Jawab :
1. Alasan pertama :
Pada pengobatan tahap intensif, dimana M. Tuberculosis masih aktif perlu diberikan setiap
hari selama 2 bulan dengan 4 jenis OAT (RHZE).
INH yang bersifat bakteriostatik dan bakterisid mampu membunuh 90% kuman M.
Tuberkulosis sedangkan rifampicin bersifat bakterisid dapat membunuh 85% kuman M.
Tuberculosis Dengan kemampuan membunuh bakteri tersebut maka setelah 2 bulan ketika
BTA sudah menjadi negative, terjadi lag phase pada M. Tuberculosis, yaitu keadaan dimana
M. Tuberkulosis tidur / pingsan selama 2 – 3 hari, sehingga INH dan Rifampicin hanya
diberikan seminggu 3 kali (dengan waktu minum 2-3 hari sekali) pada fase lanjutan.
2. Alasan kedua :
Dari hasil penelitian terhadap 7 OAT baik lini pertama (Rifampicin, INH, Pyrazinamide,
Etambutol, Streptomicin) maupun lini kedua (Amikasin, Ofloksasin) didapatkan bahwa pada
masing – masing OAT tersebut terdapat Post Antibiotik Effect (PAE) yaitu keadaan dimana
sebuah antibiotic masih mempunyai kemampuan/ daya untuk membunuh kuman meskipun
kadar puncaknya telah menurun.
Rifampicin dan INH memberikan PAE terpanjang yaitu selama 67,8 jam.
Pada Rifampicin apabila dikombinasikan dengan salah satu OAT lini pertama PAE
nya lebih panjang lagi yaitu 120 jam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rifampicin masih dapat memberikan efek
antibiotik selama 5 hari dan INH selama 2-3 hari.
Sebuah PAE yang berkepanjangan memungkinkan interval dosis yang lebih luas tanpa
kehilangan keberhasilan terapi. Untuk pengobatan TB, pemberian obat pada interval yang
lebih luas yaitu pada fase lanjutan (seminggu 3 kali) akan mengurangi biaya dan toksisitas
obat sehingga mengarah pada hasil yang lebih menguntungkan salah satunya yaitu
kepatuhan pasien.