Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOTERAPI LANJUT

TUGAS INDIVIDU

ANTITUBERKULOSIS

Dosen Pengampu: Dr. Refdanita, M.Si.,Apt

NAMA : ANISA SHINTA BUDIARTI


NIM : 20344053
KELAS : E - P2K
DEFINISI

– Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang


parenkim paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh
lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Somantri,
2009).
– Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat
hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang
bertekanan parsial tinggi.
ETIOLOGI

 Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi
karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan
bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih
tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Etiologi

 Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan.


Basilmikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas
(droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya
menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks
(ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya
sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer,
peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
mikobakterium.
Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan
yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru
oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan
spesifik terhadap basil tersebut.
PATOFISIOLOGI


Gejala pada tuberkulosis terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Gejala Respiratorik
Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu
Dahak yang mukoid sampai mukopurulan
Nyeri dada, sampai batuk darah
Sesak napas (bila ada tanda-tanda penyebaran ke rongga lain)
2. Gejala Sistemik
Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam
Akut: demam tinggi, menggigil
Millier: demam akut, sesak napas, sianosis
Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi,ada riwayat kontak,
tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak
menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan
bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5–10
mg/kgbb/hari.

Pencegahan (profilaksis) primer


Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).
INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau
sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tapi tidak ada gejala
sakit TBC.
Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas ada 2 kelompok yaitu
• Obat primer : INH(isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,
Pirazinamid
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan
toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita
dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
• Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin.
Penatalaksanaan

Dosis obat antituberkulosis


(OAT)
Obat Dosis harian Dosis 2x/minggu Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)


Penatalaksanaan
Pengobatan TBC pada orang dewasa

 Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat
INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
•Penderita baru TBC paru BTA positif.
•Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
 Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
•Penderita kambuh.
•Penderita gagal terapi.
•Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
 Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
•Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Penatalaksanaan
Pengobatan TBC pada anak

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 sampai 9 bulan, yaitu:
– 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH + Rifampisin setiap
hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap
INH).

–2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian


INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila
diduga ada resistensi terhadap INH).

Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan,
dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb
TB tidak berat

INH : 5 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari

TB berat (milier dan meningitis TBC)

INH : 10 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari

Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

Anda mungkin juga menyukai