1
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM GRHA BHAKTI MEDIKA
NOMOR:477/GBM/SK-DIR/XII/2021
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT VK
DI RSU GRHA BHAKTI MEDIKA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Tentang Kebijakan Kriteria Masuk Dan
Keluar Ruang VK RSU Grha Bhakti Medika.
Kedua : Kebijakan kriteria masuk dan keluar VK di RSU Grha Bhakti
2
Medika sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau
kembali pada saat diperlukan atau sampai ada ketentuan lain yang
mengaturnya. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Klungkung
Pada Tanggal : 15 Desember 2021
Direktur RSU Grha Bhakti Medika
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang ...................................................................................4
B. Ruang Lingkup...................................................................................4
C. Batasan Oprasional.............................................................................5
D. Landasan Hukum................................................................................9
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi sumber daya manusia...................................................... 10
B. Distribusi ketenagaan..........................................................................10
C. Pengaturan jaga..................................................................................11
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan........................................................................................12
B. Standar Fasilitas.......................................................................................12
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN...............................................16
BAB V KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian............................................................................................41
B. Tujuan..................................................................................................43
C.Langkah – Langkah pelaksanaan Pasien Safety....................................43
BAB VI KESELAMATAN KERJA..........................................................44
BAB VII PENGENDALIAN MUTU........................................................49
BAB VIII PENUTUP .................................................................................54
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini dan
berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin banyaknya
pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat, diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dalam memberikan
pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, Ruang VK/Bersalin merupakan
salah satu bagian pelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan
medis yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan, obat-obatan
yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia
Pelayanan di Ruang VK/bersalin meliputi :Pelayanan intra natal fisiologi,
intra natal patologi, kesehatan reproduksi, perawatan bayi baru lahir fisiologi,
tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea. Dalam rangka
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut di atas, maka disusunlah pedoman
pelayanan Ruang VK/bersalin. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat
dikembangkan kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun
Tujuan Meningkatkan Mutu Pelayanan di Ruang VK/Bersalin
2. Tujuan khusus
5
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional kebidanan dan kandungan yang diberikan di Ruang VK/Bersalin Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis didasarkan pada 3 (tiga) ruang, yaitu :
1. Ruang observasi
Yaitu ruangan untuk pasien rencana tindakan ataupun pasien setelah tindakan.
2. Ruang tindakan
Di ruangan tindakan terbagi menjadi 2 ruang, yaitu ruangan tindakan obstetri dan
ruangan tindakan ginekologi
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Standar ketenagaan tersebut akan dievaluasi berdasarkan analisis pola ketenagaan di Rsu Grha
Bakti Medika.
A. Distribusi Ketenagaan
Setiap tenaga yang ada dalam unit VK/Ruang Bersalin mempunyai tugas dan tanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu pelayananan terhadap pasien.
1. Uraian tugas Kepala Instalasi
7
Tanggung 1. Perencanaan
Jawab a. Menyusun rencana kebutuhan tenaga pada instalasi.
b. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
c. Menyusun program pengembanan SDM sesuai dengan
kebutuhan di instalasi.
d. Menyusun jadwal pertemuan berkala dengan kepala
ruangan dan staf di instalasi.
2. Pergerakan Dan Pelaksanaan
a. Memberikan pengarahan pelaksanaan tugas dan
pembagian tanggung jawab kepada kepala ruangan di unit
pelaksana instalasi.
b. Melaksanakan tugas yang telah dilimpahkan kepada
kepala instalasi.
c. Mensosialisakan kebijakan Rumah Sakit.
d. Melaksanakan supervisi pelayanan di Instalasi.
e. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu - waktu bila
diperlukan.
f. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Bidang atau
Direktur Rumah Sakit yang berkaitan dengan Instalasi.
g. Menyelenggarakan dan pelaporan hasil kegiatan
pelayanan
di lnstalasi kepada Bidang kebidanan, koordinasi dengan
Kepala Bidang terkait.
h. Mempertimbangkan dan meneruskan permohonan
kenaikan pangkat, cuti, pindah, pengusulan angka kredit
dari tenaga di Instalasi.
i. Mengajukan permohonan perbaikan, permintaan
kebutuhan sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh
ruangan di instalasi.
j. Pengarsipan dukumentasi di Instalasi.
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian
a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan tata tertib dan
protap pelayanan Instalasi.
b. Mengawasi pelaksanaan tugas di Instalasi.
c. Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada Instalasi.
d. Menilai mum pelayanan dan kinerja staf di Instalasi.
8
e. Memerikan masukan lisan, tertulis dan meneruskan ke
Bidang terkait.
f. Menindaklanjuti hasil pengawasan kepada atasan
langsung.
9
dan post confrence
b. Memberikan pengarahan pada bidan pelaksana masing-
masing secara individual
c. Memberikan motivasi kepada bidan pelaksana (terutama
bidan di timnya)
d. Mendelegasikan tugas kepada bidan pelaksana dengan
jelas
e. Mengobservasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada pasien
yang dilakukan oleh bidan pelaksana
f. Memberikan umpan balik pada bidan pelaksana
B. Compensatory Reward
1. Melakukan orientasi kepada bidan baru
2. Melakukan penilaian kinerja
C. Hubungan Profesional
1. Memimpin konfrensi kasus
2. Mengikuti visite dokter
D. Asuhan Kebidanan
1. Menguasai asuhan kebidanan untuk masalah kebidanan
B. Pengaturan Jaga
RSU Grha Bakti merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24jam untuk melayani
masyarakat. Hari kerja di RSU Grha Bakti Medika adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu.
10
Khusus untuk Ruang VK/Bersalin yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selarna
40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Yang bekerja secara shift yaitu ketua tim dan
bidan pelaksana. Pegawai shift Senin- Minggu, Shift Pagi : 08.00-14.00, Shift Siang : 14.00-20.00,
Shift Malam : 20.00-08.00
11
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
terlampir
12
BAB IV
1. Identitas pasien
2. General consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada
petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan
keluarga pasien sebagai penanggungjawan serta bersedia dengan peraturan
serta pelayanan yang akan diberikan.
General consernt perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien
atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
3. Kelanjutan therapy
Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang
sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat
operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat masuk
ruangan rawat inap.
13
merencanakan kegiatan edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga
memahaminya
5. Analisa keselamatan pasien
Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa gelang
pasien,
6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk ruang VK/bersalin diharuskan mengenal kondisi
ruangan, petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. staf yang bertugas
di anjurkan mengorentasikan keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-
tempat pasien yang mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien
selama dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi
kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang
harus dihindari, dst
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikologis
14
f. Sosial
g. Ekonomi
C. Penegakan Diagnosa
15
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable,
actual, realita dan time ( SMART)
1. Medis
16
E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan VK/Bersalin adalah
tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada bidan, karena belum memiliki
sertifikat dalam tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan
bimbingan kepada tenaga perawat.
Oksigenisasi
3) Tindakan saction
1) Pemasangan infuse
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
17
e. Tindakan pertolongan persalinan
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Personal Hygine
dini/IMD)
18
f. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Evaluasi
3. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau
evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop
atau dilanjutkan
4. Kebidanan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat
formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan
BAB V
LOGISTIK
1. Prosedur pengorderan barang persediaan di masing-masing unit melalui sistem
2. Prosedur pengorderan barang non persediaan atau asset dilakukan dengan mengisi
form permintaan barang dengan mencantumkan nama barang , spesifikasi barang dan
jumlah barang yang diminta dengan jelas, yang disetujui oleh kepala unit, manajer
bersangkutan serta persetujuan anggaran
3. Jadwal pengorderan dan pengambilan barang oleh unit dapat dilakukan pada hari
Senin dan Kamis untuk pengamprahan Form dan Alat Tulis Kantor (ATK) untuk hari
Selasa dan Jumat berfokus pengamprahan Alat Rumah Tangga. Pengamprahan
dilakukan mulai jam 08.00 wita - 15.00 WITA.
4. Setiap unit melakukan stock opname per tanggal 30/31 setiap bulannya dan laporkan
hasil stok opname ke bagian akunting. Paling lambat setiap tgl 5 bulan berikutnya
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkanoleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalaM suatu rumah
sakit yang mernberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk di dalamnya
mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden,
kemampuan untuk belajar &menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi risiko. "Safety is a fundamental principle of patient care and a critical
component of hospital quality management." (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO 2004).
B. Tujuan
Tujuan Patient Safety sebagai berikut:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD (kejadian tidak diharapkan).
C. Langkah-langkah pelaksanaan Patient Safety
Pelaksanaan Patient Safety meliputi :
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centrefor Patient
Safety, 2 May 2007), yaitu:
a. Perhatikan nama obat, bentuk dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung selang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
1. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada "Hospital Patient Safety Standards"
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA) yaitu:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk rnencapai keselarnatan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhimya akan berdampak pada masyarakat
luas. Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada dirumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit
infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri
dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/ klinik maupun rumah
sakit, keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakitjuga "concern" keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety. Rumah sakit tidak
terlepas dari peraturan-peraturan ini karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi
fisik rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja. Jika tidak
dikelola, rumah sakit tidak , terhindar dari kebakaran, bencana, atau dampak buruk
pada kesehatan.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilrnu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan sarana pelayanan kesehatan
untuk mengembangkan diri secara terus menerus seiring dengan perkembangan yang
ada pada masyarakat tersebut. Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap
berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat
mengikuti perubahan yang ada.
Kepuasan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik merupakan tujuan
utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik, karena pelayanan yang baik tidak
dapat dinilai dari kuantitas penyelesaian layanan saja akan tetapi bagaimana kualitas
unit penyedia pelayanan dalarn melayani masyarakat menjadi hal yang utama. Penilaian
kepuasan masyarakat akan pelayanan publik yang dilakukan terhadap instansi swasta.
Pelayanan Publik Pelayanan kesehatan yang baik akan mengacu ke pengendalian mutu
rurnah sakit. Termasuk di situ pengendalian mutu Ruang Bersalin. Untuk Ruang
Bersalin indikator mutu yang,digunakan yaitu:
Bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting dan strategis untuk
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien di ruang bersalin.
Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi bidan di ruang
Bersalin/VK dalam memberikan asuhan kebidanan.