Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN

GANGGUAN KONVERSI

Sebelum memulai tatalaksana kita perlu kembali pada pemahaman teori


gangguan konversi bahwa gejala merupakan suatu bentuk perlindungan pasien
terhadap kecemasan akibat konflik intrapsikik. Menghilangkan mekanisme defense
ini (misal melalui hypnosis) akan membuat pasien merasa rentan dan tak berdaya,
sehingga penanganan haruslah memperhatikan stresor psikologis yang mendasari
munculnya gejala konversi.
Penatalaksanaan yang dilakukan dapat bersifat holistic yaitu : pengobatan
psikofarmaka, pengobatan fisik dan pendekatan psikoterapi.
1. Pengobatan Psikofarmaka
 Benzodiazepin (BZD)
 Semua BZD mempunyai efek anxiolitik, hipnotik, relaksasi otot dan
antikonvulsan
 Indikasi utama adalah mengurangi anxietas (cemas) dan insomnia jika
pendek
 Efektif untuk mengatasi insomnia jangka pendek
 Penggunaan untuk pasien anxietas harus dinilai setiap 4 – 6 bulan
 Kurang efektif untuk mengatasi depresi bahkan dapat mencetuskan atau
memperberat depresi

JENIS OBAT PEMBERIAN DOSIS LEVEL MAKSIMUM DALAM


MG/HARI PLASMA (JAM)

Alprazolam (Xanax) 0,75-4 1-2

Chlordiazepoxide
15-100 0,5-4
(Librium)

Clonazepam 1,5-20 1-2

Clorazepate (Tranxene) 15-60 1-2

Diazepam (Valium) 4-40 0,5-2

Estazolam (esilgan) 1-2 2

Lorazepam (Ativan) 2-4 1-6

Triazolam (Halcion) 0,125-0,5 0,5-2

 Antidepresan
• Efektif untuk gangguan depresi dan berbagai jenis gangguan cemas
• Antidepresan digolongkan menjadi:
– Trisiklik (TCA), contoh: amitriptyline, imipramin, clomipramine.
Adapun ciri-ciri dari golongan ini yaitu:
 Merupakan anti depresan generasi pertama.
 Reaksi klinik optimum: setelah 2-4 mg
 Hati hati pada pasien usia lanjut, dan kondisi medik lain
khususnya jantung, karena sangat sensitif dengan efek samping
yang berkaitan dengan reseptor kolinergik dan alpa adrenergik
– SSRI, contoh: paroxetine, fluoxetine, fluvoxamine, sertraline. Adapun
ciri-ciri dari golongan ini yaitu:
 Efektif untuk depresi dan beberapa gangguan cemas
 Efektif untuk komorbid depresi dengan gangguan fisik
(jantung, kejang, trauma kepala, stroke, dementia, parkinson,
asma,glaukoma dan kanker
 Minggu I kadang menimbulkan gejala cemas, gelisah,
insomnia, & gangguan pencernaan
 Pemberian BZD sementara dapat mengurangi lama dan
beratnya gejala
 Fluoxetine dapat menyebabkan hipoglikemia, pasien yang
mendapat terapi insulin harus ada penyesuaian
– Golongan lain, contoh: mirtazapine, trazodone
Tabel Farmakologi Golongan Antidepresan

Hipotensi
Dosis Level Efek
Jenis Obat Anticholinergik Sedasi Orthostati
mg/hari Dalam Plasma
k
Amitryptilin
50-300 ++++ ++++ ++ 110-250
(Laroxyl)
Clomipramine
25-250 +++ +++ ++ 80-100
(anafranil)
Imipramine
30-300 ++ ++ +++ 200-350
(Tofranil)

Tetracyclic
Maproptiline 50-225 ++ ++ + 200-300
(Ludiomil)

Tabel Farmakologi Golongan SSRI


DOSIS HIPOTENSI
JENIS OBAT ANTICHOLINERGIK SEDASI
MG/HARI ORTHOSTATIK

PAROXETINE 20-50 0/+ 0/+ 0

FLUOXETINE 20-60 0 0 0

SERTRALINE 50-200 0 0/+ 0

FLUVOXAMIN
50-300 0 0/+ 0
E

2. Pendekatan Psikoterapi
Adapun yang termasuk pendekatan psikoterapi yaitu:
• Psikoterapi suportif
• CBT (Cognitive Behaviour Therapy)
• Relaksasi
• Hipnosis
Induksi dari keadaan konsentrasi fokal dengan pengecilan dari kesadaran
perifer, ditimbulkan melalui penggunaan sugesti. Dalam hipnosis, persepsi
subyek dapat alami perubahan, > responsif terhadap saran. Dapat memberikan
respon terhadap saran yang diberikan setelah hipnosis berakhir

• Hipnoterapi
Suatu bentuk terapi pemberdayaan pikiran bawah sadar dengan
mengistirahatkan pikiran sadar. Adapun tujuan dari terapi ini yaitu
mengetahui masalah utama dari pasien sehingga datang ke dokter dan
menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri sehingga pasien menjadi lebih
nyaman & menerima kondisinya.
Referensi
1. Ardani, Tristiardi Ardi. 2013. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Bandung : Karya
Putra Darwati
2. Fausiah, Fitri. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
3. Tomb, David. A. 2000. Psikiatri Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai