Ditetapkan :
Plt. Direktur Utama
Pemeriksaan Fisik Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 & S2) , serta
daerah apeks lobus inferior (S6) berupa suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda
penarikan paru, diafragma & mediastinum. Pada pleuritis
tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari
banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan
pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak
terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada limfadenitis
tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah bening,
tersering di daerah leher, kadang-kadang di daerah ketiak.
Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”
Terapi 1. Oksigenasi
2. Perbaikan keadaan umum
3. Pemberian obat simtomatis (sesuai keadaan pasien)
4. OAT lini pertama :
a. Rifampisin (R)
b. b. Isoniazid (H)
c. c. Pyrazinamid (Z)
d. d. Etambutol (E)
e. e. Streptomycin (S)
5. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan
kategori penderita dengan dosis dibawah ini :
a. OAT kategori I : 2 RHZE/4R3H3
b. OAT kategori II :
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2 (HRZE)S/
(HRZE)/5(HR)E.
Tabel dosis