Anda di halaman 1dari 9

TUBERKULOSIS PARU

ICD 10: A15

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

02.04.02.001 00 01/07

PANDUAN SMF Paru Komite Medis


PRAKTIK
KLINIK

PARU
dr. ?? dr. Deni Kriscahoyo, Sp.PD, FINASIM
Ketua Ketua
TANGGAL TERBIT Ditetapkan,

14/02/2017 Prof. Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes.


Direktur
PENGERTIAN Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh kuman
TB, yaitu Mycobacterium tuberkulosis

ANAMNESIS Suspek TB adalah seseorang dengan gejala atau tanda TB. Gejala umum TB
Paru adalah batuk produktif ≥2 minggu, yang disertai:
1. Gejala pernapasan (nyeri dada, sesak napas, hemoptisis) dan/atau
2. Gejala sistemik :
a. Demam lama / berulang tanpa sebab yang jelas
b. Berat badan turun / malnutrisi tanpa sebab yang jelas, atau tidak
naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi
c. Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
d. Kontak dengan penderita TB dewasa

PEMERIKSAAN FISIK Tergantung pada organ apa yang terlibat.


 Pada TB paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur
paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak
(atau sulit sekali) ditemukan kelainan. Dapat ditemukan suara napas
bronchial, amforik, suara napas melemah, ronkhi basah, tanda-tanda
penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.
 Pada limfadenitis TB, terlihat pembesaran kelenjar getah bening,
tersering di daerah leher.
PEMERIKSAAN a. Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)
PENUNJANG b. Pemeriksaan BTA sputum
c. Mantoux test
d. Rontgen thorax AP/lateral
e. Biakan M. tuberculosis dan uji resistensi
f. Analisis cairan pleura

KRITERIA 1. Klinis (Batuk produktif ≥2 minggu)


DIAGNOSIS 2. BTA Positif, dan/atau
3. Foto thoraks ditemukan infiltrate di apeks paru
KRITERIA RAWAT g. TB paru disertai keadaan/komplikasi sebagai berikut:
INAP - Batuk darah (profuse)
- Keadaan umum buruk
- Pneumotoraks
- Empiema
- Efusi pleura massif/bilateral
- Sesak napas berat (bukan karena efusi pleura)
TB di luar paru yang mengancam jiwa :
- TB paru milier
- Meningitis TB
DIAGNOSA 1. Bronkopneumonia
BANDING 2. Bronkiektasis
TERAPI Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan.
1. Tahap awal menggunakan paduan obat rifampisin, isoniazid, pirazinamid
dan etambutol. Pada tahap awal pasien mendapat pasien yang terdiri dari
4 jenis obat (rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol), diminum setiap
hari dan diawasi secara langsung untuk menjamin kepatuhan minum obat dan
mencegah terjadinya kekebalan obat.
2. Tahap lanjutan menggunakan paduan obat rifampisin dan isoniazid, dalam
jangka waktu minimal 4 bulan, diminum secara intermitten yaitu 3x/minggu
(obat program) atau tiap hari (obat non program).

Panduan OAT lini pertama yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kategori 1 : 2HRZE/4HR
- DIberikan pada TB paru BTA (+), kasus baru; TB paru BTA (-) dengan
gambaran radiologic lesi luas (termasuk luluh paru), TB diluar paru
- Pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan tiap hari dan tahap
lanjutan selama 4 bulan diberikan setiap hari, atau 3 kali dalam
seminggu.
- Jadi lama pengobatan seluruhnya 6 bulan.
2. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
- Diberikan pada TB paru pengobatan ulang (TB kambuh, gagal
pengobatan, putus berobat/default).
- Pada kategori 2, tahap awal pengobatan selama 3 bulan terdiri dari 2
bulan RHZE ditambah suntikan streptomisin, dan 1 bulan HRZE.
- Pengobatan tahap awal diberikan setiap hari.
- Tahap lanjutan diberikan HRE selama 5 bulan, 3 kali seminggu.
- Jadi lama pengobatan 8 bulan
3. OAT sisipan : HRZE Apabila pemeriksaan dahak masih positif (belum
konversi) pada akhir pengobatan tahap awal kategori 1 maupun kategori
2, maka diberikan pengobatan sisipan selama 1 bulan dengan HRZE

KOMPLIKASI - Batuk darah


- Pneumotoraks
- Luluh paru
- Efusi pleura
- Gagal napas
- Gagal jantung

KRITERIA PULANG Perbaikan kondisi klinis


RAWAT
EDUKASI 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
tuberculosis, pengobatan, serta efek samping obat tuberculosis yang
dikonsumsi
2. Perlunya pendampingan pengawasan ketaatan minum obat dan control
secara teratur
3. Menjalankan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan sanitasi lingkungan
PROGNOSIS Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di organ paru, kecuali jika infeksi
disebabkan oleh strain resisten obat, atau pasien usia lanjut dengan sistem
kekebalan tubuh rendah yang beresiko tinggi menderita tuberculosis milier.
LAMPIRAN

KEPUSTAKAAN 1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis. PDPI. Jakarta: 2011.


2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2011.
LAMPIRAN PANDUAN PRAKTIK KLINIK
DEMAM BERDARAH DENGUE/DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
No. 02.04.02.001

BaganI : Tata LaksanaKasusTersangka DBD/Infeksi Virus Dengue

Tersangka DBD

Demam tinggi, mendadak, terus menerus


> 7 hari, apabila tidak disertai infeksi
saluran napas bagian atas, dugaan
infeksi virus dengue lebih kuat.

