Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN UNIT VK

RUMAH SAKIT UMUM GRHA BHAKTI MEDIKA


TAHUN 2022

1
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM GRHA BHAKTI MEDIKA
NOMOR:477/GBM/SK-DIR/XII/2021

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT VK
DI RSU GRHA BHAKTI MEDIKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GRHA BHAKTI MEDIKA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


terhadap pasien maka diperlukan adanya kriteria masuk dan
keluar di unit pelayanan Unit VK;
b. Bahwa agar pelaksanaan pelayanan VK di RSU Grha Bhakti
Medika dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
sebagai landasan pelaksanaan pelayanan perawatan intensif
NICU;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam poin a dan b maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur
RSU GRHA BHAKTI MEDIKA;

Mengingat : 1. Undang- undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja;
2. Undang - undang Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
3. Undang- undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Tentang Kebijakan Kriteria Masuk Dan
Keluar Ruang VK RSU Grha Bhakti Medika.
Kedua : Kebijakan kriteria masuk dan keluar VK di RSU Grha Bhakti

2
Medika sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pasien yang masuk


dan keluar VK di RSU Grha Bhakti Medika dilaksanakan oleh
Direktur pembinaan Pelayanan Medik RSU Grha Bhakti Medika.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau
kembali pada saat diperlukan atau sampai ada ketentuan lain yang
mengaturnya. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Klungkung
Pada Tanggal : 15 Desember 2021
Direktur RSU Grha Bhakti Medika

dr. Agus Donny Susanto, MARS


NIK. 002/D/RSUGBM/2020

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang ...................................................................................4
B. Ruang Lingkup...................................................................................4
C. Batasan Oprasional.............................................................................5
D. Landasan Hukum................................................................................9
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi sumber daya manusia...................................................... 10
B. Distribusi ketenagaan..........................................................................10
C. Pengaturan jaga..................................................................................11
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan........................................................................................12
B. Standar Fasilitas.......................................................................................12
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN...............................................16
BAB V KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian............................................................................................41
B. Tujuan..................................................................................................43
C.Langkah – Langkah pelaksanaan Pasien Safety....................................43
BAB VI KESELAMATAN KERJA..........................................................44
BAB VII PENGENDALIAN MUTU........................................................49
BAB VIII PENUTUP .................................................................................54

BAB I
PENDAHULUAN

4
A. Latar Belakang

Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini dan
berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin banyaknya
pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat, diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dalam memberikan
pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, Ruang VK/Bersalin merupakan
salah satu bagian pelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan
medis yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan, obat-obatan
yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia
Pelayanan di Ruang VK/bersalin meliputi :Pelayanan intra natal fisiologi,
intra natal patologi, kesehatan reproduksi, perawatan bayi baru lahir fisiologi,
tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea. Dalam rangka
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut di atas, maka disusunlah pedoman
pelayanan Ruang VK/bersalin. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat
dikembangkan kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umun
Tujuan Meningkatkan Mutu Pelayanan di Ruang VK/Bersalin

2. Tujuan khusus

a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang VK/bersalin

b. Memiliki standar fasilitas di Ruang VK/Bersalin

c. Memiliki tata laksana di Ruang VK/Bersalin

d. Memiliki standar logistik di Ruang VK/Bersalin

e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang VK/Bersalin.

5
C. Ruang Lingkup

Pelayanan dan asuhan untuk kasus kebidanan dan kandungan

D. Batasan Operasional
Batasan Operasional kebidanan dan kandungan yang diberikan di Ruang VK/Bersalin Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis didasarkan pada 3 (tiga) ruang, yaitu :

1. Ruang observasi
Yaitu ruangan untuk pasien rencana tindakan ataupun pasien setelah tindakan.

2. Ruang tindakan
Di ruangan tindakan terbagi menjadi 2 ruang, yaitu ruangan tindakan obstetri dan
ruangan tindakan ginekologi

3. Ruang tindakan obstetri


Yaitu ruangan untuk melakukan pertolongan persalinan fisiologi, pertolongan persalinan
patologis (sungsang, ekstraksi vakum, ektaksi forceps, induksi persalinan), penanganan
perdarahan ante partum, penanganan perdarahan post partum.

