Anda di halaman 1dari 35

TANATOLOGI

Disusun Oleh :
AIDIL RUSLAN HULU (102118155)
M.RIZONI AKAML (102118024)
RIA FORTUNA ISLAMIAH (18360132)
Definisi

Thanatos
Thanatos Logos
Logos Thanatologi
Thanatologi

Thanatologi adalah ilmu yang memperlajari tentang mati


(kematian) dan perubahan post mortem. Penetapan seseorang
telah mati dan udengan pemeriksaan jenazah untuk
kepentingan medikolegal.
ASPEK MEDIKOLEGAL
KONSEP LAMA
Henti
Sirkulasi
Henti Henti
Respirasi Inversi

KEMATIAN

KONSEP BARU

“BRAIN STEM DEATH IS


Somatis

Serebral Batang
Otak
Mati

Suri Seluler
Mati somatis
(mati klinis) ialah suatu keadaan dimana oleh karena sesuatusebab terjadi gangguan pada ketiga
sistem utama tersebut yang bersifatmenetap. Pada kejadian mati somatis ini secara klinis tidak
ditemukan adanyarefleks, elektro ensefalografi (EEG) mendatar, nadi tidak teraba,
denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan dan suara napas tidakterdengar saat
auskultasi

Mati suri
(apparent death) ialah suatu keadaan yang mirip dengan kematiansomatis, akan tetapi gangguan
yang terdapat pada ketiga sistem bersifatsementara. Kasus seperti ini sering ditemukan pada
kasus keracunan obattidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam

Mati seluler
(mati molekuler) ialah suatu kematian organ atau jaringan tubuhyang timbul beberapa saat
setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda,
sehingga terjadinyakematian seluler pada tiap organ tidak bersamaan
Mati serebral
ialah suatu kematian akibat kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible
kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistemlainnya yaitu sistem
pernapasan dan kardiovaskuler masih berfungsi denganbantuan alat
 
Mati otak
(mati batang otak) ialah kematian dimana bila telah terjadikerusakan seluruh
isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batangotak dan serebelum.
Dengan diketahuinya mati otak (mati batang otak) makadapat dikatakan seseorang
secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hiduplagi, sehingga alat bantu dapat
dihentikan.
Tanda-tanda kematian yang penting adalah :
1. Kerja jantung dan perdarahan darah berhenti
2. Pernapasan berhati
3. Refleks cahaya dan refleks kornea mata hilang
4. Kulit pucat
5. Relaksasi otot tubuh
6. Terhentinya aktifitas otak serta perubahan-perubahan yang timbul
beberapa waktu kemudian setelah mati (post mortem), yang dapat
menjelaskan kemungkinan diagnosis kematian dengan lebih pasti.
Tanda –Tanda Kematian

A. Kematian yang tidak pasti


1. Terhentinya pernafasan, selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi,
aukultasi)
2. Terhentinya sirkulasi, selama 15 menit nadi karotis tidak teraba (palpasi)
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya , karena
mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi dari otot-otot wajah
menyebabkan kulit menimbulkan kulit menimbul sehingga kadang-kadang
membuat orang menjadi tampak lebih lebih muda. Tanda-tanda kematian
tidak pasti ini muncul atau dapat dinilai pada pada kematian
somatik/individu/minis.
B. Kematian yang pasti
5. Penurunan suh tubuh,
6. Lebam mayat
7. Kaku mayat
8. Pembusukan
9. Mumifikasi
10. Adiposere
SUBSIDIARY TESTS

Henti Henti Henti


SIrkulasi Respirasi Innervasi

SUBSIDIARY TESTS
PERUBAHAN PASCA KEMATIAN & PERKIRAAN LAMA KEMATIAN

I. Perubahan Kulit Muka (Wajah)

Perubahan kulit muka terjadi akibat berhentinya sirkulasi darah maka


darah yang berada pada kapiler dan venula di bawah kulit muka akan
mengalir ke bagian yang lebih rendah sehingga warna dan raut muka
nampak menjadi lebih pucat.
II. Relaksasi Otot

a. Relaksasi primer
Pada saat mati sampai beberapa saat sesudahnya, otot-otot polos akan
mengalami relaksasi sebagai akibat dari hilangnya tonus. Relaksasi
perimortal didapatkan 2 – 3 jam setelah kematian.
Pada fase ini otot sudah tidak memiliki rangsangan dari sistem saraf
pusat, kematian sel belum terjadi sempurna. Korban masih dalam
pengertian mati somatik.
b. Relaksasi sekunder
Relaksasi sekunder ini terjadi karena mulai terjadi lisis dari sel-sel
otot akibat proses pembusukan. Hancurnya sel otot, jaringan otot
membuat tulang-tulang tidak lagi dipertahankan posisinya.

III. Perubahan Pada Mata

• Reflex cornea dan reflex cahaya hilang


• Retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning (2 jam pasca
kematian)
• Cornea menjadi keruh (6 jam pasca kematian)
• Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra
oculer.
• Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau ireguler sebagai akibat menjadi
lemasnya otot-otot iris.
• Perubahan pada pembuluh darah retina, tanda ini timbul beberapa menit
setelah orang meninggal
• Pada 15 jam pasca mati tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah
retina dan diskus, hanya makula saja yang tampak berwarna coklat gelap.
IV. Penurunan Suhu Tubuh (Algor Mortis)

Setelah seseorang meninggal : • Penurunan suhu rata-rata 0,9 –


• Produksi panas berhenti 1oC (1,5 oF) setiap jam.
• Pengeluaran panas • Pengukuran suhu per rektal
berlangsung terus

98,4 oF – suhu rectal oF\


Suhu jenazah akan turun
Terjadi 30-60 menit pasca 1,5 oF
kematian
Faktor penentu

Suhu
Suhu tubuh
tubuh Suhu
Suhu tubuh
tubuh Jenis
Jenis Keadaan
Keadaan
Lingkungan
Lingkungan pakaian
pakaian
mati
mati medium
medium Medium
Medium mayat
mayat

Tanda Waktu

Terasa hangat dan lunak < 3 jam

Terasa hangat dan kaku 3-8 jam

Terasa dingin dan kaku 8-36 jam

Terasa dingin dan lunak > 36 jam


V. Lebam Mayat (Livor Mortis)

•Lebam mayat adalah perubahan warna kulit korban (biru kehitaman/merah


kehitaman/merah keunguan) yang dipengaruhi oleh posisi tubuh dan biasanya
terletak di bagian terendah tubuh, kecuali pada bagian yang tertekan alas
keras.
•Orang meninggal  peredaran darahnya stop  timbul stagnasi.
•Gaya gravitasi  darah mencari tempat yang terendah  mengendap 
terlihat bintik-bintik berwarna merah kebiruan
•Pada umumnya lebam mayat sudah timbul 20-30 menit pasca kematian,
menetap setelah 6-8 jam, Akan tetapi, kadangkala masih dapat terbentuk
sebelum 12 jam jika dilakukan perubahan posisi. Penekanan pada daerah
lebam yang dilakukan setelah 8-12 jam tidak akan menghilang
•Lebam mayat  mirip dengan luka memar (harus dibedakan)
Warna lebam mayat bergantung pada tingkat oksigenisasi sekitar beberapa
saat setelah kematian. Perubahan warna lainnya dapat mencakup:
•Cherry pink atau merah bata (cherry red) : keracunan oleh
carbonmonoksida atau hydrocyanic acid.
•Coklat kebiruan atau coklat kehitaman : keracunan kalium chlorate,
potassium bichromate atau nitrobenzen, aniline, dan lain – lain.
•Coklat tua : keracunan fosfor.
Tubuh mayat yang didinginkan atau tenggelam akan menunjukkan bercak
pink muda kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari oxyhemoglobin
pada jaringan.
•Merah terang : keracunan sianida, karena kadar oksi hemoglobin (HbO2)
yang tinggi.
  Lebam Mayat Memar

Lokasi Bagian tubuh terbawah Dimana saja


Permukaan Tidak menimbul Bisa menimbul
Batas Tegas Tidak tegas
Warna Kebiru – biruan atau merah keunguan, Diawali dengan merah yang lama
warna spesifik pada kematian karena kelamaan berubah seiring
kasus keracunan bertambahnya waktu

Penyebab Distensi kapiler – vena Ekstravasasi darah dari kapiler

Efek penekanan Bila ditekan akan memucat Tidak ada efek penekanan

Bila dipotong Akan terlihat darah yang terjebak antara Terlihat perdarahan pada jaringan
pembuluh darah, tetesan akan dengan adanya koagulasi atau darah
perlahan – lahan cair yang berasal dari pembuluh
yang ruptur
V. Lebam Mayat (Livor Mortis)
VI. Kaku Mayat (Rigor Mortis)

Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot
yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut
otot, yang terjadi setelah periode pelemasan/ relaksasi primer.
Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP  ADP.
Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP
 ATP, sehingga otot-otot masih dalam keadaan lemas.
Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ADP  ATP
menurun/tidak ada
Bila kadar ATP menurun, maka akan terjadi pada perubahan pada
akto-miosin, diamana sifat lentur dan kemampuan untuk
berkontraksi menghilang.
Faktor penentu

Kondisi Keadaan Cara


Usia
Otot Lingkungan Kematian
Tahap perubahan pada kaku mayat:
Primary flaccidity.
Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapat dirangsang secara
mekanik, maupun elektrik. Terjadi dalam stadium somatic death.
Berlangsung selama 2- 3 jam.
Rigor mortis.
Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi meskipun dirangsang
secara mekanik maupun elektrik. Terjadi dalam stadium cellular death
Secondary Flaccidity
Dalam fase ini otot-otot kembali lemas setelah 24 jam kaku mayat

Mekanisme : Waktu Lokasi


 Mulai tampak 2 jam setelah mati klinis 1-4 jam Wajah
 Setelah 12 jam terjadi kaku mayat
lengkap 4-6 jam Ekstremitas

 Bertahan selama 12 jam 6-12 jam Increase


 Menghilang sesuai urutan terbentuk
12-24 Bertahan hingga dekomposisi
(24 – 36 jam post mortem) jam selular dan sel-sel otot
kehilangan kohesi
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis :
 Heat Stiffening
Kekakuan yang terdapat pada orang-orang mati akibat suhu tinggi
(terbakar atau dibakar, tersiram cairan panas, jenazah yang dibakar)
menyebabkan terjadi koagulasi protein yang menyebabkan serat-
serat otot memendek.
 Cold Stiffening
Kekakuan akibat pengaruh suhu yang sangat dingin yang
menyebabkan terjadi pembekuan cairan intraseluler dan
ekstraseluler (termasuk cairan synovial).
 Cadaveric Spasm
Biasanya terjadi pada orang yang mengalami proses ketegangan
jiwa/mental atau kelelahan.
Perbedaan keadaan yang mirip dengan rigor mortis :

Ciri-ciri Kaku Mayat Cadaveric Spasm Heat Stiffening Cold Stiffening


Mulai timbul 1-2 jam setelah Segera setelah Paparan Panas Paparan dingin
meninggal meninggal
Faktor - Kematian mendadak, Suhu tinggi / Suhu rendah /
predisposisi aktivitas berlebih, panas dingin

Jenis kaku otot Tidak jelas, proses Sangat jelas, perlu Otot anggota -
semakin tenaga yang kuat gerak yang fleksi
meningkat, melawan kekakuannya (Pugilistic
menetap dan attitude)
menurun

Kepentingan Untuk perkiraan Menunjukkan cara Menunjuk kan Menunjuk kan


dari segi saat kematian, lama kematian yaitu bunuh penyebab atau penyebab atau
medikolegal kematian. diri, pembunuhan, cara kematian cara kematian
atau kecelakaan

Suhu mayat Dingin Hangat Hangat Dingin


Contoh kasus Korban mati akibat Korban bunuh diri Korban mati korban mati
penyakit dengan senjata api terbakar digunung es
VII. Pembusukan

Pembusukan adalah proses degradasi jaringan pada tubuh mayat yang


terjadi sebagai akibat proses autolisis dan aktivitas mikroorganisme,
terutama Clostridium welchii.
Tanda awal pembusukan tampak pada kuadran perut kanan bawah dan kiri
berupa warna hijau kekuningan (pembentukan Sulfmet-Hb). Warna
ini biasanya muncul antara 12 – 18 jam pada keadaan panas dan 1–2
hari pada keadaan dingin
Aktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara 70-
100 oF dan berkurang pada suhu <70 oF.
Perubahan lanjut dari mati seluler
Terjadi pemecahan protein :

Bakteri pembusuk enzim proteolitik


(Klostridium welchii) ada di usus (paling banyak dihasilkan pancreas)

Degradasi unsur utama protein : CHONS

MENGHASILKAN:
-Gas-gas alkana, H2S
-Amoniak
-Lemak terurai

Menyebabkan bau busuk


•Jaringan cepat membusuk :
Laring, Trakea, Otak (terutama anak), Lambung, Usus halus,
Hati,Limpa
•Jaringan lambat membusuk :
Jantung, Paru-paru, Ginjal, Prostat, Uterus non gravid

Udara: Air: Tanah = 8:2:1

Sebab Keadaan Kelemba Mediu


Umur
Kematian Mayat Suhu ban m
Lama Proses Pembusukan:
 24 jam
Warna kehijauan (sulf-met-hemoglobin)
pada perut kanan bawah
 36 jam
Warna kehijauan menyebar ke seluruh perut
dan dada, Bau busuk mulai tercium, Kulit
mulai terkelupas dan terbentuk vesikel-bula
berisi cairan kemerahan, Marbling
(pembuluh darah superfisial tampak jelas).
VII. Pembusukan
Pada keadaan tertentu tanda-tanda pembusukan tersebut tidak dijumpai,
namun yang ditemui adalah modifikasi pembusukan:

 Mummifikasi
Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat
penguapan. Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi : Suhu udara
harus tinggi, Udara harus kering, Harus ada aliran udara yang terus
menerus.
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan
 Saponifikasi
Proses hydrogenisasi dari asam lemak tak jenuh asam lemak
jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk
sabun. Syarat untuk terjadinya adipocere: Tempat harus basah
(mengandung air), Tempat harus mengandung alkali
 Skletonisasi
Merupakan pembusukan yang sangat lanjut, dimana jaringan lunak
(kulit, otot) dan organ-organ sudah hancur.
Faktor yang mempengaruhi : Suhu lingkungan, Ada/tidaknya hewan
disekitar.
Mummifikasi

Saponifikasi

Skletonisasi
VIII. Entomologi Forensik

Ilmu yang mempelajari tentang serangga yang dijumpai pada mayat,


dipergunakan untuk memperkirakan waktu kematian, yang sangat penting
jika mayat yang dijumpai sudah membusuk sehingga penurunan suhu, lebam
mayat, dan kaku mayat tidak dapat digunakan lagi.
Fase waktu
Siklus hidup lalat
pada proses Lalat bertelur pada mayat 18 - 36 jam setelah
pembusukan: mati
Menetas menjadi larva 24 jam kemudian
Larva menjadi pupa 4-5 hari kemudian
(kepompong)
Pupa menjadi lalat dewasa 4-5 hari kemudian
Jumlah waktu telur menjadi 11 hari
lalat dewasa
VIII. Entomologi Forensik

Perkembanga Lalat hijau Lalat daging Ukuran (mm)


Peranan Larva n
lalat pada proses Telur menetas 16-24 jam Larva(vivipar 2 mm
pembusukan:
Larva instar I 1-2 hari 2-3 hari 5 mm
Larva instar II 2-3 hari 3-4 hari 10 mm
Larva instar III 3-6 hari 4-5 hari 15-17 mm
Prepupa 4-7 hari 5-7 hari 8-9 mm
Pupa 5-10 hari 6-9 hari 10-12 mm
Lalat 8-13 hari 8-11 hari
IX. Cairan serebrospinal ( CSS )

 Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg% menunjukkan kematian


belum lewat 10 jam
 Kadar nitrogen non-protein kurang dari 80 mg% menunjukkan kematian
belum 24 jam
 Kadar protein kurang dari 5 mg% dan 10 mg% masing-masing
menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam dan 30 jam.

X. Pengosongan Isi Lambung


 Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti korban
meninggal dalam waktu 2 – 4 jam setelah makan terakhir.
 Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas
usus halus berisi makanan yang telah tercerna, berarti korban
meninggal dalam waktu > 2 - 4 jam setelah makan terakhir.
XI. Pertumbuhan Rambut

 Harus diketahui saat terakhir korban mencukur rambut atau


jenggotnya.
 Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 mm/hari
dan setelah meninggal tidak tumbuh lagi.
 Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam pertama; bila > 24 jam
kulit mengkerut dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit sehingga
seolah-olah rambut masih tumbuh.
 Rambut lepas setelah 14 hari post mortem
XII. Pertumbuhan Kuku
 Harus diketahui saat terakhir korban mencukur rambut atau
jenggotnya.
 Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 mm/hari
dan setelah meninggal tidak tumbuh lagi.
 Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam pertama; bila >
24 jam kulit mengkerut dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit
sehingga seolah-olah rambut masih tumbuh.
 Rambut lepas setelah 14 hari post mortem

Anda mungkin juga menyukai