Anda di halaman 1dari 5

Afts to

No. Dokumen
TUBERKULO SIS

001 /PPK/RSUDP/IX/2021
No. Revisi
0/0
Halaman
1/5
PADEMAMGAN

Ditetapkan Oleh
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit
September 2021

NIP 197010072002122001
Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (dan
kadang-kadang oleh M. bovis dan africanum). Organisme ini disebut
pula sebagai basil tahan asam. Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Anamnesis Terdapat gejala utama Batuk berdahak selama 2 minggu atau


lebih, batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu : dahak
bercampur darah, batuk darah. sesak napas. badan lemas. nafsu
makan menurun. berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik. demam meriang lebih dari 1 bulan.

Pada pasien dengan HIV positif, batuk seringkali bukan


merupakan gejalaTB yang khas. sehingga gejala batuk tidak harus
selalu selama 2 minggu atau lebih.

Selain gejala tersebut. perlu dipertimbangkan pemeriksaan


pada orangdengan faktor risiko seperti kontak erat dengan pasien
TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah
pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang
berisiko menimbulkan paparan infeksi paru.

Pemeriksaan fisik Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
terutama daerah apeks dan segmen posterior (SI & S2) , serta daerah
apeks lobus inferior (S6) berupa suara napas bronkial, amforik, suara
napas melemah, ronki basah. tanda-tanda penarikan paru, diafragma
& mediastinum.

Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik


TUBERKULO SIS

lEjpl
«si)
0
PADEMANGAN
No. Dokumen
001/PPK/RSUDP/IX/2021
No. Revisi
0/0
Halaman
2/5

tergantung dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi


ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai
tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.

Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar


getah bening, tersering di daerah leher, kadang-kadang di daerah
ketiak. Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”

Pemeriksaan 1. Pemeriksaan TCM (Tes cepat molekuler) dengan metode


Penunjang
Xpert MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk penegakan
diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi
hasil pengobatan.
2. Dahak miksroskopis langsung dengan mengumpulkan dua
contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak sewaktu dan
pagi. Pemeriksaan dahak digunakan untuk menentukan potensi
penularan dan menilai keberhasilan pengobatan (evaluasi)
dilakukan akhir bulan ke-2 pengobatan dan akhir bulan ke-5
pengobatan.
3. Laboratorium: anti HIV. Bila perlu dilakukan pemeriksaan
Darah Rutin, ureum, creatinine, enzim transaminase, gula
darah sewaktu. HbsAg.

4. Radiologi: Foto thoraks pada awal diagnose dan akhir


pengobatan.
5. Pemeriksaan lain: analisis cairan pleura, atau
pemeriksaan histopatologi jaringan pada kasus yang dicurigai
TB ekstra paru.

6. Pemeriksaan uji kepekaan obat. Uji kepekaan obat bertujuan


untuk menentukan ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.
Dilakukan bila terdapat indikasi.
Kriteria Diagnostik Sesuai dengan alur diagnosa TB dari permenkes 67 tahun 2016
(terlampir)

Diagnosis Kerja Tuberkulosa paru terkonfirmasi bakteriologi / histopatologi/ klinis


TUBERKULO SIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


H S V iO 001/PPK/RSUDP/IX/2021 0/0 3/5
PADEMANGAN

Diagnosis Banding 1. Jika BTA negatif masih mungkin pneumonia,


tumor/keganasan paru. jamur paru, penyakit paru akibat kerja
2. Jika BTA positif masih mungkin mycobacterium
Other Than Tuberculosa (MoTT)

Tata Laksana 1. Oksigenasi


2. Perbaikan keadaan umum
3. Pemberian obat simtomatis (sesuai keadaan pasien)
4. OAT lini pertama :
a. Rifampisin (R)
b. Isoniazid (H)
c. Pyrazinamid (Z)
d. Etambutol (E)
e. Streptomycin (S)
5. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan kategori
penderita dengan dosis dibawah ini :

a. OAT kategori I : 2 RHZE/4R3H3

b. OAT kategori II : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau


2 (HRZE)S/ (HRZE)/5(HR)E.

Tabel dosis
Tabel Terns dan dosis OAT tunggal
Obat Dosis Dosis vans dianturkan Dosis DOS15 ms kgBB han
(mg kgBB han) Han an Intermitten makshari <40 40-60 >60
(mg kgBB hari) (mg kgBB kali) (mg)
R S-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 10 300 300 300 300
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
S* 15-IS 15 15 1000 Sesuai 750 1000
BB
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011. bTrJS-

Komplikasi • Pneumotoraks
• Gagal napas
• Gagal jantung
Prognosis Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.
TUBERKULO SIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/PPK/RSUDP/IX/2021 0/0 4/5
fis to
PADEMANGAN

Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi


prognosis penyakit pada penderita yang dirawat
Edukasi 1. Etika batuk: tidak buang dahak sembarangan

2. Istirahat dengan nutrisi yang adekuat

3. Minum obat teratur, tidak boleh putus

Kompetensi Spesialis Paru : 4

Indikator Medis Evaluasi Tuberkulosis

No. Konten Ya Tidak Keterangan


1. Penegakan
Diagnosis
2. Pemeriksaan
anti HIV
3. Pemberian
OAT
Kriteria pasien Komplikasi dan efek samping telah teratasi
pulang rawat inap

Kepustakaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67 tahun


2016
tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) PDPI. Pedoman
Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis Di Indonesia
TUBERKULO SIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/PPK/RSUDP/IX/2021 0/0 5/5
ftS V J O
PADEMANGAN

Lampiran

- 63 -

Alur diagnosis TB dan TB R esistan Ohal di Indonesia

pat* »m u» pmyta n . y *n« t»nu>o*vm*v twin » r « p»*tttioKi$n maupun Mints atouft ptm tnaapn
M V & *f» guM < k f* h IM H d*k*k« fc£n $#$%*»« nvW nyA t*a & . cfU f

Anda mungkin juga menyukai