4. Ruang tindakan ginekologi


Yaitu ruangan untuk melaksanakan tindakan kuretase.

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang  Rumah Sakit.
2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

No Nama Jabatan Pendidikan Jumlah


Tenaga
1 SMF kebidanan dan Dokter Spesialis Kandungan 1
kandungan

2 Kepala Koor DIII Kebidanan 1


3 Bidan Pelaksana DII Kebidanan 4

Standar ketenagaan tersebut akan dievaluasi berdasarkan analisis pola ketenagaan di Rsu Grha
Bakti Medika.

A. Distribusi Ketenagaan
Setiap tenaga yang ada dalam unit VK/Ruang Bersalin mempunyai tugas dan tanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu pelayananan terhadap pasien.
1. Uraian tugas Kepala Instalasi

Nama Kepala Instalasi


Jabatan
Pengertian Seorang tenaga kesehatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan di instaliasi tertentu.
Kualifikasi 1. Pendidikan
Minimal DIII Kebidanan
2. Pengalaman Kerja
Telah berkerja di Rumah Sakit 3-5 tahun
3. Kondisi Fisik
Sehat jasmani dan rohani
Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan pelayanan kesehatan di Ruangan
VK/Bersalin yang menjadi tanggung jawabnya serta
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kesehatan dengan
instalasi lain, bidang dan sekretariat.
Fungsi 1. Kepemimpianan, perencanaan, pergerakan dan pelaksanaan
serta pengawasan, pengendalian dan penilaian kegiatan
pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan tugas lain yang diberkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya.

7
Tanggung 1. Perencanaan
Jawab a. Menyusun rencana kebutuhan tenaga pada instalasi.
b. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
c. Menyusun program pengembanan SDM sesuai dengan
kebutuhan di instalasi.
d. Menyusun jadwal pertemuan berkala dengan kepala
ruangan dan staf di instalasi.
2. Pergerakan Dan Pelaksanaan
a. Memberikan pengarahan pelaksanaan tugas dan
pembagian tanggung jawab kepada kepala ruangan di unit
pelaksana instalasi.
b. Melaksanakan tugas yang telah dilimpahkan kepada
kepala instalasi.
c. Mensosialisakan kebijakan Rumah Sakit.
d. Melaksanakan supervisi pelayanan di Instalasi.
e. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu - waktu bila
diperlukan.
f. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Bidang atau
Direktur Rumah Sakit yang berkaitan dengan Instalasi.
g. Menyelenggarakan dan pelaporan hasil kegiatan
pelayanan
di lnstalasi kepada Bidang kebidanan, koordinasi dengan
Kepala Bidang terkait.
h. Mempertimbangkan dan meneruskan permohonan
kenaikan pangkat, cuti, pindah, pengusulan angka kredit
dari tenaga di Instalasi.
i. Mengajukan permohonan perbaikan, permintaan
kebutuhan sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh
ruangan di instalasi.
j. Pengarsipan dukumentasi di Instalasi.
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian
a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan tata tertib dan
protap pelayanan Instalasi.
b. Mengawasi pelaksanaan tugas di Instalasi.
c. Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada Instalasi.
d. Menilai mum pelayanan dan kinerja staf di Instalasi.

8
e. Memerikan masukan lisan, tertulis dan meneruskan ke
Bidang terkait.
f. Menindaklanjuti hasil pengawasan kepada atasan
langsung.

2. Uraian Tugas Ketua Tim

Nama Koordinator Tim


Jabatan
Pengertian Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggungjawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan
kebidanan di Timnya
Kualifikasi Ketua Tim MPKP Transisi dan pemula
1. Pendidikan minimal D3 Kebidanan
2. Pengalaman Kerja:sebagai pelaksana bidan 3-5 tahun.
3. Kondisi fisik: sehat jasmani dan rohani
Ketua Tim MPKP Profesional I
1. Pendidikan minimal D3 Kebidanan
2. Pengalaman Kerja:sebagai pelaksana perawatan 3-5 tahun
3. Kondisi fisik: sehat jasmani dan rohani
Tugas pokok Memecahkan masalah Tim Kebidanan dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap kelompok klien yang sudah ditentukan
Uraian tugas A. Pendekatan Manajemen
1. Perencanaan
Memuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya)
2. Pengorganisasian
a. Membuat jadwal dinas bersama kepala ruangan
b. Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan
c. Membagi tugas pada bidan pelaksana sesuai dengan
kemampuan bidan pelaksana
3. Pengarahan
1) Memimpin kegiatan ronde kebidanan, konfrensi kasus,
pre dan post confrence
b. Memberikan pengarahan pada bidan pelaksana
c. Pendekatan Manajemen
4. Pengarahan
a. Memimpin kegiatan ronde kebidanan, konfrensi kasus, pre

9
dan post confrence
b. Memberikan pengarahan pada bidan pelaksana masing-
masing secara individual
c. Memberikan motivasi kepada bidan pelaksana (terutama
bidan di timnya)
d. Mendelegasikan tugas kepada bidan pelaksana dengan
jelas
e. Mengobservasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada pasien
yang dilakukan oleh bidan pelaksana
f. Memberikan umpan balik pada bidan pelaksana
B. Compensatory Reward
1. Melakukan orientasi kepada bidan baru
2. Melakukan penilaian kinerja
C. Hubungan Profesional
1. Memimpin konfrensi kasus
2. Mengikuti visite dokter
D. Asuhan Kebidanan
1. Menguasai asuhan kebidanan untuk masalah kebidanan

2. Uraian Tugas Bidan Pelaksana

Nama Bidan Pelaksana


Jabatan
Pengertian Seorang tenaga kebidanan yang diberi tanggungjawab dan
wewenang untuk melaksanakan asuhan kebidanan
Kualifikasi Perawat Pelaksana MPKP Pemula dan Profesional 1
1. Pendidikan: minimal DIII Kebidanan
2. Kondisi fisik: sehat jasmani dan rohani
Tanggung Bertanggungjawab kepada kepala Tim
Jawab
Uraian Tugas 1. Membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan
kebidanan
2. Melaksanakan asuhan kebidanan

B. Pengaturan Jaga
RSU Grha Bakti merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24jam untuk melayani
masyarakat. Hari kerja di RSU Grha Bakti Medika adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu.

10
Khusus untuk Ruang VK/Bersalin yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selarna
40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Yang bekerja secara shift yaitu ketua tim dan
bidan pelaksana. Pegawai shift Senin- Minggu, Shift Pagi : 08.00-14.00, Shift Siang : 14.00-20.00,
Shift Malam : 20.00-08.00

11
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
terlampir

B. Standar Fasilitas Ruangan


1. Ruangan Observasi/persalinan
2. Ruangan Gynekologi
3. Gudang Kotor/ Spoolhoek
4. WC
5. Ruang penyimpanan alat

12
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Admisi Pasien VK/bersalin


Pasien yang masuk ruang VK/bersalin sebelum masuk ruangan oleh
tenaga kebidanann harus dilakukan serah terima pasien meliputi:

1. Identitas pasien

Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan kepada


petugas yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya kepada
pasien dan keluarga pasien itu sendiri, dengan tujuan memperoleh data awal
dan sudah terjalin komunikasi antara petugas dan pasien.

2. General consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada
petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan
keluarga pasien sebagai penanggungjawan serta bersedia dengan peraturan
serta pelayanan yang akan diberikan.

General consernt perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien
atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien

3. Kelanjutan therapy
Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang
sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat
operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat masuk
ruangan rawat inap.

4. Edukasi yang sudah dilakukan


Tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien atas edukasi yang sudah
dilakukan oleh petugas sebelumnya dan dapat diklarifikasi kembali kepada
petugas yang mengoperkannya. Dengan tujuanm agar petugas dapat

13
merencanakan kegiatan edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga
memahaminya
5. Analisa keselamatan pasien
Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa gelang
pasien,

6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk ruang VK/bersalin diharuskan mengenal kondisi
ruangan, petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. staf yang bertugas
di anjurkan mengorentasikan keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-
tempat pasien yang mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien
selama dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi
kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang
harus dihindari, dst

B. Asesmen Pasien Ulang


Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan
asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh
pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan
diagnose awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya.
Adapun persiapan dari petugas terdiri dari:

1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, replek hammer, tensi meter,


pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien dinyatakan
berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan dan elektrolit
maka perlu penambahan pemeriksaan dengan membawa timbang badan
2. Status pasien / rekam medis terutama format asesmen berisi :
a. Identitas pasien

b. Nomer rekam medis

c. Riwayat penyakit

d. Pemeriksaan fisik

e. Psikologis

14
f. Sosial

g. Ekonomi

3. Langkah – langkah yang harus dilakukan

a. Memperkenalkan diri kepada keluarga

b. Lakukan komunikasi ,usahakan posisi petugas sejajar dengan pasien


c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian diawali dengan
nama pasien tersebut
d. Lakukan dalam asesmen pasien dengan senyaman mungkin
e. Bila kasusnya pasien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri usahaka
komunikasi dengan penuh empati
f. Setiap pelaksanaan asismen pada pasien status pasien dibawa dan
langsung diisikan di depan pasien
g. Semua data hasil asismen simpan dalam status pasien

C. Penegakan Diagnosa

1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif


2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan pemeriksaan
laboratorium dan USG
3. Pemeriksaan laboratorium lakukan sesuai dengan diagnose awal (lihat
PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk assesment asuhan kebidanan dapat ditegagkan dengan melihat
dari kondisi pasien saat pasien masuk,
6. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat
ditegagkan

15
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable,
actual, realita dan time ( SMART)

1. Medis

a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK


b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang
terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data
Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite

f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor


perkembangan pasien tersebut
2. Kebidanan

a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit


terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan
melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan kebidanan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau
tenaga kebidanan lain yang ditunjuk

16
E. Implementasi

1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan VK/Bersalin adalah
tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada bidan, karena belum memiliki
sertifikat dalam tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan
bimbingan kepada tenaga perawat.

Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;

a. Tindakan ginekologis (kuretase, insisi)

b. Tindakan obstetri patologi (ekstaksi vacum, ekstaksi forceps, penjahitan


luka perineum derajat 3 dan 4)
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Kebidanan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga bidan adalah tindakan yang bersifat
kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri

Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:

Oksigenisasi

1) Pemasangan kanul oksigen

2) Pemasangan masker oksigen

3) Tindakan saction

b. Cairan dan elektrolit

1) Pemasangan infuse

2) Pemasangan tranfusi darah

c. Nutrisi

1) Pemasangan NGT

2) Suntik IM.IV,Subkutan

d. Eliminasi

1) Pemasangan Kateter

17
e. Tindakan pertolongan persalinan

1) Pemeriksaan pasien inpartu

2) Observasi pasien inpart

3) Pertolongan persalinan (inisiasi menyusui dini/IMD)


4) Pengawasan post partum

5) Asuhan bayi baru lahir Tindakan mandiri dalam kebidanan

a. Cairan dan elektrolit

1) Mengobservasi intake dan output

2) Membantu memberi minum

b. Nutrisi

1) Membantu memberikan makan lewat mulu

2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT

c. Eliminasi

1) Membantu BAK di tempat tidur

2) Membantu BAB ditempat Tidur

3) Membantu mobilisi fisik ke toilet

d. Personal Hygine

1) melaksanakan memandikan di tempat tidur

2) memandikan pasien (ibu dan bayi)

3) Membantu Oral higine

4) Melaksanakan vulva hygiene

e. Tindakan pertolongan persalinan

1) Pemeriksaan pasien inpartu

2) Observasi pasien inpart

3) Pertolongan persalinan (inisiasi menyusui

dini/IMD)

4) Pengawasan post partum

5) Asuhan bayi baru lahir

18
f. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)

g. Gangguan rasa nyaman:nyeri

h. Evaluasi

3. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau
evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop
atau dilanjutkan
4. Kebidanan

a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat
formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan
BAB V
LOGISTIK
1. Prosedur pengorderan barang persediaan di masing-masing unit melalui sistem
2. Prosedur pengorderan barang non persediaan atau asset dilakukan dengan mengisi
form permintaan barang dengan mencantumkan nama barang , spesifikasi barang dan
jumlah barang yang diminta dengan jelas, yang disetujui oleh kepala unit, manajer
bersangkutan serta persetujuan anggaran
3. Jadwal pengorderan dan pengambilan barang oleh unit dapat dilakukan pada hari
Senin dan Kamis untuk pengamprahan Form dan Alat Tulis Kantor (ATK) untuk hari
Selasa dan Jumat berfokus pengamprahan Alat Rumah Tangga. Pengamprahan
dilakukan mulai jam 08.00 wita - 15.00 WITA.
4. Setiap unit melakukan stock opname per tanggal 30/31 setiap bulannya dan laporkan
hasil stok opname ke bagian akunting. Paling lambat setiap tgl 5 bulan berikutnya
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkanoleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalaM suatu rumah
sakit yang mernberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk di dalamnya
mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden,
kemampuan untuk belajar &menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi risiko. "Safety is a fundamental principle of patient care and a critical
component of hospital quality management." (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO 2004).
B. Tujuan
Tujuan Patient Safety sebagai berikut:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD (kejadian tidak diharapkan).
C. Langkah-langkah pelaksanaan Patient Safety
Pelaksanaan Patient Safety meliputi :
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centrefor Patient
Safety, 2 May 2007), yaitu:
a. Perhatikan nama obat, bentuk dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung selang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
1. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada "Hospital Patient Safety Standards"
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA) yaitu:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk rnencapai keselarnatan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhimya akan berdampak pada masyarakat
luas. Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada dirumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit
infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri
dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/ klinik maupun rumah
sakit, keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakitjuga "concern" keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety. Rumah sakit tidak
terlepas dari peraturan-peraturan ini karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi
fisik rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja. Jika tidak
dikelola, rumah sakit tidak , terhindar dari kebakaran, bencana, atau dampak buruk
pada kesehatan.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilrnu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan sarana pelayanan kesehatan
untuk mengembangkan diri secara terus menerus seiring dengan perkembangan yang
ada pada masyarakat tersebut. Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap
berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat
mengikuti perubahan yang ada.
Kepuasan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik merupakan tujuan
utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik, karena pelayanan yang baik tidak
dapat dinilai dari kuantitas penyelesaian layanan saja akan tetapi bagaimana kualitas
unit penyedia pelayanan dalarn melayani masyarakat menjadi hal yang utama. Penilaian
kepuasan masyarakat akan pelayanan publik yang dilakukan terhadap instansi swasta.
Pelayanan Publik Pelayanan kesehatan yang baik akan mengacu ke pengendalian mutu
rurnah sakit. Termasuk di situ pengendalian mutu Ruang Bersalin. Untuk Ruang
Bersalin indikator mutu yang,digunakan yaitu:

No Area Indikator Penanggung


Jawab Unit
1 Assesment pasien Angka kelengkapan assement VK/Ruang Bersalin
medis pasien VK/Bersalin
dalam 24jam
2 Pencegahan dan Angka pasien lari VK/Ruang Bersalin
pengendalian dari
kejadian yang dapat
menimbulkan masalah
bagi keselamatan
pasien, keluarga
pasien dan staff
3 Ketetapan identifikasi Kepatuhan identifikasi pasien VK/Ruang Bersalin
pasien dengan menyebutkan Nama,
tgl lahir, no rekam medis
4 Peningkatan Angka verifikasi DPJP setelah VK/Ruang Bersalin
komunikasi yang komunikasi melalui telepon
efektif
5 Pengurangan risiko Kelengkapan assesment risiko VK/Ruang Bersalin
jatuh jatuh
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Kebidanan Ruang Bersalin/VK ini disusun dengan tujuan


untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin/VK. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan dapat tersusun standar pelayanan kebidanan di ruang
bersalin, standar asuhan kebidanan di ruang bersalin dan tersusunnya prosedur atau
protap kerja di ruang bersalin.

Bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting dan strategis untuk
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien di ruang bersalin.
Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi bidan di ruang
Bersalin/VK dalam memberikan asuhan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai