl ( 1.7 mmol/L)

150 mg/dl ( 1.7 mmol/L)

Hipertrigliseridemia
HDL Cholesterol

150 mg/dl
1.7 mmol/L)
< 35 mg/dl
(< 0.9 (
mmol/L)
< 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L

150
mmol/L)
< 40mg/dl
mg/dl (
(< 1.7
1.036
mmol/L)

HDL Cholesterol
Hipertensi

Hipertensi
Kadar glukosa darah
tinggi

Wanita : > 0.85, atau


IMB > 30 kg/m2

Lingkar pinggang :
Laki2 : > 102 cm (40 inchi)
Wanita : > 88 cm (35 inchi)

< 50 mg/dl (< 1.295 mmol/L)

< 35 mg/dl (< 0.9 mmol/L) < 40 mg/dl (< 1.036


< 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L mmol/L)
TD 140/90 mmHg atau riwayat terapi TD
130/85
mmHg
atau riwayat
< 50
mg/dl
(< 1.295
mmol/L)
anti hipertensif
terapi anti hipertensif
TD 140/90 mmHg atau

TD 130/85 mmHg atau

riwayat
terapi
anti hipertensif
terapi
Toleransi
glukosa
terganggu,
glukosa riwayat
110 mg/dl
atauanti
6.1hipertensif
mmol/L
puasa terganggu, resistensi insulin
Kadar glukosa darah tinggi
Toleransi
glukosa 110 mg/dl atau 6.1
atau DM
Mikroalbuminuri

Mikroalbuminuri

terganggu, glukosa puasa mmol/L


terganggu, resistensi insulin
atau DMurin dan kreatinin 30
Ratio albumin
Ratio
albumin
urin
dan 20
mg/g atau
laju
ekskresi
albumin
kreatinin
30 mg/g
atau laju

Penatalaksanaan
Berdasarkan studi klinis, penatalaksanaan
agresif terhadap komponen2 Sindrom
Metabolik dapat mencegah atau
memperlambat onset diabetes, hipertensi
dan penyakit kardiovaskular
Semua pasien yang didiagnosis dengan
Sindrom Metabolik hendaklah dimotivasi
untuk merubah kebiasaan makan dan latihan
fisiknya sebagai pendekatan terapi utama

Penurunan berat badan dapat memperbaiki semua


aspek Sindrom Metabolik, mengurangi semua
penyebab dan mortalitas penyakit kardiovaskular
Namun kebanyakan pasien mengalami kesulitan
dalam mencapai penurunan berat badan
Latihan fisik dan perubahan pola makan dapat
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kadar lipid, sehingga dapat memperbaiki resistensi
insulin

1. Latihan Fisik
Otot rangka merupakan jaringan yang
paling sensitif terhadap insulin didalam
tubuh, dan merupakan target utama
terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik
terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan
resistensi insulin didalam otot rangka.
Pengaruh latihan fisik terhadap
sensitivitas insulin terjadi dalam 24 48
jam dan hilang dalam 3 sampai 4 hari

Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah merupakan


bagian dari usaha untuk memperbaiki resistensi
insulin. Pasien hendaklah diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan derajat aktifitas
fisiknya. Manfaat paling besar dapat diperoleh
bila pasien menjalani latihan fisik sedang secara
teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan
fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan
beban merupakan pilihan terbaik

Jalan kaki dan jogging selama 1 jam


perhari juga terbukti dapat menurunkan
lemak viseral secara bermakna pada laki2
tanpa mengurangi jumlah kalori yang
dibutuhkan

2. Diet
Sasaran utama dari diet terhadap Sindrom
Metabolik adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes melitus
Bukti-bukti dari suatu studi besar
menunjukkan bahwa diet rendah sodium
dapat membantu mempertahankan
penurunkan tekanan darah

Hasil2 dari studi klinis diet rendah lemak


selama lebih dari 2 tahun menunjukkan
penurunan bermakna dari kejadian
komplikasi kardiovaskular dan
menurunkan angka kematian total

3. Edukasi
Dokter2 keluarga mempunyai peran besar
dalam penatalaksanaan pasien dengan
Sindrom Metabolik, karena dapat
mengetahui dengan pasti tentang gaya
hidup pasien serta hambatan2 yang
dialami mereka dalam usaha
memodifikasi gaya hidup tersebut

Dokter keluarga juga diharapkan dapat


mengetahui pengetahuan pasien tentang
hubungan gaya hidup dengan kesehatan,
yang kemudian memberikan pesan2
tentang peranan diet dan latihan fisik yang
teratur dalam menurunkan risiko penyulit
dari Sindrom Metabolik

4. Farmakoterapi
Terhadap pasien2 yang mempunyai faktor risiko
dan tidak dapat ditatalaksana hanya dengan
perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik
diperlukan untuk mengontrol tekanan darah dan
dislipidemia
Penggunaan aspirin dan statin dapat
menurunkan kadar C-reactive protein dan
memperbaiki profil lipid sehingga diharapkan
dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular

Intervensi farmakologik yang agresif


terhadap faktor2 risiko telah terbukti dapat
mencegah penyulit kardiovaskular pada
penderita DM tipe 2

Beberapa rekomendasi tentang


intervensi terhadap Sindrom
Metabolik
Rekomendasi
Kek
uat
an

The American Heart Association merekomendasikan


peme-riksaan highly sensitive C-reactive protein
pada pasien dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular

Studi berskala kecil dan besar membuktikan bahwa


diet rendah garam dapat membantu penurunan
tekanan darah

Hasil dari beberapa studi klinis membuktikan bahwa


diet rendah lemak yang diterapkan selama lebih dari
2 tahun dapat menurunkan angka kejadian penyakit
kardiovaskular dan angka kematian total

The US Preventive Services Task Force

Panduan ATP III tentang


penatalaksanaan pasien
dengan
Sindrom Metabolik
Target
Sasaran
Turunkan LDL kolesterol , risiko PJK dan
ekivalennya (10-year risk for CHD >
20%)
Sedikitnya 2 faktor risiko dan 10-year
risk < 20%

< 100 mg/dl (< 2,60


mmol/L)
< 120 mg/dl (< 2,25
mmol/L)

Pengendalian berat badan

= 10% dari BB awal

Aktifitas fisik

20 40 menit per
hari, 3 5 hari per
minggu

Obati hipertensi

< 120/85 mmHg

Turunkan kadar TG :
Sasaran pada pasien dgn TG 200
mg/dl ( 5.20 mmol/L) dan 499 mg/dl
( 12.90 mmol/L)

Risiko PJK tinggi : <


130 mg/dl
Risiko PJK sedang : <
160 mg/dl
Risiko PJK ringan : <

5. Pencegahan
The US Preventive Services Task Force
merekomendasi konsultasi diet intensif
terhadap pasien2 dewasa yang
mempunyai faktor2 risiko untuk terjadinya
penyulit kardiovaskular
Para dokter keluarga lebih efektif dalam
membantu pasien menerapkan kebiasaan
hidup sehat

The Diabetes Prevention Program telah


membuktikan bahwa intervensi gaya
hidup yang ketat pada pasien prediabetes
dapat menghambat progresivitas
terjadinya diabetes lebih dari 50% ( dari
11% menjadi 4,8%)

Anda mungkin juga menyukai