Ada Kedaruratan Tdk Ada Kedaruratan

Periksa Uji Tourniquet

Uji Tourniquet (+) Uji Tourniquet (-)

Jumlah Trombosit Jumlah Trombosit


≤ 100.000/ul ≤ 100.000/ul

Rawat jalan
Parasetamol
Rawat inap Rawat jalan Kontrol setiap hari
sampai demam
hilang
Minum banyak 1,5-2 lt/hari
Parasetamol
Kontrol setiap hari sampai
demam turun Nilai tanda kritis
Periksa Hb, Ht, trombosit Periksa Hb, Ht,
setiap hari trombosit bila
demam menetap
Perhatian Untuk Orangtua setelah hari sakit
Pesan bila timbul tanda ke-3
syok, yaitu gelisah, lemah,
kaki/tangan dingin, sakit
perut, BAB hitam, BAK
kurang

Segera Bawa ke Rumah Sakit


BaganII : Tata LaksanaTersangka DBD (RawatInap) atauDemam Dengue

Tersangka DBD (Rawat Inap) atau Demam Dengue

Gejala klinis: Demam 2-7 hati, uji


tourniquet (+) atau perdarahan spontan.
Lab: Ht tidak meningkat Trombositopeni
(ringan)

Pasien Masih Dapat Minum Pasien Tidak Dapat Minum


Beri minum banyak 1-2 lt/hari atau 1 Pasien muntah terus menerus
sdk makan setiap 5 menit
Jenis Minuman: air putih, teh manis,
sirup, jus buah, susu, oralit bila suhu
>38,5oC beri parasetamol. Pasang infus NaCl 0,9%:Dx 5% (1:3),
Bila kejang beri obat antikonvulsif tetesan rumatan sesuai berat badan.
Periksa Hb, Ht, Troimbosit tiap 6-12
jam.

Monitor Gejala Klinis dan Lab


Perhatikan tanda syok
Palpasi hati setiap hari Ht naik dan atau Trombosit turun
Ukur dieresis setiap hari
Awasi perdarahan
Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12
jam
Infus ganti Ringer Laktat (tetesan
disesuaikan, lihat bagan 3)

Perbaikan klinis dan laboratoris

Pulang (lihat: kriteria memulangkan


pasien)
BaganII : Tata LaksanaDBD Derajat I dan II

DBD Derajat I dan II

Cairan Awal

RL/NaCl 0,9% atau


RL Dx 5%/NaCl 0,9% + Dx 5% 6-
7 ml/kg/jam*

Monitor tanda vital/nilai Ht dan Trombosit tiap 6 jam

Perbaikan Tidak Ada Perbaikan

Tidak gelisah Gelisah


Nadi kuat Distress pernapasan
Tenanan darah stabil Frekuensi nadi naik
Diuresis cukup (1ml/kg/jam) *
Ht turun (2x pemeriksaan) Diuresis kurang/tidak ada
Ht tetap tinggi atau naik

Tanda Vital Memburuk


Ht meningkat

Tetesan Dikurangi Perbaikan Tetesan Dinaikkan


10-15 ml/kg/jam
Tetesan dinaikkan bertahap
5 ml/kg/jam
Evaluasi 15 menit

Perbaikan Tanda Vital Tdk Stabil


Sesuaikan tetesan Perbaikan

Distres pernapasan Hb/Ht turun


3 ml/kg/jam Ht naik *
Tek. nadi ≤ 20 mmHg

IVFD stop pada 24-48 jam


Bila tanda vital/Ht stabil
dan diuresis cukup Koloid 20-30 ml/kg Transfusi darah segar
10 ml/kg

Perbaikan
Perbaikan
*BB ≤ 20kg
BaganII : Tata LaksanaDBD Derajat III dan IV atau DSS

DBD Derajat I dan II

1. Oksigenisasi (berikan O2 2-4 ltr/menit


2. Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonis)
Ringer laktat/NaCl 0,9%
20 ml/kg secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi?

Pantau tanda vital tiap 10 menit.


Catat keseimbangan cairan selama pemberian cairan
intravena

Syok teratasi Syok tidak teratasi

Kesadaran membaik Kesadaran menurun


Nadi teraba kuat Nadi lembut/tdk teraba
Tekanan nadi > 20 mmHg Tekanan nadi < 20 mmHg
Tidak sesak napas/sianosis Distres pernapasan/sianosis
Ekstremitas hangat Ekstremitas dingin
Diuresis cukup 1 ml/kg/jam Kulit dingin/lembab
Periksa kadar gula darah

Cairan dan tetesan Lanjutkan cairan


disesuaikan 10 ml/kg/jam 20 ml/kg/jam

Evaluasi ketat
Tambahkan koloid/plasma
Dekstran/FFP
Tanda vital 10-20 (max 30) ml/kg/jam
Tanda perdarahan
Diuresis Syok teratasi
Hb, Ht, trombosit

Koreksi asidosis
Stabil dalam 24 jam/Ht Evaluasi 1 jam
< 40%

Tetesan 5 ml/kg/jam
Syok belum teratasi
Tetesan 3 ml/kg/jam

Ht turun Ht tetap
Infus stop tidak > 48 jam naik/tinggi
setelah syok teratasi
Transfusi darah segar
10 ml/kg diulang Koloid 20 ml/kg
sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai